Anda di halaman 1dari 4

PRINSIP-PRINSIP DESAIN (MODEL)

MERANGKAI BUNGA

Tujuh prinsip-prinsip desain bunga yaitu: (komposisi, kesatuan/unity, proporsi atau


perbandingan, aksen (tekanan / titik berat), keseimbangan/balance, harmoni/keselarasian, dan
ritme/irama adalah unsur-unsur yang tetap dan mendasari setiap desain bunga. Unsur-unsur desain
(unsur-unsur penafsiran) bisa ada, tetapi unsur-unsur itu harus diramu dengan pinsip-prinsip
tersebut untuk mencciptakan komposis secara menyerluruh.
Pertama-tama, semua desain bunga dilihat sebagai suatu komposis keseluruhan. Setiap
komponen dalam suatu desain seharusnya memberi pengaruh bagi penampilan secara keseluruhan.
Dalam istialh seni, Komposisi diartikan sebagai pengorganisasian atau pengelompokan bagian-
bagian yang berbeda untuk mencapai suatu keseluruhan yang menyatu. Kata organisasi dalam
definisi tersebut berarti bahwa desain bunga adalah suatu proses pemikiran yang eksas/terperinci,
yang berawal dari pemilihan kontainer/wadah, bahan-bahan dan aksesori (tambahan) yang segar,
dan berakhir dengan penempatannya dalam desain itu.
Setiap bahan-bahan dalam komposisi ini memberi pengaruh pada hasil desain secara
keseluruhan. Pertama, bentuk desain itu nyata : suatu segitiga asimetris. Warna bahan dan
keanekaragaman bunga adalah penemuan berikutnya. Juga ada pengulangan bentuk yang berawal
dari kontainer/wadah dan diikuti dengan bunga serunai/krisan fuji (Fuji Chrisyanthemum), daysy
pompons, dan berakhir dengan eucalyptus yang melingkar-lingkar. Semua komponen ini (bentuk,
warna, keanekaragaman, dan pengulangan/repetisi) diorganisir bersama untuk mencapai
keseluruhan yang menyatu. Jika ada bagian-bagian manapun dari komposisi itu yang dihilangkan
atau diubah urutannya, desainnya akan berubah.
Unity adalah kesatuan maksud/tujuan. Hubungan masing-masing bagian ke bagian yang lain
seharusanya menghasilkan efek yang umum dan menyatu. Komposisi yang tergambarkan dibawah
ini membentuk penampilan keseluruhan yang menyatu karena bahan-bahannya berwarna sama.
Kontainer dan bahan-bahan kering tembaga punya kesatuan yang terpasang tetap karena punya satu
DPD IPBI Jawa Timur
warna penutup metalik yang sama. Tetapi, untuk mencapai kesatuan, tak semua desain perlu punya
bahan yang warnanya sama. Kesatuan bisa diekspresikan/dinyatakan dalam banyak pemiliahn
bahan dan keserasian warna yang lain, sepanjang semua itu cocok untuk menghasilkan efek tunggal
yang disengaja.

Proporsi
Proporsi adalah hubungan perbandingan ukuran antar bahan-bahan dalam suatu desain.
Hubungan ini dapat diukur dari jumlah bunga, panjang batang, atau jumlah bahan-bahan yang
dipakai dalam suatu desain. Untuk kebanyakan desain bunga, penyusunan (setting) proporsi itu
dimulai dari kontainernya. Pasangan komposisi-komposisi seperti digambarkan di atas adalah
contoh-contoh pengaturan proporsi standar. Vas yang tinggi cocok dengan 1,5 sampai 2 kali tinggi
peraturan kontainer tradisional. Desain mendatar/horizontal menggunakan garis pedoman sama ini
(yang memakai tinggi kontainer sebagai ukuran). Kata scale (skala) sering dipakai sejalan dengan
prinsip proporsi tersebut. Secara khusus, scale berarti ukuran penyusunan dalam hubungan dengan
settingnya. Sebagai contoh, suatu vas pucuk/kuncup bunga yang tunggal akan tampak di luar skala
(out of scale) diatas meja bipet setinggi 25 kaki (feet). Namun beberapa perhiasan dietngah meja
yang digunakan pada meja 25 feet yang sama akan tampak lebih in scale.

Aksen / Tekanan
Dalam komposisi bunga, aksen adalah pola, motif atau warna yang terjadi secara
terseendiri/khusus dan tetap, tetapi berkedudukan lebih rendah. Secara tradisional, daerah yang
menjadi pusat perhatian (focal area) dari suatu desain adalah tempat/bagian dimana aksennya
paling dikenali. Prinsip aksen ini diambil dari prinsip komposisi musik yang berarti “tekanan atau
penekanan yang diberikan pada notasi tertentu”.
Dasar dari komposisi kehidupan tumbuh-tumbuhan (vegetative composition) ini dititik
beratkan / ditekankan pada tumbuhan bunga violet Afrika yang berwarna pink (merah muda). Pola
penempatannya menarik perhatian dan membentuk satu focal area desain itu. Namun demikian,
pola yang dibentuk itu bercampur dalam gambar desain kesseluruhan. Dalam penerapan aksen pada
suatu desain ini, kata terjadi secara tetap berarti bahwa setiap bahan diulangi lebih dari satu kali,
seperti dalam hal bunga violet.

Keseimbangan / balance
Prinsip keseimbangan dicapai jika penempatan bahan-bahan membawa ke rasa stabilitaas
fisik maupun visual. STABILITAS FISIK mengacu pada penempatan sesungguhnya (menurut

DPD IPBI Jawa Timur


kenyataannya) dari batang-batang utama untuk membentuk susunan / struktur. Jika suatu
penyusunan jelek / gagal karena penempatan batang yang buruk, maka struktur / keseimbangan
fisiknya salah.
STABILITAS VISUAL diciptakan dengan penempatan warna dan bahan secara urut. Sebagai
contoh pengaturan stabilitas visual adalah warna-warna gelap tampak lebih berat dan dipakai pada
dasar suatu desain, warna-warna terang / muda tampak lebih ringan dan dipakai pada bagian atas
suatu desain. Contoh lain, kuncup / pucuk suatu bunga selalu tampak lebih terang (warnanya)
daripada bunga yang terbuka penuh pada jenis yang sama. Jadi kuncup bunga dipakai pada bagian
atas desain, sedangkan bunga-bunga yang terbuka penuh dipakai pada bagian atas desain,
sedangkan bunga-bunga yang terbuka penuh dipakai pada bagian dasar. Baik stabilitas fisik maupun
stabilitas visual dapat dinyatakan dalam tiga cara :
1. KESEIMBANGAN SIMETRIS : bercirikan pada bobot visual yang sederajat / sama pada
setiap sisi garis tegak bayangan (garis tegak imajiner). Bobot visual yang sama ini tak harus
dinyatakan dengan bahan-bahan yang sama seperti digambarkan dalam contoh
keseimbangan simetri.. Garis pusat / Central line menyatakan bahan-bahan yang berbeda
pada setiap sisi, namun demikian desain itu tampak memiliki bobot visual yang sama pada
dua sisi dan secara simetris seimbang. Simetris = punya dua sisi yang sama.
2. KESEIMBANGAN ASIMETRIS : Terjadi ketika bobot visual yang taki sama tampak pada
salah satu sisi garis bayangan pusat (garis pusat imajiner). Komposisi warna oranye dan
buah peach (buah persik) adalah contoh keseimbangan asimetris. Ada lebih banyak bobot
visual pada sisi kiri garis pusat daripada sisi kanannya.
3. KESEIMBANGAN TERUKA : Adalah suatu ungkapan yang digunakan jika sifat-sifat
simetris maupun asimetris tak dapat diterapkan pada suatu desain. Banyak gaya desain baru
digolongkan sebagai desain terbuka. Gaya desain system parallel (parallel = garis yang
sejajar) dan gelombang / ombak baru yang abstrak dianggap sebagai open balance
(keseimbangan terbuka), karena sangat sulit untuk menerapkan dasar-dasar keseimbangan
tradisional.

Harmoni / Keserasian
Harmoni adalah kualitas estetik / rasa keindahan yang menyenangkan yang diciptakan
dengan pemilihan bahan-bahan / bagian secara hati-hati untuk suatu komposisi. Harmoni dapat
dinyatakan ke dalam dua cara : dengan mencampur bahan-bahan yang sama atau membedakan
komponen-konponen yang secara khusus berbeda. Harmoni paling tampak nyata dalam warna-
warna desain tetapi bias juga ada dalam tekstur, bentuk atau ukuran bahan.

DPD IPBI Jawa Timur


Desain ini adalah campuran dari bunga kebun yang bermacam-macam. Keserasiannya
dinyatakan dalam pemilihan bahan-bahan yang tampaknya punya penampilan tumbuh kebun yang
sama (garden-grown look yang sama). Harmoni juga dinyatakan dengan penempatan bunga-bunga
dalam komposisi. Semua bahan-bahan sesuai seperti teka-teki silang dalam bentuk kipas.
Sebaliknya, dua bunga yang secara khusus berbeda, misalnya jahe tropis merah muda, dan
anyelir standar merah bias dikombinasikan dalam suatu desain yang serasi. Bahan-bahan yang
sangat berbeda ini dapat dipakai bersama secara berhasil jika ditempatkan secara pantas dalam
suatu desain. Jika pendesain memakai jahe sebagai bahan garis dan anyelir digerombolkan di dasar
untuk tekstur (jaringan), kemudian bahan-bahan itu akan tampak di dalam keserasian.

Ritme / Irama
Irama adalah pengulangan dari suatu motif atau unsur formal pada jarak yang teratur atau
tak teratur. Irama dapat dinyatakan dalam garis, bentuk, warna, spasi/jarak antara bunga-bunga, atau
pengulangan kurva-kurva (lengkungan) yang sederhana, atau latar/bidang dalam suatu komposisi.
Konposisi peach (persik) dan kuning ini menggambarkan irama dengan motif bunga-bunga bakung
kuning (yellow lilies) yang diulang-ulang. Penempatan bunga secara tak teratur itu membentuk :
dua pada pucuk atau ujung atas, tiga di tengah, dan satu dibawah atau dasar menunjukkan suatu
repetisi/pengulangan yang dipakai untuk menyatakan irama seharusnya tidak membosankan.
Menggunakan lebih dari satu bentuk bunga (satu bunga paku dan satu bunga bundar, misalnya)
menjadikan iramanya alami dan secara visual merangsang.

DPD IPBI Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai