Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

SISTEM RESPIRASI

Disusun oleh: SEPTIANINGSIH PRATIWI ( ELIANA OCTAVIA ( NURYANTI (10012030)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR 2011

KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan rangkaian penilaian Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia bagi mahasiswa Semester III Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor tahun ajaran 2011/2012. Garis besar laporan ini meliputi pendahuluan, pembahasan, simpulan dan daftar pustaka. Puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya, makalah ini dapat disusun. Pada kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu demi tersusunnya makalah ini, yang telah banyak memberikan bantuan, baik berupa moril maupun materi, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang penyusun susun ini tidaklah lepas dari kesalahan, mengingat kemampuan dan pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca yang dapat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor,Oktober 2011 Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN A. Anatomi dan fisiologi organ system respirasi B. Transport gas respirasi C. Ventilasi paru D. Mekanisme system respirasi E. Mekanisme control respirasi F. Kelainan atau disfungsi system repirasi G. Integrasi dengan system lain

BAB III SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

I.

Pendahuluan

Proses respirasi sangat penting untuk kelangsungan hidup karena berfungsi sebagai pemasok oksigen untuk metabolism semua sel aktif dalam tubuh serta menyingkirkan CO2 yang merupakan hasil metabolism dari sel. System respirasi terdiri dari berbagai struktur yang terlibat dalam proses pertukaran gas antara darah dengan lingkungan external paru-paru , sekelompok pembuluh darah yang menuju ke paru-paru selama bernafas. System respirasi tidak dapat menjalankan semua proses secara sendiri,system ini hanya berperan pada ventilasi dan pertukaran o2 dengan CO2 antara paru-paru dan darah. CO2 yang merupakan sisa metabolism sel apabila dibiarkan akan berakumulasi didalam sel dan cairan jaringan sehingga mengakibatkan asidosis. Dalam hal ini system respirasi berhubungan dengan system kardiovaskuler dalam proses pengangkutan dan eleminasi bahan bahan yang tidak tepakai lagi.

II.

Pembahasan

A. Anatomi dasar system pernafasan. Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan ronggaperut olehdiafragma.

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat

menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahananyang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baikmelalui batuk ataupun bersin. Paru-paru dibungkus olehpleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru,disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dindingrongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleurayang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembanganparu secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.

Anatomi dan fisiologi saluran pernafasan bagian atas Saluran pernafasan bagian atas terdiri dari hidung,sinus paranasalis,faring (tekak),laring. Rongga Hidung (Cavum Nasalis) Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Hidung dibentuk oleh os nasale dan tulang rawan. Terdapat nares anterior yang menghubungkan rongga hidung atau cavum nasi dengan dunia luar dan akan bermuara menuju vestibulum nasi. Terdapat tiga tulang yang melengkung halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : (1) concha superior (2) concha media, dan (3) concha inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membran mukosa. Sinus paranasalis Adalah rongga pada tulang yang berada di sekitar nasal (hidung). Rongga-rongga pada tengkorak ini berhubungan dengan hidung dan secra terus menerus menghasilkan lendir yang dialirkan ke hidung. Gangguan ini akan menyebabkan penumpukan lender di rongga sinus jika terinfeksi kuman maka akan menyebabkan infeksi pada sinus atau disebut sinusitis. Sinus paranasalis dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Sinus Frontalis b. Sinus Ethmaidalis c. Sinus Spenoidhalis d. Sinus Mazillaris

Faring Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan(nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan(nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Laring Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring.Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.

Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara. Larynx merupakan struktur yang lengkap terdiri atas: 1. Cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan dua cartilago arytenoidea. 2. Membrana yang menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os hyoideum, membrana mukosa, plika vocalis, dan otot yang bekerja pada plica vocalis. Cartilago thyroidea berbentuk V yang menonjol ke depan leher membentuk jakun. Ujung

batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat berartikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.

