Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah menberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah Geografi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu baik secara moril maupun akademis. Selain itu pula tidak menutup kemungkinan adanya kemungkinan kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis senantiasa menerima segala masukan dan saran sehingga makalah in selanjutnya dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Mei 2013

Penyusun

ARAH MATA ANGIN


Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas dan peta. Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1. Utara (0) 2. Timur laut (45): Terletak di antara utara dan timur 3. Timur (90) 4. Tenggara (135): Terletak di antara timur dan selatan 5. Selatan (180) 6. Barat daya (225): Terletak di antara selatan dan barat 7. Barat (270) 8. Barat laut (315): Terletak di antara barat dan utara Utara, timur, selatan dan barat merupakan empat mata angin utama. Utara dan selatan menggambarkan kutub Bumi, manakala timur dan barat menentukan arah putaran Bumi. Untuk mengenalnya digunakan istilah dalam bahasa yang umum dan banyak digunakan dalam pembuatan kompas yaitu bahasa Inggris mata angin itu antara lain ;

1.

Mata Angin Pokok Lambang N E S W B. Inggris North East South West B. Indonesia Utara Timur Selatan Barat Lambang U T S B

2.

Mata Angin Tengah Lambang NE SE SW NW B. Inggris North East South East South West North West B. Indonesia Timur Laut Tenggara Barat Daya Barat Laut Lambang TL TG BD BL

Gambar ini disebut mata angin, yaitu petunjuk arah yang terdapat dalam peta, atlas, atau denah. Pada mata angin ini terdapat huruf U yang terletak di atas, S terletak di bawah, huruf B di samping kiri, dan huruf T di samping kanan. Masing-masing huruf itu melambangkan arah.

U berarti arah utara. Arah utara pada peta terletak di atas. Jadi, jika ada peta atau denah dengan huruf U di atas, kalian dapat menemukan arah utara. Huruf S menunjukkan arah selatan. Arah

selatan pada peta terletak di bawah. Jika ada peta atau denah dengan huruf S di bawah, kalian dapat menemukan arah selatan. Huruf B menunjukkan arah barat. Arah barat pada peta terletak di sebelah kiri. Jika ada peta atau denah dengan huruf B di sebelah kiri, kalian dapat menemukan arah barat.Sedangkan huruf T menunjukkan arah timur. Arah timur pada peta terletak di sebelah kanan. Jadi, jika kalian menemukan peta atau denah, maka sebelah kanan kalian adalah arah timur.

PEMBAGIAN AWAN MENURUT KETINGGIAN


Awan adalah massa ketek dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi. Di Bumi substansi biasanya presipitasi uap air. Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala. Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air superdingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang. Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih, di atas. Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau bahkan

gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat- panjang gelombang . 1) Awan tinggi (6-12 km)

Cirrus, yaitu awan yang berbentuk seperti bulu ayam. Awan Cirrus adalah awan tinggi
dengan bentuk seperti ekor kuda atau bulu ayam. Terletak pada ketinggian di sekitar 8 km, awan Cirrus mengandung kristal-kristal es. Awan ini terisolasi, seperti benang, seringkali berisi kait atau pun rumbai-rumbai, dan tersusun dalam kelompok-kelompok

Gambar Awan Cirrus

Cirrostratus, yaitu awan yang berwarna putih merata dan berbentuk menyerupai kerudung tipis. Awan Cirrostratus tampak seperti tudung keputih-putihan yang lembut. Kadang kala awan
ini tampak seperti struktur berserat-serat, dan jika berada antara pengamat dan bulan, awan ini menghasilkan fenomena halo.

Gambar Awan Cirrostratus

Cirro cumulus, yaitu awan yang muncul dalam gumpalan-gumpalan kecil (kadang seperti riak kecil) yang berkelompok seperti sisik ikan, ekor kuda betina, atau bulu domba. awan
Cirrocumulus berbentuk kecil, putih, lembut, seperti bulu domba, dan tersusun dalam grup-grup atau jalur-jalur.

Gambar Awan Cirrostratus 2) Awan menengah (2-6 km)

Altocumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal membentuk serangkaian perahu rakit di langit. Oleh karena itu, langit yang terdapat awan ini sering disebut langit makarel (mackarel sky). Awan Altocumulus adalah awan menengah yang tampak padat dan
seperti jamur di tembok. Cahaya matahari atau pun bulan yang menembus awan Altocumulus bisa menghasilkan corona, atau cincin berwarna, yang diameternya lebih kecil dari halo.

Gambar Awan Altocumulus

Altostratus, yaitu awan yang berlapis-lapis tebal. Awan Altostratus tampak tipis, seperti
tudung keabuan atau kemerahan. Cahaya matahari dihamburkan oleh awan ini sehingga sinarnya tampak seperti cahaya yang melewati gelas beku

Gambar Awan altocumulus

3) Awan rendah (<2 km)

Stratus, yaitu awan yang rendah merata dan berlapis-lapis. Awan ini kadang muncul dan bergerak cepat. Awan Stratus seperti selapis kabut yang tinggi. Awan ini tampak datar, seperti
selimut putih, dan biasanya terletak kurang dari 610 m di atas tanah. Saat awan ini terpecah-pecah oleh panas, atau udara yang naik, langit di belakangnya biasanya tampak bersih dan biru.

Gambar Awan Stratus

Stratocumulus, yaitu awan yang tebal, luas, dan bergumpal-gumpal. Biasanya berbentuk kubah kecil. Jika bergerak sendirian bernama cumulus, namu jika bersama-sama disebut stratocumulus. Awan Stratocumulus biasanya memiliki bentuk bergumpal-gumpal atau
bergelombang. Stratocumulus tidak menghasilkan presipitasi, hanya hujan atau salju rintik-rintik Stratocumulus terdiri dari gulungan besar awan, lembut dan tampak keabuan, dan seringkali hampir menutupi seluruh langit. Karena awan ini biasanya tidak terlalu tebal, langit biru sering tampak diantara celah-celah awan ini.

Gambar Awan Stratocumulus

Nimbostratus, yaitu awan berwarna abu-abu putih hingga gelap dan luas. Biasanya awan ini muncul dalam keadaan gelap dan tak berbentuk, serta sebagian telah merupakan hujan. Awan Nimbostratus tebal, gelap dan tidak teratur bentuknya. Awan ini menghasilkan
hujan atau salju yang cukup banyak.

Gambar Awan Nimbostratus

4) Awan yang terjadi karena udara naik (500-1500 m)

Cumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal dengan alas rata. Awan ini tampak seperti balutan bulu domba. Awan Cumulus berbentuk seperti kubah dan sering terlihat pada
pertengahan dan sore hari, saat panas matahari menghasilkan arus udara vertikal yang diperlukan untuk pembentukan awan ini. Awan ini biasanya memiliki bagian bawah yang datar dan agak melingkar, sedang bagian atasnya seperti kembang kol.

Gambar Awan Cumulus

Cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal yang luas dan besar meninggi, serta sering menimbulkan hujan berangin ribut. Awan ini bisa membentuk menara berdiameter 10 km dengan puncak menyerupai kembang kol. Umumnya awan ini muncul di siang hari saat musim panas. Awan Cumulonimbus berwarna gelap, tampak besar
menjulang tinggi seperti gunung di atmosfer. Awan ini menghasilkan hujan yang sangat deras, petir, guruh, bahkan bisa menghasilkan badai.

