Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENGISIAN

PENDAHULUAN
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagianbagian kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil. Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagianbagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.

Prinsip Pembangkitan Tenaga Listrik


Induksi elektromagnet adalah apabila sebuah penghatar (2) bergerak melintas garis-garis gaya magnet, maka pada penghantar tersebut akan mengalir arus listrik, apabila dipasang sebuah galvanometer (1) dan penghantar digerakan majumundur diantara kutub utara dan kutub selatan magnet, maka jarum galvanometer akan bergerak. Fenomena ini menyimpulkan bahwa, arah gerakan jarum galvanometer akan bervariasi mengikuti arah gerakan penghantar atau magnet dan besarnya gerakan jarum galvanometer akan semakin besar sebanding dengan kecepatan gerakan. Penghantar dilewatkan melalui garis gaya magnet, maka dalam penghantar akan terbangkit gaya gerak listrik. Peristiwa ini disebut dengan induksi elektromagnet dan mengubahnya menjadi tenaga listrik.

BAGIAN BAGIAN SISTEM PENGISIAN


Sistem pengisian memiliki beberapa komponen utama, antara lain: Kunci Kontak,Baterai, Lampu CHG, Alternator,Regulator 1) KUNCI KONTAK Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari batteray ke beban. (Sistem pengapian, lampu tanda, dll) 2) BATERAI Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara,sumber energi listrik saat starter,serta berfungsi sebagai stabilizer arus dan tegangan sistem pengisian. 3) LAMPU CHG

Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem pengisian bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati. 4) ALTERNATOR Alternator merupakan salah satu komponen dari sistem pengisian yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh diode. Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang

membangkitkan elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula sikat arang yang mengalirkan arus ke rotor koil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran rotor dan fan/kipas untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan belakang

Berikut adalah gambar alternator beserta penjelasan komponen komponennya :

1. Rear end frame 2. drive end frame 3. puli V-ribbet 4. bearing 5. terminal 6. konektor 7. IC Regulator 8. Spring 9. Sikat Arang 10. Slip Ring 11. Rectifier 12. Rotor

1. Rear end Frame Fungsi dari rear frame adalah sebagai kerangka luar yang memegang bagian-bagian dalam alternator, selain iotu juga mempunyai saluran udara untuk meningkatkan efisiensi pendinginan.

2. . Pully Pully berfungsi meneruskan putaran mesin ke alternator Membuat perbandingan putaran antara putaran mesin dan alternator 3. Bearing Setiap kecepatan putaran dari rotor tidaklah stabil, dengan adanya perubahan kecepatan membuat putaran rotor menjadi kasar.Fungsi bearing dalam hal ini untuk memperhalus putaran rotor sehingga rotor lebih tahan lama digunakan.

4. IC Regulator Regulator berfungsi mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam kumparan rotor, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap (konstan) sesuai dengan harga yang telah ditentukan, walaupun putaran mesin yang menggerakkan berubah-ubah. Di samping itu regulator juga berfungsi pengisian pada baterai apabila baterai telah penuh dan alternator sudah dapat menyuplai arus listrik sendiri ke bagian yang memerlukan arus listrik. . Kelebihan regulator tipe IC

Rentang tegangan outputnya lebih sempit dan variasi tegangan outputnya dalam waktu singkat.

Tahan terhadap getaran dan dapat digunakan dalam waktu lama karena tidak banyak bagian-bagian yang bergerak.

Kerena tegangan outputnya rendah suhunya naik, pengisian baterai dapat dilakukan dengan baik.

Kekurangan dari regulator tipe IC

Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu tidak wajar.

5. Sikat Arang dan Rumah Sikat Sikat arang berfungsi mengalirkan arus ke kumparan rotor melalui slip ring. Rumah sikat / Brush holder berfungsi sebagai tempat sikat arang.

6. Dioda/Rectifier Dioda / rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus listrik. Didalam alternator terdapat 2 buah rectifier, yaitu rectifier negative dan rectifier positif. Rectifier positif ditandai dengan adannya terminal B pada alternator. Terminal B pada alternator biasannya berupa baut yang dibuat lebih panjang dan atau lebih besar.

7. Rotor Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.

MODEL ALTERNATOR
Model alternator untuk setiap jenis mobil itu berbeda-beda, tapi kebanyakan alternator mempunyai regulator yang berada didalamnya ( IC built In), namun untuk tipe yang lama mempunyai regulator diluar. Tidak seperti model yang lama, tipe yang punya IC bulit in ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan membuka tutup bagian atasnya. Tipe lainnya adalah model pulley alternator yang diikat/dikencangkan ke bagian sumbu rotor. Alternator dengan tipe ini tidak mempunyai kipas luar yang menjadi bagian dari pulley-nya namun sudah mempunyai 2 kipas dalam untuk sirkulasi udara pendingin, tidak seperti jenis alternator lama yang menggunakan kipas luar untuk pendinginan. Antara Aki dengan Alternator Besaran daya yang terdapat alternator beragam, mulai dari yang paling kecil yang mempunyai daya 35 A hingga yang terbesar yang beredar dipasaran yaitu 220 A. Karena berfungsi sebagai pembangkit daya listrik ke aki, apabila ada penambahan perangkat atau aksesoris mobil yang membutuhkan beban listrik yang besar / banyak, cukup dengan mengganti alternatornya bukan aki. Karena bila memperbesar daya listrik di aki tapi penyaluran tenaganya lebih kecil, maka aki akan tetap tekor. Jadi makin besar beban listrik yang dipakai, makin besar juga daya dari alternator yang harus dipergunakan.

Perawatan Alternator
Tidak ada hal khusus untuk merawat alternator, tapi apabila ada kerusakan dapat dideteksi secara dini melalui konsol dashboard yang terdapat gambar aki, apabila berkedip-kedip berarti tidak ada pengisian ke aki dan bisa jadi terdapat kerusakan pada alternator selain dari aki-nya. Aki sendiri berhubungan langsung dengan dinamo starter. Selain itu juga, jangan menambah beban listrik yang berlebihan pada kendaraan, karena dapat memperpendek umur dari alternator ataupun umur dari aki. Dengan sistem rekondisi, Atek dapat memperbaiki alternator tersebut asalkan dengan kondisi kerusakan yang kurang dari 50% atau tidak terlalu parah. Apabila kondisi kerusakan lebih dari 50%, lebih baik diganti dengan model baru. Untuk kisaran harga rekondisi di galeri Alternator sendiri harga dipatok mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, semua tergantung dari kondisi si alternator itu sendiri.

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN


a. Kunci Kontak ON, Mesin Mati. Bila kunci kontak dihidupkan (ON), maka arus field dari baterai akan mengalir ke rotor dan membangkitkan rotor coil. Pada saat itu juga arus dari baterai akan mengalir ke lampu indikator dan lampu menyala. Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut: 1) Arus yang ke field coil. Terminal (+) baterai fusible link kunci kontak (IG switch) fuse terminal IG regulator point PL 1 point PL o terminal F regulator terminal F alternator brush slip ring rotor coil slip ring brush terminal E alternator massa body. Akibatnya rotor terbangkitkan dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus tersebut disebut arus medan (field current). 2) Arus ke lampu indicator. Terminal (+) baterai fusible link kunci kontak IG (IG switch) fuse lampu CHG terminal L regulator titik kontak Po titik kontak P1 terminal E regulator massa body. Akibatnya lampu indicator (lampu CHG) menyala. b. Mesin Dari Kecepatan Rendah ke Kecepatan Sedang. Sesudah mesin hidup dan rotor pada alternator berputar, tegangan / voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu charge jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang di keluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada Voltage regulator.

Demikianlah salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung pada keadaan titik kontak PO.

Bila gerakan PO

dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik

kontak P2, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama sehingga arus tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut: 1) Tegangan netral Terminal N alternator terminal N regulator magnet coil dari voltage relay terminal E regulator massa body. Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik kontak Po dan P1 dan selanjutnya Po akan bersatu dengan P2 dengan demikian lampu pengisian (charge) jadi mati. 2) Tegangan yang keluar (output voltage) Terminal B alternator terminal B regulator titik kontak P2 titik kontak Po magnet coil dari voltage regulator terminal E regulator massa body.

Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PLo akan tertarik pada PL1 sehingga pada kecepatan sedang PLo akan mengambang (seperti pada gambar rangkaian). 3) Arus yang ke field (field current) Terminal B alternator IG switch fuse terminal IG regulator point PL1 point PL2 resistor R terminal F regulator terminal F alternator rotor coil terminal E alternator massa body.

Dalam hal ini jumlah arus / tegangan yang masuk ke rotor coil biasanya melalui dua saluran.

1. Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PLo dari PL1 maka arus yang mengalir ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil 2. (berkurang).

Sedangkan jika pada saat voltage regulator lemah dan PLo tidak akan tetap melalui

tertarik pada PL1 maka arus yang ke rotor coil

poin PL1 ke PLo. Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali. 4) Output current Terminal B alternator baterai dan beban massa body

c.

Mesin dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator menjadi naik, dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.

Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus (intermittently), akan tetapi selama mesin berputar tinggi arus dapat mengalir ke rotor coil. Dengan kata lain, gerakan titik kontak PLo dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL2. Bila gerakan titik kontak PLo pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2, field coil akan dibatasi. Bagaimana pun juga, point Po dari voltage relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adalah sebagai berikut: 1) Voltage Neutral (tegangan netral)

Terminal N alternator terminal N regulator magnet coil dari voltage relay terminal E regulator massa body. Arus ini sering disebut juga neutral 2) bOutput voltage Terminal B alternator terminal B regulator point P2 point Po magnet coil dari N regulator terminal E regulator. Ini yang disebut dengan output voltage. 3) Tidak ada arus ke Field Current Terminal B alternator IG (switch) fuse terminal IG regulator resistor R terminal F regulator terminal F alternator rotor coil point PLo ground (no. F.C) terminal E alternator massa (F current). Bila arus resistor R mengalir terminal F regulator rotor coil massa, akibatnya arus yang ke rotor ada, tetapi jika PLo menempel PL 2 maka arus mengalir ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada. voltage

4) Output Current Terminal B alternator baterai / load masa. Type IC Regulator a. Konstruksi Konstruksi pada alternator type IC Regulator hampir sama dengan yang ada pada type konvensional, yang membedakan keduanya adalah hanya pada penggunaan IC Regulatornya .

Anda mungkin juga menyukai