Anataomi dan fisiologi saluran pernafasan bagian bawah. Saluran pernafasan bagian bawah terdiri trachea,bronkus dan bronkhiolus,paru-paru. Trakea Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Trachea tersusun atas 16 - 20 cincin terbuka yang terbentuk dari tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkarannya di sebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. Bronkus Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 2025 kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah anggur. Paru-paru Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat

diafragma. Diafragmaa dalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh. Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi. Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan din ding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.

B. Transport gas respirasi (pertukaran O2 dan CO2 ) Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yaknipernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.

Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang meng alami proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil atau alveolus. Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan internal. a. Pernafasan Eksternal Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakanpernapasan eksternal. b. Pernafasan Internal Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel.

C. Ventilasi Paru. Ventilasi merupakan proses pergerakan udara ke dan dari dalam paru. Proses ini berfungsi untuk menyediakan/menyalurkan oksigen dari udara luar yang dibutuhkan sel untuk metabolisme dan membuang karbondioksida hasil sisa metabolisme sel ke luar tubuh. Proses terdiri atas dua tahap, yaitu inspirasi, pergerakan udara dari luar ke dalam paru dan ekspirasi, pergerakan udara dari dalam ke luar paru. Namun secara volume pernapasan, ventilasi dibagi dua menjadi ventilasi per menit dan ventilasi alveolar. 1. Minute Ventilasi (MV) : udara yang keluar masuk paru dalam 1 menit. Minute ventilasi dapat dihitung dengan rumus: MV = Vol. Tidal (VT) x Respiratory rate (RR) Volume tidal = volume sekali hembusan napas = 500 ml RR = respiration rate = frekuensi pernapasan dalam 1 menit = 12-18x/menit 2. Alveolar ventilasi (AV) AV = (VT - dead space)x RR Dead space = ruang mati= volume udara yang tidak mengalami pertukaran gas (150 ml per hembusan napas). Agar proses ventilasi ini dapat berlangsung sempurna diperlukan fungsi yang baik dari seluran pernapasan, otot-otot pernapasan serta elastisitas jaringan paru dan dinding toraks.

D. Mekanisme system pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara ( inspirasi) dan pengeluaran udara ( ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

1. Pernafasan Dada Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam. Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati saluran pernapasan.

Sementara saat terjadi ekspirasi, otot antartulang rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam rongga paru-paru menjadi terdorong keluar. 2. Pernafasan Perut Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.

E. Mekanisme Kontrol Respirasi . Terdapat beberapa mekanisme yang berperan memasukkan udara ke dalam paru sehingga pertukaran gas dapat terjadi. Fungsi mekanis pergerakan udara masuk dan keluar dari paru disebut ventilasi dan mekanisme ini dilaksanakan oleh sejumlah komponen yang saling berinteraksi. Yang mempunyai peranan penting yang disebut pompa resiprokatif yang disebut pipa penghembus napas. Pipa ini mempunyai dua komponen volume-elastis; paru itu sendiri dan struktur dinding yang mengelilinginya. Dinding terdiri dari rangka dan jaringan dinding thoraks, serta diafragma, isi abdomen dan dinding abdomen. Otot-otot pernapasan yang merupakan bagian dinding thoraks merupakan sumber kekuatan untuk menghembus pipa. Diafragma (dibantu oleh otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan sternum, tulang dada) merupakan otot utama yang ikut berperan dalam peningkatan volume paru dan dinding thoraks selama respirasi; ekspirasi merupakan suatu proses yang pasif pada pernapasan tenang. Otot pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdiri dari neuron dan reseptor pada pons dan medulla oblongata. Pusat pernapasan merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur semua aspek pernapasan. Faktor utama pada pengaturan pernapasan adalah respon dari pusat kemoreseptor dalam pusat pernapasan terhadap tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) dan pH darah arteri. Peningkatan

PaCO2 atau penurunan pH merangsang pernapasan. Penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah arteri (PaO2) dapat juga merangsang ventilasi. Kemoreseptor perifer yang terdapat dalam badan karotis pada percabangan arteri karotis komunis dan dalam badan aorta pada lengkung aorta peka terhadap penurunan PaO2. akan tetapi PaO2 harus turun dari tingkat normal sebesar 90-100 mmHg hingga mencapai sekitar 60 mmHg sebelum ventilasi mendapat rangsangan yang cukup berarti. Mekanisme kontrol lain mengendalikan jumlah udara yang masuk dalam paru. Pada waktu paru mengembang, maka reseptor ini mengirim sinyal pada pusat pernapasan agar menghentikan pengembangan lebih lanjut. Sinyal dari reseptor regang akan berhenti pada akhir ekspirasi ketika paru dalam keadaan mengempis dan pusat pernapasan bebas untuk memulai inspirasi lagi. Mekanisme ini dikenal dengan nama refleks Hering-Breuer, mungkin memainkan peranan penting dalam kontrol pernapasan. Namun dalam penelitian lanjut, refleks ini tidak aktif pada orang dewasa dengan volume tidal kurang dari 1L. refleks ini lebih aktif pada bayi baru lahir. Pergerakan sendi dan otot juga merangsang peningkatan ventilasi. Masukan yang dikendalikan secara volunter oleh serebrum dapat mengubah keluaran dari pusat pernapasan sehingga memungkinkan penghentian siklus pernapasan normal pada waktu menangis, tertawa dan berbicara. Pola dan irama pengaturan pernapasan tersebut dijalankan melalui interaksi pusat-pusat pernapasan yang terletak dalam pons dan medulla oblongata. Keluaran motorik akhir disalurkan melalui medula spinalis dan saraf frenikus yang merangsang diafragma, yaitu otot utama ventilasi. Saraf utama lain yang juga ikut mengambil bagian adalah saraf asesorius dan interkostalis yang mempersarafi otot pembantu pernapsan dan otot interkostalis.

F. Kelainan atau disfungsi system respirasi

1.

Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.

2. Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.

3.

Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

4. Tuberkulosis (TBC) , merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah. 5. Bronkhitis, merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas. 6. Influenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek. 7. Emboli paru Adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru)oleh suatu embolus yang terjadi secara tiba-tiba.suatu emboli bias merupakan gumpalan darah,tetapi bias juga berupa lemak,cairan ketuban,sumsum tulang,pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah. Sekitar 10% penderita emboli paru mengalami kematian jaringan paru-paru yang disebut infark paru. Jika tubuh bias memecah gumpalan tersebut maka kerusakan dapat di minimalisir. 8. Asfiksi, gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat tenggelam, pneumonia, keracunan CO2 9. Asidosis, akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah 10. Wajah adenoid (wajah bodoh), penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa (polip), pembengkakan di tekak (amandel). 11. Pneumonia, radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia. 12. Difteri, penyumbatan faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae

13. pleuritis. Rasa sakit dalam rongga dada karena terjadi radang selaput dada. Rasa nyeri terdapat dibawah iga sampai rongga perut,bias merambat ke pundak sebelah kiri atau di ruas tulang selangka. 14. Sinusitis. Suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus,bakteri maupun jamur.

G. Integrasi dengan system lain

Otot. Otot-otot pernapasan merupakan bagian dinding thoraks merupakan sumber kekuatan untuk menghembus pipa. Diafragma (dibantu oleh otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan sternum, tulang dada) merupakan otot utama yang ikut berperan dalam peningkatan volume paru dan dinding thoraks selama respirasi berlangsung. System cardiovaskuler. Dalam hal ini system respirasi berhubungan dengan system kardiovaskuler dalam proses pengangkutan dan eleminasi bahan bahan yang tidak tepakai lagi.

III.

Simpulan.

Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma . Dalam mekanismenya, Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dantrakea, dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepada paru-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas.

IV.

Daftar Pustaka.

1.http://www.bp4klaten.com 2.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan 3.http://athearobiansyah.blogspot.com/2007/09/anatomi-dasar-sistem-pernafasan.html 4.http://www.e-smartschool.com


5. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jilid 1 & 2. Edisi 21. 2006. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai