Anda di halaman 1dari 64

1.

Konsep Dasar SIG Data yang merepresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan, dimanipulasi, diproses, dan direpresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layerlayer tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi. Hasilnya dipergunakan untuk pemecahan banyak masalah-masalah dunia nyata seperti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan menyangkut data kebumian. 2. Pengertian Sistem Informasi Geografis Merupakan suatu system informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi geografis atau lazim disebut data geospatial, yang berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainya. ESRI (Environment System Research Institute), 1990, mendefinisikan SIG sebagai suatu system yang terorganisir dan terdiri atas perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. 3. Subsistem SIG Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka SIG dapat diuraikan dalam beberapa sub-sistem, yaitu: a. Input Merupakan tahap persiapan dan pengumpulan data spasial, dan attribute dari berbagai sumber. Dalam tahap ini juga dilakukan konversi data analog ke format digital yang sesuai. b. Manipulasi Penyesuaian terhadap data masukkan untuk proses lebih lanjut, misalnya : penyamaan skala, pengubahan system proyeksi, generalisasi dan sebagainya. c. Manajemen Data Menggunakan Database Management System (DBMS), untuk membantu menyimpan, mengorganisasi, dan mengolah data.

d. Query Penelusuran data menggunakan lebih dari satu layer, berfungsi untuk memberikan informasi untuk analisis, dan memperoleh data yang diinginkan. e. Analisis Kemampuan untuk analisis data spasial untuk memperoleh informasi baru. Dengan permbuatan model scenario What if. Salah satu fasilitas analisis yang banyak digunakan adalah analisis tumpang susun peta (overlay). f. Visualisasi Penyajian hasil berupa informasi baru atau basis data yang ada baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk Hardcopy seperti dalam bentuk : pete, table, grafik, dan lain-lain. 4. Komponen SIG SIG merupakan suatu system computer yang terintegrasi di tingkat fungsional dan jaringan. Komponen SIG terdiri dari : a. Perangkat keras (hardware) Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras yang bekerja sebagai : pemasukan data, pemrosesan data, penyajian hasil, dan penyimpanan (storage). b. Perangkat lunak Software SIG harus memiliki spesifikasi sebagai : merupakan Database Management System (DBMS) fasilitas untuk input dan manipulasi data geografis fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi. Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada. c. Data Data SIG atau disebut data geospatial dibedakan menjadi data grafis (geometris) dan data attribute (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen : titik (node), garis(arc), dan luasan/ area(polygon), dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. 7(tujuh) fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis, dan polygon/ area, yaitu:

data kenampakan (feture data) unit area(area unit) jaringan topologi catatan sampel data permukaan bumi label/ teks pada data symbol data

d. Sumberdaya Manusia Tekhnologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuanya jika tidak ada sumberdaya yang mengelola system dan mengembangkan untuk aplikasi yang sesuai. Pengguna dan pembuat system harus saling bekerja sama untuk mengembangkan tekhnologi SIG. 5. Tahapan pekerjaan SIG Analisis data spasial dalam SIG berdasarkan tahapan yang dimulai dari desain basisdata sampai pada tahapan out put yang menghasilkan suatu informasi baru hasil penggunaan tekhnik manipulasi dan analisis SIG berdasarkan variable-variabel masukan sesuai dengan metode yang telah ditentukan dan penelusuran kembali untuk memperoleh informasi baru dari proses pengolahan data dan penyusunan basis data SIG. tahapan pekerjaan SIG meliputi : desain database input data spasial memperbaiki/ editing dan membuat topologi input data attribute memanage dan memanipulasi data analisis data penyajian hasil analisis.

6. Analisis data spasial SIG Analisis SIG dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi analisis spasial dan attribute yang dilakukan, serta kemampuan memberi jawaban-jawabanatau solusi yang diberikan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. a. Kemampuan menjawab pertanyaan konseptual SIG diharapkan mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut : What is at? (pertanyaan lokasional; apa yang terdapat pada lokasi tertentu) Where is it? (pertanyaan kondisional; lokasi apa yang mendukung untuk kondisi/ fenomena tertentu) How has it changed? (pertanyaan kecenderungan; mengidentifikasi kecenderungan atau peristiwa apa yang terjadi) What is the pattern? (pertanyaan hubungan; menganalisa hubungan keruangan antar objek dalam kenampakan geografis) What if? (pertanyaan berbasiskan model; kecocokan lahan, resiko terhadap bencana, dllberdasarkan pada model) Which is the best way? (pertanyaan route optimum)

b. Kemampuan fungsi analisis Fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan secara umum terdapat 2 jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis attribute (basis data attribute). Fungsi analisis spasial meliputi : pemanggilan data generalisasi abstraksi manipulasi koordinat buffer overlay dan dissolve pengukuran (measurement) grid model medan digital (digital elevation model)

Fungsi analisis attribute mencakup : membuat basis data baru menghapus basis data membuat table basis data menghapus table basis data mengisi dan menyisipkan data (record) kedalam table (insert) membaca dan mencari data (field atau record) dari table basis data (retrieve) mengubah dan mengedit dat yang terdapat di dalam table basis data (update, edit) menghapus data dari table (pack)

Fungsi aplikasi Terdapat 4 kemampuan aplikasi penginderaan jauh dan system informasi geografis, yaitu: Pengukuran (measurement) Pemetaan (mapping) Pemantauan (monitoring) Pembuatan Model (modeling)
Peta/ Data Sekunder : Topografi, Geologi, Tanah, dll.

