Anda di halaman 1dari 98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S 1 EKSTENSI MEDAN

Skripsi ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN
Oleh

Nama : Donny Rahdian Habibie NIM : 040522210 Departemen : Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2007

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Rasio pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penilaian skripsi level program S 1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas benar apa adanya. Apabila dikemudian hari ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 29 Oktober 2007 Yang Membuat Pernyataan

Donny Rahdian Habibie NIM : 040522210

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang hanya dengan izin dan rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi, penulis menerima bimbingan, bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi., Ak , selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Rustam, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs Zainul Bahri Torong, MSi, Ak dan Bapak Iskandar Muda, SE, MSi., Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji yang telah memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi penulis. 5. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pimpinan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dan seluruh staff karyawan khususnya Bang Edison, Bang Elfian, Bang Rizal yang telah

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

7.

Terkhusus buat kedua orang tuaku, H. Ahmad Suhendro dan Hj. Basawaty, keluarga besar H. Ansyari Lubis dan Hj. Erlinda Sari Nasution.

8.

Teristimewa buat Ella yang telah berjuang dalam membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan atas motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala perhatian dan kasih sayang yang diberikan tidak dapat tergantikan.

9.

Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2004 Ekstension ; Bangun, Dani, Erick, Dina, Irza Etek, Ami dan seluruh kawan-kawanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyemangati penulis selama kegiatan perkuliahan hingga pengerjaan skripsi ini. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, 29 Oktober 2007 Penulis

Donny Rahdian Habibie NIM : 040522210

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan dapat menjelaskan kinerja keuangan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa perbankan. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan studi literatur. Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dari responden bersumber dari kepala cabang dan bagian accunting dari objek penelitian. Dari hasil pengamatan dan tanya jawab dengan responden, diketahui bahwa (1). Kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan baik. (2).Kinerja Keungan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mengalami perubahan yang cukup baik. (3). Meskipun tingkat likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tampak rendah, namun hal ini tidak begitu dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang tugasnya adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat.

Kata Kunci

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii ABSTRAK .......................................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6 E. Kerangka Konseptual .................. ............................................ BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kinerja Keuangan ................................................. B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan .......................................... 9 8 6 x

2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................... 11 3. Karakteristik Laporan Keuangan ...................................... 13 4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan........................................... 14

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

C. Analisa Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................................. 19 D. Rasio Keuangan Bank ............................................................. 22 BAB III : METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 28 B. Responden................................................................................. 28 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 28 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29 E. Metode Analisis Data .............................................................. 29 BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat............................................................... 30 b. Struktur Organisasi ....................................................... 36 2. Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan a. Neraca .......................................................................... 41 b. Laporan Laba Rugi ....................................................... 42 3. Rasio-Rasio Keuangan Bank .............................................. 43 B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan............................. 49 2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank...................... 51

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 63 B. Saran ........................................................................................ 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66 LAMPIRAN

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

DAFTAR TABEL

NO

JUDUL

HALAMAN

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5

: : : : :

Tabulasi Rasio Likuiditas.. 43 Tabulasi Rasio Solvabilitas... 45 Tabulasi Rasio Profitabilitas. 46 Tabulasi Rasio Resiko Usaha Bank... 47 Tabulasi Rasio Efesiensi... 48

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

DAFTAR GAMBAR

NO

JUDUL

HALAMAN

Gambar

Kerangka Konseptual

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran

1 2 3 4 5

: : : : :

Struktur Organisasi Neraca Laba Rugi Kinerja Keuangan Diukur dari Rasio-Rasio Keuangan Bank Keseluruhan Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan Bank

Lampiran Lampiran

Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan Bank Perhitungan Persentase Kenaikan/Penurunan Komponen Neraca dan Laba Rugi

7 :

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan. Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan. Dengan mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Media yang dapat dipakai untuk melihat kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

keuangan adalah hasil akhrir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar informasi dan penilaian dalam menentukan kebijaksanaan persahaan. Agar dapat mengetahui kondisi kesehatan perusahaan dan prestasi yang dicapai, maka laporan keuangan perlu dianalisa dan diinterpresentasikan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki selama periode tertentu serta kekuatan dan kelemahannya. Untuk nilai kondisi keuangan dan presentasi perusahaan, pihak manajemen memerlukan tolak ukur. Tolak ukur yang umumnya digunakan dalam perusahaan adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan dan perimbangan antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan rasio ini akan dapat menjelaskan atau mamberi gambaran kepada manajemen tentang baik buruknya keuangan atau kesehatan perusahaan. Analisis dan iterpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analisis atau pihak manajemen yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak membentuk rasio. Pihak manajemen atau analis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada masa sekarang dengan faktorfaktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan

mempengarihui posisi keuangan atau operasi perusahaan. Analisa rasio berorientasi pada masa depan yaitu memprediksi keadaan yang akan dialami oleh perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio tergantung pada kemampuan dan kecerdasaan manajemen atau

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

analis dalam mengiterpretasikan data yang ada untuk menilai dan mengukur kinerja keuangan perusahaan, karena data yang trercantum dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja keuangan dan merupakan jendela untuk melihat aktivitas perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang berskala besar sangat kompleks karena banyak faktor-faktor yang mampengaruhi maupun unsurunsurnya. Pada perusahaan jasa seperti perbankan juga mampunyai data keuangan yang kompleks sehingga perlu analisis yang tajam untuk menilai dan mengukur berdasarkan analisis rasio dan ketentuan ynag berlaku pada perusahaan tersebut untuk mengetahui kondisi perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan perbankkan mampunyai keunikan sendiri dari perusahaan-perusahaan lainnya, dimana bank merupakan badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana pada pihak yang berkepentinggan atau masyarakat sehingga pihak manajemen bank harus mampu mengelola dana yang terhimpun agar dapat menciptakan kekayaan sebagai kinerja keuangan dan prestasi yang baik. Manajer keuangan merupakan suatu hal yang paling diperhatikan oleh masyarakat khususnya calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Begitu juga halnya dengan bank, dimana semakin baik kinerja keuangannya maka bank tersebut akan semakin berkembang karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut sehingga akan dapat menarik dan meningkatkan jumlah nasabahnya. Dalam penelitian ini penulis meneliti keadaan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dengan menganalisis kinerja keuangannya. Sejauh

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

pengamatan penulis bank ini merupakan bank yang cukup berkembang sehingga banyak masyarakat yang percaya dan menjadi nasabahnya, selain itu juga banyak masyarakat yang menggunakan produk-produknya misalnya pembiyaan

kepemilikan rumah. Hal ini dapat dilihat pada jumlah tabungan dan kredit yang disalurkan oleh bank ini kepada masyarakat dan bentuk-bentuk lainnya yang merupakan bukti bahwa bank banyak melakukan transaksi yang ditunjukkan oleh jumlah dana yang masuk dan keluar seperti tampak pada tabel berikut :

ASPEK Giro pada bank lain Kredit yang diberikan Giro (dari nasabah) Tabungan Deposito berjangka

2005 ( Rp ) 26.381.278,47 294.510.324.876,14 17.094.318.540,61 256.148.669.500,08 181.403.806.493,11

2006 ( Rp ) 33.352.805,47 311.995.907.748,32 126.149.088.804,21 264.553.020.111,54 128.279.394.254,37

Penulis menganggap bahwa bank ini berkembang tentu karena memiliki kinerja keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik. Hal tersebut juga dapat terlihat pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba yang dapat memberikan kepercayaan dengan kinerja yang baik kepada masyarakat sehingga banyak masyarakat yang tertatik untuk menjadi nasabah bank tersebut. Seperti perolehan laba bank ini pada tahun 2005 dan tahun 2006 yang cukup besar yaitu Rp 4.443.975.192,52 (2005) dan meningkat menjadi Rp 18.559.753.290,53 (2006), yang tentunya ini merupakan kinerja keuangan yang baik yang

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Berdasarkan hal tersebut untuk melihat sejauh mana pengelolaan keuangan dan kinerja keuangannya dan bagaimana menginterprestasikanya sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mambuat kebijakan dalam mengembangkan perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan khususnya kinerja keuangan suatu bank.. Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mambahas masalah dengan judul : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Rasio Pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan.

B. Perumusan Masalah Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sisitematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu: 1. Apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik? 2. Apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi?

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

C. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik. 2. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagi penulis sendiri sebagai wadah untuk menuangkan pemikiran dan mengembangkan kemampuan untuk meneliti. 2. Sebagai bahan masukan bagi investor dan calon investor PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan serta memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modal. 3. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya yang menganalisis, mengembangkan dan menyempurnakan masalah kinerja keuangan dalam suatu perusahaan. E. Keranngka Konseptual Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka konseptual adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka konseptual yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Berikut ini penulis akan memberikan kerangka konseptual untuk mempermudah pemahaman alur skripsi ini :

PT. BTN (Persero) Cabang Medan

Laporan Keuangan PT. BTN (Persero) Cabang Medan

Analisa Laporan Keuangan

Metode Rasio

Analisa Kinerja Keuangan PT. BTN (Persero) Cabang Medan

Gambar Kerangka Konseptual

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kinerja Keuangan Pengertian kinerja keuangan pada dasarnya sama, tetapi tergantung dari sudut mana yang mau didefenisikan apakah kinerja perusahaan atau organisasi maupun kinerja perseroan. Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Menurut Mulyadi (2001: 293) mengemukakan bahwa : Kinerja organisasi merupakan usaha cerdas yang kompleks yang menjanjikan hasil signifikan dan berjangka panjang. Dalam lingkungan bisnis yang stabil dan persaingan yang tidak begitu signifikan, kinerja organisasi perusahaan berupa penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif untuk dapat bertahan hidup dan bertumbuh, organisasi perusahaan harus mampu melipatgandakan kekayaannya. Pada proses inilah dapat diukur kinerja perusahaan khususnya keuangan dalam melipatgandakan kekayaannya untuk dapat bertahan dan berkembang.

Selanjutnya manurut Agnes Sawir (2005: 1) mengemukakan bahwa : Yang dimaksud dengan kinerja keuangan adalah ukuran mengenai seberapa jauh perusahaan-perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi kewajibannya dan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Dari penjelasan di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai arti kinerja keuangan yaitu merupakan keadaan atau potensi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Kinerja keuangan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dijadikan

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

jendela untuk melihat kondisi atau hasil aktivitas yang telah dijalankan perusahaan. Dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan tersebut akan ditemukan tanda-tanda permasalahan dan kondisi perusahaan secara lebih spesifik mengenai kinerja keuangannya.

B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan, maka perlu mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keadaan keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan informasi prestasi keuangan pada masa lalu dan dapat memberikan petunjuk untuk menetapkan kebijakan pada masa yang akan datang. Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan terutama menyangkut bentuk keuangan, yang diukur dan dinyatakan dalam unit uang, biasanya dirangkum dan disajikan dalam periode yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi bagaimanapun hebatnya laporan keuangan kalau belum dianalisis tidak akan memberikan informasi apa-apa. Menurut H.S Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut :

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.

Selanjutnya menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa : Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa : Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Dari ketiga defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kelima laporan ini merupakan informasi sekaligus pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal yang mempunyai hubungan dengan perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan bukanlah merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau kegiatan yang merupakan tujuan dari laporan keuangan.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa: Tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Melalui analisa laporan keuangan akan dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva hasil usaha atau pendapatan yang dicapai perusahaan. Ada beberapa pihak atau kelompok yang memerlukan dan berkepentingan terhadap analisa laporan keuangan dimana masing-masing kelompok menilai

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

laporan keuangan tersebut dari sisi yang berlainan. Secara garis besar ada dua kelompok yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu pihak intern perusahaan dan pihak ekstern perusahaan. Pihak intern adalah mereka yang bebas untuk melihat data-data secara terperinci, biasanya dilakukan oleh manajer yang merupakan orang dalam yang dapat menggunakan data keuangan apapun yang ada dalam perusahaan. Pihak ekstern adalah pihak lain di luar perusahaan yang tidak berwenang melihat data secara terperinci. Adapun pihak atau kelompok yang membutuhkan laporan keuangan sebagai informasi yang berbeda menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 02) antara lain yaitu: Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. b Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. c Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Keditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e Pelanggan a

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

3. Karakteristik Laporan Keuangan Karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik laporan keuangan menurut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:617) mengemukakan bahwa : Relevan, data yang diolah ada kaitannya dengan transaksi. Jelas dan Dapat Dipahami, informasi yang disajikan harus ditampilkan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan. c Dapat Diuji Kebenarannya, data dan informasi yang disajikan harus dapat ditelusuri kepada bukti asalnya. d Netral, laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh semua pihak. e Tepat Waktu, laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar. f Dapat Dipertimbangkan, laporan keuangan yang disajikan harus dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya. g Lengkap, data yang disajikan dalam informasi akuntansi harus lengkap sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan. a b

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 02) mengemukakan bahwa : Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Neraca Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 107) mengemukakan bahwa: Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.

Selanjutnya menurut H.S Munawir (2004:13) mengemukakan bahwa : Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Sedangkan menerut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:617) mengemukakan bahwa : Neraca bank adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap hari kerja oleh satuan kerja akunting. Laporan tersebut menunjukkan posisi saldo serta mutasi-mutasi dari rekening yang dikelola oleh satuan kerja akunting yang bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri atas alat-

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

alat likuid, aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, deposito berjangka, tabungan dan instrumen kewajiban lainnya serta ekuitas yang menggambarkan nilai buku pemilik saham bank. Berdasarkan defenisi diatas, dapat dilihat bahwa neraca terdiri dari aktiva dan pasiva (hutang dan modal). Umumnya aktiva dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dipakai habis dalam siklus kegiatan perusahaan misalnya kas dan bank, surat-surat berharga dan lain-lain. Aktiva tetap merupakan aktiva yang penggunaannya adalah untuk jangka panjang, misalnya lebih dari satu tahun. Aktiva tetap terdiri dari aktiva tatap berwujud (fixed tangible assets) dan aktiva tetap tidak berwujud (fixed intangible assets). Aktiva tetap berwujud termasuk didalamnya seperti bangunan, peralatan, tanah, dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah hak-hak khusus seperti hak paten, good will, hak cetak dan sebagainya. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi menurut jangka waktu pelunasannya. Hutang dapat dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek merupakan seluruh kewajiban keuangan perusahaan yang jangka waktu temponya dibawah satu tahun atau kurang satu tahun seperti hutang dagang, hutang wessel, hutang pajak dan sebagainya. Hutang jangka panjang yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang jangka waktu temponya lebih dari satu tahun seperti hutang hipotik, hutang

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

obligasi, dan pinjaman dari perusahaan lain. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari peserta atau pemilik perusahaan. Modal ini menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan yang merupakan jaminan bagi kreditur. Dalam menyajiannya neraca dapat dibagi dalam 3 bentuk, menurut Sofyan Syafri Harahap (2002: 75) bentuk neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut : a Bentuk Neraca Staffel (Report Form) Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal. b Bentuk Neraca Skontro (Account Form) Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelahmenyebelah. c Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form) Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.

Laporan Laba Rugi Pada umumnya perusahaan yang didirikan selalu berusaha untuk mencari keuntungan yang semaksimal mungkin, dan dari laporan laba rugi dapat diketahui sejauh mana perusahaan telah memperoleh keuntungan. Menurut H. S Munawir (2004: 26) menyatakaan bahwa : Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Sedangkan menerut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:618) mengemukakan bahwa : Laporan laba rugi bank merupakan suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan, biaya operasional dan non operasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Menurut H.S Munawir (2004: 28) bahwa prinsip-prinsip yang umumnya ditetapkan dalam penyusunan laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang/ service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua merupakan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum/administrasi (operating expense). 3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan (non operating/financial income dan expenses). 4. Bagian keempat menunjukkan rugi/laba yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Hasil akhir dari suatu laporan rugi laba adalah keuntungan bersih atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi deviden, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden untuk memperoleh nilai laba ditahan. Menurut H.S Munawir (2004: 26) bentuk laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah : 1. Bentuk Single Step yaitu dengan menggabungkan semua hasil menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok lainnya. Total

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

2. Bentuk Mutiple Step yaitu dengan membuat pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum, misal untuk memperoleh nilai laba penjualan, nilai penjualan bruto dikurangi dengan potongan yang didapat dan harga pokok penjualan. Kemudian laba penjualan ini dikurangi dengan biaya operasi untuk mendapatkan nilai laba bersih operasional. c. Laporan Perubahan Ekuitas Menurut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa : Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun ekuitas lainnya. d. Laporan Arus Kas Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa : Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tenteng kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi e. Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 6) mengemukakan bahwa : Catatan atas laporan keuangan umumnya menjelaskan ikhtisar kebijaksanaan akuntansi yang penting dianut oleh perusahaan.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

C. Analisa Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan Analisa laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisa dan laporan keuangan. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil, sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi dan arus kas (dana). Jika dua pengertian ini digabungkan maka analisa laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah, tetapi hasil analisa laporan keuangan tidak akan mungkin dapat menyembunyikan semua informasi yang salah. Hal inilah yang juga membuktikan bahwa akuntansi itu memiliki disiplin ilmu tersendiri yang sifatnya objektif dan ilmiah.

2. Prosedur Analisa Laporan Keuangan Menurut M Faisal Abdullah (2005:120) prosedur analisis meliputi tahapan sebagai berikut : a Review Data Laporan Merupakan aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat atau jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akuntansi yang berlaku. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

memberi pengakuan terhadap pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang dihasilkan perusahaan. b Menghitung Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase komponen, analisis rasio keuangan dan lain-lain. Dengan metode atau teknik apa yang digunakan dalam perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisa. c Membandingkan/Mengukur Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya. Ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan yaitu : Cross Sectional Approach, suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Time Series Analysis, dilakukan dengan jalan membandingkan hasil yang dicapai perusahaan dari periode yang satu ke periode lainnya. Dengan pembandingan semacam ini akan diketahui hasil yang dicapai perusahaan, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran. d Menginterpretasi Interpretasi merupakan inti dari proses analisa sebagai panduan antara hasil pembandingan atau pengukuran dengan kaidah teoritik yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahaan apa yang dicapai perusahaan dalam pengeloaan keuangan. e Solusi Merupakan langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisa. Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahan maka akan ditempuh solusi yang tepat.

3. Metode Analisa Laporan Keuangan Menurut M Faisal Abdullah (2005:123) berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi : a Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif). b Analisa Trend (Tendensi Posisi) Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan penaikan atau penurunan. Hal yang membedakan antara kedua teknik ini adalah tahun atau periode pembanding. Apabila analisa perbandingan menggunakan tahun sebelumnya (n-1) sebagai tahun

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

pembanding, maka analisa trend menggunakan tahun dasar (Po) sebagai tahun pembanding. c Analisa Persentase per Komponen (Common Size) Teknik analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya. Juga untuk mengetahui berapa besar proporsi setiap pos aktiva maupun hutang terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun hutang. d Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Merupakan teknik analisa untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. Selain mengetahui posisi modal kerja juga dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadi perubahan modal kerja dalam suatu periode tertentu. e Analisa Sumber dan Penggunaan Kas Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebabsebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu. f Analisa Rasio Keuangan Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi dari periode yang satu dengan periode yang lain dapat menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan yaitu : Analis dapat membadingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahanperubahan dan menetapkan telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan performa atau proyeksi dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu. Perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Hanya dengan cara membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang realistis. g Analisa Perubahan Laba Kotor Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui posisi laba yang dibudgetkan dengan laba yang benar-benar dapat dihasilkan. h Analisa Break Even Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tesebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

D. Rasio Keuangan Bank Berdasarkan teknik analisis keuangan tersebut di atas, analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi. Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa rasio yang terdapat pada setiap aspek yang dianalisis. Rasio-rasio keuangan perbankan menurut Agnes Sawir (2005: 28) diklasifikasi menjadi lima kelompok yaitu Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio resiko usaha bank, dan rasio efisiensi.

1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban hutang-hutangnya dan dapat membayar kembali kepada semua deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Menurut Agnes Sawir (2005:29) rasio likuiditas terdiri dari : 1. Quick Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Quick ratio ini dapat dihitung dengan :

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Quick Ratio =

Cash Assets Total Deposits

2. Banking Rasio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposannya yang telah menyimpan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberkan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Total Loans Banking Ratio = Total Deposits 3. Cash Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Cash Assets Cash Ratio = Pinjaman yang harus segera dibayar 4. Loans to Assets Ratio, Rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya maka yang terjadi justru sebaliknya yaitu semakin rendah tingkat likuiditasnya Total Lonas Loans to Assets Ratio = Total Assets 5. Lonas to Deposit Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para deposan dan pemilik modal dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik. Total Loans Loan to Deposit Ratio = Dana yang diterima

2. Rasio Solvabilitas Rasio ini disebut juga rasio permodalan. Analisis solvabilitas digunakaan untuk : a Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Sumber dana ynag diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak terpakai dan lain-lain.

Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya.

Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk berkerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.

Menurut Agnes Sawir (2005: 38) rasio solvabilitas terdiri dari : 1. Primary Ratio; rasio untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank untuk menutupi penurunan aktivitasnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik. Equity Capital Primary Ratio = Total Assets 2. Capital Ratio; rasio untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Equity Capital Capital Ratio = Total Loans 3. Capital Adequacy Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu bank setelah dikurangi aktiva tetap dan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Equaty Capital Fixed Assets Capital Adequacy Ratio = Total Lonas

3. Rasio Profitabilitas Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Menurut Agnes Sawir (2005:31) rasio profitabilitas terdiri dari : 1. Gross Profit Margin, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Operating Income Operating Expense Gross Profit Margin = Operating Income 2. Net Profit Margin, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut operating income-nya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik. Net Income Net Profit Margin = Operating Income 3. Return on Equity Capital, rasio untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut equity capitalnya. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Net Income Return on Equity = Equity Capital 4. Return on Total Assets; rasio untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai pendapatan. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Operating Income Return on Total Assets = Total Assets 5. Interest Margin on Loans, rasio ini untuk mengetahui kemampuan perkreditan bank dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi rasio yang dimiliki menunjukkan hasil yang semakin baik Interest Income Interest Expense Interest Margin in Loans = Total Loans 6. Return on Investment, raiso untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi rasio yang dimiliki akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Laba Bersih Setelah Pajak Return in Onvestment = Total Aktiva

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

4. Rasio Resiko Usaha Bank Menurut Agnes Sawir (2005:34) rasio resiko usaha bank terdiri dari : 1. Deposit Risk Ratio, yaitu rasio untuk mengukur permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan untuk memenuhi kemungkinan kegagalan dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik. Equity Capital Deposit Risk Ratio = Total Deposits 2. Assets Risk Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan modal dalam menyerap resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap aktiva bank yang bersangkutan. Semain tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Equity Capital Assets Risk Ratio = Total Assets Cash

5. Rasio Efisiensi Usaha Rasio ini bertujuan untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna. Maka melalui rasio-rasio keuangan dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Menurut Agnes Sawir (2005:39) rasio efisiensi usaha terdiri dari: 1. Leverage Multiplier, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank di dalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Semakin tinggi rasio menunjukkan hasil yang semakin baik. Total Assets Leverage Multiplier = Total Equity Capital 2. Assets Utilization, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk menghasilkan total income. Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan hasil yang semakin baik. Operating Income + NonOperating Income Assets Utilization = Total Assets

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Hasil analisa rasio sangat bermanfaat bagi pihak ekstern perusahaan dan pihak intern perusahaan. Dalam hal ini analisa rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi yang dipakai sebagai dasar penilaian laporan keuangan perusahaan dimana dengan adanya analisa rasio ini akan dapat diketahui tingkat kemampuan dan perkembangan keuangan atau secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan yang beralamat di Jl. Pemuda 10 A Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2007.

B. Responden Yang menjadi responden adalah Branch Manager dan Accounting

Departement selaku pejabat serta karyawan yang terkait dibagian akuntansi PT


Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan.

C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data bersifat kualitatif dan kuantitatif yang berupa data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, dalam hal ini PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, melalui teknik wawancara yang memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti Jenisjenis Rasio Bank, Penilaian Kinerja dan data lainnya yang mendukung penelitian ini

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

2. Data Sekunder Data sekunder berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data olahan perusahaan sendiri, seperti: Struktur Organisasi perusahaan, Laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan data lainnya yang bersumber dari perusahaan yang mendukung penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian. 2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang penulis butuhkan. 3. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan dengan metode rasio.

E. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data yang

diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Kelahiran merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan siapapun, apakah itu menyangkut manusia, lembaga atau organisasi. Sehubungan dengan itu Bank Tabungan Negara

mengambil langkah baru dengan menetapkan tanggal 9 Februari 1950 sebagai hari jadi Bank Tabungan Negara . Secara de facto lembaga ini sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Catatan sejarah menyebutkan Bank Tabungan Negara bermula dari Postpaarbank yang didirikan berdasarkan Koninklijk Besluit No. 27 tahun 1897 tanggal 16 Oktober 1897 dan berlaku tanggal 1 Juli 1898. Dalam Besluit ditegaskan pula bahwa di Hindia Belanda didirikan Pusat Perbankan yang berkedudukan di Batavia (Jakarta) dan Gubernur Jendral yang mengatur pelaksanaan pendiriannya. Tujuan didirikannya

Postpaarbank antara lain adalah unuk mendidik rakyat gemar menabung


dan sekaligus memperkenalkan lembaga perbankan. Peraturan tentang Postpaarbank berdasarkan koninklijk Besluit No. 27 tahun 1897 semasa berlakunya selalu ditinjau kembali dan untuk selanjutnya disempurnakan oleh Besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda No. 27 tahun 1934 yang dikenal dengan sebutan Postpaarbank Ordonantie (STBI N. I. No. 653 tahun 1934) yang berlaku 1 Januari 1935. Keberadaan Postpaarbank ini

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

berlangsung terus hingga pendudukan Jepang dan oleh pemerintahan pendudukan Jepang tepatnya tanggal 1 April 1942 Postpaarbank diubah menjadi Tyokin Kyoku. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan R I 17

Agustus 1945, Tyokin Kyoku secara keseluruhan diambil oleh Pemerintah RI dan diberi nama Kantor Tabungan Post. Tetapi lembaga ini belum dapat menjalankan fungsinya dengan lancar. Pada Agresi Militer II tahun 1948, dimana Yogyakarta sebagai ibukota RI jatuh ke tangan Belanda menyebabkan aktivitas Kantor Tabungan Post dilanjutkan di Yogyakarta dengan nama Bank Tabungan Post Republik Indonesia dan ini berlangsung hingga akhir tahun 1949. Selanjutnya atas dasar Undangundang Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 dan dalam Lembaran Negara No. 12 tahun 1950 nama Postpaarbank sebagai nama awal bank ini dirubah menjadi Bank Tabungan Post. Pada tahun 1953 melalui undang-undang No. 36 tahun 1953 Lembaran Negara No. 86 tahun 1953 ditetapkan undang-undang tentang Bank Tabungan Post. Tabungan Negara Tabungan Post berganti nama menjadi Bank sesuai dengan Peraturan Pemerintah pengganti Kemudian

undang-undang No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963.

melalui undang-undang No. 2 tahun 1964 Lembaran Negara No. 51 ditetapkan undang-undang tentang Bank Tabungan Negara yang mencabut undang-undang No. 36 tahun 1953 yang telah dirobah terakhir dengan Perpu No. 4 tahun 1953. Dengan alasan Program Ekonomi, tahun 1965 Bank Tabungan Negara diinmtegrasikan kedalam Bank Indonesia melalui

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Penetapan Presiden No. 11 tahun 1965 Lembaran Negara yang berlaku sejak 21 Juni 1964. Kemudian dengan penetapan Presiden tersebut, Bank Umum Milik Negara termasuk Bank Tabungan Negara berubah menjadi Bank Tunggal Milik Negara, kemudian dengan SK Menteri Urussan Bank Sentral No. Kep 65/UBS/1965 tanggal 30 Juli 1965. Bank Tabungan Negara Berdasarkan

ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.

undang-undang No. 20 tahun 1968, Pemerintah Orde Baru mengubah lagi Bank Negara Indonesia Unit V menjadi Bank Tabungan Negara dimana tugas dan usahanya diarahkan untuk perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Selain itu, sesuai dengan Surat

Menteri Keuangan Republik Indonesia No. B-49/MK/IV/I/1974, BTN ditunjuk sebagai wadah pembiayaan proyek pembangunan Perumahan Rakyat yang benuknya berupa pinjaman kepada para pembeli rumah. Untuk pelaksanaannya sesuai dengan undang-undang tersebut diatas, dilakukan menurut bimbingan Bank Indonesia, sedangkan

pelaksanaan tekhnis dan ketentuannya, sesuai Surat Menteri Keuangan tersebut ditetapkan oleh instansi-instansi yang ada kaitannya dengan program tersebut. Adanya peningkatan usaha Bank Tabungan Negara

dalam penyediaan rumah dalam KPR-BTN ini memerlukan suatu sistem penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan yakni Tabungan Uang Muka Kredit Pemilikan Rumah (TUM-KPR) dan ini

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

telah mendapat persetujuan dari Direksi Bank Indonesia melalui Surat No. 18/DIR/UPUP tertanggal 16 Agustus 1985. Selanjutnya untuk memperluas usahanya, tahun 1989 berdasarkan Surat BI No. 22/9/DIR/UPG tanggal 29 April 1989, BTN diijinkan

beroperasi sebagai Bank Umum. Berdasarkan undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 1992 tentang Penyesuaian Bentuk Hukum BTN menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero) PT Bnak Tabungan Negara. Oleh karena itu BTN yang didirikan berdasarkan undang-undang No. 20 tahun 1968 dibubarkan dan dilanjutkan secara langsung oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero). Penyesuaian bentuk hukum tersebut sesuai dengan SK Menteri Keuangan No. S-940/MK.01/1992 tanggal 31 Juli 1992. Sebagaimana telah berjalan selama ini, hari ulang tahun BTN diperingati tanggal 28 Desember. Hal ini berdasarkan suatu pertimbangan dimana pada tanggal tersebut nulai diberlakukannya undang-undang No. 36 tahun 1953 tentang Bank Tabungan Post yang menetapkan: Mencabut Postpaarbank Ordonantie (Staatblad 1934 No. 653) yang dirubah terakhir dengan undang-undang darurat No. 9 tahun 1950 Menetapkan undang-undang Tabungan Post Namun demikian, sebelum undang-undang No. 36 tanggal 28

Desember 1953 diundangkan sebagai undang-undang Bank Tabungan Post, sebelumnya telah diundangkan undang-undang darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950. Undang-undang yang berisikan tentang

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

perubahan undang-undang Postpaarbank tersebut diumumkan Menteri Keuangan tanggal 13 Februari 1950, yang salah satu pasal didalmnya menyebutkan nama Postpaarbank In Indonesia dirubah menjadi Bank Tabungan Post. Hal lain, sejak ditetapkan secara hukum melalui ditetapkan pula S.

undang-undang darurat No. 9 tahun 1950,

Darmosusanto sebagai Pribumi I yang menduduki jabatan Direktur Bank Tabungan Negara. Berdasrkan kilasan sejarah tersebut, maka tanggal 9 Februari lebih tepat dijadikan sebagai titik tolak hari jadi BTN, karena makna undangundang darurat No. 9 tahun 1950 lebih bersifat monumental disamping mengandung makna histories sekaligus nasionalis. Ini dibuktikan dengan munculnya S. Darmosusanto yang menduduki jabatan Direktur BTN Pribumi I yang menandai bangkitnya Kelompok Pribumi dalam dunia perbankan di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Direksi Bank Tabungan Negara melalui Ketetapan Direksi No.

05/DIR/BIDIR/tanggal 27 September 1993 memutuskan hari lahir BTN adalah tanggal 9 Februari 1950. Dalam perkembangan selanjutnya, tugas Bank Tabungan Negara semakin bertambah ketiga pada tanggal 29 Januari 1974 pemerintah, melalui Surat Menteri Keuangan No.B-49/MK/1974, memberikan tugas untuk menyalurkan dana kredit perumahan melalui pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang berlangsung sampai saat ini. Tugas khusus

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

inilah yang selanjutnya menjadikan BTN sebagai Bank pelopor KPR, bahkan menjadi bank yang terkemuka dalam bisnis pembiayaan KPR. Ruang lingkup usaha BTN semakin meluas dengan diizinkannya untuk beroperasi sebagai Bank Umum, yaitu melalui Surat BI No. 22/9/DIR/UPG tanggal 29 April 1989. Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No.24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No.7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak itu nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN dalam surat nomor S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. PT. Bank Tabungan Negara mempunyai Visi menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah. Untuk mencapai Visi tersebut maka Bank Tabungan Negara memiliki misi yang harus dijalankan yaitu : Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankkan lainnya.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi.

Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Melaksanakan manajemen perbankkan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk meningkatkan Shareholder Value.

Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. Sampai tahun 2007, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) telah

berkembang ke seluruh wilayah Indonesia, dan memiliki jaringan cukup luas yang meliputi 208 Kantor Cabang termasuk Kantor Cabang Medan.

b. Struktur Organisasi Pada umumnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi, dimana dalam stuktur organisasi ini tercermin adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi maupun kondisi pengawasan dan pelaksanaan tugas-tugas perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka karyawan akan mengetahui tugas dan

tanggungjawabnya serta kedudukannya sehingga ia dapat bekerja dengan baik. Bagi para menejer struktur organisasi ini berguna sebagai pedoman dalam pelaksanaan fungsi manajemen diperusahaan. Dari beberapa jenis struktur organisasi yang ada, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan menggunakan struktur

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

organisasi fungsional, dimana menurut bentuk ini wewenang dari pimpinan puncak dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan pimpinan tiap bidang berhak

memerintah pada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bagian kerjanya. Berikut ini disajikan struktur organisasi dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan yang tertera pada lampiran 1, sebagai berikut: 1. Kepala Cabang (Branch Manager) Bertanggung jawab pada peningkatan kualitas sumber-sumber daya pada perusahaan dan pertumbuhan usaha cabang baik aset , laba, kredit serta dana pihak ketiga. 2. Kepala Bagian Retail Service

(Deputy Branch Manager Retail

Service)
Bertanggung jawab atas pendapatan perusahaan dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta menjamin bahwa semua aset perusahaan di bawah wewenangnya telah dilindungi dan diiventarisir dengan baik. Kepala Bagian Retail Service membawahi seksi-seksi sebagai berikut: a. Seksi Customer Service b. Seksi Teller Service c. Seksi Loan Service

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

3. Kepala Bagian Operasional (Deputy Branch Manager Operational). Kepala Bagian Operasional merupakan manajer pusat biaya di perusahaan ini dengan tugas sebagai berikut: Mengelola operasional harian cabang untuk menjamin efektifitas dan efisiensi Menjamin keakuratan dan kecepatan semua proses transaksi di bagian operasional. Menjamin standar kualitas yang tinggi dalam seksi Transaction Processing, Loan Administration, dan General Branch

Administration. Menjamin operasional Kepala Bagian Operasional membawahi seksi-seksi sebagai berikut: a. Seksi Transaction Processing Mengatur operasional proses transaksi sehari-hari Mengoptimalkan peningkatan efisiensi pada back office dan peningkatan kontrol Menganalisis operasional dan mengajukan usulan perbaikan ke kantor pusat Memastikan bahwa standar kualitas dan kecepatan proses transaksi selalu dalam kualitas yang baik. produktivitas dan kapabilitas pegawai bagian

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

b. Seksi Loan Administration Memastikan kecepatan dan ketepatan proses kredit sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada. Memastikan bahwa semua dokumen yang disimpan aman, dan lengkap baik dokumen maupun pendukungnya Melakukan analisa kredit korporasi Memastikan kecepatan dan ketepatan proses Bapetarum PNS

c. Seksi General Branch Administration Memantau anggaran biaya dan cabang Bertanggungjawab atas pengembangan dan pengelolaan semua inventaris cabang Menyelenggarakan/memantau dan menangani semua masalah logistik Memastikan keamanan cabang setiap saat Memastikan file kepegawaian di administrasi secara tertib. Penyelamatan Kredit ( Assistant Branch Manager

4. Kepala Bagian

Loan Recovery)
Kepala Bagian Loan Recovery membawahi satu seksi yaitu seksi Loan Recovery yang bertanggungjawab pada pengawasan dan pembinaan kredit. 5. Kepala Bagian Akunting dan Kontrol (Assistant Manager Accounting

& Control)

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Kepala Bagian Akunting & Kontrol membawahi satu seksi yaitu seksi Bookeeping & Controls yang bertanggungjawab pada pelaporan keuangan, pembukuan dan kontrol perusahaan.

Unit kerja ini secara umum bertugas mengontrol data transaksi harian, mengelola buku besar (GL) Kantor Cabang, mengelola dan mengarsipkan bukti transaksi, membuat nota jurnal, dan

mengkoordinasikan rekonsiliasi SL dan GL setiap unit kerja yang memegang SL. berikut : Memeriksa kas besar dan kas ATM; Memeriksa sandi jurnal/sandi pemindah-bukuan dan validasinya; Memeriksa/rekonsiliasi rekening milik BTN di bank lain; Memeriksa Laporan Likuiditas; Membuat Laporan Dana Harian; Membuat Laporan Sistem Informasi Peyediaan Dana (SIPD), Laporan Bulanan Bank Umum (LBBU), dan Sistem Informasi Keuangan ke Bank Indonesia; Menyelenggarakan dan menindaklanjuti audit intern dan audit koordinasi. Memeriksa neraca harian dan bulanan. Mengelola buku besar Cabang dari mulai entry bukti transaksi sampai cetak GL dan mencocokkan dengan listingnya. Mengelola bukti transaksi. Tugas-tugas tersebut dapat diuraikan sebagai

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Membuat nota jurnal transaksi serta periksa bukti dasar. Mengkoordinasikan pencocokan GL dengan SL tiap unit pemegang SL.

Financial Reporting & Analysis :


Membuat laporan cabang: Membuat laporan SIPD dan LBU ke Kntor Pusat. Membuat laporan SIK ke Bank Indonesia. Membuat laporan arus kas dan laporan penerimaan angsuran. Menerima dan memeriksa laporan manual. Sistem informasi manajemen cabang. Mengadiministrasikan pelaporan cabang.

2. Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan a. Neraca Neraca bank adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap hari kerja oleh satuan kerja akunting. Laporan tersebut menunjukkan posisi saldo serta mutasi-mutasi dari rekening yang dikelola oleh satuan kerja akunting yang bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri atas alat-alat likuid, aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

giro, deposito berjangka, tabungan dan instrumen kewajiban lainnya serta ekuitas yang menggambarkan nilai buku pemilik saham bank Dari data pada lampiran 2 dapat dilihat bahwa laporan neraca perusahaan pada tahun 2006 menunjukkan kinerja perusahaan yang meningkat dibandingkan dengan keadaaan pada tahun 2005. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan total aktiva dimana terjadi peningkatan pada hampir semua akun diantaranya peningkatan pada kenaikan jumlah kas, kenaikan kredit yang diberikan dan kenaikan pendapatan yang masih akan diterima. Dari segi pasiva juga terjadi peningkatan dihampir semua akun, diantaranya peningkatan pada giro, tabungan serta kewajiban segera lainnya.

b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi bank merupakan suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan, biaya operasional dan non operasional bank serta keutungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Dari data pada lampiran 3 dapat dilihat bahwa laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2006 menunjukkan kinerja perusahaan yang meningkat jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005. Hal ini terlihat pada peningkatan pendapatan operasional dan beban operasional. Peningkatan pendapatan bunga memperlihatkan perusahaan mampu meningkatkan pemberian kredit kepada nasabahnya. Beban bunga yang meningkat menunjukkan keberhasilan bank meningkatkan dana nasabah

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

yang tersimpan di bank. Peningkatan laba yang cukup besar terlihat pada laporan laba rugi menunjukkan kinerja keuangan bank yang cukup baik.

3. Rasio-Rasio Keuangan Bank Berdasarkan data-data yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, maka dilakukan analisis rasio laporan keuangan yang meliputi likuiditas,solvabilitas, profitabilitas, resiko keuangan bank, dan rasio efisiensi yang dijelaskan sebagai berikut : a Analisis Likuiditas Analisis likuiditas adalah suatu analisa terhadap perbandingan harta lancar dengan hutang lancar. Analisis likuiditas yang dikaji penulis disini meliputi quick ratio, cash ratio, dan loan to assets ratio yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 Tabulasi Rasio Likuiditas Tahun 2005 dan 2006 Tahun Aspek 2005 1. Quick Ratio 2. Cash Ratio 3. Loan to assets Ratio 0,722% 0,696% 61,728% 2006 1,247% 1,195% 55,556% (+) 0,525% (+) 0,499% (-) 6,172% Keterangan

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat likuiditas bank yang diukur dengan rasio-rasio tersebut di atas meningkat pada tahun 2006. Dengan angka-angka atau persentase yang ditunjukkan melalui rasio itu, selain menunjukkan likuiditas yang meninggkat juga menunjukkan tingkat likuiditas yang rendah karena persentasenya kecil. Namun bagi bank hal seperti ini tidak terlalu masalah, karena dengan kondisi seperti itu bukan berarti bank tidak sehat tetapi karena bank banyak menyalurkan dana sehingga dana yang tinggal di bank sangat sedikit, yang nampak pada kas dan harta lancar lainnya. Ini memang karena kegiatan dan fungsi bank yaitu sebagai penarik dan penyalur dana kepada masyarakat. Oleh karena itu setiap dana yang masuk misalnya melalui tabungan dan usaha lainnya akan tersalur kembali. Sehingga dana yang tinggal di bank akan tetap atau bahkan berkurang karena permintaan dari nasabah yang akan meminjam dana.

b Analisis Solvabilitas Analisis solvabilitas adalah analisis terhadap keadaan keuangan jangka panjang atau permodalan bank dengan tujuan mengukur kemampuan bank dalam menjalankan atau mengembangkan usaha dengan menampung resiko kerugian. Analisis ini menganalisis modal, total aset dan pinjaman kredit yang diberikan. Sehingga analisis solvabilitas yang dikaji penulis disini adalah primary ratio, capital

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

ratio, dan capital adequacy ratio yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini. Tabel 2 Tabulasi Rasio Solvabilitas Tahun 2005 dan 2006 Tahun Aspek 2005 1. Primary Ratio 2. Capital Ratio 3. Capital Adequacy Ratio 0,931% 1,509% - 5,615% 2006 3,305% 5,949% - 1,081% (+) 2,374% (+) 4,440% (+) 4,534% Keterangan

Pada tabel di atas rasio menunjukkan ada kenaikan pada tahun 2006. Hal ini memberikan arti bahwa permodalan atau keadaan keuangan jangka penjang bank semakin baik. Sehingga bank dapat menjalankan usahanya dengan baik dan bahkan dapat memperluas usaha atau sesuai dengan tugasnya dapat menambah jumlah pinjaman yang akan diberikan atau penyaluran kredit dan giro dan yang lainlainnya. Dengan keadaan yang seperti itu bank juga dapat mengatasi resiko kerugian yang dialami oleh bank, misalnya kredit macet. Jadi dari rasio sovabilitas bank itu menunjukkan keadaan keuangan yang baik.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Analisis Profitabilitas Analisis profitabilitas adalah suatu analisis terhadap keadaan keuangan bank yang dapat menciptakan laba yang dapat diukur dari pendapatan dan biaya-biaya usaha. Analisis profitabilitas yang dikaji oleh penulis di sini adalah meliputi gross profit margin, net profit

margin, dan return on equity capital yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 3 Tabulasi Rasio Profitabilitas Tahun 2005 dan 2006 Aspek 2005 1. Gross Profit Margin 2. Net Profit Margin 3. Return on Equty Capital - 24,686% 10,597% 100% Tahun 2006 - 20,428% 38,056% 100% (+) 4,258% (+) 27,459% Keterangan

Pada tabel di atas dilihat bahwa profitabilitas bank meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hal tersebut nampak pada kenaikan

gross profit margin dan net profit margin. Kenaikan tersebut


disebabkan oleh kenaikan pendapatan operasi pada tahun 2006 meskipun juga diikuti oleh kenaikan biaya operasi. Tidak berbeda jauh dengan keadaan pada tahun 2005. Dimana pendapatan operasi lebih

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

kecil daripada biaya operasi yang menyebabkan gross profit marginnya minus.

d Analisis Resiko Usaha Bank Analisis ini mengukur permodalan atau kemampuan keuangan bank untuk mengatasi kemungkinan kegagalan pembayaran kewajiban kepada nasabah atau kerugian atas aktiva yang dimiliki dan resiko kerugian lainnya yang diukur dari equity capital, total aset maupun total deposito. Analisis yang dikaji oleh penulis di sini adalah deposit

risk ratio dan assets risk ratio seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 4 Tabulasi Rasio Resiko Usaha Bank Tahun 2005 dan 2006 Tahun Aspek 2005 1. Deposits Risk Ratio 2. Assets Risk Ratio 0,977% 0,938% 2006 3,576% 3,343% (+) 2,599% (+) 2,405% Keterangan

Angka dan persentase yang ditunjukkan pada tabel tersebut memberikan arti bahwa keadaan keuangan bank mampu untuk mengatasi atau membayar kewajiban kepada nasabah dan mampu menyerap resiko kerugian yang dihadapi karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hal ini terjadi karena kenaikan laba

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

pada tahun 2006 yang juga sebagai equity capitalnya yang semakin besar untuk membagi total depositnya maupun total asetnya.

Analisis Efesiensi Analisis efesiensi adalah analisis yang bertujuan untuk mengukur kinerja manajemen bank dengan membandingkan pendapatan usaha, total asetnya dan juga modalnya atau total ekuitasnya. Analisisnya meliputi leverage multiplier dan assets utilization yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5 Tabulasi Rasio Efesiensi Tahun 2005 dan 2006 Aspek 2005 Tahun 2006 3.025,841% 13,784% (-) 7.710,189% (+) 1,097% Keterangan

1. Leverage Multiplier 2. Assets Utilization

10.736,030% 12,687%

Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa tingkat efesiensi bank atau manajemen bank pada tahun 2006 manurun yang dapat dilihat pada angka atau persentase daripada leverage multiplier, sementara meskipun assets utilizationnya meningkat namun peningkatannya relatif kecil. Hal tersebut memberikan arti bahwa terjadi penurunan kinerja manajemen bank dalam mengelola dan memanfaatkan semua

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

sumber daya yang ada pada tahun 2006 yang diukur dari rasio efisiensi.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan a. Neraca Berdasarkan data neraca hasil penelitian yang terdapat pada lampiran (2), maka dapat dijelaskan keadaan neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut : Aktiva tahun 2006 naik sebesar Rp 84.482.105.974,82 ( dari tahun 2005 sebesar Rp.477.106.514.131,04 menjadi

Rp561.588.620.105,86 pada tahun 2006) atau naik 17,707%. Kenaikan aktiva tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah kredit yang diberikan sebesar Rp.17.485.582.872,18 (dari tahun 2005 sebesar

Rp294.510.324.876,14 ke tahun 2006 menjadi Rp311.995.907.748,32) atau naik 5,937%. Kenaikan aktiva total tersebut juga disebabkan oleh kenaikan jumlah aktiva tetap sebesar 4,541% dan kenaikan jumlah aktiva lain-lain sebesar 33,133%. Sedangkan pada pasiva, kenaikannya tampak pada hampir semua komponen pasiva, dimana terdapat kenaikan giro yang cukup besar yaitu 637,959% dan kenaikan tabungan sebesar 3,281%. Hal itu juga

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang terdapat pada ekuitas yang cukup besar yaitu sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau sebesar 317,638%. Pada pasiva dapat juga diketahui bahwa bank telah banyak menerima dana, ini terlihat dari meningkatnya jumlah giro dan tabungan pada tahun 2006. Penurunan yang cukup signifikan terlihat pada deposito berjangka yang turun sebesar Rp.53.124.412.238,74 atau sebesar 29,285% dan beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp.30.468.151,31 atau sebesar 4,335%.

b. Laporan Laba Rugi Berdasarkan hasil penelitian dari data laba rugi (pada lampiran 3), maka dapat dijelaskan keadaan keuangan bank pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut : Bahwa laba yang dicapai tahun dari 2006 tahun sebesar 2005

Rp.18.559.753.290,53

meningkat

(Rp.4.443.975.192,52) sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik sebesar 317,638%. Kenaikan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan non operasional sebesar 53,993% dan penurunan beban non operasional sebesar 96,986%. Tetapi jika dilihat dari sisi pendapatan bunga bersihnya, tidak baik karena pada tahun 2006 menurun sebesar Rp.1.854.884.410,15 atau turun 12,362% dari tahun 2005. Peningkatan laba juga terjadi disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional lainnya yaitu sebesar Rp.292.005.476,83 atau meningkat sebesar

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

8,475%, sementara beban operasional lainnya mengalami penurunan sebesar Rp.1.992.452.044,45 atau turun sebesar 6,908%. Kenaikan laba pada tahun 2006 tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan bunga bersih yang mengalami penurunan sebesar 12,362%. Sehingga secara umum kenaikan laba bank pada tahun 2006 dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya, pendapatan non operasional dan jumlah beban yang semakin menurun baik itu beban operasional lainnya maupun beban non operasional lainnya. Hal ini memberikan arti bahwa kegiatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan berjalan secara efisien dimana perusahaan dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya-biaya usaha yang menyebabkan laba meningkat sebesar 317,638%

2.

Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank Berdasarkan data-data dari hasil penelitian dan perhitungan rasiorasio keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan seperti terlampir, maka dapat dianalisis kinerja keuangannya dan perbandingannya selama dua periode yaitu tahun 2005 dan 2006.

I. Rasio Likuiditas 1. Quick Ratio Quick ratio tahun 2005 yaitu 0,722%, berarti cash assets dapat menjamin 0,722% dari total deposit yang terdiri dari giro,

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

tabungan, dan deposit berjangka. Pada tahun 2006 quick ratio sebesar 1,247% dimana quick ratio pada periode ini mengalami kenaikan sebesar 0,525% dari tahun 2005. Hal ini terjadi karena cash assets yang meningkat pada tahun 2006 sebesar

Rp.3.189.120.287 atau 97,102%, demikian juga dengan total deposit meningkat sebesar Rp.64.334.708.636,32 atau sebesar 14,150% . Jumlah kas, penempatan pada bank lain, giro dan tabungan pada tahun 2006 meningkat tetapi jumlah deposito berjangka menurun. Dapat dilihat bahwa bank berusaha meningkatkan jumlah kas dan jumlah penempatan pada bank lain untuk mengimbangi peningkatan jumlah tabungan dan giro, sementara deposito berjangka mengalami penurunan. Peningkatan pada kas dan penempatan pada bank lain diikuti oleh peningkatan giro dan tabungan sehingga quick ratio cendrung meningkat. Dengan jumlah kas yang kecil, dapat diketahui bahwa bank banyak menyalurkan kredit untuk menambah pendapatan melalui bunga. Selain itu juga bank banyak memperoleh dana dari giro dan tabungan. Jadi kemampuan bank dalam memperoleh dana dari giro dan tabungan sangat baik karena ada peningkatan pada tahun 2006. Dengan demikian dilihat dari data, quick ratio dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, artinya kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya meningkat. 2. Cash Ratio Cash ratio pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,696%, ini berarti cash assets dapat menjamin 0,696% dari pinjaman yang harus segera dibayar. Pada tahun 2006 cash ratio meningkat sebesar 0,499% sehingga menjadi 1,195%. Peningkatan cash assets pada tahun 2006 yang meningkat sebesar Rp.3.189.120.287 atau naik 97,102% lebih besar dari pada persentase peningkatan pinjaman yang harus segera dibayar sebesar 14,822% mengakibatkan cash ratio menjadi naik. Pada tahun 2006 pinjaman yang harus segera dibayar meningkat dibanding tahun 2005. Hal ini dikarenakan penerimaan dana yang cukup tinggi dari tabungan, kewajiban segera lainnya, kewajiban lain-lain dan giro yang mengalami kenaikan, tetapi deposito berjangka cenderung menurun. Dilihat dari perbandingan jumlah cash assets dengan jumlah pinjaman yang harus segera dibayar, maka keadaan bank sebenarnya pada keadaan sulit atau tidak likuid karena jumlah cash assets yang demikian tidak mampu menutupi semua kewajiban yang segera jatuh tempo. Namun ditinjau dari segi perputaran uang pada bank tersebut, sangat baik karena hanya sedikit atau bahkan tidak ada uang atau dana yang bisa dikatakan menganggur di bank. Jadi jumlah cash

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

assets yang ada pada bank pada periode ini hanya merupakan stok.
Tetapi kas ataupun cash assets yang terlalu kecil juga tidak baik. Dari angka-angka rasio, maka dari tahun 2005 ke 2006 kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya meningkat. 3. Loan to Assets Ratio Tahun 2005 loan to assets ratio sebesar 61,728% dan menurun sebesar 6,172% sehingga menjadi 55,556% pada tahun 2006. Penurunan rasio ini disebabkan karena persentase kenaikan total assets (Rp.84.482.105.974,82) atau 17,707% lebih besar dari persentase kenaikan total loans (Rp.17.485.582.872,18) atau 5,937%. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditasnya. Pada rasio ini bank mengalami penurunan yaitu kemampuan untuk memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang tersedia. Walaupun ada peningkatan penyaluran kredit dari tahun 2005 ke athun 2006, namun tak dapat meningkatkan loan to assets

rationya karena perubahan kenaikan total assets jauh lebih besar


dari kenaikan total loan, sehingga tidak bisa naik bahkan jadi menurun. Hal ini mungkin disengaja oleh pihak manajemen bank agar tetap terkontrol (tidak terlalu tinggi) karena loan to assets

ratio yang tinggi akan dapat menurunkan tingkat likuiditas bank itu
sendiri. Berarti pada dua periode ini (dari tahun 2005 ke 2006 ) ada

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

peningkatan tingkat likuiditas dari loan to assets ratio karena rasio ini pada tahun 2006 menurun dimana bila rasio ini meningkat maka tingkat likuiditas menurun, demikian juga sebaliknya bila rasionya menurun maka tingkat likuiditasnya meningkat.

II. Rasio Solvabilitas 1. Primary Ratio Primary ratio tahun 2005 sebesar 0,931% dan pada tahun 2006 menjadi 3,305%. Berarti ada kenaikan sebesar 2,374%. Pada masing-masing periode ini perusahaan dapat menciptakan laba yang berpengaruh pada kenaikan ekuitas atau equity capital. Namun yang menjadi unsur equitas pada periode ini adalah hanya laba ditahan/tahun berjalan. Sehingga peningkatan laba tahun berjalan berarti merupakan peningkatan equity capitalnya. Pada tahun 2006 equity capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 dari Rp.4.443.975.192,52 menajdi Rp.18.559.753.290,53.

Persentase kenaikan equity capital yaitu sebesar 317,638% lebih besar dari persentase kenaikan total assets yaitu sebesar 17,707% sehingga rasio ini meningkat. Primary ratio 0,931% artinya kemampuan permodalan bank sebesar 0,931% untuk menutupi penurunan aktivanya akibat kerugian yang tidak dapat dihindarkan pada tahun 2005, begitu juga pada tahun 2006 kemampuan permodalannya untuk menutupi penurunan aktivanya sebesar

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

3,305%. Adanya peningkatan rasio ini dari tahun 2005 ke 2006 menunjukkan kondisi bank yang baik karena rasio yang semakin tinggi berarti akan semakin baik, dengan permodalan yang meningkat kemampuan bank dalam pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian akan semakin kuat. 2. Capital Ratio Capital ratio pada tahun 2005 sebesar 1,509%, artinya kemapuan permodalan bank dalam menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit adalah 1,509%. Tahun 2006 capital ratio 5,949% berarti ada kenaikan sebesar 4,440% dibandingkan tahun 2005 sebesar 1,509%. Equity

capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik


317,638% dan total loans bertambah Rp.17.485.582.872,18 atau naik 5,937%. Tingginya kenaikan equity capital dan persentasenya (317,638%) dibandingkan dengan kenaikan dan persentase total loans (5,937%) mengakibatkan capital ratio meningkat. Naiknya rasio ini artinya kemampuan permodalan bank meningkat dalam menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Hal ini juga menunjukkan kemampuan manajemen bank meningkat/ baik dalam mengelola modal yang dimilikinya.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

3. Capital Adequacy Ratio

Capital adequacy ratio (CAR) pada tahun 2005 adalah 5,615% dan meningkat sebesar 4,534% menjadi -1,081% pada tahun 2006. Angka persentase pada tahun 2005 adalah minus, ini dikarenakan fixed asset/aktiva tetap (Rp.20.980.183.089,39) lebih besar dari pada jumlah equity capital (Rp.4.443.975.192,52), sehingga hasil selisih equity capital dengan fixed asset menjadi negatif (-Rp.16.536.207.896,87) yang artinya untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit sudah menggunakan fixed asset sebesar Rp.16.536.207.896,87 karena equity capitalnya tak mampu lagi menutupinya. Tetapi pada tahun 2006 terjadi kenaikan sebesar Rp.13.163.061.112,01 atau naik 79,601% sehingga menjadi negatif yaitu sebesar

Rp.3.373.146.784,85. Sedangkan total loans pada tahun 2006 naik sebesar Rp.17.485.582.872,18 atau meningkat 5,937% dari Rp.294.510.324.876,14 pada tahun 2005 menjadi

Rp.311.995.907.748,32 pada tahun 2006. Jumlah dan persentase kenaikan selisih equity capital dengan fixed asset (79,601%) yang lebih besar dari pada jumlah dan persentase kenaikan total loans (5,937%) menjadi CAR pada tahun 2006 meningkat. Kenaikan tersebut didominasi oleh equity capital. Sedangkan jumlah dan persentase kenaikan fixed asset hanya sebagian kecil saja (Rp.952.716.986) atau 4,541%. CAR bank yang meningkat dari

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 4,534% artinya kemampuan bank meningkat dalam permodalan setelah dikurangi aktiva tetap untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit.

III. Rasio Profitabilitas 1. Gross Profit Margin Pada tahun 2005 gross profit margin (GPM) sangat rendah dengan angka negatif yaitu 24,686%. Rendahnya rasio ini karena besarnya operasional expense melebihi jumlah pendapatan operasional. Hal ini disebabkan oleh beban operasional lainnya lebih besar dari pada pendapatan operasional lainnya, sehingga pada saat ini bank rugi jika ditinjau dari segi pendapatan operasional lainnya sebesar (Rp.3.445.321.111,96

Rp.28.842.303.531,02 = -Rp.25.396.982.419,06). Selain itu juga selisih pendapatan bunga dengan beban bunga tidak terlalu tinggi atau cukup besar untuk menutupi kerugian tersebut sehingga angkanya masih tetap minus. Demikian juga halnya yang terjadi pada tahun 2006 dimana GPM -20,428% naik sebesar 4,258%.

Pada tahun ini bank juga masih merugi dari segi pendapatan operasional lainnya sebesar (Rp.3.737.326.588,79

Rp.26.849.851.486,57 = -Rp.23.112.524.897,78) meskipun bank memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga bersih sebesar

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Rp.13.149.716.241,41. Kenaikan GPM pada tahun ini juga dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga yang cukup besar dan penurunan beban operasional lainnya. Pada tahun ini pihak manajemen belum mampu untuk menekan beban operasional meskipun manajemen manpu meningkatkan pendapatan

operasionalnya. Dari data dapat dilihat perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2005 sebesar 124,686% sehingga tidak baik bagi kelangsungan bank. Pada tahun 2006 perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional adalah sebesar 120,428%. Artinya disini dari tahun 2005 ke tahun 2006 ada perbaikan. Kenaikan GPM pada tahun 2006 disebabkan kenaikan persentase pendpatan operasional (16,296%) lebih besar dari persentase beban operasional yang naik sebesar 12,324%. Dari data dapat dilihat GPM dari tahun 2005 ke 2006 meningkat dan perbandingan biaya operasional terhadap

pendapatan opersional menurun, ini menunjukkan prestasi yang baik dan dapat dilihat pada laporan laba rugi bahwa laba ditahan atau tahun berjalan terus meningkat dan itu artinya kemampuan bank terus meningkat dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

2. Net Profit Margin

Net profit margin (NPM) tahun 2005 yaitu 10,597%, artinya


kemampuan bank dalam menghasilkan net income dilihat dari

operating incomenya adalah sebesar 10,597%. Tahun 2006 NPM


meningkat 27,459% menjadi 38,056%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan net income 317,638% lebih besar dari kenaikan

operating income sebesar 16,296%. Besarnya beban operasional


yang melampaui pendapatan operasional mengakibatkan net income bank pada tahun 2005 rendah. Meningkatnya NPM pada tahun 2006 karena meningkatnya pendapatan non operasional bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari operating incomenya meningkat. 3. Return on Equity Capital (ROEC)

Return on equity capital (ROEC) tahun 2005 100% dan sama


dengan tahun 2006. hal ini disebabkan equity capital pada kedua tahun tersebut sama-sama hanya bersumber dari laba ditahan.tahun berjalan. Sementara jumlah equity capitalnya sama dengan net

incomenya, karena net incomenya tidak dikurangi dengan pajak


dan itulah yang langsung menjadi laba ditahan dan komponen dari pada equity capital. Dengan demikian kemampuan bank tetap atau tidak berubah dalam menghasilkan net income ditinjau dari equity

capital pada tahun 2005 dan 2006.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

IV. Rasio Resiko Usaha Bank 1. Deposit Risk Ratio Tahun 2005 deposit risk ratio yaitu 0,977%, artinya kemampuan modal bank menyerap resiko kegagalan pembayaran deposit adalah sebesar 0,977%. Tahun 2006 rasio ini meningkat sebesar 2,599% menajdi 3,576% karena peningkatan equity capital sebesar 317,638% lebih besar dibandingkan peningkatan total deposit sebesar 14,150%. Peningkatan rasio ini menaytakan bahwa kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko kegagalan pembayaran deposito. 2. Assets Risk Ratio

Assets risk ratio pada tahun 2005 sebesar 0,977% dan pada
tahun 2006 menjadi 3,343%, berarti ada peningkatan sebesar 2,405%. Pada tahun 2006 peningkatan hasil selisih total aset dengan kas adalah sebesar 17,157% sedangkan equity capital meningkat sebesar 317,638%. Peningkatan equity capital yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan selisih total aset dengan kas menyebabkan assets risk ratio pada tahun 2006 naik. Berarti kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko penurunan terhadap aktiva bank.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

V. Rasio Efisiensi 1. Leverage Multiplier Total aset yang hanya naik sebesar 17,707% pada tahun 2006 dari tahun 2005 sementara equity capital jauh lebih besar menigkat sebesar 317,638% mengakibatkan rasio leverage multiplier bank menurun 7710,189% dari 10.736,030% pada tahun 2005 menjadi 3.025,841% pada tahun 2006. maka hal ini menggambarkan bahwa kemampuan manajemen bank menurun dalam mengelola aktiva yang dikuasainya dan tingkat efisiensi yang menurun. 2. Assets Utilization Tahun 2005 total aset sebesar Rp.477.106.514.131,04, sedangkan hasil penjumlahan pendapatan operasional dan non

operasional adalah Rp.60.532.579.456 sehingga aset utilization sebesar 12,687%, artinya kemampuan manajemen bank dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan total income adalah sebesar 12,687%. Peningkatan assets utilization terjadi pada tahun 2006 sebesar 1,097% menjadi 13,784% karena persentase kenaikan total income sebesar 27,877% lebih besar jika dibandingkan dengan persentase kenaikan total asset yang sebesar 17,707% menjadikan kemampuan manajemen bank meningkat dalam memanfaatkaan aktivanya untuk menghasilkan total income.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan mengenai kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut : 1. Dilihat dari sudut rasio likuiditas, secara umum kondisi rasio likuiditas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 dapat dikatakan kurang baik, meskipun terjadi peningkatan angka rasio. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas pada tahun 2005 dan tahun 2006 menujukkan rasio yang sangat rendah. Pada tahun 2006, rasio likuiditas pada aspek quick ratio dan cash ratio yang berada di angka 1% yang artinya tiap-tiap Rp. 1,00 hutang lancar hanya dijamin oleh kurang dari Rp. 0,01 harta lancar. 2. Dari sudut rasio solvabilitas, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang baik karena terjadi kenaikan baik primary ratio, capital ratio, maupun capital adequacy rationya dari tahun 2005 ke tahun 2006. Berarti kemampuan permodalan bank untuk menutupi penurunan aktiva akibat kerugian dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan kredit semakin meningkat. 3. Dari sudut rasio profitabilitas, kondisi keuangan menunjukkan kinerja keuangan yang baik pada tahun 2006, karena terjadi peningkatan dari

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

tahun 2005 yang tampak pada kenaikan gross profit marginnya maupun net profit marginnya yang berarti kemampuan keuangan perusahaan untuk menciptakan laba semakin baik. 4. Dari sudut rasio resiko usaha bank juga menunjukkan kinerja keuangan yang baik karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang tampak pada kenaikkan persentase deposit risk ratio dan assets risk rationya. Kemampuan keuangan bank untuk mengatasi kemungkinan kegagalan pembayaran kewajiban kepada nasabah dan kemampuan mengatasi kerugian atas aktiva yang dimiliki semakin meningkat. 5. Sedangkan dari sudut rasio efisiensi, kinerja keuangannya mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang ditunjukkan pada penurunan leverage multipliernya,meskipun terjadi peningkatan pada asset utilization namun peningkatannya relatif kecil. Ini mengartikan bahwa kemampuan manajemen menurun dalam mengelola dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada pada tahun 2006. 6. Secara umum kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, yang berarti bank telah memiliki kinerja keuangan yang baik karena rasiorasio keuangan bank yang ditunjukkan secara umum meningkat. Namun persentase rasio-rasio tersebut relatif sangat rendah khususnya pada rasio solvabilitas dan rasio resiko usaha bank, karena komponen equity capitalnya hanya terdiri dari laba ditahan atau laba tahun berjalan. Pada neraca tidak terdapat modal disetor, modal sumbangan dan modal

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

cadangan umum. Sehingga perbandingan equity capitalnya dengan total asetnya maupun dengan total loans relatif sangat rendah.

B. Saran 1. Mengingat rasio likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan yang relatif sangat rendah, untuk itu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan perlu mengupayakan untuk

meningkatkan rasio likuiditasnya. Adapun upaya untuk meningkatkan rasio likuiditas ini dapat dilakukan dengan cara menjual aktiva tetap untuk menambah aktiva lancar atau mengadakan tambahan modal untuk menambah aktiva lancar serta menambah hutang jangka panjang untuk menambah aktiva lancar. 2. Pada tahun 2006 kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dari sudut rasio efisiensi menurun, untuk itu bank perlu mengupayakan meningkatkan pendapatan operasional serta dapat menekan beban-beban operasional agar dapat memperoleh laba yang tinggi. Hal ini juga sangat berpengaruh pada rasio profitabilitas khususnya gross profit margin dimana pada tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami minus karena biaya operasi lebih besar dari pemdapatan operasi.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Penerbit UMM Press, Malang. Harahap, Sofyan Safri, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. _______, 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Kuncoro Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2001. Balanced Scorcard. Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Mulyono, Teguh Pudjo, 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktik Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Munawir, H.S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Rivai, H.Veithzal, Veithzal Andria P, Idroes N.Ferry,2007. Bank and Financial Institution Management, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perencanaan, Cetakan Ketiga, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fakutas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal, Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan. Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 1. Struktur Organisasi

BRANCH MANAGER SEKRETARIS

DBM RETAIL SERVICE

ABM OPERATION

ABM LOAN RECOVERY


KEPALA SEKSI ACCOUNTING

KEPALA SEKSI CUSTOMER SERVICE

KEPALA SEKSI LOAN ADMIN SEKSI LOAN ADMINISTRATION KEPALA SEKSI TRANS. PROCESSING SEKSI TRANSACTION PROCESSING SEKSI LOAN RECOVERY

SEKSI BOOKEPING AND CONTROLL

SEKSI CUSTOMER SERVICE KEPALA SEKSI TELLER SERVICE SEKSI TELLER SERVICE KEPALA SEKSI LOAN SERVICE SEKSI LOAN SERVICE

LAS & LAO

KEPALA SEKSI UMUM/GBA SEKSI UMUM GBA

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 2 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Neraca Per 31 Desember 2005 2006 Keterangan
AKTIVA Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain PPAP-Penempatan pada Bank Lain -/Kredit yang diberikan PPAP-Kredit yang diberikan -/Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Aktiva tetap Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/Aktiva Lain-lain Total Aktiva 3.257.925.850,00 26.381.278,47 (919.052,00) 294.510.324.876,14 (11.614.554.265,70) 3.560.686.040,00 785.445.292,45 20.980.183.089,39 (14.760.879.867,95) 180.361.920.890,24 477.106.514.131,04 6.440.074.610,00 33.352.805,47 (400.233,67) 311.995.907.748,32 (8.749.161.959,70) 4.723.439.703,00 1.270.125.210,71 21.932.900.075,39 (16.138.709.085,87) 240.121.091.232,21 561.588.620.105,86 (+) (-) (+) 2005 (Rp) 2006 (Rp) Naik (+) Turun (-) (Rp) 3.182.148.760 6.971.527 518.818,33

(+) 17.485.582.872.18 (-) (+) (+) (+) (+) 2.865.392.306 1.162.753.663 484.679.918,26 952.716,986 1.377.829.217,92

(+) 59.759.170.341,97 (+) 84.482.105.974,82

PASIVA Giro Kewajiban Segera Lainnya Tabungan Deposito Berjangka Simpanan dari Bank Lain Estimasi Kerugian Komitmen & Kontinjensi 17.094.318.540,61 4.628.022.022,66 256.148.669.500,08 181.403.806.493,11 126.149.088.804,21 10.212.884.971,65 264.553.020.111,54 128.279.394.254.37 442.763.465,00 (+) (+) 109.054.770.263,60 (+) (+) (-) 5.584.862.948,99 8.404.350.611,46 53.124.412.238,74 442.763.465,00

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Beban Bunga yang masih harus dibayar

702.818.664,19 12.684.903.717,87

672.350.512,88 12.719.364.695,68

(-) (+)

30.468.151,31 34.460.977,81

Kewajiban lain-lain Ekuitas


Modal disetor

4.443.975.192,52 477.106.514.131,04

18.559.753.290,53 561.588.620.105,86 (+) (+)

14.115.778.098,01 84.482.105.974,82

Cadangan Umum
Modal Sumbangan Laba ditahan Total Pasiva

Sumber: Data Neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tahun 2005 dan 2006 yang diolah oleh penulis.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 3 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Laba Rugi Per 31 Desember 2005 2006
2005 (Rp) 37.412.062.404,51 1.078.837.908,00 38.490.900.312,51 2006 (Rp) 43.972.178.913,20 1.060.559.889,00 45.032.738.802,20 (+) (-) (+) Naik (+) Turun (-) (Rp) 6.560.116.580,69 18.278.019 6.541.838.489,69

Keterangan
Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan Bunga Hasil Bunga Provinsi dan Komisi Jumlah Pendapatan Bunga Total Beban Bunga Beban Bunga Beban Lainnya Jumlah Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih

(23.446.299.660,95) (23.446.299.660,95) 15.004.600.651,56

(31.883.022.560,79) (31.883.022.560,79) 13.149.716.241,41

(+)

8.436.722.899,84 -

(+) (-)

8.436.722.899,84 1.854.884.410,15

Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan provinsi, komisi dan fee Fee Pendapatan lainnya Jumlah Pendaptan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Beban penyisihan & Penghapusan atas Aktiva Produktif 9.108.223,00 (110.958.422,67) (+) 101.850.199,67 3.415.197.941,96 3.445.321.111,96 3.697.981.588,79 3.737.326.588,79 (+) (+) 282.783.646,83 292.005.476,83 30.123.170,00 39.345.000,00 (+) 9.221.830

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Beban Estimasi Kerugian Komitmen & kontinjensi Beban Administrasi dan Umum Beban Personalia Beban Lainnya Jumlah Beban Operasional Lainnya Pendapatan Operasional Bersih

330.000,00

(442.763.465,00)

(+)

442.443.465

(10.021.491.165,22) (11.182.025.795,00) (7.648.224.793,80) (28.842.303.531,02) - 10.352.381.767,50

(11.665.923.930,03) (13.126.079.222,57) (1.504.126.446,30) (26.849.851.486,57) - 9.962.808.656,37

(+) (+) (-) (-) (+)

1.644.432.764,81 1.944.053.427,57 6.144.098.347,50 1.992.452.044,45 389.573.111,13

Pendapatan dan Beban Non Operasional Pendapatan Non Operasional Beban Non Operasional Pendapatan Non Operasional Bersih Laba Rugi Sebelum Pajak Penghasilan Taksiran Pajak Penghasilan Laba/Rugi Tahun Berjalan 18.596.358.031,53 (3.800.001.071,51) 14.796.356.960,02 4.443.975.192,52 4.443.975.192,52 28.637.073.079,62 (114.511.132,72) 28.522.561.946,90 18.559.753.290,53 18.559.753.290,53 (+) 10.040.715.048,09 (-) 3.685.489.938,79

(+) 13.726.204.986,88 (+) 14.115.778.098,01 (+) 14.115.778.098,01

Sumber: Data Laba Rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Tahun 2005 dan 2006 Yang diolah oleh penulis

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 4 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan Kinerja Keuangan diukur dari Rasio-Rasio Keuangan Bank Per 31 Desember 2005 2006

URAIAN RASIO LIKUIDITAS A. Quick Ratio (a:b) Cash Assets (a) Kas Giro pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Total Deposit (b) Giro (pada pasiva) Tabungan Deposit Berjangka

2005 (Rp)

2006 (Rp)

0,722% 3.284.307.128,47 3.257.925.850,00 26.381.278,47 454.646.794.533,80 17.094.318.540,61 256.148.669.500,08 181.403.806.493,11

1,247% 6.473.427.415,47 6.440.074.610,00 33.352.805,47 518.981.503.170,12 126.149.088.804,21 264.553.020.111,54 128.279.394.254,37

B. Cash Ratio Cash Assets (a)

(a : b)

0.696 % 3.284.307.128,47 471.959.720.274,33 256.148.669.500,08 181.403.806.493,11

1,195 % 6.473.427.415,47 541.913.752.837,45 264.553.020.111,54 128.279.394.254,37

Pinjaman yang harus segera dibayar (b) Tabungan Deposito Berjangka

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Kewajiban segera lainnya Simpanan dari bank lain Kewajiban lain lain Giro (pada pasiva)

4.628.022.022,66 12.684.903.717,87 17.094.318.540,61

10.212.884.971,65 12.719.364.695,68 126.149.088.804,21

C. Loan to Assets Ratio

(a : b)

61,728 % 294.510.324.876,14 477.106.514.131,04

55,556% 311.995.907.748,32 561.588.620.105,86

Total Loans (kredit yang diberikan) (a) Total Assets (b)

RASIO SOLVABILITAS A. Prymary Ratio Equity Capital Modal Disetor Cadangan Umum Modal Sumbangan Laba ditahan/tahun berjalan Total Assets (b) (a) (a : b) 0,931 % 4.443.975.192,52 4.443.975.192,52 477.106.514.131,04 3,305 % 18.559.753.290,53 18.559.753.290,53 561.588.620.105,86

B. Capital Ratio Equity Capital Total Loans (a) (b)

(a : b)

1,509 % 4.443.975.192,52 294.510.324.876,14

5,949 % 18.559.753.290,53 311.995.907.748,32

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

C. Capital Adequacy Ratio (a : b) Equity Capital Fixed Assets (Equity Capital Fixed Assets) (a) Total Loans (b)

-5,615 % 4.443.975.192,52 20.980.183.089,39 - 16.536.207.896,87 294.510.324.876,14

-1,081 % 18.559.753.290,53 21.932.900.075,39 - 3.373.146.784,86 311.995.907.748,32

RASIO PROFITABILITAS A. Gross Profit Margin ((a-b) :a) Operating Income Pendapatan Bunga Pendaptan Operasional Lainnya Operasional Expense Beban Bunga Beban Operasional lainnya (operating Income Operating Expense) (b) (a) -24,686 % 41.936.221.424,47 39.490.900.312,51 3.445.321.111,96 52.288.603.191,97 23.446.299.660,95 28.842.303.531,02 - 10.352.381.767,50 -20,428 % 48.770.065.390,99 45.032.738.802,20 3.737.326.588,79 58.732.874.047,36 31.883.022.560,79 26.849.851.486,57 - 9.962.808.656,37

B. Net Profit Margin Net Income (a) (b)

(a : b)

10,597 % 4.443.975.192,52 41.936.221.424,47

38.056 % 18.559.753.290,53 48.770.065.390,99

Operating Income

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

C. Return on Equity Capital (a:b) Net Income Equity Capital (a) (b)

100 % 4.443.975.192,52 4.443.975.192,52

100 % 18.559.753.290,53 18.559.753.290,53

RASIO RESIKO USAHA BANK A. Deposit Risk Ratio (a : b) Equity Capital Total Deposit (a) (b) 0,977 % 4.443.975.192,52 454.646.794.533,80 3,576 % 18.559.753.290,53 518.981.503.170,12

B. Assets Risk Ratio (a :(b-c)) Equity Capital Total Assets Kas (c) (b-c) (a) (b)

0,938 % 4.443.975.192,52 477.106.514.131,04 3.257.925.850,00 473.848.588.281,04

3,343 % 18.559.753.290,53 561.588.620.105,86 6.440.074.610,00 555.148.545.495,86

(Total Assets - Kas)

RASIO EFISIENSI A. Leverage Multiplier (a : b) Total Assets Equity Capital (a) (b) 10.736,030 % 477.106.514.131,04 4.443.975.192,52 3.025,841 % 561.588.620.105,86 18.559.753.290,53

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

B. Assets Utilization ((a+b) :c) Operating Income (a) (b)

12,687 % 41.936.221.424,47 18.596.358.031,53 477.106.514.131,04 60.532.579.456,00

13,784 % 48.770.065.390,99 28.637.073.079,62 561.588.620.105,86 77.407.138.470,61

Non Operating Income Total Assets (c)

Operating Income + Non Operating Income

Sumber: Data Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tahun 2005 dan 2006 Yang diolah oleh penulis.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 5 Keseluruhan hasil perhitungan rasio-rasio keuangan bank Tahun No I 1 2 3 Uraian RASIO LIKUIDITAS Quick Ratio Cash Ratio Loan to Assets Ratio 0,722% 0,696% 61,728% 1,247% 1,195% 55,556% (+) (+) (-) 0,525% 0,499% 6,172 % 2005 2006 Naik (+) Turun (-)

II 1 2 3

RASIO SOLVABILITAS Primary Ratio Capital Ratio Capital Adequacy Ratio 0,931% 1,509% - 5,615% 3,305% 5,949% - 1,081% (+) (-) (+) 2,374% 4,44% 4.534%

III 1 2 3

RASIO PROFITABILITAS Gross Profit Margin Net Profit Margin Return on Equity Capital - 24,686% 10,597% 100% - 20,428% 38,056% 100% (+) (-) 4,258% 27,459% -

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

IV

RASIO RESIKO USAHA BANK

1 2

Deposit Risk Ratio Assets Risk Ratio

0,977% 0,938%

3,576% 3,343%

(+) (+)

2,599% 2,405%

V 1 2

RASIO EFISIENSI Leverage Multiplier Assets Utilization 10.736,030% 12,687% 3.025,841% 13,784% (-) 7.710,189% (-) 1,097%

Sumber: Data Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tahun 2005 dan 2006 Yang diolah oleh penulis.

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 6 Perhitungan Rasio-rasio Keuangan Bank 1. Rasio Likuiditas

A. Quick Ratio :

Cash Assets x100% Total Deposit

Tahun 2005

3.284.307.128 x100% = 0,00,722386513x100% = 0,722% 454.646.794.534 6.473.427.415 x100% = 0,01247332973 x 100% = 1,247 % 518.981.503.170 Cash Assets x100% Pinjaman yang harus segera dibayar
3.284.207.128 x100% = 0,00695887167 x 100% = 0,696 % 471.959.720.274 6.473.427.415 x100% = 0,01194549387 x 100% =1,195% 541.913.752.837 Total Loans x100% Total Assets

Tahun 2006

B. Cash Ratio :

Tahun 2005

Tahun 2006

C. Loan to assets ratio :

Tahun 2005

294.510.324.876 x 0,61728422512 x 100% = 61,728% 477.106.514.131 311.995.907.748 x100% = 0,55555952627 x100% = 55,556% 561.588.620.106

Tahun 2006

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

2. Rasio Solvabilitas

A. Primary Ratio :

Equity Capital x100% Total

Tahun 2005

4.443.975.193 x100% = 0,00931442992 X 100% = 0,931% 477.106.514.131 18.559.753.291 x100% = 0,03304866342 X 100% = 3,305% 561.588.620.106
Equital Capital Total Loans x100%

Tahun 2006

B. Capital Ratio :

Tahun 2005

4.443.975.193 x100% = 0,01508936976 =1,509 % 294.510.324.876 18.559.753.291 x100% = 0,05948716899 x100% = 5,949% 311.995.907.748 Equity Capital Fixed Asassets x100% Total Assets

Tahun 2006

C. Capital Adequency Ratio :

Tahun 2005

6.536.207.897 x100% = 0,0561481432 = 5,615% 294.510.324.876 3.373.146.785 x100% = 0,0108115097 x100% = 1,081% 311.995.907.748

Tahun 2006

3. Rasio Profitabilitas

A. Gross Profit Margin :

Operating Income Operating Expense x100% Operating Income

Tahun 2005

10.352.381.768 x100% = 0,2468014658 x100% = 24,686% 41.936.221.424 9.962.808.656 x100% = 0,20428122406 x100% = 20,428% 48.770.065.391

Tahun 2006

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

B. Net Profit Margin :

Net Income x100% Operating Income

Tahun 2005

4.443.975.193 x100% = 0,1059698523 6 x100% = 10,597% 41.936.221.424

Tahun 2006

18.559.753.291 x100% = 0,38055625191x100% = 38,056% 48.770.065.391


Net Income x100% Equity Capital

C.. Return on Equity Capital :

Tahun 2005

4.443.975.193 x100% = 100% 4.443.975.193 18.559.753.291 x100% = 100% 18.559.753.291

Tahun 2006

4. Rasio Resiko Usaha Bank

A. Deposit Risk Ratio :

Equity Capital x100% Total Deposits

Tahun 2005

4.443.975.193 x100% = 0,0087745662 x100% = 0,977% 454.646.794.534 18..559.753.291 x100% = 0,03576187817 x100% = 3,576% 518.981.503.170
Equity Capital 100% Total Assets Kas

Tahun 2006

B. Assets Risk Ratio :

Tahun 2005

4.443.975.193 x100% = 0,00937847089 x1200% = 0,938% 473.848.588.281 18.559.753.291 x100% = 0,03343204884 x100% = 3,343% 555.148.545.496

Tahun 2006

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

5. Rasio Efisiensi

A. Leverage Multiplier :

Total Assets x100% Equity Capital

Tahun 2005

477.106.514.131 x100% =107.360300949 x100% = 10736,030% 4.443.975.193 561.588.620.106 x100% = 30,258409759 x100% = 3,025,841% 18.559.753.291
Operating Income + Non Operating Income x100% Total Assets

Tahun 2006

B. Assets Utilization :

Tahun 2005

60.532.579.456 x100% = 0,12687435124 x100% = 12,687% 477.106.514.131 77.407.138.471 x100% = 0,13783601679 x100% = 13,784% 561.388.620.106

Tahun 2006

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Lampiran 7

Perhitungan persentase kenaikan atau penurunan komponen neraca dan laba rugi dari tahun 2005 ke tahun 2006. 1. Persentase kenaikan total aktiva neraca dari tahun 2005 ke athun 2006 :
Selisih Total aktiva tahun 2006 dengan Total aktiva tahun 2005 x100% Total Aktiva tahun 2005

561.588.620.105,86 477.106.514.131,04 84.482.105.974,82 x100% = x100% 477.106.514.131,04 477.106.514.131,04 = 0,177071793 x 100% = 17,707 % 2. Persentase Kenaikan jumlah kredit yang diberikan (total loans): 17.485.582.872,18 x100% = 0,059371714 x100% = 5,937% 294.510.324.876,14 3. Persentase Kenaikan jumlah aktiva tetap : 952.716.986 x100% = 0,045410327 x100% = 4,541% 20.980.183.089,39 4. Persentase kenaikan aktiva lain-lain : 59.759.170.341,97 x100% = 0,331329196 x100% = 33,133% 180.361.920.800,24 5. Persentase kenaikan giro : 109.054.770.263,60 x100% = 6,37959155 x100% = 637,959% 17.094.318.540,61 6. Persentase kenaikan tabungan : 8.404.350.61,46 x100% = 0,032810440 x100% = 3,281% 256.148.669.500,08

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

7. Persentase kenaikan laba : 14.115.778.098,01 x100% = 3,17685440 x100% = 317,638% 4.443.975.192,52 8. Persentase penurunan deposito berjangka : 53.124.412.238,74 x 100% = 0,29285169 x 100 % = 29,285 % 181.403.806.493,11 9. Persentase penurunan pendapatan bunga bersih : 1.854.884.410,15 x100% = 0,123621044 x100% = 1`2,362% 15.004.600.651,56 10. Persentase penurunan beban bunga yang masih harus dibayar : 30.468.151,31 x 100% = 0,0433513 690 x 100% = 4,335 % 702.818.664,19 11. Persentase kenaikan beban bunga : 8.436.722.890,84 x100% = 0,3598317441x100% = 35,983% 23.446.299.660,95 12. Persentase kenaikan jumlah pendapatan operasional lainnya : 292.005.476,83 x100% = 0,084754212 x100% = 8,475% 3.445.321.111,96 13. Persentase penurunan jumlah beban operasional lainnya : 1.992.452.044,45 x100% = 0,069080886 x100% = 6,908%% 28.842.705.531,02 14. Persentase kenaikan pendapatan operasional bersih : 389.573.111,13 x100% = 0,037631254 x100% = 3,763% 10.352.381.767,50

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

15. Persentase kenaikan pendapatan non operasional : 10.040.715.048,09 x100% = 0,5399291103x100% = 53,993% 18.596.358.031,53 16. Persentase penurunan beban non operasional : 3.685.489.938,79 x100% = 0,9698654998 x100% = 96,986% 3.800.001.071,52 17. Persentase kenaikan cash assets :
Cash assets tahun 2006 Cash assets tahun 2005 x100% Cash assets tahun 2005 =

6.473.427.415,47 3.284.307.128,47 3.189.120.287 x100% = x100% 3.284.307.128,47 3.284.307.128,47

= 0,971017679 x 100 % = 97,102 %

18. Persentase kenaikan total deposit 64.334.708.636,32 x100% = 0,1415048107 x100% = 14,150% 454.646.794.533,80 19. Persentase kenaikan pinjaman yang harus segera dibayar : 69.954.032.563,12 x100% = 0,1482203448 x100% = 14,822% 471.959.720.274,33 20. Persentase kenaikan pendapatan operasional : 6.833.843.966,52 x100% = 0,162957028 x100 = 16,296% 41.936.221.424,47 21. Persentase kenaikan total income (pendapatan operasional + pendapatan non operasional ): 16.874.559.014,61 x100% = 0,2787682131x100% = 27,877% 60.532.579.456

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

22. Persentase kenaikan beban operasional : 6.444.270.855,39 x 100% = 0,123244272 x 100% = 12,324% 52.288.603.191,97 23. Persentase kenaikan hasil selisih total aset dengan kas : 81.299.957.214,82 x100% = 0,1715737035 x100% = 17,157% 473.848.588.281,07 24. Persentase penurunan selisih equity capital dengan fixed assets : 13.163.061.112,01 x100% = 0,79601449 x100% = 79,601% 16.536.207.896,87 25. Persentase perbandingan biaya operasional terhadap pendaptan operasional : Tahun 2005 : 52.288.603.191,97 x100% = 1,246860146 x100% = 124.686% 41.936.221.424,77 58.732.874.047,36 x100% = 1,204281224 x100% = 120,428% 48.770.065.390,99

Tahun 2006 :

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Donny Rahdian Habibie : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Rasio..., 2007 USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai