Anda di halaman 1dari 6

Attributing Causes to Others Behavior

Fritz Heider (1944, 1958), psikolog pertama yang membahas kausal atribusi mengatakan bahwa kita semua secara terus-menerus mencari faktor yang relatif stabil yang mendasari tindakan orang lain. Kemampuan kita untuk menemukan faktor-faktor tersebut membuat lingkungan sosial kita tampak kurang acak dan kacau

The Process of Causal Inference


Jones dan Davis (1965) Teori ini membicarakan tentang bagaimana kita menarik kesimpulan tentang sifat kepribadian orang lain melalui observasi terhadap perilaku orang tersebut. Dan sifat kepribadian tersebut (disposisi) diasumsikan keberadaannya stabil pada diri orang itu dan berlaku dari satu situasi ke situasi lainnya. Harrold Kelley (1967, 1971) Tiga faktor dasar: - Konsistensi - Konsensus - Kekhususan (Distinctiveness)

Konsistensi Respon dalam berbagai waktu dan situasi, yaitu sejauh mana seseorang merespon stimulus yang sama dalam situasi atau keadaan yang berbeda. Konsensus Bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingankan dengan orang lain, terhadap stimulus tertentu. Kekhususan (distinctiveness) Sejauh mana seseorang bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus atau peristiwa yang berbeda

Attribution Biases
Fundamental Attribution Error Kecenderungan untuk melihat perilaku orang lain lebih disebabkan karena personality (dispositional factors) daripada faktor luar/situasional. The Actor-Observer Bias Melihat perilaku orang lain yang disebabkan karena faktor dalam (dispositional) , sedangkan perilakunya sendiri disebabkan karena faktor luar (situational). Self-Serving Bias Berasumsi bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat salah. Bila orang mengalami keberuntungan orang menyatakan bahwa itu disebabkan karena faktor dalam, namun sebaliknya kalau orang mengalami kegagalan hal itu disebabkan karena faktor luar.

Mengapa orang melakukan self serving? Untuk mempertahankan harga dirinya, berharap orang lain akan tetap respect kepadanya, karena halhal yang tidak baik itu disebabkan oleh faktor-faktor yang berada diluar dirinya, sehingga masyarakat akan tetap menghargainya.
Cara untuk membuat self-serving bias meyakinkan adalah dengan self-handicapping. Self-handicapping memberikan alibi untuk kinerja yang buruk dan membuat kinerja baik terlihat lebih mungkin seperti hasil dari kemampuan personal yang luar biasa (Baumgardner, dkk)

Pendapat mengenai self-serving attribution dan self-handicapping


(+) Dapat melindungi harga diri, membatasi kita dalam kegelisahan pada situasi yang kompetitif dan membantu kita menghindari depresi ketika kinerja kita tidak baik (Snyder, dkk)

(-)

Bisa menjadi bumerang dalam jangka panjang (Nisbett & Ross, 1980). Meskipun self-handicapping bisa melindungi kita dari kehilangan muka, hal itu juga bisa melindungi diri kita melakukan yang terbaik. Jika kita tidak benar-benar berjuang dengan keras atau menjadikan hambatan sebagai alasan, kita tidak akan benar-benar tahu seberapa baik hal yang mungkin telah kita lakukan.

Anda mungkin juga menyukai