Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN JARINGAN KABEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 kV BAWAH TANAH PADA JALAN UTAMA DAN PERTOKOAN DI KOTA MALANG

Diding Suhardi
Staf Pengajar Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Jawa Timur. Telp : 0341-464318 Pes.129 email : diding@umm.ac.id

ABSTRAK Dengan semakin perkembangannya kota Malang menjadi kota pendidikan dan kota pariwisata, maka kebutuhan terhadap energi listrik juga semakin bertambah, gedung perkantoran, kampus, pusat perbelanjaan dan lain-lain semakin memerlukan energi listrik dalam jumlah besar. Distribusi energi listrik dari sumber energi (gardu induk Kebon Agung dan Blimbing) ke pusat beban ditengah kota, melewati tempat-tempat strategis pertokoan dan perkantoran, dengan semakin banyaknya gedung bertingkat maka diperlukan distribusi energi listrik bawah tanah, dengan cara demikian maka jaringan distribusi listrik tidak mengganggu gedung-gedung perkantoran dan pertokoan atau sebaliknya. Penggunaan jaringan distribusi listrik bawah tanah adalah salah satu alternative untuk mendistribusikan energi listrik dengan aman, andal, mudah, estetis dan kontinyu bagi perkotaan. Antara gardu induk Blimbing dan gardu induk Kebon Agung, memerlukan kabel tanah jenis XLPE 3 x 185 mm sekitar 13.650 meter ditambah jenis XLPE 3 x 100 mm sekitar 3.800 meter untuk distribusi sekitar jalan Merdeka, ditambah sekitar 26 panel di permukaan tanah, untuk distribusi ke setiap gedung atau pertokoan. Kata kunci : Cara Pemasangan Kabel, Keandalan Jaringan, Saluran Distribusi. 1. Pendahuluan Akibat perkembangan kota Malang sebagai kota pendidikan, industri dan pariwisata, maka berkembang juga sarana pertokoan dan pusat perbelanjaan, tempattempat tersebut tentu sangat memerlukan energi listrik sebagai sarana penerangan dan peralatan-peralatan pendukungnya. Kebutuhan energi listrik yang terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya pertokoan dan pusat perbelanjaan akan lebih baik jika diiringi dengan berkembangnya penyediaan energi listrik yang cukup dan dapat diandalkan kontinyuitasnya. Keuntungan : Tersedia energi listrik di semua tempat dalam jumlah yang cukup. Aman dari gangguan pencuarian energi.

Dapat diandalkan kontinyuitasnya. Bebas dari gangguan cuaca dan mahluk hidup. Nilai estetika kota akan semakin tampak. Penambahan jumlah daya listrik mudah dilakukan. Perawatan mudah, pergantian kabel terjadwal sesuai umur kabel tanah. Penanaman aneka pohon tinggi dan peningkatan jumlah lantai gedung-gedung pertokoan dan pusat perbelanjaan, dan tidak akan lagi saling membahayakan. 1.1 Rumusan Meningkatkan keandalan sistem distribusi energi listrik . Merencanakan interkoneksi jaringan kabel distribusi bawah tanah Mengoptimalkan daya terpasang semua gardu induk. 1.2 Batasan Pada penelitian dan perencanaan jaringan ini akan dilakukan pembahasan pada hal-hal sebagai berikut : 1. Pemilihan rute jaringan pada jalan utama kota Malang. 2. Jenis kabel dan ukuran arus. 3. Model dan cara pemasangan jaringan. 1.3 Tujuan A. Penggunaan jaringan kabel tenaga listrik bawah tanah segera diaplikasikan mengingat semakin banyaknya gedung bertingkat dan tingkat bahayanya makin padatnya pemakai jalan pada jalan utama kota Malang. B. Perencanaan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan tentang penggunaan jaringan kabel bawah tanah untuk distrubusi tenaga listrik. 1.4 Manfaat Hasil dari penelitian adalah model jaringan distribusi energi listrik bawah tanah yang interkoneksi semua gardu induk sumber : - Dapat diandalkan suplainya. - Mendapatkan suplai listrik yang andal - Estetika kota yang baik.

1.5 Metoda Untuk melakukan kegiatan penelitian awal sampai menyelesaikan masalah penelitian, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut : Penelitian diawali dengan survey Melakukan pengambilan data-data di PT. PLN distribusi Malang kota Permasalahan yang ada diidentifikasi Perencanaan gambar jaringan bawah tanah : Jenis dan ukuran kabel. Jenis dan ukuran beban. Pengumpulan data perencanaan jaringan dilakukan dengan dua data yaitu : Pengamatan langsung (survey). Data sekunder : PT. PLN distribusi Malang kota. Mempelajari beberapa jurnal penelitian terdahulu. Mengadakan wawancara dengan beberapa pengelola pertokoan. 2. Dasar Teori 2.1 Pendahuluan Perencanaan instalasi distribusi tenaga listrik mulai gardu induk distribusi 20 kV Blimbing Kota Malang sampai gardu induk distribusi 20 kV Kebon Agung Kota Malang, Permasalahan yang dialami oleh system distribusi tenaga listrik pada daerah padat bangunan tinggi adalah : - Letak bangunan sangat dekat dengan jaringan distribusi listrik. - Tampak depan bangunan terhalang jaringan. - Papan iklan di depan terhalang jaringan distribusi. - Penyambungan jaringan distribusi ke gedung sulit dilakukan. - Letak tiang penyanggah jaringan distribusi listrik mengganggu bangunan. - Keausan kabel akibat daya besar, berbahaya bagi orang yang lewat dibawahnya. 2.2 Jalur Lintasan Kabel Bawah Tanah : Jalur lintasan yang akan dilewati kabel distribusi primer 20 kV adalah : jalan-jalan utama mulai dari gardu induk PLN Blimbing jalan Letjen Suparman jalan Letjen Sutoyo jalan Jaksa Agung Suprapto jalan Basuki Rahmad jalan Merdeka (UtaraTimur-Selatan-Barat) jalan Kauman jalan KH Hasyim Ashari jalan Arief Margono jalan Sudanco Supriadi gardu induk PLN Kebon Agung, dengan panjang lintasan total sekitar 13.650 meter. 3

Jalan yang dikembangkan menjadi pusat pertokoan, perbelanjaan dan plaza, meliputi jalan KH Hasyim Ashari jalan Arif Rahman Hakim - jalan Ade Irma Suryani jalan Sutan Syahrir jalan Kapten Tendean jalan Sersan Harun jalan Sukarjo Wiryopranoto - jalan Pasar Besar jalan KH Agus Salim jalan KH Ahmad Dahlan jalan Zaenal Arifin jalan Aries Munandar jalan Sugito Pranoto. Tambahan kabel bawah tanah kurang lebih 3.800 meter. 2.3 Distribusi Bawah Tanah Untuk mendistribusikan tenaga listrik dibawah tanah diperlukan kabel bawah tanah dipilih jenis XLPE 3 x 185 mm dari gardu induk Blimbing sampai ke gardu induk Kebon Agung (atau sebaliknya) dengan panjang sekitar 13.650 meter, dengan melintasi jalan-jalan utama seperti tersebut diatas. Agar terjaga keamanan kabel sendiri, juga keamanan manusia diatasnya, maka - Kabel tanah akan ditanam dengan kedalaman 1 meter dari permukaan. - Saat menanam kabel, bagian atas kabel diberi lempengan-lempengan beton. Memilih kedalaman 1 meter dari permukaan tanah telah dianggap cukup ideal karena pada kedalaman ini air masih mudah meresap sehingga cepat kering dan jika ada tekanan mekanik dari permukaan maka pada kedalaman ini telah teredam oleh tanah sekitarnya. Ditanam pada tepi jalan, tepat dibawah bagian tengah trotoar pejalan kaki (sebelah kiri atau sebelah kanan), dengan cara demikian maka jika terjadi gangguan, perubahan atau perbaikan kabel tanah maka selama dalam proses pengerjaan tidak mengganggu arus lalu-lintas jalan. 2.4 Distribusi Permukaan Tanah Diperluakan panel-panel pembagi tenaga listrik dari kabel XLPE bawah tanah ke panel permukaan tanah, pada panel-panel ini nantinya akan diletakkan : - Transformator step down dari 20 kV menjadi 220/ 380 Volt. Sebaiknya juga dilengkapi dengan peralatan : - Pengaman berupa relay arus, reley tegangan, relay jarak, arrester dan CB. - Panel amper meter, volt meter, cos meter, frekwensi meter dan fasa meter. Setelah diturunkan menjadi 220/ 380 Volt, - Pengaman berupa fuse pada setiap group hubung bagi. - Pemutus daya listrik (MCB) besarnya sesuai daya yang dibeli konsumen. 4

Sebaiknya juga dilengkapi dengan peralatan : - Panel amper meter, volt meter, cos meter, frekwensi meter dan fasa meter. Setelah melalui peralatan tersebut kemudian melalui kabel tanah distribusi yang lebih kecil ukurannya, disambungkan ketiap bangunan gedung konsumen daya listrik. Di pihak konsumen (gedung atau bangunan) akan dipasang perlengkapan, Miniature Circuit Breaker (MCB) pada setiap panel konsumen sesuai daya listrik yang dibeli, kemudian dilanjutkan dengan Kwh meter untuk menghitung daya listrik yang harus dibayar oleh konsumen. Dengan demikian konsumen akan mudah dan aman dalam menggunakan energi listrik sedangkan pihak Perusahaan Listrik juga akan mudah mengamankan, mendistribusikan dan mengawasi konsumen pengguna energi listrik. 2.5 Jenis Kabel Yang Digunakan Jenis kabel yang digunakan adalah XLPE 3 x 185 mm yang mampu dilalui arus listrik sebesar 380 amper pada tegangan 20 kV, dengan menggunakan kabel jenis ini diharapkan setiap saluran 3 fasa bawah tanah dapat mendistribusikan daya sebesar 380 amper x 3 kabel x 20.000 Volt = 1.140 x 20.000 = 22.800.000 Watt ( 22,8 MW ) 2.6 Pemasangan Kabel Pemasangan kabel tanah diatur pasal 744 PUIL 1977, ditentukan sebagai berikut : Kabel tanah yang dipasang didalam tanah harus dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan mekanik dan kimiawi. Perlindungan terhadap gangguan mekanik pada umumnya dianggap mencukupi jika kabel ditanam : - Minimum 80 cm dibawah permukaan tanah pada jalan yang dilalui kendaraan. - Minimum 60 cm dibawah permukaan yang tidak dilalui kendaraan (ayat 744 A2). Kabel harus diletakkan di dalam pasir atau tanah lembut yang bebas dari batubatuan, dan diatas galian tanah yang stabil, kuat dan rata. Lapisan pasir atau tanah lembut itu harus sekurang-kurangnya 5 cm di sekeliling kabel. Sebagai perlindungan tambahan diatas timbunan pasir atau tanah lembut dapat dipasang beton, batu atau bata pelindung (ayat 744 A4). Kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah di luar bangunan harus dilindungi dengan pipa baja atau bahan lain yang cukup kuat sampai di luar jangkauan tangan, kecuali kalau sudah ada pelindungan lain yang sederajat (ayat 744 F1). 5

Sambungan antar kabel tanah berperisai atau berselubung logam harus dibuat dengan salah satu cara berikut ini (ayat 741 B4) : Kabel tanah harus diperlakukan dengan hati-hati dan tidak boleh dipuntir atau ditekuk, karena hal itu mengeluarkan kabel dari haspel harus dilakukan dengan cara memutar haspelnya. Juga tarikan dan tekanan mekanik yang berlebihan harus dihindari. Pembengkokan ke arah yang berlawanan harus dibatasi sedapat mungkin. Kabel tanah harus diangkut dan disimpan dalam haspel yang diletakkan berdiri. Haspelnya harus cukup besar. Kalau terpaksa harus digelar diatas tanah, kabel harus digelar dalam bentuk angka 8 yang ukurannya cukup besar, yaitu sekurang-kurangnya berukuran 8 x 3 m. Tanahnya harus rata dan bebas dari batu-batuan dan sebagainya. Ujung kabel tanah tidak boleh dibiarkan terbuka, tetapi harus selalu ditutup rapat dengan cara yang tepat untuk mencegah masuknya air dan lembab ke dalam kabel. 3. Cara Pemasangan No 1 Situasi Kabel Menghitung panjang kabel yang digulung pada haspel, hasil dalam meter. d = diameter kabel. Menanam kabel dari beberapa haspel, dan persiapan : ujung luar haspel pertama disambungkan dengan ujung dalam dari haspel ke kedua. a. Persiapan dua ujung kabel yang akan disambungkan dengan mof. b. Penyambungan tiga kabel dengan mof yang letaknya dengan jarak 2 meter. PUIL-1977, pasal 774 : Kabel ditanam sedalam 0,8 m, yang atasnya dilalui kendaraan, yang tidak cukup 0,6 m. Diberi alas pasir minimal 5 cm. Pada gambar pelaksanaan, dalam galian 80 cm. Perlindungan terhadap gangguan dari orang yang sedang menggali tepat diatas letak kabel, adalah batu merah yang dipasang 10 cm diatas kabel sepanjang kabel ditanam Penanam 3 kabel Cara Pemasangan dan Perhitungan

6 7

Penanam 4 kabel Untuk 5 kabel, jarak antara kabel dan dinding lubang 10 cm, ukuran lainnya sama. Kabel berdampingan dengan pipa panas (uap) jika jaraknya kurang dari 2 m, maka pipa harus diisolasi dengan batu tahan api. Kabel berdampingan atau paralel dengan : a. Rel Kereta Api. b. Jalan Raya. c. Pohon Besar. d. Kabel Telepon.

Kabel berdampingan atau paralel dengan : e. Kabel daya s/d 10 kV dengan kabel kontrol f. Kabel daya > 10 s/d 35 kV dengan kabel kontrol. g. Kabel daya dengan pipa gas atau bahan bakar.

