Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Project Management pada Production Enhancement di PERTAMINA OEP Prabumulih

Salis S. Aprilian Keteknikan Reservoir PERTAMINA OEP Prabumulih KATA KUNCI: project, management, production enhancement INTISARI Tulisan ini membahas usaha peningkatan produksi minyak dan gas berdasarkan praktek-praktek keteknikan perminyakan yang baku, yang dikenal sebagai Production Enhancement, di PERTAMINA OEP Prabumulih yang didukung oleh perencanaan dan penanganan projek (Project Management) yang baik dan terpadu. PERTAMINA OEP Prabumulih memiliki 32 struktur aktif dan 20 struktur non-aktif (termasuk strukturstruktur potensial yang belum dikembangkan). Di antara struktur-struktur yang masih aktif tersebut hanya ada 3 struktur yang tergolong baru (new discovery), sisanya merupakan struktur-struktur tua. Problema yang dihadapi, khususnya untuk struktur tua, antara lain: (1) kelengkapan data dan manajemen data yang belum baik; (2) perbandingan antara jumlah engineers terhadap struktur yang ditangani kurang memadai; dan (3) dukungan fungsi penunjang yang belum optimal. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, khususnya dalam hal mengelola dan mengembangkan sedemikian banyak struktur yang ada dengan segala keterbatasannya, tentunya memerlukan strategi manajemen projek yang baik dan terpadu. Langkah ini meliputi inventarisasi struktur potensial, penyusunan prioritas struktur terpilih, pengalokasian sumber daya manusia (SDM), penyusunan proposal beserta perencanaan tata waktunya, implementasi, monitoring dan evaluasi, reporting, dan rencana tindak lanjut ke depan. Workflow seperti ini harus didukung prasarana dan sarana (tools, technology, and finance) yang tepat guna, serta pengalokasian SDM yang memadai. Manfaat dari langkah ini adalah memberikan keleluasaan bekerja pada setiap engineer untuk berkreasi dan berinovasi, serta adanya konsistensi dan kontinuitas dalam mengelola dan menangani struktur-struktur (khususnya struktur tua) yang sebetulnya masih berpotensi untuk dioptimalkan produksinya. Selain itu, dengan langkah prioritasi dan alokasi SDM yang terencana maka program-program yang disusun lebih realistik dan terfokus. PENDAHULUAN PERTAMINA OEP Prabumulih memiliki sekitar 52 struktur migas yang tersebar di dua area (selanjutnya disebut Aset), yaitu Aset Prabumulih Barat (APB) dan Aset Prabumulih Timur (APT). APB terletak di area Lapangan Pendopo dan sekitarnya, sedangkan APT terletak dekat dengan Kantor Pusat PERTAMINA OEP Prabumulih. Struktur yang tersebar di OEP Prabumulih dan sekitarnya dapat dilihat pada Gambar-1. Dari hasil inventarisasi, PERTAMINA OEP Prabumulih memiliki 32 struktur aktif dimana 3 struktur di antaranya merupakan struktur yang tergolong baru (new discoveries). Sisanya, sekitar 20 struktur adalah struktur non-aktif (termasuk struktur-struktur potensial yang belum dikembangkan). Sebagian struktur yang masih aktif memiliki cadangan yang cukup besar dan sangat potensial untuk dikembangkan. Selain ketersediaan SDM yang tidak memadai dibandingkan dengan jumlah struktur, permasalahan lainnya adalah terbatasnya data inti maupun data pendukung pada struktur-struktur tersebut baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Faktor lain adalah cara pengelolaan dan pengolahan data-data tersebut yang belum baik. Dengan demikian, success ratio dari program kerja sumuran (well work) masih sangat rendah. Hal ini akan sangat mempengaruhi persentase pencapaian target yang sudah dicanangkan. Dalam rangka memberikan solusi dari permasalahan tersebut, khususnya dalam hal mengelola dan mengembangkan sedemikian banyak struktur yang ada dengan segala keterbatasannya, dilakukan perencanaan dan strategi manajemen projek yang terpadu. Secara bertahap hal ini meliputi Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Project. Langkah-langkah ini tertuang dalam Project Management, yang secara definisi merupakan aplikasi dari knowledge, skills, tools, dan techniques pada aktivitas-aktivitas suatu project untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan/atau tujuan (harapan) dari project itu sendiri1). Secara lebih rinci langkah-langkah tersebut akan dikelompokkan sebagai langkah Tahap Perencanaan, Tahap Implementasi, dan Tahap Evaluasi dengan urutan tata waktu seperti ditunjukkan pada Gambar-2. Selengkapnya hal ini akan diuraikan pada bab selanjutnya yang diikuti diskusi beberapa permasalahan khususnya yang ditemui dalam realisasi dari masing-masing tahap tersebut. Pada akhirnya, beberapa hal yang dapat ditarik dari diskusi tersebut akan dirangkum dalam poin-poin kesimpulan, dan saran-saran untuk tindak lanjutnya. TAHAP PERENCANAAN PROJECT Ini adalah tahap awal sebuah project. Keberhasilan suatu project sangat ditentukan dalam tahap perencanaan. Tahap ini meliputi: data assessment, pembentukan organisasi dan alokasi SDM, dan penyusunan proposal.

LKT II EP, Februari 2001

Salis S. Aprilian

Data Assessment Langkah ini meliputi inventarisasi semua permasalahan, termasuk ketersediaan (availability) data inti dan data pendukung, software/ hardware dan sumber daya manusia (SDM), sampai kepada target yang ingin dicapai. Pada langkah ini perlu dibuat format terinci semacam checklist (seperti pada Lampiran) sebagai pegangan (guidance) dalam menginventarisasi permasalahan agar kelak ditemukan pemecahannya dengan perencanaan dan antisipasi sebaik-baiknya. Sebagai langkah awal suatu aktivitas project, dari data assessment ini diharapkan akan diketahui seberapa besar volume dan bobot masing-masing pekerjaan; kuantitas dan kualitas SDM yang ada dan apakah masih dibutuhkan penambahan SDM baru; sejauh mana kesiapan hardware dan software yang sudah dimiliki dan apa saja yang dibutuhkan; serta langkahlangkah apa saja yang akan ditempuh untuk mencapai target yang disepakati bersama. Kesepakatan terhadap sasaran (target) bersama ini akan menjadi sangat realistis apabila telah dilakukan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) terhadap kondisi (data) hasil inventarisasi tersebut. Dari hasil data assessment awal telah ditentukan beberapa struktur terpilih sebagai berikut: - 3 struktur baru, terdiri dari Sopa, Tepus, dan Musi - 10 struktur tua (matured fields), antara lain: Beringin; Kuang; Gunung Kemala; Ogan; Talang Jimar; Tanjung Tiga; Tanjung Miring Barat (yang terletak di Aset Prabumulih Timur), serta Benakat; Talang Akar Pendopo; Jirak (terletak di Aset Prabumulih Barat). Dari ketigabelas struktur tersebut dibagi menjadi 10 project berdasarkan bobot lingkup pekerjaan serta sasaran yang hendak dicapai. Pembentukan Organisasi dan Alokasi SDM Untuk mendukung terlaksananya Project Management ini perlu pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan project (lingkup pekerjaan) dan sasaran yang akan dicapai. Kegagalan suatu project seringkali terjadi karena tidak adanya definisi yang jelas mengenai struktur organisasi. Siapa bertanggung jawab apa, dan seberapa besar wewenang dan tanggung jawabnya yang dimiliki sesorang yang duduk pada organisasi tersebut, semua ini harus didefinisikan dengan jelas sejak awal project. Untuk keperluan ini dibutuhkan langkahlangkah yang meliputi: identifiksi, dokumentasi, pembuatan aturan main (project roles), pendefinisian yang jelas mengenai hubungan antara tanggung jawab, wewenang, serta mekanisme pelaporan. Selain itu, diperlukan penempatan SDM pada posisi yang tepat dalam jumlah yang memadai.

Pemilihan bentuk (struktur) organisasi ini, apakah model Traditional Pyramid ataukah Matrix Organization, harus mempertimbangkan rencana kerja, rencana system komunikasi, keluwesan dalam menangani kedinamisan dan kompleksitas masalah yang mungkin timbul dalam suatu project. Organisasi yang dibentuk untuk menangani Production Enhancement di PERTAMINA OEP Prabumulih adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar-3. Secara umum organisasi ini dibangun dengan latar belakang organisasi yang sudah ada, yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan sasaran masing-masing project. Gambar-4 menunjukkan Organization Breakdown Structure (OBS), yaitu suatu gambaran tentang organisasi project yang telah dibangun sehingga masih memiliki hubungan kerja pada unit organisasi. Secara garis besar tugas dan wewenang masing-masing personal dirangkum pada Tabel-1, dan telah dengan resmi, struktur organisasi baru ini disahkan dengan Surat Keputusan (SK) General Manger OEP Prabumulih termasuk alokasi SDM yang ada. Penyusunan Planning (Proposal) Yang dimaksud dengan planning adalah mengorganisasikan semua pekerjaan yang akan dilakukan pada project yang bersangkutan. Hal ini termasuk menentukan siapa mengerjakan apa, kapan, bagaimana, dan sejauh mana pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab seseorang. Pada langkah ini juga ditentukan kebutuhan atas sarana dan prasarana (manusia dan peralatannya) serta alokasi sumber daya tersebut berikut pendefinisian tanggung jawabnya berdasarkan pada tata waktu yang telah disepakati. Menyusun planning juga berarti mengkomunikasikan semua lingkup project kepada semua fihak yang terlibat dalam project tersebut, dan mengkordinasikan semua aktivitas beserta personel yang akan menanganinya. Beberapa hal yang terpenting dari langkah ini adalah bagimana cara mengontrol kemajuan project nantinya, mengestimasi waktu penyelesaiannya, biaya, serta antisipasi (langkah apa yang harus diambil) bila terjadi perubahan-perubahan yang tidak diharapkan. Hal ini termasuk dalam analisis resiko (risk analysis). Di dalam penyusunan planning, langkahlangkah yang ditempuh antara lain sebagai berikut 1): 1. Menentukan secara umum lingkup dan sasaran project yang hendak dicapai 2. Menentukan strategi yang akan ditempuh 3. Menentukan semua kegiatan beserta orangnya yang akan terlibat dalam project tersebut 4. Menentukan urutan kegiatan dan hubungannya satu sama lain 5. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan tersebut 6. Menentukan sumber daya (manpower dan equipments) 7. Menentukan kapan suatu kegiatan harus dan/atau dapat dilakukan

APRILIAN_1.DOC

LKT II EP, Februari 2001

Salis S. Aprilian

8. Menentukan estimasi biaya untuk masing-masing kegiatan Yang harus diingat dalam penyusunan planning adalah bahwa suatu planning memerlukan analisis yang sistematis, kemampuan untuk melihat jauh ke depan, dan memahami segala aktivitas (kegiatan) yang akan dilakukan serta hubungannya antara kegiatan yang satu dengan yang lain. Hal ini juga akan membutuhkan keterlibatan wawasan dan kemampuan dalam menggunakan teknik-teknik kuantifikasi modern dengan bantuan software/hardware komputer terkini. Dengan demikian, penyusunan planning ini sangat memerlukan imajinasi, kreativitas, dan penerawangan terhadap hal-hal yang tidak kasat mata (intangibles). Penyusunan planning ini secara formal tertuang dalam suatu proposal yang kemudian dipresentasikan di depan Tim Manajement dan Tim Project lainnya. Forum ini digunakan sebagai ajang pengujian apakah planning yang telah dibuat cukup realistik dengan kondisi yang ada, serta mendapatkan persetujuan (legitimasi dan komitmen) dari Tim Manajement dan peserta forum. Presentasi Seperti telah disinggung di atas, bahwa tujuan diadakannya presentasi project oleh masing-masing Project Leader adalah untuk memberikan arahan yang paling realistik berupa masukan dan saran dari forum (khususnya Tim Manajement) sebelum project ini diimplementasikan. Dengan demikian, komitmen yang tegas dan jelas akan diberikan terutama sebagai dukungan moral atas perencanaan (proposal) yang telah disusun masing-masing Tim Project. Masing-masing Tim Project diberi kesempatan untuk menjelaskan dan membahas setiap kegiatan yang telah direncanakan termasuk pengalokasian sumber daya (manning and equipments), dana, serta gambaran evaluasi keekonomian dari project tersebut. Hal ini mirip penyampaian WP&B (Work Planning and Budget) yang disampaikan General Manager suatu JOB/TAC pada rapat (TCM) dengan staf Urusan Usaha Baru (Usbar) di Pertamina EP Pusat. TAHAP IMPLEMENTASI PROJECT Setelah melalui Tahap Perencanaan Project, hal yang paling penting adalah fase implementasi. Tahap ini sangat tergantung pada kondisi saat implementasi suatu project dilaksanakan. Kondisi tersebut meliputi: ketersediaan sumber daya (m&e), dana, dan faktor-faktor lain di luar yang diperkirakan sebelumnya (misalnya: pekerja sakit, kerusakan alat, cuaca, dan lain-lain). Meskipun antisipasi telah diperhitungkan pada tahap perencanaan, namun ternyata dalam project ini masih ada beberapa hal yang terjadi pada tahap implementasi yang di luar perkiraan sebelumnya, misalnya: - sulitnnya mendapatkan tenaga ahli (SDM) dari luar (outsourcing),

- adanya liburan hari raya Natal, Idul Fitri, dan Tahun Baru 2001 yang berdekatan, dan - ketersediaan data inti maupun data pendukung yang belum memadai (lengkap) Dengan adanya permasalahan ini, apa yang sudah diplot dalam tata waktu semula (Gambar-2) menjadi berubah. Perubahan ini, sampai dengan tulisan ini disusun, telah diantisipasi dengan melakukan prioritasi kembali dari 10 (sepuluh) struktur terpilih. Maka pada awal Januari 2001 GM OEP Prabumulih secara resmi mencanangkan project ini untuk 2 (dua) Tim Project, yakni: Tim Beringin-Kuang (APT) dan Tim Benakat Timur (APB). Prioritasi Berdasarkan kondisi saat implementasi, telah dilakukan re-prioritasi untuk lebih memfokuskan target yang telah dicanangkan. Dua tim project, masing-masing Tim BRG-KAG dan Tim BKT, dinilai dapat berjalan sesuai rencana semula karena dukungan SDM dan kesiapan data yang memadai. Dengan demikian kedua tim ini menduduki peringkat (prioritas) pertama untuk segera dijalankan. Pelaksanaan Pekerjaan Dari dua tim project tersebut, sampai dengan tulisan ini disusun, telah membuat rencana pekerjaanpekerjaan yang dituangkan dalam proposal berikut rencana anggaran dan target produksi yang ingin dicapai. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan menjadi pekerjaan bawah permukaan (subsurface engineering, seperti: remapping, detailed reservoir characterization, dan lain-lain) dan aktivitas optimasi produksi (surface facilities engineering, seperti optimasi lifting, stimulasi, reparasi, side-track, dan lain-lain). TAHAP EVALUASI PROJECT Sampai dengan tulisan ini disusun, tahap ini belum dilakukan karena baru sampai pada awal Tahap Implementasi. Namun demikian dari sisi Project Management, hal ini telah tersusun dalam perencanaan. Tahap ini akan meliputi: Routine Monitoring, Evaluasi Kinerja Tim, Evaluasi Realisasi versus Target, dan Rencana Tindak Lanjut. Masing-masing evaluasi memberikan hasil yang harus segera ditindaklanjuti untuk secara berkesinambungan akan memperbaiki (menyempurnakan) sistem dan kinerja yang ada. Routine Monitoring Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu yang disesuaikan dengan kondisi projet yang ada. Dalam project ini telah disepakati bahwa monitoring dilakukan oleh Operation Project Manager dan dilaporkan kepada General Manager, yang selanjutnya akan dibahas dalam pertemuan rutin antar Tim Project dan Tim Management.

APRILIAN_1.DOC

LKT II EP, Februari 2001

Salis S. Aprilian

Evaluasi Kinerja Tim Dalam rangka menciptakan sistem kerja yang baik dan baku, dan terus menerus menyempurnakannya, dilakukan evaluasi khusus terhadap kinerja tim minimal sebulan sekali dalam suatu pertemuan antar Tim Project. Pada pertemuan ini diharapkan terjadi saling tukar informasi dan sharing pengalaman antar tim project dalam menangani masalah yang dihadapinya. Kinerja tim yang lemah diharapkan akan terpacu oleh tim lain yang sudah memiliki kinerja lebih baik. Pencapaian target yang telah direncanakan masing-masing tim dapat lebih efektif dan efisien dengan mengambil pengalaman tim lain yang telah lebih dulu melakukannya. Evaluasi Realisasi versus Target Pekerjaan Paralel dengan evaluasi terhadap kinerja tim, secara berkala juga akan dievaluasi realisasi kerja masingmasing tim dibandingkan dengan target yang sudah disusun mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempresentasikannya pada pertemuan antar tim project yang dipimpin oleh Operation Project Manager dan dihadiri Tim Managemen OEP Prabumulih. Khusus untuk project-project yang telah berakhir harus mempresentasikan pula Laporan Akhir berikut pembahasan segala kendala dan peluang yang berhubungan dengan pencapaian terget mereka. Management akan menilai secara jujur keberhasilan/ kegagalan suatu tim dan bilamana perlu memberikan semacam reward/punishment secara proporsional dan transparan. Rencana Tindak Lanjut Begitu suatu project dinyatakan berakhir, tim harus membuat rencana-rencana tindak lajut (RTL) yang dapat dikerjakan untuk meneruskan project yang sudah dimulainya. RTL ini dapat berupa rekomendasi positif (pengembangan lapangan) maupun negatif (penutupan lapangan) berdasarkan evaluasi keteknikan dan keekonomian yang ada. Untuk hal pertama tentunya memerlukan penyusunan management project yang baru. DISKUSI Seperti telah disinggung di depan, bahwa tulisan ini telah mendahului Tahap Implementasi Project sehingga evaluasi detail mengenai keberhasilan maupun kegagalan setiap project tidak dapat didiskusikan. Khususnya Tahap Evaluasi Project yang sama sekali hanya ada dalam perencanaan. Namun demikian, ide dasar dan usaha pencapaian terciptanya (dan penyempurnaan) sebuah sistem kerja yang lebih baik, terfokus, dan baku, minimal telah dicanangkan untuk tujuan akhir peningkatan produksi (production enhancement) di PERTAMINA OEP Prabumulih. Segala kekurangan dan kelebihannya akan segera dapat dilihat dalam beberapa bulan ke depan. Usaha peletakkan fondasi yang lebih berbasis good petroleum engineering practices ini diharapkan dapat menciptakan sistem dan pola kerja baru dan lebih

baik dalam usaha peningkatan produksi di OEP Prabumulih. Meninggalkan sebuah sistem dan pola kerja lama yang sudah mendarah daging memang tidak begitu mudah. Keberhasilan suatu kerja sumuran maupun penemuan struktur baru selama ini, dalam sistem lama, ditengarai hanya sebuah keberuntungan dalam kerangka kerja yang belum tersusun dengan baik. Dengan demikian seringkali pencapaian target produksi menjadi sangat fluktuatif. Dan, implementasi Project Management pada Production Enhancement di PERTAMINA OEP Prabumulih ini diharapkan sebagai angin segar dalam mengatasi kebekuan sistem kerja yang begitu-begitu saja dan sudah turun-temurun menuju sebuah sistem dan pola kerja yang lebih baku, terfokus, auditable, accountable, dan justified. Semoga!. Beberapa faktor penting yang dapat dipertimbangkan untuk mendukung keberhasilan Project Management ini antara lain: - Tersedianya SDM baik kualitas maupun kuantitasnya. Kalaupun diperlukan outsourcing, harus mempertimbangkan proses birokrasi dan ketersediannya di luar. Kekuatan outsourcing dimaksudkan untuk mendukung terciptanya sebuah sistem dan pola kerja yang berbeda (dan diharapkan bisa lebih baik) sebagai angin segar atau bahkan dapat men-trigger pola kerja di Pertamina pada umumnya. Secara bertahap kebutuhan ini akan dikurangi sesuai kondisi yang ada. - Kelengkapan data inti dan data pendukung sebagai awal dari sebuah evaluasi untuk menyusun target masingmasing tim project. Termasuk didalamnya dukungan software/hardware yang diperlukan. - Terjadinya komunikasi harmonis antar engineer yang memiliki latar belakang sangat beragam (geophysicists, geologists, petroleum engineers, facility engineers, technicians, dan lain-lain) dengan level pengalaman dan pendidikan yang beragam pula. Komunikasi yang baik adalah awal suatu koordinasi kerja yang baik sehingga diharapkan dapat mencapai sasaran kerja yang diinginkan. - Dukungan fungsi operasi (penunjang) harus optimal, sehingga tidak ada lagi kelambatan prosedur pengadaan, pemeliharaan, dan eksekusi suatu project. - Evaluasi dan pelaporan harus dilakukan secara transparan dan proporsional sehingga keberhasilan maupun kegagalan dapat diketahui secara signifikan dan akan secara jujur dapat diberikan reward/punishment untuk menuju penyempurnaan suatu sistem kerja yang lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran antara lain: 1. Implementasi Project Management pada Production Enhancement di PERTAMINA OEP Prabumulih merupakan usaha menuju penataan sistem dan pola kerja yang lebih baik.

APRILIAN_1.DOC

LKT II EP, Februari 2001

Salis S. Aprilian

2. Secara garis besar tahapan Project Management terdiri dari: Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Project. Dari ketiga tahapan ini baru dapat dilaksanakan dua tahap. Namun demikian, telah disusun rencana baku untuk semua tahap agar project berjalan seperti yang telah dicanangkan. 3. Dukungan SDM dari luar PERTAMINA (outsourcing) akan memberikan angin segar pada sistem dan pola kerja sehingga diharapkan akan terjadi interaksi, tukar informasi, tukar pengalaman, dan inovasi yang lebih baik pada tiap tim project. 4. Sampai dengan tulisan ini disusun, berdasarkan reprioritasi, terpilih dua tim project (yakni Tim BRGKAG dan Tim BKT) yang dinilai dapat berjalan pada awal Januari 2001. Kedelapan tim, dari sepuluh tim, lainnya akan menyusul sesuai kelengkapan syarat berjalannya sebuah tim project. 5. Kedua tim yang telah berjalan telah membuat rencana kerja dan perkiraan biaya dan target produksi untuk dilaksanakan dalam beberapa bulan mendatang. Routine monitoring dan penilaian lainnya akan dilakukan secara berkala dan dalam forum terbuka agar terjadi saling tukar informasi dan pengalaman untuk menuju terciptanya kinerja tim yang lebih efektif dan efisien. 6. Dari poin-poin kesimpulan di atas, untuk tujuan penyempurnaan implementasi project management pada production enhancement di OEP Prabumulih dapat ditempuh langkah-langah sebagai berikut: o Pelibatan SDM dari luar PERTAMINA (outsourcing) secara bertahap sebaiknya dikurangi, apabila project telah berjalan dengan baik, untuk mengurangi biaya dan memberikan kepercayaan yang penuh pada pegawai sendiri. o Dukungan fungsi operasi (penunjang) mutlak diperlukan karena sebaik apapun perencanaan engineering yang telah dibuat apabila tidak didukung oleh eksekusi yang baik tentunya akan terbengkalai. o Evaluasi kerja dan keekonomian harus terus menerus dan berkesinambungan, khususnya berupa routine monitoring dan evaluasi kinerja tim, termasuk pemberian reward/punisment yang transparan dan proporsional o Implementasi project menagement dapat diteruskan untuk project-project besar lainnya, seperti project water flooding, chemical injection, steam injection, dan uji coba penerapan teknologi tinggi lainnya. Acknowledgement Penulis mengucapkan terimakasih kepada Management PERTAMINA OEP Prabumulih, khususnya kepada Bp. Kun Kurnely dan Bp. Suyono Adi atas ide, masukan, dan continuous support-nya dalam penulisan ini.

DAFTAR PUSAKA 1. Tonny Suharsono dan M. Yassin, Project Management, In-house Training PERTAMINA OEP Prabumulih, August 21-25, 2000. 2. Mark Brown: Successful Project Management in a Week, Hodder & Stoughton, 1990 ***

EXSPAN
Penglero Un o DOS Sopa Musi Jene Rayu

KAB.MUBA
Keruh Benakat Uta ra

Deras

Sukara ja Jaya De pat i Loy ak

Abab

HEDI
Dewa

HEDI
Bet un Jam bu

SURYA RAYA TELADAN

Kaya Jir ak Tl.Akar

Ibul Benakat Tin ur EXSPAN Se.Ibul TL.Gula

HEDI
Raja Tep us Pandan Petanang Le mba k

APB
KAB.MURA

Benakat Bar at

Candi Selo Jinjing Benuang G.Kemala

Betung B.L Bet ung Betung Brt

Kem an g Gambir

PRABUMULIH
Pbm Barat Tundan Tl. Jimar
g Limau barat Limau mbin

EXSPAN

Rambutan
Beli

Limau timur

TT. Barat Karang an TT.Tim ur Tj.Bul an Ogan Bunian Kupang Tj.Miring Timur

AMERADA HESS
Lagan

JOB SEAUNION ENERGY


Karangan

TEBING TINGGI
Sin ga PILONA PTR RADIANT Sengkuang

APT
MUARA ENIM

Tup ai Harimau

Tj.Miring Barat Tangai

KAB.MUARA ENIMHESS

AMERADA
D Kijang F E Beringin

WESTERN RESOURCES

P ERTAMINA

A.Banjarsari Senabi ng U ng ta ma Le S.

K. Minyak Bt. Keras Suban Jeriji

A.Padiam Siamang B A Air Lubai H

KAB.OKI

S. Taham Kijahan

LAHAT
PRODUCI NG NON PRODUCING PSC, JOB , TACS FIELDS Bangko

Karang Dewa L. Langu Me rba u TSM -1 Kuang Pagar Dewa Prabu menang Paninjauan Air Serdang

KAB.LAHAT
EEQ

KAB.OKU
Mandala

25 K M

JOB P-TALISMAN

Pc.3/My Document/Peta otonomi daer ah.ppt

Gambar-1 Peta lokasi struktur migas PERTAMINA OEP Prabumulih dan sekitarnya

No

AKTIVITAS Data assessment Alokasi SDM Penyusunan Proposal Presentasi Implementasi *) Monitoring/evaluasi Reporting Rencana Tindak Lanjut

NOV

DES

JAN

FEB

MAR

APR

MAY

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

*) Tergantung dari lingkup kerja Project

Gambar-2 Tata Waktu Project

APRILIAN_1.DOC

LKT II EP, Februari 2001

Salis S. Aprilian

General Manager
Chief of Engineerin g Asset Managers Proc.&Services Manager

General Manager

Operation Project Manager Project 1 Leader Project 2 Leader Project 3 Leader Project 4 Leader
Project Leader

Chief of Engineering

Asset Managers APT & APB

Managers

Engineering Group

Engineering Group

Engineering Group

Field Operation Group

Engineering Group

Engineering Group

Field Operation Group

Gambar-3 Struktur Organisasi Project

Gambar-4 Organization Breakdown Structure (OBS)

Tabel-1 Tugas dan Wewenang masing-masing Personel

Jabatan / Group
Operation Project Manager
a. b. c. d. e.

Tugas dan Wewenang


Mengkordinasi kerja masing-masing tim projek dan memonitor, mengontrol, mengevaluasi kinerja tim Mengetahui permasalahan yang dihadapi masing-masing tim Memberi masukan dan arahan pada Project Leader tentang apa-apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja tim Melaporkan secara periodik kinerja tim kepada General Manager Sebagai fasilitator dalam menyelesaikan permasalahan teknis maupun administrasi masing-masing tim dengan Manager Aset, Manager Jasa Sarana, dan Chief-Chief Keteknikan

Project Leader

a. b. c. d. e. f. g.

Mengkordinasi kerja antara Engineering Group dan Field Operation Group Mengarahkan dan mengevaluasi kinerja masing-masing group Mengetahui permasalahan yang dihadapi masing-masing group dan memutuskan solusi yang harus ditempuh oleh tim tsb. Mempresentasikan proposal yang telah disusun tim Mempertanggungjawabkan pekerjaan tim pada akhir project Membuat dan mempresentasikan laporan kemajuan (progress report ) dan Laporan Akhir project Melengkapkan infrastruktur data-data perminyakan secara baku

Engineering Group, terdiri dari: 1. Geophysicists 2. Geologists 3. Reservoir Engineers 4. Production Engineers 5. Facility Engineers 6. Operation Engineers

a. Geophysicists: Melakukan interpretasi data seismik hasil (re)processing dengan mengintegrasikan data sumuran data geologi lainnya; memperkirakan pengembangan struktur; memberi masukan sebagai salah satu dasar pada pembuatan peta geologi-produksi dan pemodelan geologi b. Geologists: Mempelajari data geologi baik lokal maupun regional; mendeskripsi dan menganalisis data core (termasuk mineralogi-nya) untuk memperkirakan lingkungan pengendapan; menganalisis data cuttings untuk mendapatkan deskripsi litologi; membuat korelasi petrofisika berdasarkan data log; melakukan revisi (updating) peta-peta struktur, isopach, isoporosity, isopermeability, dan distribusi fluida. c. Reservoir Engineers: Mempelajari data batuan maupun fluida reservoir (core, PVT data); menentukan survey dan memonitor tekanan reservoir, mempelajari data tekanan dan sejarah produksi; membuat model reservoir struktur terpilih meliputi: identifikasi dan memetakan karakteristik reservoir (porositas, permeabilitas, saturasi fluida, dll); menentukan jumlah dan distribusi zona reservoir, merevisi (update) cadangan, recovery factor, dan withdrawal rate. Mem-forecast recovery berdasarkan Material Balance, Korelasi Empiris, Model Analitik, atau Simulasi Reservoir. Melakukan (run) simulasi reservoir d. Production Engineers: Mengevaluasi data produksi per sumur/per struktur (harian dan kumulatif); mengupdate data lifting sumur (termasuk komplesi); menganalisis hasil uji produksi dan unjuk kerja (performance) produksi sumuran dan per struktur terpilih; mempelajari dan mengatasi masalah low & off production. Bersama Ahli Teknik Reservoir, mengusulkan kerja sumuran (well work), seperti: KUPL, stimulasi, reparasi. e. Facility Engineers: Mendesain (optimasi) fasilitas produksi (separation facilities, metering system, dan terutama surface artificial lift equipments); mengupdate data fasilitas produksi, melakukan monitoring dan evaluasi rutin terhadap fasilitas produksi f. Operation Engineers: Mengevaluasi usulan Engineering Group baik secara operasi maupun keekonomian (eval-ekon); mendesain dan menindaklanjuti dari sisi operasi dari usulan Engineering Group; membuat perencanaan (scheduling) peralatan operasi yang akan digunakan masing-masing tim; menganalisis kegagalan/keberhasilan kerja dari sisi operasi

Field Operation Group

Melaksanakan semua pekerjaan pendukung (supporting) untuk kelancaran operasi tiap-tiap tim, meliputi: pembuatan rencana dan melaksanaan pengadaan barang (Logistik); membuat alokasi dana yang dibutuhkan masing-masing tim dan mengusahakan dana atas project utama yang belum dianggarkan (Keuangan); memberikan bantuan administrasi personalia (SDM); melaksanakan pekerjaan keteknikan (rekayasa) dalam bidang mekanik, listrik, topo, proses lelang, komunikasi (Jasa Sarana). Demikian juga dengan pekerjaan-pekerjaan fungsi PLM, Bor, dan TG

APRILIAN_1.DOC

Anda mungkin juga menyukai