nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di dada. Dispepsia fungsional didefinisikan sebagai gejala nyeri pada abdomen atas yang persisten atau berulang yang memiliki ciri-ciri : 1. Dispepsia yang tidak dapat mereda dengan defekasi atau berkaitan dengan perubahan frekuensi atau bentuk dari feses 2. Terjadi setidaknya 1x/minggu selama 2 bulan 3. Tidak memiliki kelainan organic Etiologi NO 1 PENYEBAB Gangguan atau penyakit dalam lumen saluran cerna CONTOH Ulkus peptikum (gaster &
Obat-obatan
NSAID,
aspirin,
antibiotik
(metronidazole, makrolid), digitalis, teofilin, dan lain-lain. 3 Penyakit pada hati, pankreas, sistem bilier 4 5 Penyakit Sistemik Gangguan Fungsional Hepatitis, kronik DM, penyakit tiroid, PJK Dyspepsia fungsional, IBS pankreatitis, kolesistitis
Epidemiologi Dyspepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami oleh seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30% orang dewasa pernah
mengalami hal ini dalam beberapa hari. Dari data di Negara Barat didapatkan angka prevalensinya berkisar 7-41%, tapi hanya 10-20 % yang mencari pertolongan medis. Angka insidens dyspepsia diperkirakan antara 1-8%. Belum ada data epidemiologi di Indonesia. Manifestasi Klinik Untuk dyspepsia secara umum, manifestasi seperti definisinya. Sedang untuk dyspepsia fungsional dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari dikategorikan sebagai dyspepsia fungsional tipe seperti ulkus. 2. Bila kembung, mual, cepat kenyang merupakan keluhan yang paling sering dikemukakan , dikategorikan sebagai dyspepsia fungsional seperti dismotilitas. 3. Bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan, dikategorikan sebagai dyspepsia nonspesifik.
Prognosis Dyspepsia fungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat mempunyai prognosis yang baik.