Anda di halaman 1dari 6

HASIL Pencarian tiga RCT dilakukan pada aturan perawatan primer .

4-6 diambil dari data yang memenuhi syarat. karakteristik penelitian ditunjukkan pada Tabel 1. penelitian Rietveld et al, diambil data 163 dari 181 pasien. penelitian Roseet al,diambil data 317 dari 326 pasien. Tujuan dari metaanalisis ini adalah untuk membandingkan terapi antibiotik plasebo dengan terapi non antibiotik,dan penelitian penundaan pemberian

antibiotik dilakukan oleh Everitt et al (n = 109) tidak termasuk dalam meta-analysis. Dari 198 pasien dalam uji coba Everitt et al, data yang sesuai ada 142. maka jumlah total uji coba meta analisis ada 622 pasien. semua data dari tiga penelitian digabungkan, 80% (246/308) pasien menerima terapi antibiotik dan 74% (233/314) kelompok kontrol dalam 7 hari. Risiko perbedaan antara kelompok antibiotik dan kelompok kontrol adalah 0,08 (95% CI = 0,01-0,14), maka diberi nomer 13 Tabel 2 menunjukkan efek antibiotik pada hari ke 7 dengan subkelompok yang berbeda. efek penggunaan tanpa placebo pada kelompok kontrol digabungkan ke kelompok kontrol placebo. Subkelompok yang memberikan manfaat signifikan dari terapi antibiotik yaitu pasien dengan discharge purulen dan dengan mata merah ringan. Jenis kontrol yang digunakan (plasebo atau tanpa tetes) ditunjukkan data statistik yang signifikan.penelitian non plasebo menunjukkan efek signifikan antibiotik dibandingkan dengan kelompok kontrol (perbedaan risiko [RD] = 0,23, 95% CI = 0,08 sampai 0,37), Sedangkan 2 penelitian dengan placebo yaitu antibiotik tidak memberikan efek yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol. (RD = 0,03, 95% CI = -0 04-0,11). Gambar 1 menunjukkan RDS antara kelompok antibiotik dan non antibiotik pada penyembuhan hari ke 7 untuk subkelompok masing-masing. Tingkat heterogenitas seluruh uji coba ditunjukkan pada Gambar 1 subkelompok semua Non placebo placebo positif RD 0.08 0.23 0.03 0.08 0 0 95 CI 69 I2 3 1 2 3 Uji coba 622 142 480 292 0.33 0.03 n interaksi

negatif purulent

0.02 0.09

26 0 67 81 0

3 3 3 3 3

255 353 266 234 365 0.4 0.72

Non purulent 0.08 0.06 Mata merah 0.1 ringan Usia 15-18th Umur <5th 0.04 0.07

65 0

2 2

97 287

0.74

Sensitivitas analisis didasarkan pada asumsi semua data yang hilang adalah untuk pasien yang (a) sembuh atau (b) tidak sembuh ditunjukkan dengan efek penurunan pada kelompok non placebo (hanya penelitian menurut Everitt et al) .Data hilang dianggap tidak sembuh (RD0,14, 95% CI = 0 sampai 0,28). dianggap hipotesis nol daripada analisis primer. Sisa hasil yang kuat untuk pilihan nilai diperhitungkan untuk data yang hilang. Kultur positif Kultur negatif Sensit ivitas, % Discarge purulent Moderate + 100/295 131/277 34 0.72 1.25 0.6 233/311 110/281 75 1.91 0.41 4.6 1.7 (1.082.58) 1.4 (0.892.12) Usia <5th 239/273 45/100 88 1.95 0.23 8.6 7.9 (4.6013.61) Discarge purulent moderate + Discarge purulent usia <5th Moderate+ &usia <5th Discarge 51/253 7/97 20 2.79 0.86 3.3 58/255 9/97 23 2.45 0.85 2.9 3.2 (1.506.98) 3.0 (1.31& 204/271 32/99 75 2.33 0.37 6.4 5.9 (3.549.77) & 66/293 49/276 23 1.27 0.94 1.4 1.3 (0.801.96) LR+ LRTidak Sesuai*

sesuai,LR+/LR- (95%CI)

purulent moderate

& +

7.07)

& usia < 5th * Rasio yang tidak sesuai diperoleh dengan menggunakan fixed effect-Model regresi logistik dengan percobaan yang digunakan sebagai variabel pengindeksan. LR = rasio kemungkinan. Tabel 3 menunjukkan hasil kultur positif. Menunjukkan hasil yang spesifik dan sensitif dengan kemungkinan rasio bisa positif atau negatif. nilai prediktif faktor gabungan keduanya Diskusi Penggunaan antibiotik untuk konjungtivitis akut pada terapi awal menunjukkan bahwa efek antibiotik sedikit dibandingkan kontrol,bila sembuh diberi nomer 13. Namun, apakah kebanyakan pasien yang sembuh dalam hari ke7 tersebut, menerima antibiotik atau tidak. Dari dua percobaan yang digunakan untuk kontrol plasebo, tidak ada efek signifikan antibiotik versus kontrol. Subkelompok pasien yang memperoleh manfaat dari antibiotik yaitu mata merah dengan discharge purulent.didapatkan kultur bakteri positif pada discharge purulent dan usia kurang dari 5 tahun pasien dengan mata merah ringan cenderung mendapat efek antibiotik lebih dibandingkan dengan mata merah sedang atau berat. Ini bisa jadi karena penyebabnya virus dan konjungtivitis alergi, serta penyakit lain seperti episkleritis pasien dengan mata merah ringan juga didapatkan tanda khas seperti ofmore dengan didapatkan discharge purulen. Studi sebelumnya telah dijelaskan discharge purulen sebagai indikator adanya bakteri ,15-18 dengan harapan akan membantu dokter untuk memutuskan terapi antibiotik pada pasien yang sesuai Dalam studi ini, diharapkam adanya discharge purulen penggunaan antibiotik dapat bermanfaat, dan memperkirakan hasil kultur bakteri positif. Namun, kultur bakteri yang positif bukan indikator penggunaan antibiotik Hal ini dapat berakibat buruk bila terjadi ketidak-tepatan kultur, khususnya pada terapi awal dimana transport waktu dapat membaurkan hasil. bisa juga karena tidak cukupnya ukuran sampel. Namun, dalam kasus lain, kemungkinan efek ini kecil dan temuan lain menunjukkan

bahwa kebanyakan terapi konjunctivitis bakteri akan lebih baik tanpa menggunakan antibiotik. selain tingkat kesembuhan selama 7 hari, yang merupakan patokan utama dalam penelitian ini, penting juga untuk tahu apakah antibiotik dapat mempersingkat durasi gejala. Untuk mengetahuinya, analisis dilakukan dengan dua dataset menggunakan kegiatan keseharian pasien. Hasil yang dilaporkan dalam metaanalysis ini, menurut penelitian Rose et al, 5 tidak didapatkan adanya perbedaan waktu pemulihan tapi dalam penelitian Everitt et al, 6 didapatkan perbedaan yang jelas tanpa penggunaan placebo

Kelebihan dan keterbatasan Kelebihan utama dari studi ini yaitu menggunakan data dari tiga penelitian pada 622 pasien, sehingga dapat mengkaji kelompok yang lebih besar daripada mengkaji individu saja dan dapat memungkinkan analisis subkelompok. Ada rendahnya tingkat heterogenitas seluruh Penelitian menggunakan data yang akan digabungkan. Namun, ada juga beberapa keterbatasan. Kualitas penelitian juga penting . Semua penelitian menggunakan teknik randomisasi. penelitian Rose et AL5 dan Rietveld et AL4 dibuat obyektif agar hasilnya adekuat. Penelitian Roseet al 5 9 dari 326 pasien tidak respek pada follow up selama 7 hari. Penelitian Rietveld dkk,
4 6

18 dari 181 pasien tidak dilakukan follow up. Penelitian Everitt et al,

tidak

didapatkan data kesembuhan selama 7 hari untuk 56 dari 198 pasien. Sehingga sejumlah besar pasien (30%) dalam kelompok kontrol penelitian et al Everitt tidak menerima terapi antibiotik Dua penelitian menggunakan plasebo untuk kelompok kontrol, sementara satunya tidak. Gambar 1 menunjukkan efek signifikan antibiotik versus kelompok kontrol non plasebo, tetapi 2 penelitian lain tidak menggunakan placebo. Placebo tidak hanya digunakan untuk kelompok kontrol, tetapi jugauntuk membuktikan adanya higienitas atau efek irigassi tetes mata non antibiotik. Hal ini menarik untuk dicari tahu. Meskipun kurangnya pedoman yang jelas di sini, kebersihan mata adalah prosedur sederhana dan murah yang dapat disarankan dokter pada pasien.

Semua penelitian dilakukan populasi perawatan primer. Sehingga penelitian terbatas pada populasi perawatan primer saja

Perbandingan dengan literatur yang ada Tinjauan sebelumnya, penggunaan antibiotik untuk konjungtivitis menunjukkan manfaat yang signifikan Namun, tinjauan yang termasuk dalam perawatan sekunder serta perawatan primer dan termasuk beberapa penelitian sebelumnya dianggaptidak memiliki kualitas tinggi. Tiga-penelitian terbaru pada pearwatan primer, menunjukkan efek signifikan terapi antibiotik untuk conjunctivitis.20-22 Sulit membandingkan penelitian ini dengan dengan penelitian

perawatan sekunder, yang lebih memfokuskan aspek mikrobiologi ketimbang klinis. Semua penelitian terbatas pada analisis kultur-positif pasien, dan karenanya dikecualikan lebih dari setengah pasien secara acak.Spektrum penyakit terlihat pada perawatan sekunder, dan fokus pada kesembuhan dalam microbiologis, hal ini jelas berbeda Efek kecil antibiotik pada konjungtivitis akut mirip dengan efek penggunaan antibiotik pada sakit tenggorokan dan otitis media.23, 24 Bukti terbaru juga menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik padaotitis media akut dapat meningkatkan rasio kekambuhan pada perawatan primer.26,
27 25

Institut kesehatan nasional dan klinik terkemuka telah

menyusun pedoman untuk membatasi penggunaan antibiotik pada infeksi saluran pernapasan Sehubungan dengan Temuan ini, pedoman yang sama perlu

dibuat untuk penggunaan antibiotik dalam infeksi konjungtivitis akut. hasil ini mendukung pernyataan baru-baru ini dalam kesalahan pemberian klorampenikol yang berlebihan karena efikasi obat rendah dalam mengobati conjunctivitis.28

Implikasi dalam praktek Penelitian ini mebuktikan bahwa antibiotik memiliki manfaat pada infeksi konjungtivitis akut dan sebagian besar pasien dapat sembuh tanpa antibiotik. Hanya sedikit pasien yang mendapat manfaat dari antibiotik, yaitu pasien dengan discharge purulen dan pasien dengan mata merah ringan

Namun, kelompok yang mendapat manfaat dari antibiotik ini terbatas.pengurangan penggunaan antibiotik ini penting untuk mengurangi risiko resistensi Peresepan dalam praktek perlu diperbarui. Selanjutnya, keputusan pemberian resep dengan menggunakan antibiotik pada pasien perlu dipertimbangkan

Anda mungkin juga menyukai