Pembentukan Gambut - 1
Gambar 1. Evolusi Flora (Maegdefrau, 1968)
Pada Jaman Devon Bawah tumbuhan bawah air tumbuh pada lagun yang
dangkal (terendam). Dari sini terjadi lapisan batubara yang tipis, yang
diketemukan di Haliseriten-Schichten dari Rhenish-Schiefergebirge
(Jerman). Pada batuan ini ada lapisan Vitrinit yang terbentuk dari
Taeniocrada decheniana (Psilophytes). Tumbuhan darat pertama yang
mendukung terbentuknya batusabak dengan karbon yang banyak
Pembentukan Gambut - 2
(Carbonaceous shale, di Eiffel - Jerman) yang juga hanya menghasilkan
lapisan vitrinit yang tipis.
Pada Jaman Karbon Atas (Bituminous Coal Period) batubara terbentuk dari
tumbuhan (hutan) rawa, seperti Lepidodendron dan Sigillaria yang tingginya
mencapai lebih dari 30 m. Fosil Sigillaria dengan tinggi lebih dari 7 m
ditemukan di Distrik Ruhr (Jerman). Pada jaman ini juga tumbuh Calamitean
yang diidentifikasi pada Siliceous coal balls (Ruhr Carboniferous). Pada
beberapa lokasi ditemukan Paku (Leginopteris Oldhamia) atau
Lepidophytean sebagai tumbuhan karakteristiknya.
Pembentukan Gambut - 3
1.1.2. Iklim
Iklim suatu daerah secara tidak langsung bisa mengendalikan faktor yang
lain. Iklim tropis menawarkan terbentuknya gambut yang lebih cepat karena
kecepatan tumbuh dari tumbuh-tumbuhan lebih besar dengan ragam yang
sangat bervariasi. Temperatur yang tinggi dengan kelembaban yang tinggi
juga berpengaruh pada proses pembentukan gambut.
Lapisan batubara yang terendapkan di daerah yang banyak air dan hangat
akan menghasilkan banyak lapisan dan tebal yang terjadi dari batang kayu
yang besar/tebal (bright coal), dan sebaliknya untuk iklim dingin. Contohnya
Post Glacial Gondwana Coal yang terbentuk dari tumbuhan yang relatif
tahan pelapukan, biasanya merupakan hasil rombakan halus, tetapi
bercampur dengan mineral lempung yang terhembuskan dari gunung
sekitarnya ke rawa (Plumstead, 1962, dikutip dari Teichmueller 1989).
Pembentukan Gambut - 4
Dengan naiknya suhu tidak hanya pertumbuhan pohon menjadi lebih cepat
tetapi juga proses dekomposisi juga menjadi lebih cepat. Sebagai
konsekuensinya (sampai beberapa dekade berlalu) dianggap bahwa gambut
dengan ketebalan yang tinggi hanya akan terjadi pada daerah dengan iklim
sedang. Tetapi belakangan diketemukan gambut dengan ketebalan lebih
dari 30 m di daerah tropis.
Raised bog hanya akan muncul pada iklim yang basah dimana hujan lebih
besar dari pada penguapan (suhu 8 - 9 0 C dengan curah hujan 700 mm
cukup untuk menghasilkan gambut). Pada daerah iklim sedang umumnya
akan didominasi oleh lumut dan spagnum (ciri khasnya). Tetapi raised bog
untuk daerah tropis seperti Sumatra dan Kalimantan (dengan curah hujan
3000-4000 mm/tahun, merata sepanjang tahun) dicirikan oleh tumbuhan
besar/kayu tetapi tidak banyak spesiesnya (di Kalimantan hanya didominasi
oleh Dipterocarp, Shorea Albida). Di Kalimantan tinggi muka gambut
mencapai 15 m dengan kemiringan pada pinggir 4 - 5 m/km.
Kalau muka air tanah cepat naik (atau penurunan dasar rawa cepat) maka
kondisi akan menjadi limnic atau bahkan akan terjadi endapan marine
(lempung, napal atau gamping). Kalau terlalu lambat maka tumpukan sisa
tumbuhan akan menjadi merah (teroksidasi) dan tererosi. Oleh karena itu
pembentukan lapisan batubara berhubungan dengan Paleogeografi dan
struktur daerah. (Gambar 2)
1.1.3.1. Paleogeografi
Pembentukan Gambut - 5
Jika air tanah cukup tingginya dan berlangsung lama maka kadang-kadang
di iklim steppe (padang rumput tanpa adanya pohon) pun bisa terjadi
gambut. Ini hanya tergantung pada penurunan permukaan. Disini bisa
menghasilkan highmoors / hochmoor / raised bog (climatically conditioned)
atau topogenic low moors (akibat erosi oleh air atau es atau dapat juga
terjadi karena collapse dimana penurunan terjadi karena pelarutan batuan
karbonat di bawahnya pada daerah karst). Rawa bisa juga terjadi pada
bekas kawah gunung api.
Rawa bisa tawar atau sudah tercampur dengan air asin di tepi pantai atau di
tepi danau besar. Berdasarkan posisinya (geografi) maka endapan batubara
dapat dibedakan menjadi : paralis (sea coast/tepi pantai, contohnya batubara
miosen di Jerman Tengah yang terendapkan pada tepi delta, external distal
margins of delta dan limnis (inland / tepi danau).
Pada daerah rawa bisa terjadi regresi atau transgresi. Pada transgresi
dimana air laut mendesak air tanah, sedimen fluviatil terletak di bawah
lapisan batubara sedangkan sedimen marine berada di atasnya. Contohnya:
batubara ditemukan di dasar teluk Mexico dan berada di bawah batu
gamping, contoh untuk Indonesia adalah endapan batubara di cekungan
Ombilin.
Pembentukan Gambut - 6
Gambar 2. Keseimbangan tektonik dan pembentukan gambut
Pembentukan Gambut - 7
1.1.3.2. Struktur / Tektonik
1.2. MOOR
Gambut terjadi akibat tumpukan sisa tumbuhan (proses sedenter) yang tidak
secara keseluruhan (memerah/teroksidasi) karena terjadi di bawah kondisi
basah (di bawah air) sehingga tidak seluruhnya berhubungan dengan udara.
Untuk highmoor/hochmoor dimana C/N-Ratio > 50 dan pH kecil menghambat
proses oksidasi. Sementara lumpur yang ada pada gambut terendapkan
secara sedimentasi.
Menurut Ilmu Tanah : Gambut adalah sedimen yang mengandung > 30%
substansi Organik (kondisi kering). Menurut pengertian yang lebih baru lagi,
Pembentukan Gambut - 8
maka ada tiga katagori berdasarkan pada pemanasan 5500 C. Disebut Moor
kalau pada temperatur tersebut kehilangan berat 75-100%. Kalau
kehilangan berat 15-75% maka disebut Anmoor dan kalau kehilangan berat
0-15% maka disebut mineral atau tanah.
Air tanah atau air laut yang bergerak bisa mengakibatkan suatu
penghancuran yang cepat dari tumbuhan yang telah mati, sehingga
penumpukan gambut menjadi lambat. Dalam hal ini gambut sangat basah
(banyak air). Permukaan moor dalam jangka waktu yang panjang tertutup air
(periode dalam setahun) sehingga jenis tumbuhan yang hidup disini
menyesuaikan diri. Sering permukaan moor datar atau cekung. Hanya moor
di lereng gunung bisa miring permukaannya. Moor ini tidak secara langsung
tergantung pada air hujan, karena supply airnya bisa dari sekitarnya (sungai
atau air tanah).
A.
Pembentukan Gambut - 9
Cross-section of a coastline undergoing a marine transgression. Preservation of peat is dependent
on the nearshore gradient (based on Kraft, 1971)
Diagramatic cross-section of Klang Langat Delta, Malaysia, showing the development of raised swamps within an active
elastic environment. Mangrove swamps which are flooded at high tide, are areas of clay, not peat, deposition (modified
from Coleman et. al., 1970)
Generalized cross-section of peat stratigraphy resulting from marine transgression in the Everglades
(after Spackman et. al., 1976)
B.
Pembentukan Gambut - 10
Theoritical model of fluvial architecture in an area swamps. The elevated swamp restricts overbank flooding and
prevents avulsion, leading to the development of stacked channel sandstones
Cross-section of sediments between two rivers in northern Borneo, showing the development of thick peat in
a raised swamp. Section is based on 25 boreholes drilled during planning for a canal (from Wilford, 1961)
Pembentukan Gambut - 11
Gambar 4. Tipe-tipe moor (Gothlich, 1986)
Pembentukan Gambut - 12
Hochmoor bisa mencapai beberapa meter dari permukaan tanah dengan
bentuk yang cembung. Moor ini tidak tergantung pada air tanah atau air
kolam karena moor ini mempunyai system air tersendiri yang tergantung
hanya pada air hujan. Moor ini terjadi akibat neraca air yang positif
(penguapan lebih kecil dari curah hujan) sehingga air hujan tersimpan dalam
gambut. Akibatnya pH menjadi kecil dan miskin akan oksigen. Aktifitas
mikroorganisme pada moor ini juga kecil karena terbatasnya oksigen.
Dengan demikian penghancuran sisa tumbuhan menjadi terhambat
(penumpukan gambut menjadi cepat). Karena miskin akan bahan makanan
maka disebut Ombrotroph. Beberapa realitas penting yang berkaitan dengan
moor dapat dilihat pada Gambar 5.
sedimenter
Pertumbuhan sebuah hochmoor dapat terlihat pada Gambar 6. Tipe ini bisa
tumbuh langsung pada kondisi yang sangat basah dengan dasar yang tidak
tembus air (permeabel). Pada kondisi lain hochmoor bisa berasal dari
suatu Niedemoor yang tumbuh (Verlandeten Moor). Untuk topografi yang
datar biasanya bentuk moor symetris dan pada bagian pinggir timbul mata
air, pada bagian tengah ada kolam-kolam kecil (Kolk atau Blindsee).
Pembentukan Gambut - 13
Gambar 6. Perkembangan menjadi Moor yang Ombrogen (Mc Cabe, 1984)
Pembentukan Gambut - 14
- Tipe pengendapan (authochtonous, allochtonous)
- Rumpun tumbuhan pembentuk
- Lingkungan pengendapan (telmatic, limnic, brackish-marine/payau, Ca-rich)
- Nutrien supply (eutrophic, oligotrophic)
- pH, aktivitas bakteri, persediaan sulfur
- Temperatur gambut
- Potensial redok (aerobic, anaerobic)
- Forest swamps
Rawa dengan tumbuhan kayu.
- Moss swamps
Rawa dengan tumbuhan lumut-lumutan.
Pembentukan Gambut - 15
Pada daerah yang beriklim sedang dan lembab terjadi perkembangan
rumpun tumbuhan dari dasar ke atas, mulai dari lumpur, detritus gyttjae
(lumpur organik), reed peat, forest peat dan most peat.
Pada jaman Karbon (di Belahan Bumi Bagian Utara) perkembangan gambut
biasanya dimulai dari tumbuhan hutan rawa (Sigillaria dan Lepidodendron)
dan berakhir dengan ditutup lumpur. Sehingga bagian bawah lapisan
batubara bright coal (Vitrain/mengkilap), banyak mengandung Vitrinit dan
Clarit yang miskin akan Liptinit. Bagian atas lapisan biasanya dull coal
(Durain/batubara kusam) seperti : Duroclarit, Clarodurit dan Durit. Durit yang
berada pada bagian paling atas sering berubah menjadi carbonaceous shale
(carbargillites) dan kadang-kadang menjadi cannels dan cannel ironstones.
Pada batubara berlapis lemah (light layer) yang terendapkan di Reed moor
biasanya mengandung >90% Humodetrinit dan Sporinit ≅ 10% (lebih banyak
dari di kebanyakan dark strata yang terendapkan pada forest swamp).
Coniferous Forest Coal menghasilkan pengawetan yang lebih baik sehingga
partikelnya lebih besar (Cellular tissue/Humotelinit) dari pada yang berasal
dari Angiosperm forest coal. Reed coal type dibedakan dari kandungan
hydrogen, selulose dan tar temperatur rendahnya yang tinggi. Reed coal
dan Angiosperm forest coal briquetting propertiesnya (kedapatan untuk
dijadikan briket) lebih baik dari coniferous coals. Hampir sebagian
bituminous coal dan brown coal berasal dari forest swamp (contohnya
Pantai Timur dan Selatan USA). Di daerah yang beriklim hangat dan basah
proporsi pepohonan kayu bertambah, tidak lagi reed plant, tetapi tumbuhan
khusus yang penyebarannya luas, flat root system, khususnya aereal roots
dan broadened stem basis. Contoh yang modern/resen adalah Cypress
swamp (Taxodium distichum) di daerah Subtropis Amerika Utara. Forest
swamp fasies (berhubungan dengan element bawah air), sebagai contohnya
adalah Taxodiaceae-Nyssaceae forest coals dari lower Rhein brown coal.
Pembentukan Gambut - 16
Pantai daerah tropis (saat ini) dihuni oleh hutan bakau (Mangrove)
mengganti rumput laut. Kalau tak terjadi gangguan laut maka gambut akan
terakumulasi. Kalau gangguan laut kuat dengan oxigen segar dalam air
mengakibatkan batang mati yang berada di atas air menjadi rusak sehingga
yang terawetkan hanyalah akarnya saja. Di daerah marine/payau maka
rhizophora mangle tidak hanya berkembang ke arah laut tetapi juga
berkembang ke arah darat. Di daerah tropis bisa terjadi tumbuhan kayu yang
membentuk raised bog.
Biasanya wood rich peat (gambut yang kaya akan bahan kayu) dengan
kandungan lignin yang tinggi, terendapkan dan selama pembatubaraan akan
ditransformasikan menjadi Xylite rich soft brown coal dan Vitrain rich
bituminous coal dengan (biasanya) Telinit dan Tellocolinit.
Marine swamp dengan rumput Halophyte dijumpai di banyak pantai saat ini
(khususnya pantai Atlantik Amerika Utara).
Pembentukan Gambut - 17
abunya sangat rendah (sering < 1%). Dengan pH yang rendah maka
aktifitas bakteri berkurang mengakibatkan pengawetan kayu menjadi lebih
baik. Gambut dari Raised bog banyak mengandung sellulose dan
hemisellulose, fat dan lilin yang berlebihan dan sedikit protein.
Pada dasar rawa air terbuka, organic mud deposite / Gyttjae terakumulasi
dari sisa tumbuhan terapung (Nymphaeaceae, Utricularia dan tumbuhan
bawah air seperti Alge), binatang air dan bakteri. Materi lainnya seperti
lempung halus, tepung sari, spora dan debu yang berasal dari pembakaran
di permukaan gambut (Charcoal flakes), dsb.
Dull coal dengan banyak liptinit (Liptinit rich Clarit dan Durit) atau sapropilit
coal berasal dari Gyttjae. Vitrinit relatif jarang, Desmocollinit didominasi oleh
Corpocollinit. Subaquatik coal spesies secara alam banyak atau relatif kaya
akan mineral yang tidak hanya klastik tetapi juga anorganik syngenetik yang
terendapkan dari lautan seperti Siderit atau Pyrit.
- Telmatis / terrestrial
Lingkungan pengendapan ini menghasilkan gambut yang tidak terganggu
dan tumbuh di situ (forest peat, peed peat dan high moor moss peat).
- Payau / marine
Batubara yang terbentuk pada lingkungan ini mempunyai ciri khas : Kaya
abu, S dan N dan mengandung fosil laut. Untuk daerah tropis biasanya
Pembentukan Gambut - 18
terbentuk dari mangrove (bakau) dan kaya S. Batubara Jaman Karbon
yang terbentuk pada lingkungan ini mengandung konkresi Kalsit (Calcitic
Dolomitic atau Ankeritic) / Coal ball. Vitrinitnya tidak mempunyai struktur
lagi akibat pH tinggi sehingga aktifitas bakteri tinggi. Tingginya S akibat
naiknya kemampuan ion Sulphat dari air laut dan oleh aktifitas anaerobik
bakteri. Banyaknya H dan N berasal dari protein tubuh bakteri, yang juga
diperkaya oleh material Huminnya yang kemudian membentuk Perhidrous
Vitrite, Bituminit dan kemudian Macrimit.
- Ca-rich
Batubara yang terendapkan pada lingkungan yang kaya akan Ca
mempunyai ciri yang sama dengan yang terendapkan pada lingkungan
marine. Lingkungan pengendapan pada batuan gamping atau campuran
air yang kaya akan Ca dari daerah sekitarnya mengurangi keasaman
gambut. Akibatnya aktifitas bakteri naik sehingga degradasi tumbuhan
menjadi makin tinggi. Pada awal Humifikasi dan gelifikasi biokimia
membentuk dopplerit (Calsium Humate). Kalau Kalsium dan Oxigen
bereaksi bersama (lingkungan aerobsi) maka sporopollenin yang tahan
juga akan terhancurkan sehingga tak akan terbentuk gambut.
Oleh karena itu maka Ca-rich coal selalu terjadi pada lingkungan bawah air
dengan kondisi oksigen terbatas. Sisa binatang (tulang yang kaya Ca) yang
seharusnya terlarutkan oleh asam humin, maka pada Ca-rich akan
terawetkan dengan baik. Sehingga pada batubara yang terendapkan pada
lingkungan ini akan banyak fosilnya. Sebagian besar batubara yang kaya Ca
akan kaya dengan S dan syngenetic pyrit. Mungkin ini akibat aktifitas bakteri
yang tinggi dengan supply protein dari binatang atau akibat adanya S yang
banyak. Keberadaan unsur N pada batubara yang terendapkan pada
lingkungan ini juga naik. Disamping itu Ca-rich coal juga akan menghasilkan
banyak bitumen.
Pembentukan Gambut - 19
air tanah yang banyak mengandung bahan makanan terlarut. Sementara
Raised bog / Hoch moor adalah oligotropic karena hanya mengandalkan air
hujan. Transisi antara topogenic low moor dan raised bog disebut
mesotrophic.
Disamping type batuan dasar dan air yang mengalir masuk ke rawa maka
keasaman rawa tergantung pada rumpun tumbuhan yang ada, supply O 2,
konsentrasi asam Humin yang sudah terbentuk.
Pembentukan Gambut - 20
Sphagnum peat mempunyai pH yang sangat rendah (3,3-4,6) yang
diakibatkan oleh supply O2 yang tinggi karena kondisi raised bog yang
kering dan asam humin yang terbentuk tidak terlarutkan oleh air sehingga
menjadi banyak. Begitu juga dengan raised bog di Indonesia, gambut yang
dihasilkan juga sangat asam (pH = 3,5 - 4,5). PH gambut akan naik dengan
naiknya kedalaman.
Bakteri hidup dengan baik pada kondisi netral (pH 7,0 - 7,5), kondisi makin
asam maka bakteri makin sedikit dan struktur kayu terawetkan dengan
lebih baik. Pada bagian paling atas dari gambut hanya jamur yang bisa
hidup (pH = 4,0).
2.6. TEMPERATUR
Pembentukan Gambut - 21
2.7. POTENSIAL REDOX
Pada rumpun tumbuhan yang sama, iklim dan kondisi lingkungan yang
sama, maka potensial redox (Eh) memegang peranan yang penting untuk
aktifitas bakteri dan penggambutan. Persediaan O2 menentukan apakah
proses penggambutan berjalan atau tidak (Tabel 1).
Process Product
product
nitrogen in transformation
increase of hydrogen and
possibly liptobioliths
aerobic
mouldering mould
humic coals
peatification peat
decrease of O-supply
sapropelic coals
putrefaction sapropel
sapropelites
anaerobic
petroleum
Secara umum urutan di tabel ini dicirikan oleh kenaikan air tanah. Air
mengalir membawa Oksigen terlarut. Makin banyak produksi organik matter
maka makin cepat pemisahan Oksigen dari air tergenang yang dikonsumsi
untuk akhirnya membentuk kondisi reduksi. Dengan tak terbatasnya
persediaan Oksigen di udara dan air maka muncul desintegrasi yang
menghasilkan pembentukan gas dan produk dekomposisi cairan. Sering sisa
padatan (Resin, atau Liptinit yang resisten dan Inertinit) tersisa terus.
Selama mouldering, aerobic bakteri dan jamur ambil bagian untuk
Pembentukan Gambut - 22
membentuk humic substan yang miskin Oksigen yang akhirnya menjadi
Oxyfusinit dan Macrinit.
Umumnya R Vitrinit dari lapisan yang sama akan turun dengan berkurangnya
potensial redox dari gambut asalnya, namun H/O ratio dan VM naik.
Perubahan ini adalah akibat naiknya komponen lilin-getah (wax-resin
component) pada Vitrinit.
Pembentukan Gambut - 23
SOAL-SOAL
Pembentukan Gambut - 24
DAFTAR PUSTAKA
Pembentukan Gambut - 25