Gambar Awan Cumulonimbus

KECEPATAN ANGIN
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin dapat diukur dengan
menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Ada beberapa beberapa tipe Anemometer , yaitu : a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe cup counter hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya Jenis anemometer menurut kecepatan terdiri dari : Anemometer piala Anemometer sonik Anemometer kincir angin Anemometer bola pingpong Anemometer laser Doppler Anemometer hot-wire

Jenis anemometer mnurut tekanan terdiri dari : Anemometer piring b. Anemometer propeler Anemometer ini hampir sana dengan anemometer di atas, bedanya hanya mangkoknya terpasang pada poros horizontal. c. Anemometer tabung bertekanan. Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m. Dilapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor gesekan pada awal putaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin antara lain: a. Gradien barometer b. Gaya coriolis c. Kekuatan geseran d. Kekuatan sentrifugal Anemometer tabung

Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal. Berikut ini adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan angin

# BIDANG PERHUBUNGAN Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain kecepatan angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan terutama untuk transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan, kecepatan angin juga sangta berpengaruh pada transportasi laut. # BIDANG TELEKOMUNIKASI Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada bidang telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan ionosfer yang mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan adanya lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran radio/menonton televisi. # BIDANG PARIWISATA Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang

sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang sedang maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati # BIDANG PERTANIAN Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin yang tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih.

SKALA BEAUFORT
"Beaufort wind scale" atau "Beaufort wind force scale" atau yang lebih dikenal dengan sebutan skala beaufort adalah sistem menaksir laporan kecepatan kecepatan angin berdasarkan efek yang di timbulkan dari kecepatan angin. Skala beaufort diciptakan oleh Sir Francis Beaufort pada tahun 1805.

Pada awal Abad 19, petugas pangkalan angkatan laut biasa melakukan observasi cuaca, tetapi tidak ada standar atau skala yang digunakan sehingga hasil pengamatan bersifat sangat subjektif. Sir Francis Beaufort melihat kekuatan angin punya dampak langsung terhadap keadaan gelombang laut. beaufort membangun skala berdasarkan pengalaman dan pengamatan diatas kapal kapal perang dan Beaufort berhasil menciptakan suatu standar. Skala beaufort mengalami beberapa kali revisi, tahun 1906 skala beaufort mulai digunakan untuk di darat. Tahun 1926 skala beaufort di korelasikan dengan kecepatan angin yang sesungguhnya. Tahun 1946 skala beaufort di tambah skalanya 13-17 skala, tetapi penggunaannya tidak universal karena digunakan hanya untuk digunakan negara-negara tertentu sebagai indikator kekuatan Badai/Siklon.

PERBEDAAN EMBUN DAN AWAN


EMBUN Embun adalah titik-titik air yang jatuh dari udara (terutama pada malam hari). Embun adalah uap yang menjadi titik-titik air. Embun merupakan endapan tetes air yang terdapat pada benda dekat atau di permukaan tanah yang terbentuk akibat pengembunan uap air dari udara disekitarnya. Embun biasanya muncul di pagi hari, di sela-sela kaca jendela atau di balik daun. Embun lebih mengarah ke bentuk cair di bandingkan dengan kabut. Embun adalah uap air yang mengalami proses

pengembunan-proses berubahnya gas menjadi cairan. Embun biasanya muncul di pagi hari, di selasela kaca jendela atau di balik daun. Air embun dalam agama Islam digolongkan sebagai air yang "suci-menyucikan"-air yang sah digunakan untuk berwudhu-bersama salju, danau, maupun sungai. Embun biasa terjadi sehabis hujan atau saat pagi hari.

Proses Terjadinya Embun

Embun terbentuk ketika udara yang berada di dekat permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi menahan semua uap air. Kelebihan uap air itu kemudian berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah. Sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam hari benda-benda kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut radiasi termal. Ketika benda-benda di dekat tanah menjadi dingin, suhu udara disekitarnya juga menjadi berkurang. Udara yang lebih dingin tidak dapat menahan uap air sebanyak udara yang lebih hangat. Jika suhu udara bertambah semakin dingin, maka akhirnya akan mencapai titik embun. Titik embun adalah suhu dimana udara masih sanggup menahan uap air sebanyak mungkin. Bila suhu udara

semakin bertambah dingin, sebagian uap air akan mengembun di atas permukaan benda yang terdekatEmbun terbentuk dengan baik pada malam hari yang cerah dan tenang. Ketika angin bertiup, udara tidak cukup waktu untuk bersentuhan dengan benda-benda dingin, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjadi dingin mendekati titik embun. Ketika langit berawan benda-benda menjadi dingin lebih lama karena awan memancarkan kembali panas ke bumi. Embun juga terbentuk dengan baik ketika kelembaban tinggi. Embun menguap ketika matahari bersinar. Matahari memanaskan tanah dan kembali menghangatkan udara. Udara yang lebih hangat dapat menahan uap air lebih banyak, dan embun menguap ke dalam udara ini. Biasanya embun terbentuk pada titik embun dan kemudian membeku, disebut embun beku atau embun putih. Embun beku terbentuk ketika titik embun berada dibawah titik beku, sehingga mengakibatkan uap air yang lebih langsung membeku di atas benda-benda di dekat tanah. Embun beku adalah sebuah pola dari kristal-kristal es yang terbentuk dari uap air di atas rumput, daun, dan bendabenda lainnya yang berada di dekat tanah. Embun beku terbentuk terutama pada malam yang dingin dan tak berawan ketika suhu udara turun di bawah 0 C yakni suhu titik beku air. Embun beku dan embun terbentuk dengan cara yang tidak jauh berbeda. Sepanjang hari permukaan bumi menyerap panas dari matahari, ketika matahari terbenam bumi mulai menjadi dingin. Turunnya suhu jauh lebih besar pada malam yang cerah dibandingkan dengan malam yang berawan, karena tidak ada awan yang memantulkan kembali panas yang dilepas oleh permukaan bumi. Ketika proses pendinginan berlanjut, uap air di udara mengembun membentuk titik-titik embun pada benda-benda. Sebagian titik-titik embun ini membeku ketika suhu turun di bawah 0 C. Titik-titik embun yang membeku semakin bertambah ukurannya, menjadi kristal beku ketika titik-titik embun di sekelilingnya menguap dan mengumpulkan uap air di atas kristal. Pada saat suhu berada di bawah titik beku uap air kadangkala langsung berubah menjadi kristal es, tanpa harus berubah menjadi titik embun. Kristal-kristal beku muncul dalam dua macam bentuk, menyerupai piring dan pilar. Kristal yang menyerupai piring berbentuk rata dan menyerupai kristal salju. Kristal-kristal pilar berupa tiang es kosong berbentuk segi enam. Kata beku juga bermakna suhu di bawah titik beku yang membahayakan tanaman. Pada suhu ini cairan yang berada di dalam sel-sel tanaman membeku dan mengembang, mengakibatkan pecahnya dinding-dinding sel. AWAN Awan adalah massa ketek dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.

Proses Terjadinya Awan

Proses terbentuknya awan sendiri diawali dengan turunnya hujan, kemudian cahaya Matahari yang sampai di ke permukaan bumi akan diserap oleh tanah, diserap oleh tumbuhan sebagai bahan pembentuk makanannya, menghangatkan sungai, danau, laut, parit dll, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer yang semakin lama dan semakin tinggi dikarenakan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer dibagian atas, ini hampir mirip dengan proses perpindahan dikarenakan perbedaan tekanan. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa uap dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air murni hanya akan terjadi pada suhu dibawah -40 C. Akan tetapi dengan keberadaan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 0C.

Proses terjadinya Awan

Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut : Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan. Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100 Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi. Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 20 mm. Tetes dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 5 cm/s sedang kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 Maka tetes tersebut akan menguap. Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih besar yaitu sekitar 1 mm (1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara ke atas. Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika sebuah awan tumbuh secara kontinyu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0 C. Tetapi sebagian tetestetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu -40 C bahkan lebih rendah lagi.

DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com http://belajarserbaneka.blogspot.com/2012/12/petunjuk-arah-mata-angin.html http://earthofus.blogspot.com/2011/02/jenis-awan-menurut-ketinggian-dan.html seputar-awan.hostzi.com/jenisawan.html http://carapedia.com/pengaruh_kecepatan_angin_info936.html http://meteo-go.blogspot.com/2009/02/skala-beaufort.html http://sintaamanda.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai