Anda di halaman 1dari 2

Kelangkaan Bahan Bakar

Bahan bakar minyak merupakan kebutuhan dasar dalam industri di seluruh dunia, tetapi bahan bakar minyak merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan bahan bakar minyak baik dalam bidang industri maupun transportasi semakin hari semakin meningkat karena mesin-mesin tersebut membutuhkan bahan bakar minyak. Suatu saat cadangan sumber daya alam yang berupa minyak akan habis karena dikonsumsi secara terus menerus. Krisis bahan bakar minyak menuntut adanya upaya untuk mencari alternatif bahan bakar cair lain. Batubara memiliki komposisi yang hampir sama dengan bahan bakar minyak, sehingga batubara dapat menjadi salah satu alternatif sumber bahan bakar cair Maka akan berdampak Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Juni mendatang diperkirakan melambungkan inflasi hingga ke level 7,76%. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, kenaikan harga BBM berkontribusi terhadap inflasi sekitar 2,46%. Inflasi terutama dipicu oleh dampak langsung dari kenaikan premium yakni 1,22% dan solar 0,01%. Kita sudah ada indikasi inflasi sampai 7,76%, itu termasuk second round effect-nya, tutur Agus Marto saat rapat dengar pendapat (RDP) antara pemerintah dan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Mantan menteri keuangan tersebut menambahkan, inflasi tinggi juga akan disumbang oleh dampak tidak langsung ke tarif angkutan, yakni sekitar 0,82%. Dampak tersebut timbul akibat kenaikan angkutan antarkota (0,12%) serta angkutan dalam kota (0,68%). Kontributor lain adalah dampak tidak langsung terhadap komoditas lainnya, baik dalam komponen core inflationatau inflasi inti (0,22%) maupun volatile food (0,19%). Dia mengatakan, inflasi bisa lebih rendah jika pemerintah, seperti Kementerian Perhubungan dan pemda, memberikan respons terkait biaya transportasi. Agus Marto juga memperkirakan, inflasi tinggi akan berlangsung lama meski dampak tertinggi hanya berjalan pada 23 bulan pertama. Dalam kajian BI, hingga kuartal I/ 2014, inflasi akan bertahan di atas 7%, kemudian turun drastis pada kuartal II/2014 hingga menyentuh 4,5%. Inflasi terjadi 23 bulan makin tinggi, tapi akan rendah. Tetapi, secara year on yearcukup lama, imbuhnya. Kendati melambungkan inflasi, Agus Marto menilai kebijakan kenaikan harga BBM merupakan langkah baik dalam menjaga kesehatan fiskal serta memperbaiki defisit transaksi berjalan. Melalui kenaikan harga BBM, rata-rata nilai tukar rupiah bisa dijaga ke level Rp9.5009.700/ USD. Tanpa kenaikan harga BBM, rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp9.600 9.800/USD. Sementara, bila tanpa kebijakan kenaikan harga BBM, defisit transaksi berjalan akan mencapai 2,5% terhadap PDB (produk domestik bruto). Sedangkan, dengan kenaikan harga BBM, defisit berada di level 2,4% terhadap PDB. Apabila subsidi energi terlalu besar, dampaknya bukan hanya kepada fiskal dan neraca pembayaran tetapi juga persepsi investor, tandas Agus Marto. Sebagai informasi, kajian inflasi akibat kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh BI jauh lebih tinggi dibandingkan yang dikeluarkan pemerintah. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013, pemerintah hanya mengusulkan target inflasi sebesar 7,2%.

Target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dalam APBN 2013 yakni 4,9%. Di tempat yang sama, Menteri Keuangan M Chatib Basri mengatakan, pemerintah hanya mengusulkan target inflasi tahun ini sebesar 7,2% karena yakin inflasi bisa ditekan dengan pengendalian suplai bahan pangan yang mencukupi. Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, target inflasi 7,2% sudah memperhitungkan semua komponen termasuk tarif angkutan. Sementara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, pemberian kompensasi kepada masyarakat miskin berupa bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) akan menekan angka kemiskinan. BLSM dapat memberikan mitigasi, sehingga target kemiskinan di APBN 9,510,5% akan tetap dapat tercapai, ujarnya di tempat yang sama. Menurut Armida, kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium Rp2.000 per liter dan solar Rp1.000 per liter akan berdampak signifikan pada perekonomian nasional. Dia mengungkapkan, dampak terbesar akan dirasakan oleh masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah terhadap kemampuan daya belinya selama lima bulan karena laju inflasi akan mencapai 7,2%. Dalam upaya mengurangi beban masyarakat miskin, pemerintah menyiapkan program percepatan dan perluasan perlindungan sosial serta program kompensasi khusus berupa BLSM dan infrastruktur dasar. BLSM merupakan tambahan pendapatan agar tidak terjadi penurunan daya beli karena lonjakan inflasi dan mencegah dampak negatif jangka panjang, seperti penjualan aset, migrasi, maupun kriminalitas, kata Armida. Menurut dia, apabila kompensasi dari kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut tidak diberikan, makapada akhir2013 diperkirakan tingkat kemiskinan berada pada kisaran 11,85 12,1%. Pemerintah pun telah memperkuat dana untuk program percepatan dan perluasan perlindungan sosial sebesar Rp12,5 triliun dalam RAPBN-P 2013, sebagai kompensasi kepada masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dana Rp12,5 triliun tersebut meliputi subsidi beras untuk masyarakat miskin (raskin) Rp4,3 triliun, bantuan untuk siswa miskin (BSM) Rp7,5 triliun, dan program keluarga harapan (PKH) Rp700 miliar. Selain itu, pemerintah mengalokasikan dana untuk program kompensasi khusus berupa BLSM Rp11,6 triliun bagi 15,5 juta rumah tangga sasaran dan penambahan dana program infrastruktur dasar irigasi dan air bersih Rp6 triliun.

Anda mungkin juga menyukai