Anda di halaman 1dari 32

BAB 1 LANDASAN 1.

1 Definisi Penyakit paru-paru obstruksi menahun adalah penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan peningkatan restensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologinya (Somantri Irman, 2008). PPOK atau penyakit paru obstruksi kronik adalah suatu penyakit yang merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang paling sering adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Suraditya, 2009). 1.2 Etiologi 1.2.1 Penyebab utama : 1. Alergen : debu rumah, spora jamur, tepung sari rerumputan. 2. Iritan : asap pabrik, asap mobil, asap rokok, bau-bauan, serta polutan. 3. Infeksi : pertama disebabkan oleh virus dan jamur ; haemophilus influensae, staphylococcus, streptococcus dan pneumococcus. 4. Perubahan cuaca yang ekstrim. 5. Aktivitas fisik yang berlebihan 6. Lingkungan kerja. 7. Obat-obatan 8. Refluk gastroesophagus 1.2.2 Komplikasi kelainan patologik pada alat tubuh : 1. 2. Penyakit jantung menahun Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut TEORI

3. 4. 1.3 Gambaran klinis Meliputi :

Rokok Dilatasi bronkus

1.3.1 Gambaran obyektif : 1. Sesak nafas disertai wheezing 2. Batuk 3. Sianosis 4. Tachicardi 5. Pulsus paradoksus 6. Cenderung overweight 7. Bernafas menggunakan otot-otot nafas tambahan 1.3.2 Gambaran subyektif Pasien mengeluhkan sukar bernafas, sesak dan anoreksia 1.3.3 Gambaran psikologis 1. Cemas 2. Takut 3. Mudah tersinggung 4. Kurang pengetahuan terhadap situasi penyakitnya 1.3.4 Penampilan umum : 1. Badan cenderung kurus 2. Warna kulit pucat 3. Tidak ada tanda kelainan jantung kanan dengan edema 4. Usia 65-75 5. HCT kurang dari 60 %

Allergen, infeksi, iritan, perubahan cuaca, aktivitas berlebih, obatan-obatan, penyakit, rokok 1.4 Patofisiologi

Iritasi mukosa saluran pernapasan

Reaksi antigen dan antibody

Dikeluarkannya substansi vasoaktif (histamine, bradikinin, dan anafilatoksik

Peningkatan sekresi mukus Peningkatan permeabilitas kapiler Kontraksi otot polos pernapasan berlebihan

Produksi mucus bertambah Kontraksi otot polos Edema mukosa hipersekresi broncospasmee

Inefektif kliren jalan napas Obstruksi saluran pernapasan

Gangguan kenyamanan

Hipoventilasi Gangguan difusi gas di alveoli Nutrisi kurang dari kebutuhan

Hipoksemia, Hiperkabnea Keruakan pertukaran gas

Acidosis respiratorik

Penurunan kesadaran

1.5

Komplikasi 1. Hipoksemia Didefinisikan sebagai penurunan nilai PO2 kurang dari 55 mmHg dengan nilai saturasi O2 kurang dari 85%. Pada awalnya pasien akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi, dan menjadi pelupa. Pada tahap lanjut timbul sianosis. 2. Asidosis respiratori Timbul akibat dari peningkatan nilai PCO2 ( hiperkapnia ). Tanda yang muncul antara lain nyeri kepala, fatigue, letargi, dizzines, dan takipnea. 3. Infeksi saluran pernapasan

Karena peningkatan produksi mukosa, peningkatan rangsang otot polos bronchial, dan edema mukosa. Terhambatnya aliran udara akan meningkatkan kerja napas dan menimbulkan dispnea. 4. Gagal jantung Akibat dari penyakit paru-paru terutama pada pasien dispnea berat. 5. Disritmia jantung Timbul akibat hipoksemia, penyakit jantung lain, efek obat, atau terjadinya asidosis respiratori. 6. Status asmatikus Merupakan komplikasi utama yang berhubungan dengan asma bronkial. Penyakit ini sangat berat, potensial mengancam kehidupan, dan sering kali tidak memberikan respon terhadap terapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu pernapasan dan distensi vena leher sering kali terlihat. 1.6 1.6.1 1.6.2 1.6.3 1.6.4 1.6.5 1.7 Penatalaksanaan Penatalaksanaan utama pada pasien PPOK adalah sebagai berikut : Pemberian terapi untuk meningkatkan ventilasi dan menurunkan kerja nafas Mencegah dan mengobati infeksi Memelihara kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk memfasilitasi pernapasan Dukungan psikososial Pendidikan kesehatan pasien dan rehabilitasi Pengobatan serta terapi PPOK Obat-obatan yang digunakan untuk penyakit PPOK antara lain adalah sebagai berikut : 1.7.1 1.7.2 1.7.3 1.7.4 Bronkodilator Beta agonis Kortikosteroid Pengobatan infeksi

1.7.5 1.7.6 1.8 1.

Terapi aerosol Oksigenasi Pemeriksaan Laborat X-Ray dada Menunjukkan hiperinflasi paru-paru, penurunan tanda vaskuler, peningkatan ruang udara retrosternal, peningkatan bentuk bronko vaskular.

2.

Pemeriksaan fungsi paru-paru Menemtukan penyabab dari dispnea, menentukan abnrmalitas fungsi paru, mengevaluasi efek dari terapi, misal bronko dilator.

3. 4.

ABG Menunjukkan proses penyakit kronis, keadaan asidosis, alkalosis respiratori. Darah komplit Menggambarkan adanya peningkatan HB pada emfisema berat dan peningkatan eosinophil pada asma

5. 6.

Kimia darah Sputum kultur Menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen, menentukan penyakit keganasan atau alergi.

7.

EKG Membantu dalam mengkaji tingkat disfungsi pernapasan, mengevaluasi keefektifan obat bronkodilator dan merencanakan atau evaluasi program

1.8

Rencana Asuhan Keperawatan 1. Inefektif klirens jalan napas yang berhubungan dengan sekresi kental dan berlebihan Tujuan : Kepatenan jalan nafas setelah diberikan perawatan dengan kriteria hasil :

Klien menunjukkan batuk efektif dan meningkatkan pertukaran gas pada paru Klien mampu menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas Bebas dari suara nafas tambahan seperti wheezingdan ronchi.

Intervensi : 1). Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk : a. b. c. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin Lakukan pernapasan diafragma. Tahan nafas selama 3 sampai 5 detik kemudian keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut (sangkar iga bawah dan abdomen harus turun). d. Lakukan napas kedua, tahan, dan batukkan dari dada (bukan dari belakang mulut atau tenggorok) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat. R: Batuk yang tidak terkontol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi a. b. Duduk tegak memindahkan organ-organ abdomen menjauh dari paru-paru, memungkinkan ekspansi lebih luas Pernapasan diafragma menurunkan frekuensi pernapasan dan meningkatkan ventilasi alveolar c,d Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudahkan pengeluaran sekresi. 2). Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan vikositas sekresi: R: Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis. 3). Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk R: Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien

4). Dorong dan berikan perawatan mulut yang baik R: Higiene mulut yang baik meningkatkan rasa sejahtera dan mencegah bau mulut. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas, kelelahan otot pernafasan, peningkatan produksi mukus atau spasme bronkus Tujuan : Klien mampu menunjukkan perbaikan oksigenasi. Kriteria hasil : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gas arteri dalam batas normal Warna kulit perifer membaik (tidak cianosis) RR : 12 24 x /menit Bunyi nafas bersih Ketidaknyamanan dada berkurang Nadi 60 100 x/menit Tidak ada keluhan dyspnea PO2 dan PCO2 dalam batas normal Saturasi O2 dalam rentang normal

Intervensi : 1. Observasi status pernafasan, hasil gas darah arteri, nadi dan nilai oksimetri R:Memantau perkembangan kegawatan pernafasan 2. 3. Awasi perkembangan membran mukosa / kulit (warna) R: Gangguan Oksigenasi perifer tampak dengan adanya tanda cianosis Observasi tanda vital dan status kesadaran. R: Menentukan status pernafasan dan kesadaran pasien, kesadaran yang menurun menandakan adanya penurunan suplai oksigen kedalam jaringan otak

4.

Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas klien R:Aktivitas berlebih dapat meningkatkan penggunaan energi dan penggunaan oksigen

5.

Berikan oksigenasi yang telah dilembabkan R:Membantu mencukupi kebutuhan oksigen dan mencegah iritasi membran mukosa hidung

6.

Kolaborasi dalam pemberian terapi : a. Berikan obat yang telah diresepkan b. Berikan obat depresan saraf dengan hati-hati (sedatif/narkotik). R:Obat depresan akan mendepresi system pernafasan dan menyebabkan gagal nafas

3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan, kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia Tujuan : Klien akan menunjukkan kemajuan/peningkatan status nutrisi Kriteria hasil a. c. e. f. Klien tidak mengalami kehilangan BB lebih lanjut Urine tidak pekat Membran mukosa lembab Kulit tidak kering b. Masukan makanan dan cairan meningkat d. Output urine meningkat.

g. Tonus otot membaik Intervensi: 1. Kaji kebiasaan diit. Catat derajat kesulitan makan/masukan. Evaluasi BB R: Pasien distress pernafasan sering anoreksia. Dan juga sering mempunyai pola makan yang buruk. Sehingga cenderung Bb menurun

2.

Berikan perawatan oral sebelum dan sesudah makan R:kebersihan oral menhilangkan bakteri penumbuh bau mulut dan meningkatkan rangsangan /nafsu makan

3.

Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbohidrat R:Makanan yang mengandung gas dan berkarbonat dapat menimbulkan distensi abdomen dan meningkatkan dispnea

4.

Sajikan menu dalam keadaan hangat R: Menu hangat mempengaruhi relaksasi spingkter / saluran pencernaan sehinga respon mual/muntah berkurang

5. 6.

Anjurkan makan sedikit tapi sering R:Menegah perut penuh dan menurunkan resiko mual Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan diit R:Mencukupi kebutuhan kalori dan nutrisi sesuai dengan diit yang tepat sesuai perhitungan ahli gizi

4. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untuk aktivitas. Tujuan : Klien menunjukkan aktivitas yang dapat dilakukan secara mandiri dengan kriteria hasil : Memperagakan metode batuk, bernapas dan penghematan energi yang efektif Mengidentifikasi tingkat aktivitas yang realistis untuk dicapai atau dipertahankan. Intervensi : 1). Evaluasi respon klien terhadap aktivitas. R: Memberikan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memfasilitasi dalam pemilihan intervensi 2). Laporkan adanya dispnea, peningkatan kelemahan dan fatiggue, serta perubahan dalam tanda vital selama aktivitas.

R:Perubahan tanda-tanda vital terutama frekuensi pernapasan dan tekanan darah dapat mengidentifikasikan perburukan keadaan umum 3). Beri lingkungan nyaman dan batasi jumlah pengunjung selama fase akut atas indikasi R:Mengurangi stress dan stimulasi yang berlebihan serta meningkatkan istirahat 4). Jelaskan pentingnya beristirahat pada rencana tindakan dan perlunya keseimbangan antara aktivitas dan atau tidur R: Bed rest akan memelihara tubuh selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolisme dan memelihara energi untuk penyembuhan. 5). Bantu pasien dalam memilih posisi yang nyaman R:Pasien mungkin merasa nyaman dengan kepala dalam keadaan elevasi, tidur dikursi atau istirahat pada meja dengan bantuan bantal 6). Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan self care. R:Meminimalkan kelelahan dan menolong menyeimbangkan suplai oksigen dan kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta. Carpenito Lynda Juall.(2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.Penerbit buku kedokteran EGC:Jakarta Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta. Soemantri Irman.(2007).Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.Penerbit Salemba Medika:Jakarta

Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

BAB 2 TINJAUAN KASUS 2.1 PENGKAJIAN 2.1.1 Identitas 1. Identitas Pasien Nama Agama Jenis kelamin : Tn S : Islam : Laki-laki

Status marital Pendidikan Pekerjaan Asuransi Suku bangsa Alamat Tanggal masuk No Register Diagnosa medis Nama penanggung Alamat No.Telp

: Menikah : Tamat SD : Wiraswasta : Tidak : Jawa : Mergayu Tulungagung : 02/04/2009 : 491189 : PPOK : Ny M : Tulungagung ::: Perempuan : PNS

Tanggal pengkajian : 06/04/2009

2. Identitas Penanggung jawab Hubungan dengan pasien : Anak pertama

Nomor Kartu Identitas Jenis Kelamin Pekerjaan 2.1.2 Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama

Pasien mengatakan dada terasa sesak dan batuk. 2. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk-batuk tapi riak sulit keluar mulai tanggal 31 Maret 2009 keluhan bertambah parah dan tidak kunjung sembuh walau keluarga sudah membawa pasien kedokter. Sesak yang dirasakan pasien tidak berkurang bila untuk istirahat dan keluhan sesak meningkat pada malam hari disertai batuk-batuk tapi bila tidur dengan posisi duduk keluhan agak berkurang. 3. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan punya riwayat hipertensi tapi tidak pengobatan rutin dan pernah diopname pada tahun 2007 di RSB karena pembesaran prostate hingga dokter menyarankan untuk rencana operasi tapi pasien menolak dan menunda operasi hingga sekarang. 4. Riwayat kesehatan keluarga Pasien mengatakan riwayat keluarganya ada yang menderita penyakit hipertensi dan asma. Genogram

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Meninggal 5. Riwayat sosiokultural Pasien mengatakan beragama islam dan rajin sholat waktu mudanya dulu, saat tua dan sakit-sakitan ini pasien mengatakan jarang sholat. 6. Review Pola sehat-sakit Sejak muda pasien sangat suka merokok begitu pula dengan lingkungan disekitar pasien adalah mayoritas perokok semua. : Hubungan pernikahan : Keturunan : Tinggal serumah

Pasien mengatakan mengalami sakit sesak pada saat berumur 50 tahun hingga sekarang sakit sering kambuh-kambuh. 7. Pola fungsi kesehatan Gordon 1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Pasien mengatakan dadanya sesak seperti dililit tali besar sehingga sulit bernafas. Bila keluhan datang pasien berobat kedokter umum dan Rumah sakit. 2) Pola Nutrisi Metabolik Dirumah : pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk (tanpa daging dan ayam), makan habis 1/2 porsi Minum : 4-5 gelas/hari (teh, kopi air putih) Dirumah sakit : pasien makan lunak 3 kali sehari dengan diit rendah garam 0,8 gr makan habis porsi Minum : 4-5 gelas/hari (teh, syrup, air putih) 3) Pola Eliminasi BAK 3-4 kali/hari warna jernih, kencing keluar sedikitsedikit, BAB 2 hari sekali. 4) Pola Aktivitas dan Latihan Pasien tidak bekerja, pasien lebih banyak menghabiskan waktu duduk dikursi dan tempat tidur karena sesak. Selama dirumah sakit pasien hanya tiduran ditempat tidur. 5) Pola Kognitif dan Persepsi Pasien mengatakan bahwa sakitnya karena pasien sudah tua dan saat diajak berkomunikasi pasien mampu mengingat kejadian di masa lalu dengan jelas. 6) Pola Persepsi-Konsep Diri Pasien mengatakan sangat terganggu dengan keluhan sesak. 7) Pola Tidur dan Istirahat

Dirumah : pasien tidur dan istirahat kurang lebih selama 5 jam Dirumah sakit : Pasien beristirahat dan tidur selama 3-4 jam 8) Pola Peran-Hubungan Pasien dirumah berperan sebagai kakek tertua. Dirumah sakit Tn S berperan sebagai pasien. Hubungan dengan keluarga baik dan dirumah sakit pasien dapat kooperatif dengan perawat, dokter dan petugas kesehatan lainya. 9) Pola Seksual-Reproduksi Semenjak istri pasien meninggal pasien tidak pernah melakukan hubungan intim 10) Pola Toleransi Stress-Koping Pasien mengatakan bila sakit keluarga membawa pasien kedokter umum dan bila tidak sembuh juga baru membawa pasien kerumah sakit 11) Pola Nilai-Kepercayaan Pasien mengatakan beragama Islam tetapi sekarang jarang sholat. Pasien percaya dengan berobat di Rumah Sakit Baptis sakitnya akan sembuh. 2.1.3 Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum 2. Tanda vital S: 36 mmHg 3. Kepala Rambut putih, tipis dan rontok, tidak tampak ada ketombe Tidak teraba adanya benjolan dikepala, tidak nyeri tekan 4. Mata Simetris, konjungtiva sedikit anemis, sclera putih, sedikit cowong. : P: 80 x/menit N: 32x/menit TD: 150/90 : Pasien tampak sesak dan gelisah

5. Hidung Simetris, tidak ada pengeluaran sekret dari hidung, tidak ada perdarahan, terpasang selang O2 3 liter permenit. 6. Telinga Bersih, tidak ada serumen pada lubang telinga, tidak ada nyeri tekan 7. Mulut :Pasien menggunakan gigi palsu, lidah sedikit kotor, mulut kering 8. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid di leher, tidak ada nyeri tekan 9. Dada dan punggung Inspeksi : Simetris : tidak ada bekas operasi, tidak ada kelainan bentuk dada Palapsi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/tumor Perkusi : Auscultasi : terdengar wheezing disertai ronchi pada dada kanan dan kiri 10. Abdomen Tidak tampak acites, perut teraba kembung, bising usus 8-9 kali permenit, tidak teraba adanya massa atau benjolan, tidak tamapak adanya bekas operasi

11. Extremitas Siku tangan sebelah kanan nyeri sedangkan Ektremitas lain tidak ada kelemahan, tidak ada odema pada ekstremitas 5 5 5 5 MMT

12. Genetalia Tidak terkaji 13. Anus Tidak terkaji 2.1.4 TGL 2/4 2/4 Data penunjang ( Pemeriksaan diagnostik ) Tanggal 2/4/2009 Pemeriksaa n GDP WBC LYM MID GRAN RBC HGB HCT MCV MCHC RDW 14.05 PLT Creatinin Urid acid Hasil 112 11.4 k/ul 2.6 27.7 % 0.8 81 %M 6.0 64%G 5.51 M/UL 16.0 45.3% 82.3 FL 35.3 g/dl 14.05 242 2.34 10.2 Nilai normal 76-110 mg/dl 4.1-10.9 k/ul 0.6-4.1 0.0-1.8 2.0-7.8 4.20-6.30 M/UL 12.0-18.0g/dl 37.0-51.0 % 80.0-97.0 FL 31-36 g/dl 11.5-14.5 % 140-440 K/UL 3.4-7.0 mg/dl Interpretasi DBN Meningkat DBN DBN DBN DBN DBN DBN DBN DBN DBN DBN Meningkat

3/4

2.1.5

Data tambahan ( Penatalaksanaan ) Terapi Allopurinol 100 mg TID Aminophilyn 100 mg TID Halfilyn syp 10 cc TID ISDN 5 mg BID Pectocyl 1 tab TID Salbutamol 1 mg TID Tensivask 10 mg 1tab Q H

Asthin F 1x1 Paracet 1 prn Lilac SR 100 mg Q H

B. ANALISA DATA 1. Analisa Data Data Etiologi DS:Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk tidak sembuh-sembuh DO:

Masalah kolaboratif/keperawatan Inefektif bersihan jalan nafas b/d obstruksi jalan napas karena mukus berlebihan

Pasien tampak gelisah Terpasang selang O2 canule 3 ltr/menit Riak kental Terdengar wheezing disertai ronchi pada paru kanan dan kiri RR 32x/menit Nutrisi kurang kebutuhan tubuh dari

DS:Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan DO: - Porsi makan habis porsi - Kulit dan membran mukosa kering - Pasien tampak lemah - Perut kembung - Bising usus 8-9 x/menit

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama NO N O 1 : Tn.S : 491189 DIAGNOSA KEPERAWATAN Inefektif bersihan jalan nafas b/d obstruksi jalan napas karena mukus berlebihan ditandai dengan :Pasien mengatakan sesak nafas dan TGL TERATASI 6-4-2009

TANGGAL

batuk tidak sembuh-sembuh, Pasien tampak gelisah, Terpasang selang O2 canule 3 ltr/menit, Riak kental Terdengar wheezing disertai ronchi pada paru kanan dan kiri, RR 32x/menit 2 6-4-2009 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakyamanan pada mulut karena prosuksi sekret mengental, yang ditandai dengan: Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, Porsi makan habis porsi, Kulit dan membran mukosa kering, Pasien tampak lemah, Perut kembung, Bising usus 8-9 x/menit

2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N O DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 1 Batuk terkontol melelahkan efektif, frustasi dan yang tidak adalah tidak tegak organparu-paru, menyebabkan Duduk TTD

KEPERAWATAN Inefektif bersihan jalan Kepatenan nafas b/d obstruksi jalan napas dengan karena mukus ditandai :Pasien berlebihan nafas diberikan perawatan

jalan 1. Ajarkan klien tentang metode setelah yang tepat pengontrolan batuk Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin Lakukan diafragma. Tahan nafas selama 3 sampai kemudian sebanyak melalui 5 detik mungkin mulut keluarkan efektif pernapasan

dengan kriteria hasil : menunjukkan batuk dan meningkatkan pertukaran gas pada paru - Klien mampu menyebutkan strategi untuk

mengatakan sesak nafas sembuh, Pasien tampak gelisah, Terpasang selang O2 Riak canule 3 ltr/menit, kental Terdengar

memindahkan dari

dan batuk tidak sembuh- - Klien

organ abdomen menjauh memungkinkan ekspansi lebih luas, ,Pernapasan diafragma menurunkan ventilasi frekuensi pernapasan dan meningkatkan alveolar, Meningkatkan

wheezing disertai ronchi pada paru kanan dan kiri, RR 32x/menit

(sangkar iga bawah dan abdomen harus turun). Lakukan napas kedua,

volume udara dalam paru mempermudahkan

menurunkan kekentalan sekresi - Pergerakan sputum keluar dari nafas - Bebas suara tambahan seperti wheezingdan ronchi. 4. 3. dari nafas jalan 2.

tahan, dan batukkan dari dada (bukan dari belakang mulut atau tenggorok) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat. Ajarkan klien tindakan miun air

pengeluaran sekresi.

2 Sekresi kental sulit untuk diencerkan menyebabkan pada atelektasis dan dapat sumbatan

untuk menurunkan vikositas sekresi:dengan hangat sedikit tapi sering Auskultasi paru sebelum

mukus, yang mengarah 3 Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien 4 Higiene mulut yang baik meningkatkan bau mulut. rasa sejahtera dan mencegah

dan sesudah klien batuk Dorong dan berikan

perawatan mulut yang baik

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO DIAGNOSA TUJUAN 2. Nutrisi kurang dari Klien akan kebutuhan berhubungan ketidakyamanan mulut karena tubuh menunjukkan dengan kemajuan/penin pada gkatan status prosuksi nutrisi 2. Berikan perawatan oral sebelum dan sesudah makan Klien tidak INTERVENSI RASIONAL Pantau kesulitan makan/masukan. 1. Pasien distress pernafasan Evaluasi BB sering anoreksia. Dan juga sering makan Sehingga menurun 2. kebersihan menhilangkan meningkatkan 3. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbohidrat rangsangan /nafsu makan 3. Makanan mengandung berkarbonat menimbulkan abdomen 4. Sajikan menu dalam keadaan meningkatkan dispnea tidak gas yang dan dapat distensi dan oral bakteri mempunyai yang cenderung pola buruk. Bb TTD

1.

sekret mengental, yang Kriteria hasil ditandai dengan: Pasien mengatakan nafsu Kulit tampak 9 x/menit tidak ada Porsi makan, dan mengalami kehilangan BB lanjut Masukan makanan dan cairan meningkat Urine pekat lebih

penumbuh bau mulut dan

makan habis porsi, membran Perut mukosa kering, Pasien lemah, kembung, Bising usus 8-

Output urine meningkat Membran mukosa lembab 5. tidak 6. otot

hangat

4. Menu mempengaruhi spingkter /

hangat relaksasi saluran

pencernaan sehinga respon Anjurkan sering Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan diit makan sedikit tapi mual/muntah berkurang 5. Menegah perut penuh dan menurunkan resiko mual 6. Mencukupi dengan diit kebutuhan yang tepat kalori dan nutrisi sesuai sesuai perhitungan ahli gizi

Kulit kering Tonus

membaik

IMPLEMENTASI Nama No N O 1 :Tn S : 491189 DX 1 4/4/09 IMPLEMENTASI 1. Mengajarkan klien napas dalam dan batuk efektif - Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin - Lakukan pernapasan diafragma. - Tahan nafas selama 3 sampai 5 detik kemudian keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut (sangkar iga bawah dan abdomen harus turun). - Lakukan napas kedua, tahan, dan batukkan dari dada (bukan dari belakang mulut atau tenggorok) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat. 2. Menganjurkan untuk minum air hangat sedikit tapi sering 3. Melakukan auscultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk 4. Membantu melakukan perawatan mulut 5. Mengobservasi warna dan karakeristik sputum; sputum kental warna putih kekuning-kuningan Memberikan obat : KET

Allopurinol 100 mg TID


Aminophilyn 100 mg TID

Halfilyn syp 10 cc TID Pectocyl 1 tab TID Salbutamol 1 mg TID IMPLEMENTASI Nama No N O 1 :Tn S : 491189 DX 2 4/4/09 2. 3. 4. 1. IMPLEMENTASI Mengobservasi porsi makanan yang dihabiskan klien; makan habis porsi Membantu perawatan mulut sebelum dan sesudah makan Anjurkan makan dalam porsi kecil sedikit tetapi sering Anjurkan makanan 5. 6. untuk penghasil menghindari gas dan KET

minuman karbohidrat Membantu menyajikan makanan Membantu menentukan ahli diit: gizi makan untuk lunak

rendah garam 0,8

IMPLEMENTASI Nama No N O 1 :Tn S : 491189 IMPLEMENTASI 1. Membantu memposisikan pasien dengan posisi semi fowler 2. Melakukan auscultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk 3. Membantu melakukan perawatan mulut 4. Mengobservasi warna dan karakeristik sputum; spuitm kental warna putih kekuning-kuningan 5. Memberikan obat : Allopurinol 100 mg TID Aminophilyn 100 mg TID Halfilyn syp 10 cc TID Pectocyl 1 tab TID Salbutamol 1 mg TID 1. Mengobservasi porsi makanan yang KET

DX/TGL 1 5/4/09

2 5/4/09

dihabiskan klien; makan habis porsi 2. Membantu perawatan mulut sebelum dan sesudah makan 3. Menganjurkan makan dalam porsi kecil

sedikit tetapi sering 4. Menganjurkan untuk membawakan makan yang disukai pasien sesuai dengan diit 5. Membantu menyajikan makanan

EVALUASI Nama No N O 1 :Tn S : 491189 DX/TGL 1 4/4/09 EVALUASI S: Pasien mengatakan dada terasa sesak O: Pasien tampak lemah Pasien tampak gelisah Pasien tampak batuk-batuk RR 32 X/menit Tampak penggunaan otot-otot bantu pernapasan A: Tujuan belum tercapai P: Intervensi dilanjutkan Membantu memposisikan pasien dengan posisi semi fowler Melakukan auscultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk Membantu melakukan perawatan mulut Mengobservasi warna dan KET

karakeristik sputum; spuitm kental warna putih kekuning-kuningan Memberikan obat sesuai dengan advis dokter

2 4/4/09

S: Pasien mengatakan mual O: - Porsi makan habis porsi - Membran mukosa dan kulit kering - Konjungtiva anemis - Pasien tampak lemah A: Tujuan belum tercapai P: Intervensi dilanjutkan - Mengobservasi porsi makanan yang dihabiskan klien; makan habis porsi Membantu perawatan mulut sebelum dan sesudah makan Menganjurkan makan dalam porsi kecil sedikit tetapi sering Menganjurkan untuk membawakan makan yang disukai pasien sesuai dengan diit Membantu menyajikan makanan

EVALUASI Nama No N O 1 :Tn S : 491189 DX/TGL 1 5/4/09 O: Pasien tampak lemah Pasien tampak gelisah Pasien tampak batuk-batuk RR 28 X/menit S: Pasien EVALUASI mengatakan sesak agak KET

berkurang tetapi batuk masih belum berkurang

A: Tujuan belum tercapai P: Intervensi dilanjutkan Membantu memposisikan pasien dengan posisi semi fowler Melakukan auscultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk

Membantu melakukan perawatan mulut Mengobservasi warna dan karakeristik sputum Memberikan obat sesuai dengan advis dokter

2 5/4/09

S: Pasien mengatakan sudah mau makan agak banyak O: - Porsi makan habis porsi lebih - Membran mukosa dan kulit kering - Konjungtiva anemis - Pasien tampak lemah A: Tujuan belum tercapai P: Intervensi dilanjutkan - Mengobservasi porsi makanan yang dihabiskan klien Membantu perawatan mulut sebelum dan sesudah makan Menganjurkan makan dalam porsi kecil sedikit tetapi sering Menganjurkan untuk membawakan makan yang disukai pasien sesuai dengan diit Membantu menyajikan makanan

Anda mungkin juga menyukai