STRATEGI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DALAM RANGKA PERCEPATAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI JAWA TENGAH

Dari hasil Kunjungan Lapangan Bidang Persampahan ke Thailand dan Malaysia yang dilaksanakan oleh Dinas KIMTARU Provinsi Jawa Tengah dan Departemen PU terdapat beberapa hal yang bisa dijadikan contoh untuk meningkatkan Pengelolaan Persampahan di Jawa Tengah, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Bahwa pengelolaan sampah harus benar benar dilaksanakan secara profesional dan tidak bisa dikelola hanya asal asalan (manajemen sederhana) Biaya untuk pengelolaan sampah harus ditanggung bersama antara pemerintah, masyarakat dan swasta karena memerlukan biaya yang sangat besar TPA harus dikendalikan secara teknis, ekonomis dan ramah lingkungan karena dikemudian hari akan menjadi masalah besar di perkotaan Pengurangan sampah dari sumbernya sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan secara menyeluruh. Peningkatan kerjasama dan koordinasi dalam pengelolaan TPA dan mendorong pengelolaan TPA skala regional (regionalisasi).

Untuk mendukung percepatan dan peningkatan kualitas pelayanan Pengelolaan Persampahan di Jawa Tengah (sesuai point-point tersebut diatas) diperlukan pengkajian Pengelolaan Persampahan di wilayah Kabupaten/Kota masing-masing sebagai berikut : I. ASPEK INSTITUSI - Mendorong peningkatan bentuk dan kapasitas Institusi Pengelola Sampah sesuai dengan kebutuhan pelayanan - Memisahkan Badan / Fungsi Regulator dan Operator

II. ASPEK TEKNIS - Optimalisasi pemanfaatan Prasarana dan Sarana Persampahan yang ada - Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA : Untuk kota sedang dan kota kecil TPA harus menggunakan metode Controlled Landfill (PP No. 16 Tahun 2005) Untuk kota metro dan kota besar TPA harus menggunakan metode Sanitary Landfill (PP No. 16 Tahun 2005) Diharapkan tahun 2010 tidak ada lagi pengeloaan TPA menggunakan metode Open Dumping. - Untuk menekan laju timbulan sampah, segera melakukan pengurangan sampah dengan Pengelolaan sampah Terpadu Berbasis Masyarakat (3R = reuse, reduce, recycle) dari sumbernya. - Regionalisasi TPA bagi kota yang kesulitan mendapatkan lahan untuk TPA III. ASPEK PEMBIAYAAN Pelayanan minimum pengelolaan sampah adalah merupakan tanggung jawab masing masing Pemerintah kabupaten/kota. Bantuan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat hanya merupakan stimulan / percontohan. Untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan di masing masing wilayah (kabupaten/kota) diperlukan : - Peningkatan anggaran untuk biaya operasional Pengelolaan Persampahan sesuai dengan tingkat pelayanan yang ada - Pendapatan dari restribusi sampah diharapkan dapat membiayai 60% 80% operasional Pengelolaan Sampah

IV. ASPEK HUKUM - Perlu dilakukan evaluasi semua produk hukum (Perda, SK Walikota/Bupati) yang mengatur pengelolaan persampahan terutama yang sudah kadaluarsa. - Melaksanakan sosialisasi Perda dan atau SK Walikota/Bupati tersebut dan melaksanakan penegakan hukum (Justice) bagi yang melanggar Perda V. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT Peran serta masyarakat dalam hal kebersihan sampai saat ini terasa sangat berkurang, maka diperlukan : - Kampanye secara terus menerus arti pentingnya Hidup Bersih - Mendorong peran serta masyarakat lebih aktif dalam meningkatkan kebersihan dilingkungan sendiri (Community Base Development) - Mendorong peran serta swasta untuk ikut berperan aktif dalam meningkatkan kebersihan di wilayah Saudara masing - masing Dengan telah dilaksanakan Pengelolaan Persampahan seperti tersebut diatas, maka diharapkan adanya : 1. Peningkatan kualitas lingkungan 2. Peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat 3. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jika didalam pelaksanaan Pengelolaan Persampahan di wilayah Saudara terdapat hal hal yang perlu mendapatkan penjelasan, agar menghubungi : 1. Dinas Permukiman dan Tata Ruang Jawa Tengah Sub Dinas Prasarana Permukiman Jl. Madukoro Blok AA BB Semarang Telp. (024) 7608581, 7603586 2. Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Jawa Tengah. Jl. Gajahmungkur Selatan 14 16 Semarang Telp. (024) 8318138