Tujuan pembelajaran
1.
2.
3. 4.
5.
6.
Mengkaji data penyalahgunaan dan ketergantungan napza Menetapkan diagnosa keperawatan Melakukan tindakan keperawatan pada pasien Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalah napza Mendokumentasikan
Napza
Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya Bahan / zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat / otak, yang dapat menyebabkan gangguan pada fisik, psikis dan fungsi sosial.
Jenis napza
Intoksikasi adalah gejala yang timbul saat mengkonsumsi napza Putus zat adalah gejala yang timbul saat mengurangi atau menghentikan penggunaan napza
Eforia Mata merah, mulut kering Banyak bicara dan tertawa Nafsu makan meningkat Gangguan persepsi
Putus zat jarang ditemukan
Ciri-ciri ketergantungan
Toleransi (semakin lama penggunaan zat, semakin dibutuhkan dosis yang lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama) Gejala putus zat (gejala yang timbul karena mengurangi / menghentikan penggunaan) Sugesti (kerinduan yang kuat sekali untuk menggunakan kembali)
Penyebab
Ingin tahu / coba-coba / eksperimen Pergaulan sosial / rekreasi Situasi Penyalahgunaan Ketergantungan
Ciri-ciri kepribadian yang berisiko untuk menyalahgunakan napza, misalnya selalu merasa rendah diri, mudah kecewa, suka cobacoba / bereksperimen dan bersikap antisosial.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan pergaulan yang kurang baik: keluarga dengan komunikasi yang tidak efektif,
Kelompok sebaya yang menggunakan napza Banyaknya tempat untuk memperoleh / memperjualbelikan napza Pengaruh dari masyarakat yang longgar dalam pengawasan (hukum yang tidak berjalan / tidak tegas yang menyebabkan peredaran napza secara gelap terus berlangsung.
3. Faktor zat
Zat itu sendiri memberikan kenikmatan, Mudah diperoleh Harga terjangkau atau diperoleh dengan gratis / tanpa keluar biaya.
Hilangnya kesadaran, kurangnya pengendalian, perkelahian, tindak kejahatan (menipu / mencuri / merampok sampai membunuh), sering tidak menyelesaikan tugas, membolos, prestasi sekolah menurun, keluar dari sekolah.
Gangguan persepsi (sepuluh menit dirasakan seperti satu jam, jarak 10 meter dipersepsikan sebagai jarak 100 meter Sinestesia (saat mendengar musik, melihat warna-warna cemerlang disekitarnya) Sindroma amotivasional menurunnya kemampuan membaca, berbicara dan berhitung; perhatian sekitar berkurang sampai tidak bereaksi dipanggil; kurang semangat bersaing Penyakit pada paru-paru.
Gangguan lambung, penyakit hati, jantung, susunan saraf / otak, kemunduran daya ingat, perubahan persepsi, koordinasi, penurunan kemampuan menilai, kecelakaan, tindak kejahatan
gangguan jantung, pernapasan, depresi, paranoid (perasaan terancam / curiga yang dapat mengakibatkan timbulnya kekerasan pada diri sendiri atau orang lain), kematian karena perangsangan yang berlebihan pada susunan saraf pusat (otak).
Pencegahan:
Deteksi dini Pendidikan efektif Detoksifikasi tanpa subsitusi Detoksifikasi dengan subsitusi Rehabilitasi: keagamaan, terapi komunitas
Pengobatan:
Pemulihan
Terapi psikososial
Detoksifikasi ~ penanganan gejala putus zat Recovery/Rehabilitasi ~ menguatkan koping konstruktif, menghindar penyalahgunaan zat Relaps ~ menguatkan koping Infeksi ~ penanggulangan masalah fisik, menyiapkan pasien kemunginan terburuk yang mungkin terjadi.
Pengkajian
1. Riwayat penggunaan napza:
Apa jenis zat yang digunakan ? Kapan terakhir menggunakan zat ? Bagaimana cara menggunakan zat ? Berapa banyaknya zat yang biasa digunakan perhari? Apa tanda dan gejala yang dirasakan? Apa penyebab menggunakan zat ? Apakah pernah mengurangi / berhenti ? Karena apa ? Berapa kali mencoba berhenti ? Kapan paling lama ? Apa yang telah dilakukan untuk berhenti ? Apa yang menyebabkan pakai lagi ?
2. Riwayat pengobatan:
Apakah pernah over dosis ? Apakah pernah dirawat karena over dosis ? Apakah pernah dirawat untuk detoksifikasi ? Berapa kali ? Kapan terakhir ? Apakah ada penyakit serius yang dialami akibat penggunaan zat ? Apakah pernah mengikuti rehabilitasi ? Kapan ? Berapa lama ?
Diagnosa keperawatan
Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat Gangguan sensori persepsi Gangguan proses pikir Gangguan proses keluarga
1. 2. 3. 4.
Pasien dapat:
Mengenali dampak penggunaan zat Meningkatkan motivasi untuk berhenti Mengontrol keinginan untuk menggunakan zat Meningkatkan kemamp menyelesaikan masalah Mengubah gaya hidup Mengatasi gejala intoksikasi atau putus zat dengan terapi psikofarmaka
5.
6.
Dampak penggunaan zat (kesehatan, hubungan sosial, pendidikan / pekerjaan, ekonomi / keuangan, hukum) Cara meningkatkan motivasi berhenti Cara menyelesaikan masalah yang sehat Gaya hidup yang sehat
Menghindar: (tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak bergabung / bergaul dengan pengguna) Mengalihkan: (menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan) Menolak: (mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak, walaupun sekali saja)
2. Latih pasien:
Kondisi emosi negatif, misalnya kesal, dituduh pakai lagi Konflik dengan orang lain, misalnya bertengkar karena dilarang keluar rumah atau dituduh mencuri Tekanan sosial, misalnya dipaksa sebagai syarat untuk bergabung dengan kelompok tertentu
Menghindar, misalnya: tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak bergabung / bergaul dengan pengguna Mengalihkan, misalnya: menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan Menolak, misalnya: mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak, walaupun sekali saja.
Cara menyelesaikan masalah yang sehat Cara / gaya hidup yang sehat
Mengevaluasi pasien
Pasien mampu:
Menyebutkan dampak penggunaan zat Menggunakan cara-cara:
Mengontrol keinginan untuk menggunakan zat Menyelesaikan masalah yang sehat Menerapkan gaya hidup yang sehat
Tujuan
Pasien akan mengurangi ketergantungan Pasien akan diorientasikan pada orang waktu, tempat Pasien akan melaporkan gejala putus zat Pasien akan menginterpretasikan lingkungan secara tepat Pasien akan mengakui dan menceritakan halusinasi atau wahamnya
Tindakan
Berikan dukungan perawatan fisik: Tanda Vital, Nutrisi, Hidrasi, wasapada jika kejang Berikan obat sesuai jadwal detoksifikasi Kaji orientasi sesering mungkin, orientasikan pasien waktu, tempayt, orang Observasi gejala-gejala putus zat dan laporkan Jelaskan intervensi keperawatan, staf yg konsisten, cahaya ruangan redupm, hindari kebisingan, anjurkan teman yg dipercaya atau keluarga utk menyertai Anjurkan pasien menceritakan halusinasi atau waham, jelaskan kaitan antara gejala tersebut dg zat adiktif
Masalah yang dialami keluarga Penyalahgunaan / ketergantungan zat (tanda dan gejala, penyebab dan akibat) Proses penyembuhan pasien (pencegahan, pengobatan dan pemulihan)
Intoksikasi berat,
penurunan kesadaran, jalan sempoyongan, penglihatan (persepsi) terganggu, kehilangan pengendalian diri, curiga berlebihan, melakukan kekerasan / menyerang orang lain
nyeri, mual sampai muntah, diare, tidak bisa tidur, gelisah, tangan gemetar, cemas berlebihan, depresi (murung berkepanjangan)
Latih keluarga:
Meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti / hindari sikap-sikap yang dapat mendorong pasien pakai lagi:
mencurigai / menuduh pasien pakai lagi) memaksa minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi
Membantu pasien: menghindar atau mengalihkan perhatian dari keinginan untuk pakai lagi Memberikan pujian bila pasien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan Mengawasi pasien minum obat
Mengevaluasi keluarga
Keluarga mampu:
Menyebutkan proses penyembuhan pasien Meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti Memotivasi pasien menggunakan cara-cara mengontrol keinginan menggunakan zat Mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu di rujuk