Data Penginderaan Jauh

Pengolahan Citra Manual/ digital Survey Lapangan

Editing, Transformasi

Informasi Mutakhir Integrasi SIG

Informasi Sekunder

Pengukuran

Pemantauan, Monitoring

Pemetaan, Zonasi

Pembuatan Model

Matriks Perubahan

Evaluasi

Prediksi

Digitasi 1. Konsep Digitasi Digitasi merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang datar dalam computer. Atau dapat disebut sebagai pengubahan data peta hardcopy menjadi softcopy. Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain sebagai berikut: Data Image Raster a. Peta Analog (Hard Data) Adalah sumber data peta yang digunakan untuk digitasi secara manual menggunakan alat tambahan yaitu meja digitasi. Contoh data ini adalah: atlas atau peta (bentuk kertas).

Gambar 1.1 Contoh Meja Digitasi b. Image Remote Sensing (Soft Data) adalah data yang didapat dari pencitraan jarak jauh seperti citraan satelit dan Citraan Udara. c. Image Scanning (Soft Data)adalah data Scan/ Cetak berbentuk file raster dari Atlas atau peta analog lainnya.

Syarat-syarat memilih data Image Raster a. Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat b. Memiliki Skala c. Memililiki Bagian dan Batas (Boundary) jelas d. Arah Utara yang Jelas.

Data Tabular a. Manual Tabel Adalah data tabular yang memiliki instrument koordinat yang dapat digunakan sebagai acuan pembentukan image vector (object/feature). Sebagai contoh table yang memiiliki instrument koordinat X dan Y seperti dibawah ini
ID 1 2 KoorX 110.95262523 110.65845454 KoorY -7.54685445 -7.98654545 Nama Kricak Tegal Rejo

b. GPS Data yang berasal dari pengambilan data dari GPS. Setiap GPS memiliki karakteristik dalam pengambilan ddata dan penampilan data kedalam computer. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb, yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut. Konsep dasar lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan digitasi adalah Mengenal Koordinat, Map Projection. Koordinat adalah satuan untuk menentukan titik lokasi suatu objek/keadaan dalam bumi. Terdapat 3 satuan utama koordinat yang sering digunakan dalam peta, yaitu: Decimal Degree (DD), merupakan satuan umum dalam peta. Degree Minute Second(DMS), merupakan satuan koordinat yang untuk menempatkan daerah menggunakan perbedaan waktu, bahkan dignakan untuk menentukan perbedaan waktu dari suatu daerah dengan daerah lain. Universal Tranvers Mercator, Merupakan satuan koordinat berdasarkan satuan jarak dan berhubungan dengan proyeksi yang digunakan, yaitu konversi UTM. Map Projection adalah suatu cara dalam usaha menyajikan dari suatu bentuk yang mempunyai 3 dimensi (Bola) ke dimensi datar.

Berikut adalah beberapa istilah lainnya: Koordinat geografi: Pernyataan Koordinat Spheroid Bumi (3D) dengan Komponen :

Bujur (Longitude), dimana Bujur 0 terletak di GREENWICH di negara Inggris (sekitar kota London) dihitung ke barat (BUJUR Barat) dan ke timur (BUJUR Timur)

Lintang (Latitude), dimana diawali pada Lintang 0 yang merupakan lingkaran Equator dihitung ke Utara (Lintang Utara) dan ke Selatan (Lintang Selatan) Posisi Geografi adalah titik potong garis Bujur dan Lintang yang melalui titik tersebut.

Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator), Sistim Proyeksi Orthometrik dengan satuan panjang ( m ) berdasar bidang SILINDER (Mercator), bersifat KONFORM, kedudukan bidang Proyeksi TRANVERSAL (Melintang),

menggunakan ZONE (Universal) dengan interval 6 meridian dikenalkan oleh Mercator. Koordinat UTM, Koordinat Orthometrik 2 Dimensi, dengan Titik Acuan N = 10,000,000 m dan E = 500,000 m terletak di Pusat Proyeksi (Perpotongan Meridian Central/Tengah Zone dengan Equator). Arah Utara grid sejajar Proyeksi MC ZONE, Merupakan Juring Elipsoid dengan batasan 6 diawali di Bujur 180 dengan arah Timur (Zone 1) sampai dengan Zone 60. Artinya berawal di Bujur 190 ketimur (Bujur Timur) melalui Bujur 0 di Greenwich (Zone 30) berakhir di Bujur 180 Timur (Zone 60) GARIS BUJUR (Longitude Line) / Grs Meridian. Proyeksi potongan satu bidang dengan elipsoid melalui dua kutubnya yang merupakan garis di permukaan Elipsoid Bumi membujur dari Kutub Utara ke Kutub Selatan. Dihitung dari Bujur 0 Greenwich 180 kearah Timur dan 180 kearah Barat Garis Lintang (Latitude), Garis potong antara bidang datar dengan Elipsoid yang memotong melintang tegak lurus sumbu Elipsoid Bumi berupa garis di permukaan Elipsoid diawali Lintang 0 di Equator menuju Kutub Utara ( Lintang Utara) dan Selatan ( Lintang Selatan) secara berjajar. Tedapat beberapa konversi data yang mungkin dilakukan ketika digitasi diantaranya melakukan konversi koordinat.

Untuk konversi koordinat ada beberapa konversi yang dapat dilakukan dengan mudah yaitu konversi koordinat DMS ke DD dan sebaliknya Konversi data DMS ke DD
Rumus: D M S + + 1 60 3600

Contoh : DMS=1100 36 45

Konversi ke DD

D=110, M=36, S=45 maka =


D M S + + 1 60 3600 110 36 45 + + 1 60 3600

=110 + 0.6 + 0.0125 DD = 110.6125 0 Konversi data DD ke DMS Contoh: DD = 110.6125 0 konversi ke DMS

110

Degree

Menghitung Minute(M) = 0.6125* 60 =36.75 M =36 Menghitung Second(S) = M/60 36/60 = 0.6 maka nilai bulat masukkan sebagai M

= 0.6125- 0.60 = 0.0125 *3600 = 45 M =45 Jadi DMS=1100 36 45 maka nilai bulat masukkan sebagai S

2. Langkah Digitasi Siapkan File data yang diperlukan, dalam hal ini adalah gambar raster peta Jogja, dan file pendukung lainnya. Berikut daftar file yang diperlukan: Image Raster : Peta Jogja.Jpg Data Tabular : XY.dbf Extenstion Image: JPEG (JFIF) Image Support Extenstion registrasi: Geoteknika Indonesia/Geoteknika.avx

Langkahnya: Permulaan Jalankan Arcview 3.3 dan buka jendela view yang akan digunakan sebagai tempat digitasi.

Tambahkan Extensions Yang ibutuhkan, yaitu JPEG (JFIF) Image Support, Geoteknika Indonesia. Caranya Pilih Menu File Extensions maka akan muncul window dialog Extensions, kemudian cari ekstensi yang dimaksud. Centang kedua extensions dan tekan OK untuk mengakhiri.

Tambahkan Theme Image Raster. Menu View Add theme

Cari direktori file yang dituju, dan pastikan data soure type adalah Image Data Source. Kemudian tekan OK. Seperti pada gambar berikut:

Data Source Type

Registrasi Tampilkan dan posisikan Theme sedemikian rupa sehingga menghasilkan 1 daerah dimana terdapat 1 kotak koordinat. Kemudian pilih tool Geoferenceing Peta Scan. Maka akan muncul kotak dialog berikut:

Titik Daerah yang 2 titik pembentuk garis diagonal dari koordinat paling kiri atas dengan koordinat paling kanan bawah. Data Source Type

Titik Koordinat

Batas koordinat

Koordinat koordinat

Untuk titik pertama kali akan mendapatkan kotak dialog seperti berikut:

Kemudian untuk titik selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti berikut:

Tekan yes untuk mengakhiri penentuan koordinat, Masukkan koordinat-koodinat menjadi seperti berikut:

Untuk mengakhiri tekan OK. 1Jika benar maka akan muncul tampilan berikut

Maka dapat melakukan Digitasi. Digitasi Digitasi Point Langkahnya: a. Tambahkan Theme Baru Menu View New Theme

Pada New Theme window pilih Featuer Type adalah Point, Kemudian tekan OK.

Jika Salah kemungkinan kesalahan mengisian data atau tanda decimal menggunakan titik atau koma. (sesuaikan dengan seting komputer

b. Kemudian atur tempat file dan nama file bentukannya, Kemudian tekan OK.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Point Draw, dan lakukan digitasi sesuai titik-titik yang ada dalam Peta. Seperti berikut:

Tool Draw (Point Draw) Theme Baru

Feature Hasil Digitasi

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing.

Digitasi Garis Langkahnya: Lakukan a dan b seperti pada bagian digitasi Point, hanya saja pada pemilihan feature type pilih tipe Line. c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Line Draw, dan lakukan digitasi sesuai garis pembentuk jalan yang ada dalam Peta2. Seperti berikut:

Tool Draw (Line Draw) Theme Baru

Node Penghubung

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing.

Digitasi Line perlu diperhatikan - Satu pembentukan garis untuk satu nama jalan - Untuk Percabangan diperlukan satu node penghubung.

Digitasi Poligon Langkahnya: Lakukan a dan b seperti pada bagian digitasi Point, hanya saja pada pemilihan feature type pilih tipe Polygon. c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Polygon Draw, dan siap melakukan digitasi sesuai batas pembentuk kecamatan yang ada dalam Peta. Seperti berikut:

Theme Baru Polygon Draw

Ada 2 cara pembentukan peta seperti pada peta di atas, yaitu : 1. Dari Khusus ke Umum Caranya: Pilih dan gambarlah dengan polygon tool daerah yang dianggap paling kecil, missal desa seperti gambar. Kemudian ubahlah tool polygon menjadi tool Draw Line To Append Polygon. Kemudian dari perbatasan daerah feature polygon pertama telusuri perbatasan daerah kedua sampai perbatasan daerah kedua dan pertama kemudian untuk mengakhiri lakukan double klik. Seperti pada gambar berikutnya.

Hasil Digitasi

Tool Draw Line To Append Polygon Titik Kedua perbatasan kedua Featuer

Titik Pertama perbatasan kedua Featuer

Hasil Akhir Pembentukan Feature Kedua

2. Dari Umum ke Khusus Caranya: Pilih dan gambarlah dengan polygon tool daerah yang dianggap paling besar, missal Kecamatan seperti gambar. Kemudian ubahlah tool polygon menjadi tool Draw Line To Split Polygon. Kemudian dari satu kecamatan cari perbatasan antar desa dan cari perbatsan awal pembantukan terdiri dari perbatasan paling luar kemudian terlusuri perbatasan tersebut sampai selesai dan kemudian untuk mengakhiri lakukan double klik. Seperti pada gambar berikutnya.

Perbatasan Kedua desa

Daerah Besar

Tool Draw Line To Split Polygon Titik Kedua perbatasan kedua Featuer

Titik Pertama perbatasan kedua Featuer

Hasil Akhir Pembentukan Feature Kedua

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing.

3. Langkah Editing Digitasi Editing Theme Point 1. Memindah posisi titik 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme point yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan Drag and Drop. 3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

2. Menghapus Titik 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme point yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature titik yang ingin. Kemudian tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

Editing Theme Line 1. Memindah posisi titik pembentukan garis (Node) 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme line yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan Drag and Drop pada bagian node yang ingin dirubah. 3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

2. Menghapus Garis 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature garis yang ingin. Kemudian tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme 3. Menyambung 2 garis (3Snap) 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing Stop Editing

2) Klik Kanan Dengan ditahan, akan muncul pop up dan pilih Enable General Snapping.
3

Snap dapat dilakukan bersamaan ketika digitasi ataupun ketika Editing.

3) Pilih tool Snap, kemudian buatlah lingkaran secukupnya dengan cara drag and drop pada view.

4) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian Pilih Feature garis yang ingin pilih ujung garis yang ingin disatukan dengan Garis lainnya dan lakukan Drag and drop sampai lingkaran bersinggungan dengan garis yang lain.

Tool Snap

Node yang ingin digabungkan

Lingkaran Snap yang theme berhimpitan 5) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan dengan Line lain hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

4. Gabungkan 2 garis (Combine) 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih 2 atau lebih Feature garis yang ingin digabungkan 3) Pilih Menu Edit Combine

4) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

Editing Theme polygon 1. Memindah posisi titik pembentukan polygon (Node) 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan Drag and Drop pada bagian node yang ingin dirubah. 3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

2. Menghapus polygon 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature polygon yang ingin. Kemudian tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

3. Menyambung 2 node polygon (Snap) 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Klik Kanan Dengan ditahan, akan muncul pop up dan pilih Enable General Snapping. 3) Pilih tool Snap, kemudian buatlah lingkaran secukupnya dengan cara drag and drop pada view.

4) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian Pilih Feature polygon yang ingin pilih ujung garis yang ingin disatukan dengan polygon lainnya dan lakukan Drag and drop sampai lingkaran bersinggungan dengan polygon yang lain.

Tool Snap

Node yang ingin digabungkan

Lingkaran Snap yang berhimpitan 5) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme dengan polygon lain hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

4. Gabungkan 2 polygon (Combine) 1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih 2 atau lebih Feature polygon yang ingin digabungkan 3) Pilih Menu Edit Combine

4) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

Tabulasi 1. Konsep tabulasi Data tabular adalah informasi yang disediakan oleh Arcview berupa data berbasis kolom dan baris, baik pendukung informasi gambar yang tersedia. Konsep table yang dimiliki oleh arcview terbagi menjadi beberapa istilah: Table Field Record Vtab Ftab Window tempat data tabular di oleh nama lain dari Colom tabel nama lain dari reow atau baris data tabel tabel asli yang berisikan data tabular normal tabel asli yang berisikan data tabular normal yang memiliki hubungan

dengan theme pada View Bitmap Feature atau baris tabel yang terseleksi

2. Membuka Table 3. Aktifkan Project, kemudian pilih icon table. 4. Pilih tombol Add 5. Lakukan pencarian file yang diinginkan, kemudian tekan OK.

Tombol Add

Icon Table

Gambar Project

Gambar Direktori Add Table

Table yang diload

6. Membuat Tabel baru Aktifkan Project, kemudian pilih icon table. Double klik Icon tersebut atau Pilih tombol New Lakukan peletakan file dan pemberian nama yang diinginkan, kemudian tekan OK.

Tombol New

7. Menambahkan Field Pilim Menu Edit Add Field

Ini field Definiton yang berisikan Name untuk nama kolom, Type untuk tipe data yang terdiri dari Number untuk angka decimal dan bulat, String untuk semua karakter baik angkan dan huruf bahkan tanda khusus, Boolean untuk kerentua 2 jenis (True/Fasle, Yes/No, dll), Date untuk tipe tanggal. Width unhtuk jumlah karakter yang bias tertampung. Decimal Place untuk pemberian jumlah angka dibelakang koma. 8. Menambah Record Pilih Menu Edit 9. Menghapus Field Pilih Field yang ingin dihapus dengan memilih header bertuliskan nama komom, kemudian Pilih Menu Edit Delete Fields add Record atau CTRL + A

10. Menghapus Record Buatlah Bitmap dengan cara memilih 1 atau lebih reacod yang ingin dihapus, menggunakan tool select, kemudian tekan delele atau pilim menu Edit Record. Delete

Select Tool

11. Mengisi Record Aktif kan Tool Edit, kemudian pilih recod yang ingin disi

Edit Tool

Record Terisi

12. Membuka dan mengatur table theme (Ftab) Aktifkan View, kemudian pilih theme yang ingin ditampilkan tablenya. Kemudian pilih menu theme Table

Maka akan muncul table bereferensi theme dengan cirri nama table bernama Attributes of .(nama Theme yang bersangkutan)4
4

Untuk melakukan penghapusan field dan record serta penambahan field dapat

dilakukan dengan cara seperti di atas.untuk penambahan record harus melakukan digitasi pada theme yang bersangkutan.

13. Membuka Table dari database Eksternal (MS Access)5 Pastikan File yang dimaksud telah tersedia (missal: Db.mdf), Aktifkan Project Kemudian pilih menu Project Kemudian Pilih Connection : Ms Acces Database Kemudian tekan tombol Connect dan Cari File yang dimaksud. SQL Connect.

Kemudian pilih table yang diinginkan dengan cara mendouble klik table ayng diinginkan, kemudian pilih colom yang diinginkan pula. Kemudian beri nama seperti pad gambar berikut: kemudian Tekan Query.

Dapat juga untuk database yang lain seperti Ms Sql Server dan MY SQL

14. Membuat Theme Menggunakan data tabular Pastikan File yang dimaksud telah tersedia (misal: xy.dbf)6 Tambahkan table xy.dbf ke dalam arcview7

Aktifkan View kemudian pilih menu View

Add Event Theme

Pilih table yang diperlukan kemudian atur posisi seperti pada gambar. Kemudian tekan OK.
6 7

Tabel yang memiliki komponen koordinat missal komponen x (absis) dan y (rdinat) Lihat materi buka table

Titik Hasil

Hasil Generasi shapefile meggunakan data tabular.

GeoProcessing
GeoProsessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan dalam mengolah data spasial. Melalui geoprosessing kita dapat membuat data baru melalui manipulasi theme pada view.

Langkah mengaktifkan geoprosessing: 1. Dari menu File pilih Extentions 2. Pada Avialable Extentions, aktifkan kolom geoprosesing dengan mengklik kotak cek yang ada di depannya. 3. Untuk menjalankannya dari menu View dan GeoProsessing Wizard.

(a) Gambar 1. (a) form dialog Extentions, (b) Tempat Geoprosessing berada.

(b)

A. Memotong theme dengan Theme Lain Fasilitas ini digunakan untuk memotong theme menjadi bagian/daerah kecil sesuai dengan kebutuhan.

Misal dalam suatu daerah kita hanya memerlukan beberapa daerah saja maka kita dapat memotong daerah yang kita inginkan saja dengan memotong menggunakan theme daerah yang ada. Contoh langkah menggunakan Geoprosessing Wizard 1. Pilih theme yang ingin dipotong. Pilih theme pemotong. 2. Aktifkkan theme yang akan dipotong dalam contoh adalah theme ler_ks.shp dan theme pemotong (batas_ks.shp) 3. Dari menu view pilih geoprosessing maka akan muncul kota dialog sebagai berikut:

Gambar 2 kotak dialog Geoprosessing 4. Pilih option ketiga Clip one theme bases on another kemudian tekan tombol Next>>. 5. Kotak dialog berikutnya pada pilihan pertama pilih theme yang akan dipotong, dan pada pilihan kedua pilih theme pemotongnya. Dan pada pilihan ketiga pilih letak file hasil potongan, misal di d:\karya\shp\clip1.shp.

Gambar 3. kotak dialog selecting theme 6. Tekan tombol Finish dan tunggu sampai theme tambahan muncul dalam view

Gambar 4. hasil pemotongan (clipping) Note: data atribut hasil pemotongan memiiki struktur yang sama dengan them yang dipotong. Theme yang dipotong dapat digunakan sebagai pemotong. Jika terjadi error, disarankan jangan menyimpan hasil potongan/clipping di direktori Temp. B. Interseksi Pada clipping theme hasil hanya memiliki data atribut theme yang dipotong(sumber) namun pada interseksi data atribut kedua theme akan disertakan.

Biasanya para pengguna Arcview menggunakan fasilitas ini untuk overlay dua peta atau lebih dengan batas daerah yang sama. Apabila ingin melakukan overlay 3 peta atau lebih maka proses interseksi harus diulang.

Contoh: menggabungkan 2 theme yaitu theme ler_ks.shp dan theme hujan.shp untuk membuat theme erosi.shp

Gambar 5 theme lereng theme interseksi pertama

Dengan criteria erosi menggunakan total skor dari 2 kali skor lereng Gambar 6 theme curahyang hujandidapat theme interseksi ditambah 1 kali skor hujan. Maka rumusnya: Total skor = (2 * skor lereng) + (skor hujan) Langkah-langkahnya: 1. Aktifkan kedua theme yang akan diinterseksi.

2. Dari menu view pilih Geoprosessing Wizard, dan pilih bagian intersect two theme. Dan pilih Next.

Gambar 7 kotak dialog Geoprosessing pilihan intersect 3. Pilihan pertama untuk theme yang akan di interseksi dengan catatan bila ingin menginterseksi 2 theme yang berbeda batas luarnya maka digunakan theme yang batas luarnya lebih luas apabila sama maka pemilihan theme dapat secara bebas. Pilihan kedua untuk theme overlay. Dan pilihan ketiga untuk menyimpan hasil overlay. Kemudian tekan Finish.

Gambar 9data kotak dialog Geoprosessing pilihan 4. maka akan menghasilkan sebagai berikut:

Gambar 10 Theme hasil Intersect

Langkah-langkah mengelola data atribut hasil interseksi: 1. Aktifkan tabel hasil proses interseksi. 2. Tambahkan 2 field, masing-masing dengan nama tot_skor dengan tipe number dengan lebar 3 desimal 0 dan kt_erosi tipe string, lebar 10. 3. tandai field tot_skor, kemudian dari menu Field Calculate. Lengkapi kotak dialog Field Calculator dengan rumus: (2 * [Klas_ler] )+ [klas_sh] Kemudian tekan tombol OK 4. Untuk melengkapi field Kt_erosi langkahnya adalah: ad. 1 Gunakan query untuk menseleksi beberapa nilai untuk nilai tot_skor <5 Dari menu Table pilih Query dan pilih field [tot_skor] kemudian tekan tombol < dan pilih pada value angka 5 Tekan tombol new set untuk memilih record tot_skor yang kurang dari 5

Gambar 11 kotak dialog Query untuk memilih record field tot_skor<5

ad. 2 Pilih field kt_erosi dan Gunakan menu field

calculate dan Ketikan nilai

Rendah, maka nilai tersebut akan dimasukan pada field kt_erosi yang terseleksi.

Gambar 11 kotak dialog Query untuk memilih record field tot_skor<5

ad. 3 ulangi proses 1-2 untuk memberikan nilai pada kondisi ( [tot_skor] > ) and ([tot_skor] <= 8 ) dengan nilai kt_erosi adalah Sedang dan ( [tot_skor] > 8 ) dengan nilai kt_erosi adalah Tinggi. 5. Maka data atribut adalah sebagai berikut:

Gambar 11 Table data atribut hasil intersek dan pengolahan

C. Penggabungan 1. Union Dua Theme Prosedur sama seperti interseksi namun pada hasilnya union hanya

menggabungkan 2 theme tanpa melakukan interseksi. 2. Penggabungan berdasarkan data atribut (dissolve) Jika diperhatikan pada pembuatan interseksi di atas terdapat garis pemisah yang menggangu. Untuk menghilangkan garis tersebut kita dapat menggabungkan objek dengan data atribut yang sama berdasarkan kesamaan nilai atribut. Dalam contoh nilai pada kelas bahaya erosi., yaitu rendah, sedang, tinggi. Langkah-langkahnya adalah: a. aktifkan table attribute of interct1.shp, kemudian tambahkan 1 field dengan nama luas_ha, tipe numeric, lebar 10, decimal 2. b. Gunakan menu Field berikut: Catatan: angka 10000 untuk mengkonversi nilai dari m2 menjadi Ha. Calculate untuk menghitung luas seperti gambar

Gambar 12 Kotak dialog Calculate untuk memberikan nilai luas.

c. Aktifkan View dan theme hasil interseksi. Gunakan menu View dan pilih Geoprosesing Wizard. Dan pilih Dissolve Feature based on an attribute. Kemudian klik tombol next.

Gambar 13 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan theme dan field.

d. Pilih field tambahan yang akan disertakan dalam hasil dissolve. Untuk mendapatkan luas masing-masing kelas bahaya. Pilih luas_ha by sum

Gambar 14 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan field tambahan

e. Kemusian tekan tombol finish untuk mengakhiri proses dissolve, berikut perbedaan antara theme sebelum dan sesudah dissolve

(a)

(b)

Gambar 15. (a) Theme sebelum proses Dissolve, (b) Theme setelah proses Dissolve.

3. Menggabungkan Beberapa Theme Juka kita ingin menggabungkan theme dengan menggunakan union atau interseksi maka kita akan mendapatkan hasil yang field-field kedua theme akan digabungkan dalam theme hasil, sedangkan pada penggabungan beberapa theme, theme hasil akan memiliki gabungan record dari theme sumber. Sebagai contoh: Penggabungan 3 theme kecamatan kuta. Langkah-langkahnya: a. Aktifkan theme yang ingin digabungkan dalam contoh adalah theme kecamatan utara(kec_ku.shp), kecamatan kuta(kec_kuta.shp) dan kecamatan kuta selatan (kec_ks.shp)

(a)

(b)

Gambar 16. ketiga theme yang akan digabungkan (a) Theme kecamatan kuta utara, (b) Theme kecamatan kuta, (c) kecamatan kuta selatan.

b. Dari Menu view

(c) wizard pilih Merger theme together. geoprosessing

Kemudian tekan tombol next.

Gambar 17 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan Merge theme together

c. Pilih 3 theme yang sudah disiapkan pada kotak select at least tow theme to merge; tenukan theme yang struktur tabelnya akan digunakan dalam pilihan use field from misal kec_ku.shp. dan pilihan menyimpan hasil penggabungan. Kemudian tekan finish

Gambar 18 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan theme

d. Maka hasilnya akan sebagai berikut:

Gambar 19 Theme hasil penggabungan

4. Penggabungan data atribut berdasarkan lokasi objek Proses ini sama seperti pada join spasial pada pembahasan table. Untuk gambarannya lihat gambar berikut

Gambar 20 Geoprosesing gabungan data atribut

Fungsi tetangga 1. operasi ini merupakan operasi mengevaluasi ciri-ciri lingkungan tetangga yang mengelilingi suatu lokasi yang spesifik. Contoh operasi tetangga yang khas adalah mencari nilai curah hujan diantara beberapa pos penakar curah hujan, dimana di daerah tersebut tidak memiliki pos curah hujan. Setiap fungsi tetangga memerlukan paling sedikit tiga parameter utama yaitu satu target lokasi atau lebih, spesifikasi lingkungan sekeliling target, dan fungsi yang akan diterapkan pada unsur-unsur dalam lingkungan tersebut. Tipe yang paling umum dalam operasi tetangga adalah fungsi pencarian, fungsi topografik dan fungsi interpolasi.

Gambar 24. contoh analisis yang dilakukan dengan fungsi interpolasi

Dalam aplikasinya lewat ArcView, fungsi ini memerlukan extensions Spasial Analyst. Untuk mengaktifkannya pilih menu File extensions Spasial Analyst Extensions dan aktifkan

Setalah extensions ini aktif maka di baris-baris menu akan muncul dua menu baru yaitu Analysis dan Surface. Menu-menu ini digunakan untuk menganalisis data-data yang yang berentuk grid. Seperti saat user melakukan fungsi interpolasi. Adapun cara melakukan fungsi interpolasi adalah sebagai berikut:

1. Buka data yang berbentuk point (titik) 2. saat data ini telah diaktifkan maka sub menu interpolate grid dari menu surface akan aktif. 3. klik sub menu interpolate grid, maka akan muncul kotak dialog Output grid specification

4. selanjutnya pilih output grid extent yang menunjukkan batas luar peta yang dihasilkan nanti, misalnya sama seperti luas Pulau Bali. Selanjutnya tentukan panjang grid yang dipakai sebagai hasil akhir. Jumlah grid per kolom dan baris akan disesuai dengan panjang grid yang dipakai. 5. klik ok, maka akan muncul kotak dialog interpolate surface.

6. kotak dialog ini akan menuntun user agar bisa memilih metode interpolasi yang dipakai dan kolom (field) tabel yang dipakai sebagai dasar analisis. Klik ok. 7. hasil yang didapat seperti gambar di bawah ini

Fungsi jaringan atau keterkaitan Operasi keterkaitan yang paling jelas adalah penggunaan fungsi yang

mengakumulasikan nilai-nilai yang sedang dijelajahi. Ada beberapa contoh fungsi keterkaitan antara lain: a. Fungsi perkiraan (proximity) Yang paling sering dipakai dalam fungsi ini adalah zona buffer. Zona bauffer adalah suatu daerah yang mempunyai lebar tertentu yang digambarkan disekeliling satu elemen atau lebih atau dibagian suatu kawasan yang mempunyai jarak tertentu

Gambar 25. contoh analisis yang dihasilkan lewat zona buffer Untuk mengaplikasikan fungsi ini, bisa dilakukan dengan 1. memilih menu Theme create buffers

2. setalah itu akan muncul kotak dialog create buffers

Gambar 26. kotak dialog create buffer 3. dalam kotak dialog ini ada tiga pilihan sesuatu yang akan user analisis. Disini user memlih sebauh theme, misalnya Pulau Bali. User akan membuat area dimana area tersebut berjarak 2500 meter dari pantai

Gambar 27. kotak dialog create buffer dengan pemilihan area analisis

4. langkah selanjutnya klik next. Pada box at specified distance ketik 2500 dan pada unit distance pilih meter. Klik next

Gambar 28. kotak dialog create buffer dengan pemilihan lokasi area analisis

5. kotak dialog berikutnya, user diperintahkan untuk memilih apakah membuat buffer di dalam area, di dalam dan di luar area atau hanya di luar area saja. User memilih di luar area saja, Klik finish

Gambar 29. contoh analisis buffering

Fungsi aliran atau fungsi penelusuran Fungsi penelusuran mengarah kepencarian keluar secara bertahap dari lokasi awal dengan aturan yang khusus, prosedurnya diulang sampai pergerakan selanjutnya akan menghentikan keputusan yang telah ada. Sebagai contoh fungsi penelusuran dapat diterapkan ke model elevasi digital untuk menelusuri ketinggian tempat dari tempat terendah ke tempat tertinggi atau sebaliknya.

Gambar 30. contoh analisis yang menelusuri ketinggian tempat.

b. Fungsi intervisibilitas Fungsi intervisibilitas, yang juga diberi istilah model pandangan samping. Fungsi ini memakai data elevasi digital untuk mendefinisikan model topografi disekelilingnya c. Fungsi pandangan perspektif Fungsi ini sangat bermanfaat untuk memperlihatkan kenampakan 3-dimensi pada permukaan pada lansekap alami. Pada pandangan vertikal, kenampakan cenderung didatarkan sedangkan pada pandangan perspektif kenampakan relief dapat diperbesar untuk memperjelas kenampakan-kenampakan permukaan.

HotLink
Merupakan fitur yang diberikan arcview untuk membeikan informasi tambahan yang tidak bisa dimasukan kedalam sebuah theme ataupun database berupa file teks, atau gambar kejadian ataupun video.

Langkah-langkahnya dalah sebagai berikut: 1. Aktifkan view yang akan diberi hotlink, kemudian munculkan table atribut theme tesebut melalui Theme Table

2. kemudian tambahkan 1 field dengan nama linkFile dengan tipe string, lebar 255, kemudian isikan direktori letak file-file yang akan di-hotlink-kan, sebagai contoh di D:\peta\hotlink\xxx xxx adalah nama file

3. setelah semau telah diisikan maka aktifkan view dan theme, darti menu theme pilih properties kemudian cari menu hotlink

Gambar 21 kotak dialog Theme Properties untuk hotlink

4. pada kotak field masukkan field yang berisi direktori hotlink dalam hal ini field linkFile. Pada predefine action kita pilih link to user script. Pada menu script klik tombol load script kemudian akan muncul kotak dialog script manager.

5. jika kita sudah memiliki script maka kita tinggal mencari dalam barisan script jika tidak kita tekan tombol new untuk membuat script baru. Dalam tutorial ini kita

belum memiliki script yang kita inginkan. Maka pilihan new untuk membuat script baru. Kemudian tutup kotak dialog script manager.

Gambar 22 kotak dialog Script manager


6.

Aktifkan script yang berada di project dan buka, kemudian tuliskan skrip berikut:

Gambar 23 project dan script

theVal = SELF ' see if the value of the field is not null if (not (theVal.IsNull)) then ' if the file listed in the field exists, then play the video if (File.Exists(theVal.AsFileName)) then ' use the path to the video player executable System.Execute("c:\program files\windows player\mplayer2.exe /play /close"++theVal) else ' if the file doesnt exist, tell the user MsgBox.Warning("File "+theVal+" not found.","Hot Link") end end

media

7. kemudian tutup script1 dan kembali ke view dan theme yang telah diberi hotlink. Untuk melihat penggunaan hotlink kita pili tombol hotlink kemudian arahkan

pada daerah tau objek yang telah memiliki hotlink, sebagai contoh pada gambar berikut pemilihan pada kab tabanan:

Gambar 24 hasil akhir hotlink

Grafik dan Laporan


Grafik adalah bentuk keluaran yang dari arcview disamping peta. A. Grafik 1. Membuat Grafik Grafik dibuat berdasarkan pada data atribut maka untuk membuat grafik kita harus mengaktifkan data atribut yang dibutuhkan dalam contoh berikut adalah data atribut pada theme pro_bali.shp. Langkah-langkahnya: a. Pemilihan record yang akan ditampilkan pada grafik atau chart yang akan dibuat. Pemilihan boleh seluruhnya atau secara selektif. dalam hal ini kita pilih selectif yaitu kab. Jembrana, Gianyar, Denpasar, dan Bangli

Gambar 25 pemilihan record untuk chart

b.

Pada posisi table sedang aktif, dari menu Table pilih Chart

26 chart properties c. Kemudian isikan namaGambar dan pilihlah field yang akan dimasukan ke dalam chart, sebagari contoh adalah 3 field yaitu field laki-laki, perempuan dan RT.

Kemudian pilih series atau legenda yang akan kita tampilkan, yaitu pada kotak label series using kita pilih kabupaten. Kemudian tekan OK

Gambar 25 Hasil Chart

Layout
Hasil akhir dari suatu pekerjaan adalah output. Dalam sistem informasi geografi ada berbagi macam hasil akhirnya. Bisa dalam bentuk peta hard copy ataupun soft copy, bisa dalam bentuk tabel dan dalam bentuk grafik. Proses pembuatan hasil akhir ini sering disebut dengan pembuatan layout. Umumnya dalam bentuk peta. Adapun proses dalam pembuatan layout ini adalah sebagai berikut: 1. pilih menu view layout

2. maka akan uncul kotak dialog bentuk-bentuk layout yang akan user hasilkan. Misalkan kita memilih landscape

Gambar 31. kotak dialog bentuk-bentuk layout

3. hasil dari proses itu seperti pada gambar dibawah

Gambar 32. contoh hasil layout standar peta tersebut merupakan hasil standar dari ArcView. User bisa mengeditnya sesuai dengan keinginan user sendiri. misalkan user ungin menambah garis-garis koordianat, maka user melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. aktifkan extensions graticules and measured grid dari menu File 2. makan akan muncul tool graticules and grids ( sehingga muncul kotak dialog graicule and grid wizard. extensions

). Klik tool tersebut

Gambar 32. kotak dialog pembuatan garis koordianat 3. pilih view yang akan ditampilkan grid koordinatnya, klik next 4. pada kotak dialog berikutnya pilih interval grid, bentuk grid (titik atau garis), warna grid maupun bentuk tulisannya. Klik next atau preview

Gambar 33. contoh tampilan pemilihan interval kontur dan jenis garis dalam 5. setalah klik next, maka akan muncul kotak dialog yang menuntun user untuk memilih bentuk garis luarnya. Klik preview kemudian klik finish

selain menambahkan garis koordinat, user juga bisa mengedit legenda-legenda atau keterangan dari peta tersebut yang hasil akhirnya seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 34. contoh tampilan layout yang telah diedit

Untuk merubah hasil layout seperti gambar diatas, user bisa memanfaatkan menu, button dan tool yang telah ada. Adapun menu, button dan tool yang sering dipakai adalah: (view frame) : untuk menampilkan view lain dalam layout misalnya untuk menampilkan peta insert (legend frame) : untuk menampilkan legenda/daftar isi (table of content) theme yang aktif dari sebuah view bila legenda yang ada perlu tambahan (scale bar frame) : untuk menampilkan skala peta dalam bentuk lain selain bentuk skala yang berada dalam bentuk standar. Misalnya skala angka (north arrow) : untuk menampilkan bentuk arah mata angin yang lain selain bentuk standarnya

(chart frame) : untuk menampilkan grafik yang telah dibuat ke dalam layout (table frame) : untuk menampilkan tabel yang aktif dalam sebuah layout (picture frame) : untuk menampilkan gambar lain ke dalam sebuah layout, misalnya logo UNUD

Gambar 35. contoh operasi picture frame

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan layout ini adalah bahwa semua tampilan yang ada didalam layout bersifat berhubungan dengan data aslinya. Bila data aslinya berubah, maka tampilan yang ada di layoutpun akan berubah. Bila user menginginkan agar tampilan tersebut tidak berhubungan dengan data aslinya, maka user bisa memisahkannya dari data asli tersebut. Caranya adalah pilih tampilan yang akan di pisah kemudian pilih menu Graphics simplify

Gambar 36. contoh arah mata angin sebelum pemisahan, saat pemisahan dan hasil edit setelah pemisahan

Gambar 37. contoh legenda sebelum pemisahan, saat pemisahan dan hasil edit setelah pemisahan

Gambar 38. contoh skala sebelum pemisahan, saat pemisahan dan hasil edit setelah pemisahan

MODUL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ST099

ALI MUSTOPA

STRATA 1 TEKNIK INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA Edisi Pertama 2009

Anda mungkin juga menyukai