Johnson (1982) : ensefalitis adalah penyakit berat dimana terjadi peradangan dalam parenkim otak. Wong (1991) : ensefalitis merupakan proses peradangan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan gangguan fungsi pada otak dan kordaspinalis Hockenberry (2005) : ensefalitis adalah suatu proses peradangan pada susunan saraf pusat yang disebabkan mikroorganisme seperti bakteri, spiroseta, jamur, cacing, dan virus
Kasus berat
Demam tinggi Stupor Seizure Disorientasi Spasticity Koma (sampai kematian) Kelumpuhan okular Paralysis
6. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM terbatas. 7. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan aktivitas kejang umum
Intervensi
MANDIRI 1. 2. 3. Kondisikan ruangan anak senyaman mungkin, lingkungan yang tenang Letakan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata Dukung anak untuk meneukan posisi yang nyaman 4. 3. 1. 2.
Rasional
Menurunkan reksi terhadap stimulasi dari luar Meningkatkan vasokonstriksi, penumpulan resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri menurunkan iritasi parenkim otak, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot
4.
5.
Intervensi MANDIRI 1. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung 2. 3. Pantau/control suhu dan tanda infeksi lainnya Berikan antibiotika sesuai indikasi 2. 3. 1.
Rasional
menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder . mengontrol penyebaran Sumber infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas atas Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas anak
Intervensi
MANDIRI 1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik , Terjadi kekacauan 1.
Rasional
Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau membantu program perawatan .
sendi.
2. 3. 4. 5. Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai
2.
3.
4.
Dengan melakukan observasi dapat melakukan deteksi dini bila ada kelainan dapat dilakukan inteR/ensi segera
5.