Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA ORGANIK 1

DISUSUN OLEH:
NAMA NIM JURUSAN : Andra novrizal : 1512019 : TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

MATAKULIAH : KIMIA ORGANIK 1 NAMA DOSEN : Ir.Sumingkrat, M.Si

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN INDONESIA SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INDUSTRI TAHUN AJARAN 2012 - 2013

REAKSI SUBTITUSI DAN ELIMINASI

K I M I A

O R G A N I K 1 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

DAFTAR ISI
.

DAFTAR ISI.....................................................................i BAB I PENDAHULUAN........................................................................ii


1.1 Kata pengantar.................................................................................ii

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................1
2.1 Pengartian reaksi eliminasi.............................................................1 2.2 Mekanisme reaksi eliminasi............................................................3 2.3 Reaksi eliminasi alkil halida............................................................4 2.4 Reaksi E2 dan E1..............................................................................5 2.5 Perbedaan mekanisme E2 dan E1..................................................7 2.6 Pengertian reaksi substitusi............................................................8 2.7 Reaksi subtitusi SN1 dan SN2.........................................................9 2.8 Mekanisme subtitusi aromatik elektrofilik...................................12 2.9 Faktor yang mengatur Reaksi eliminasi dan subtitusi...............14

BAB III PENUTUP..............................................................................16


DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Kata Pengantar

Kimia adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia, dengan semakin berkembangnya sistem kehidupan banyak manusia yang lebih mendalami tentang kimia dengan melakukan

penelitian,pembelajaran dan lain-lain Kimia organik adalah salah satu bagian dari pembelajaran dalam kimia dan Kimia organik adalah kajian sains mengenai struktur, ciri-ciri, komposisi, tindak balas, dan sintesis sebatian organik. Pengajian kimia organik kini lebih mementingkan mekanisme tindak balas berbanding dengan siri homolog sebatian organik itu.. Reaksi substitusi dan eliminasi adalah contoh dari reaksi kimiaorganik,karena Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan.oleh karena itu suatu reaksi sangat bagus untuk di pelajari salah satunya reaksi substitusi dan eliminasi.

ii

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

REAKSI ELIMINASI

Reaksi Eliminasi adalah reaksi penghilangan suatu gugus atom pada suatu senyawa. Pada reaksi elimiasi teradi perubahan ikatan, ikatan tunggal > ikatan rangkap Contoh : CH3CH3 > CH2=CH2 + H2 CH3CH2Br > CH2=CH2 + HBr CH3CH2OH > CH2=CH2 + H2O Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Dalam reaksi ini terjadi penghilangan 2 atom atau gugus untuk membentuk ikatan rangkap atau struktur siklis. Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon. Reaksi eliminasi

Bila alkilhalida yang mempunyai atom H direaksikan dengan basa kuat, akan terjadi reaksi eliminasi dan terbentuk alkena.Karena proton yang dihilangkan terletak pada kedudukan terhadap halogen,maka reaksi ini disebut eliminasi Bila X adalah halogen, maka reaksi ini disebut dehidrohalogenasi. Eliminasi dapat pula terjadi bila X adalah gugus lepas yang baik, misalnya OSO2R, -SR2 dan -SO2R. Sebagai contoh: Reaksi eliminasi terjadi jika 2 atom atau gugus yang dihilangkan berasal dari atom karbon yang sama. Misalnya t-butoksida akan menghilangkan proton dari tribromometan (bromoform). Selanjutnya tribromo karbanion akan kehilangan ion bromida, sehingga terbentuk dibromokarbena, suatu intermediet yang sangat reaktif, yang dapat ditangkap (trapped) dengan sikloheksena.

1 Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi). Reaksi eliminasi H2 dari alkana menjadi alkena

CH3 - CH2 - CH3 --> CH3 - CH = CH2 + H2

Reaksi eliminasi air (dehidrogenasi) dari alkohol

Alkohol dapat bereaksi membentuk alkena dengan bantuan katalis H2SO4 pekat berlebih pada suhu 180oC. CH3 - CH2 - OH --> CH2 = CH2 + H2O

Reaksi eliminasi HX dari haloalkana (dehidrohalogenasi) Haloalkana R - X dapat bereaksi dengan gugus - OH yang larut dalam alkohol

seperti NaOH etanolis atau CH3OK, membentuk alkuna.

2.2 Mekanisme Reaksi Eliminasi

1. Eliminasi () 1,2 2. Mekanisme E1 3. Mekanisme E1cB 4. Mekanisme E2 5. Eliminasi ()-1,1 6. Eliminasi Sin Pirolitik

Contoh Mekanisme Reaksi Eliminasi:

2.3 REAKSI ELIMINASI ALKIL HALIDA 2 macam reaksi yang mungkin terjadi bila suatu nukleofil (basa Lewis) menyerang alkil halida : 1. Reagen menyerang atom karbon dan menggantikan halida(x) SN1 & SN2 2. Reagen menyerang hidrogen dan membebaskan HX untuk membentuk alkena. E1 & E2 2.4 REAKSI E2 DAN E1 REAKSI E2 (= Reaksi Eliminasi Bimolekuler)

Pada banyak hal, analog dengan reaksi SN2 Reaksi E2 mengikuti kinetika orde kedua karena baik nukleofil(basa) dan alkil halida terlibat dalam tahap penentu laju.Laju reaksi = K [ RX ] [ basa ] Reaksi E2 merupakan reaksi satu tahap tanpa terbentuk intermediet. REAKSI E2 (Alkil Halida)

Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat, seperti OH dan OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam etanol. Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2. Mekanisme reaksi E2

Basa menyerang ikatan C-H tetangga dan mulai mengambil atom H, dan pada saat yang sama ikatan rangkap dua alkena mulai terbentuk dan gugus X mulai meninggalkan Alkena terbentuk bila ikatan C-H sudah benar-benar putus dan gugus X telah terlepas dengan membawa sepasang elektron ikatan C-X

REAKSI E1 (= Reaksi EliminasiUnimolekuler)

Pada banyak hal, analog dengan reaksi SN1 Reaksi E1 mengikuti kinetika orde kedua karena baik nukleofil (basa) dan alkil halida terlibat dalam tahap penentu laju. Laju reaksi = K [ RX ] Reaksi E2 merupakan reaksi dua tahap melalui terbentuknya intermediet ion kaReaksi E1 (Alkil Halida) Reaksi E1 adalah reaksi eliminasi dimana suatu karbokation (suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan segera bereaksi lebih lanjut) dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa dan menghasilkan sebuah alkenarbonium. Mekanisme reaksi E1

Dissosiasi yang spontan dari leaving group menghasilkan intermediet karbokation. Reaksi ini merupakan tahap yang paling lambat (tahap penentu laju reaksi Hilangnya satu proton tetangga pada tahap yang cepat menghasilkan alkena. Pasangan elektron ikatan C-H membentuk ikatan alkena.

2.5 Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2 E1 - membentuk karbokation - karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena - basa merebut proton dari atom C (beta, C yang berdampingan dengan C+) E2 - nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus pergi - tidak terjadi pembentukan karbokation - pembentukan secara serempak

Perbandingan E1 dan E2

E1 terjadi pada: - konsentrasi basa rendah - dengan pelarut basa - dengan substrat tersier dan beresonansi (alkil halida)

E2 terjadi pada: - pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi

o Alkil halida+basa kuat+panas -> E2 o Alkil halida+asam kuat+panas -> E1 o Alkohol+asam kuat+panas -> E1 2.6 REAKSI SUBTITUSI Reaksi Subtitusi adalah reaksi penggantian (penukaran) suatu gugus atom oleh gugus atom lain. Pada reaksi subtitusi tidak terjadi perubahan ikatan, ikatan tunggal > ikatan tunggal. Contoh : Reaksi monoklorinasi propana (pengantian satu atom H oleh satu atom Cl), misalnya : C3H8 + Cl2 > C3H7Cl + HCl Reaksi dibrominasi propana (penggantian dua atom H oleh dua atom Br), misalnya : C3H8 + 2Br2 > C3H6Br2 + 2HBr Reaksi Substitusi Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.

Tipe Reaksi Substitusi

ada 3 tipe reaksi substitusi.

1). Substitusi atom H dengan halogen:

Cl2 CH3Cl +CH4 HCl Cl2 CH3Cl +CH2Cl2 HCl

2). Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-OH diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3: 3R-OH-Cl PCl3 3R +H3PO3 3C2H5 +3C2H5-OH +PCl3 H3PO3+R-Cl

3). Substitusi dari halogen dengan gugus-OH. Dilakukan dengan penambahan yang kuat dasar dalam haloalkana (R-X): CH3Cl +NaOH CH3OH+ NaCl reaksi substitusi yang terjadi umumnya pada alkil halida. 2.7 Reaksi SN1 dan SN2

reaksi SN1 terjadi pada alkil halida sekunder atau tersier, dimana atom C yang mengikat unsur halogen memiliki ikatan sp2 (sekunder) atau sp (tersier). sedangkan reaksi SN2 terjadi pada alkil halida primer dengan jenis ikatan atom C sp3. misalnya: reaksi SN1. (CH3)3C-Br + H2O (tanda panah) (CH3)3COH + HBr reaksi SN2. CH3-Br + H2O (tanda panah) CH3OH + HBr

Mekanisme substitusi SN1 dan SN2

Mekanisme SN1 Substitusi berlangsung dengan pembentukan karbokation lalu gugus pergi lepas. Mekanisme SN2 Substitusi berlangsung dengan serentak, dibutuhkan kenukleofilan yang kuat untuk mendorong gugus pergi lepas dari ikatan C induk.

Substitusi nukleofilik pada halogenalkana primer

Hal ini perlu diketahui dalam pembahasan tentang halogenalkana primer atau reaksi SN2. Nukleofil Nukleofil adalah sebuah spesies (ion atau molekul) yang tertarik dengan kuat ke sebuah daerah yang bermuatan positif pada sesuatu yang lain.

Substitusi nukleofilik pada halogenalkana tersier

Perlu diingat bahwa sebuah halogenalkana tersier memiliki tiga gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang memiliki halogen. Gugus-gugus alkil ini bisa sama atau berbeda, tapi disini kita hanya akan membahas yang sederhana, yaitu gugus (CH3)3CBr (2-bromo-2-methylpropane). Substitusi nukleofilik pada halogenalkana sekunder

Tidak ada mekanisme baru pada jenis halogenalkana ini. Halogenalkana sekunder akan menggunakan kedua mekanisme beberapa molekul akan bereaksi menggunakan mekanisme SN2 dan yang lainnya menggunakan SN1. Mekanisme SN2 mungkin karena belakang molekul tidak semuanya ditempati gugus alkil sehingga nukleofil yang mendekat masih bisa terikat pada atom karbon +. Mekanisme SN1 mungkin karena karbonium sekunder yang terbentuk pada tahap lambat lebih stabil dibanding karbonium primer. Ion karbonium ini tidak sama stabilnya dengan karbonium tersier, sehingga rute S N1 tidak sama efektifnya dengan yang terjadi pada halogenalkana tersier. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh) A + B - C --> A - C + B

Contoh reaksi substitusi:

Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen R - H + X2 --> R - X + H - X Contoh: CH3 - H + Cl2 --> CH3 - Cl + HCl Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)

atom H pada gugus - OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K

R - OH + Na --> R - ONa + H2 Contoh: 2 C2H5 - OH + 2 Na --> 2 C2H5 - ONa + H2 Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan PCl5 menghasilkan haloalkana R - O - R + PCl5 --> R - Cl + R - Cl + POCl3 Contoh: CH3 - O - CH3 + PCl5 --> CH3Cl + CH3Cl +POCl3 Reaksi esterifikasi: reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat R - OH + R - COOH --> R - COOR + H - OH Contoh CH3 - OH + CH3 - COOH --> CH3 - COOCH3 + H2O Beberapa reaksi substitusi:

a.Reaksi alkila halida dengan basa kuat b.Reaksi alkohol dengan PCl3 c.Reaksi alkohol dengan logam Natrium d.Reaksi klorinasi e.Reaksi esterifikasi (pembentukan ester) f.Reaksi saponifikasi (penyabunan

2.8 Mekanisme dari substitusi aromatik elektrofilik

1. Reaksi substitusi nukleofilik Pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif. Reaktivitas

relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.

2. Reaksi substitusi elektrofilik Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya bahwa benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini disebabkan karena benzena merupakan molekul yang kaya electron. 2.9 Faktor faktor yang mengatur reaksi eliminasi dan substitusi 1). Kebasaan

Kemampuan pereaksi dalam menerima proton dalam reaksi asam-basa (penting untuk eliminasi). Semakin kuat basa reaksi eliminasi lebih disukai. Urutan sifat kebasaan dari rendah ke kuat I- Br- Cl- ROH. H2O. CN- OH- OR2). Kenukleofilan

Ukurran kemampuan pereaksi dalam memberikan elektron. Penting untuk substitusi. Makin kuat nukleofil substitusi lebih terjadi. Urutan kenukleofilan dari rendah ke kuat H2O. ROH. Cl- Br- OH- OR- I- CN-

3 Catatan penting: Alkil halida primer: SN 2 lebih utama, E2 reaksi lambat Alkil halida sekunder: bisa semua reaksi; SN2 dan E2 (utama); SN1 dam E1 (sampingan) Alkil halida tersier: E2 utama, dengan basa kuat OH- dan ORSedangkan SN1 dan E1 sampingan, dengam basa lemaj H2O dan ROH) Halida Alilik dan Benzilik: SN1 (dengan nukleofil lemah) dan SN2 (dengan nukleofil agak kuat) 3). Sifat Pelarut Pengaruh pelarut adalah pada kemampuan mensolvasi ion-ion, karbokation, nukleofil atau basa, dan gugus-gugus pergi. Dilihat dari tetapan dielektrik. Pelarut polar -> SN1 Pelarut kurang polar -> SN2 dan E2

Semakin tinggi tetapan dielektrik semakin tinggi kepolaran semakin SN1 disukai. 4). Temperatur Relatif mendukung reaksi eliminasi pada suhu tinggi. Reaksi eliminasi berlangsung cepat pada suhu tinggi. 5). Pengaruh struktur+nukleofil - alkil halida primer+nukleofil kuat -> reaksi yang mungkin terjadi SN2 - alkil halida sekunder+nukleofil kuat -> reaksi yang mungkin terjadi SN2 - alkil halida sekunder+nukleofil lemah SN1 (utama) dan E1 (sampingan) 6). Pengaruh struktur+kebasaan - alkil halida sekunder+basa kuat -> reaksi yang mungkin terjadi E2 - alkil halida tersier+basa kuat -> reaksi yang mungkin terjadi E2 - alkil halida tersier+basa lemah -> reaksi yang mungkin terjadi SN1.

BAB III
PENUTUP
Semoga makalah tersebut bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang reaksi eliminasi dan substitusi dimana dalam reaksi tersebut terdapat mekanismemekanisme yang berbeda dan pengertian yang berbeda,mungkin hanya ini yang saya berikan jika ada kekurangan dan kesalahan saya minta maaf wasalamualaikum wr.wb

DAFTAR PUSTAKA A.H.Pudjaatmaka, fessenden&fessenden kimia organik. Edisi ketiga. jakarta: Erlangga www.slideshare.net/elfisusanti/reaksi-eliminasi-196187 classbhe.files.wordpress.com/2012/05/alkil-halida.ppt esdikimia.wordpress.com/.../reaksi-reaksi-senyawa-organik/13:01 04012013 nofrihasanudin90.wordpress.com/.../mekanisme-substitusi-dan-eliminasi/ - Cached 2:35 4 1 2013 http://yulliya.blogspot.com/2012/05/reaksi-eliminasi.html http://kimia.upi.edu/staf/nurul/Web%202011/0802868/media/ciri.html http://www.scribd.com/doc/69326958/makalah-rx-substitusi http://www.chem-istry.org/materi_kimia/mekanisme_reaksi_organik/subtitusi_nukleofilik/substitusi_nukle ofilik/ 9:54 01012013 http://www.chem-istry.org/materi_kimia/mekanisme_reaksi_organik/subtitusi_nukleofilik/substitusi_nukle ofilik/

Anda mungkin juga menyukai