10

Kabel arus kuat tak boleh berada parallel dengan jarak kurang dari 50 cm dengan kabel telepon. Jika terjadi pendekatan sampai 50 cm saja, sebaiknya kabel arus kuat dilindungi dengan pipa atau cara lain yang sama manfaatnya Perlindungan kabel daya waktu mendekati angkar blok (trekschoor) dan waktu dekat dengan kaki tiang. Dengan menggunakan pipa beton.

12

13

Kabel menyilang ditarik, dibawahnya saluran air dengan perlindungan pipa gas.

14

Kabel melintas diatas sungai kecil, dengan dibuatkan jembatan dua besi kanal, besi kanal ini sebagai lorong dengan pelindung kabelnya yang dipakai Np 10 dan Np 8. Kabel dibawah pipa air dan pipa gas (tata letak atau lay out yang benar), kabel dilindungi dengan pipa beton. Kabel dalam tanah yang menyilang dibawah kabel telepon dengan jarak kurang dari 50 cm. Perlindungan pipa beton belahan. PUIL 1977 6A. Tidak perlu perlindungan pada persilangan kabel, jika salah satu kabel dipasang didalam pipa beton setebal 6 cm. Kabel yang diluar pipa boleh menempel dipipa beton. Antara kabel arus kuat yang menyilang dibawah tanah, keduanya harus dilindungi dengan pipa beton atau besi atau besi kanal dengan ujung masing-masing 0,5 m lebih dari titik silangnya Perlindungan kabel yang menyilang diatas pipa saluran gas dalam tanah. Perlindungan kabel didalam tanah, disaat menyilang jalan kereta api. A. Patok tanda Bawah ada kabel dari besi siku 50 x 50 x 5.

16

17

18

19

20

21

B. Patol tanda Bawah ada kabel dari beton bertulang. 22 Kabel dipasang dibawah dek jembatan kayu dengan besi kanal Np 10 dan Np 8. Kabel dipasang dalam saluran beton 30 x 30 cm, yang dibuat atau dicor lebih dulu pada dek atas jembatan betonan.

23

24

Kabel dipasang disamping pada tembok jembatan batu dengan angkar besi siku dan saluran dari besi kanal Np 10 dan Np 8. 1= 5 mm inti kabel kelihatan 2= 10 mm alur kabel dgn isolasi . 3= perenggang, dari bahan pertinax. 4= klem penyambung. 5= alur kabel. 6= selubung kertas. 7= selubung timbel (lood). 8= mof dalam dari timbel. 9= kawat selubung timbel 16 mm 10= kabel dibalut packing yute. 11= kabel yang disambung. 12= tali rami. X= 25 mm = 6 kV, 35 mm = 10 kV dan 60 mm = 20 kV. mof kabel TR tanpa mof timbel jarak x = 30 mm. R = inti panjang sekitar 3,5 cm direnggangkan lalu disolder atau dilas agar kabel tidak menghisap air.

25

26

4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan : 1. Diperlukan 2 group kabel, untuk mensuplai daya yang diperlukan sebesar 32,6 MW. 2. Diperlukan kabel tanah XLPE 3 x 185 mm dengan panjang sekitar 13.650 m, sebagai kabel distribusi interkoneksi antara GI Blimbing dengan GI Kebon Agung. 3. Diperlukan kabel tanah XLPE 3 x 185 mm dengan panjang sekitar 3.800 m, sebagai 9

kabel distribusi dalam kota Malang (sekitar jalan Merdeka). 4. Panel distribusi permukaan untuk setiap jarak 500 m, di sepanjang rute jaringan. 4.2 Saran : 1. Pada setiap jaringan kabel dilengkapi dengan relai-relai pengaman. 2. Alat ukur arus, tegangan, frekwensi dan KWh meter pada tiap panel permukaan. Daftar Pustaka A.Arismunandar & S.Kuwahara.,Teknik Tenaga Listrik. PT Pradnya Paramita, Jakarta 1982. Cetakan kelima. Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Penerbit Universitas Indonesia 2000, 351 hal, cetakan pertama. AS Pabla & Abdul Hadi, Sistem Distribusi Daya Listrik. Penerbit Erlangga 1994, 388 hal, Cetakan ketiga 1994. Dally, James W., Instrumentation for Engineering Measurements. John Wiley & Sons, Inc, p.605, 1993 Hutauruk, TS Ir. MEE., Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan. Penerbit Erlangga, Ciracas Jakarta 13740, p.169, Cetakan ketiga, 1999 P. G. Slade et al., "The utility requirements for a distribution fault current limiter", IEEE Trans. on PWRD. Vol. 7, No, 2, p. 507, 1992 Van Harten & E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat jilid 1. Penerbit Binacipta, Bandung 1981, p 305, cetakan pertama.

10

Anda mungkin juga menyukai