Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia di SMPN I Tegaldlimo. Selain itu karya tulis ini juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) di SMPN I Tegaldlimo tahun pelajaran 2007/2008. Dalam penyusunan karya tulis ini, kami memperoleh bimbingan dan bantuan darii berbagai pihak. Untuk itu sepatutnya kami menyamnpaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Walaupun karya tulis ini sudah kami susun dengan sebaik-baiknya, tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan karya Tulis ini. Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga yang terdapat dalam Kaya Tulis ini, dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Tegaldlimo,

April 2008

Penyusun,

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Studi wisata yang dilaksanakan oleh SMPN I Tegaldlimo merupakan kesepakatan antara wali murid dan para siswa. Tempat yang dikunjungi adalah sekitar Jogjakarta seperti candi Borobudur, candi Prambanan, Monumen Jogja kembali. Dan pasar malioboro oleh karena itu panitia pelaksana studi wisata menyuruh siswa untuk membuat makalah hasil pelaksanaan studi wisata untuk syarat mengikuti ujian akhir nasional yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2008. dan bagi yang tidak ikut harus mengunjungi tempat-tempat lain. B. Tujuan Kegiatan Tujuan studi wisata yaitu untuk menambah wawasan siswa, pengenalan objek wisata Nusantara, meningkatkan kecerdasan dan kepekaan sosial, menghilangkan Image (rasa) kesukuan dan kedaerahan , menambah serta mempertebal wawasan kebangsaan, menghilangkan kejenuhan( Refresing), pengenalan lebih dekat tentang objek wisata Nusantara, pengenalan lebih dekat tentang peninggalan sejarah dan bendabenda purbakala, pelatihan penyusunan laporan dan karya tulis, mengenal kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Manfaat Kegiatan Siswa mampu memahami atau mengenal bangunan pra sejarah dan mampu mengetahui kapan bangunan pra sejarah dibangun dan apa tujuannya dan sekaligus untuk berefresing agar tidak jenuh.

ii

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Studi Wisata Kegiatan Studi Wisata dilaksanakan pada tanggal 19 januari 2008 sampai dengan 22 januari 2008 yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para Pembina Guru Studi Wisata dan para murid SMPN I Tegaldlimo. B. Obyek Wisata Yang Dikunjungi 1. Candi Borobudur Candi Borobudur terletak di kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi ini dari kota magelang terletak disebelah selatan 15 km. dalam jarak lurus. Dataran Kedu yang berbukit, hamper seluruhnya dilingkari pegunungan. Gunung yang melingkari candi Borobudur antara lain : sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi, barat laut gunung Sumbing dan gunung Sindoro, dari keempat gunung tersebut hanya gunung Merapi yang masih aktif sebagai gunung Merapi. Di sebelah utara terdapat gunung Tidar, walaupun tidak sebesar gunung tersebut di atas namun gunung ini terkenal dengan sebutan Pakuning Tanah Jowo. Sedang sebelah selatan terdapat pegunungan Menoreh, bila dilihat dari candi Borobudur, puncak-puncak yang menjulang tinggi, nampak serupa dengan seseorang yang sedang tidur terlentang membujur dari timur ke barat. Lekukanlekukan pegunungan itu seolah menggambarkan kepala lengkap dengan hidung, bibir dan dagu juga bagian perut sampai kaki. Karena keadaan seperti itulah maka cerita rakyat berkembang bahwa yang sedang tidur terlentang itu adalah GUNA DHARMA, yaitu ahli bangunan yang menurut kepercayaan telah berhasil menciptakan candi Borobudur dan menjaganya sambil mengawasi ciptaannya dari masa ke masa. Salah satu peninggalan bersejarah Borobudur yang ditemukan didasar laut adalah : a. Rakit Bambu, Kendi, Perahu lesung b. Tali dan simpul perahu tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa Bahari. c. Wangsa Syailendra. Mendirikan Candi Borobudur beberapa panel relief menggambarkan kapal yang mencerminkan semangat Bahari. d. Kapal Borobudur; mulai dibuat oleh Asad Abdullah di pulau pangeran kecil, Kabupaten Sumenep, Madura dengan menggunakan tehnologi. Kapal Borobudur

ii

meninggalkan benda menuju Ancol Jakarta dengan melewati Surabaya, Kari munjawa dan Semarang.

ii

Di sebelah timur candi Borobudur terdapat candi Pawon dan candi Mendud. Candi Pawon, mempunyai bilik, didalamnya tak terdapat satu patungpun juga tidak diketahui Dewa siapa yang dipuja. Oleh karena itu tidak dapat dipastikan apa fungsi candi Pawon dalam hubungannya dengan candi Borobudur. Dimungkinkan candi Pawon sebagai tempat istirahat dalam perjalanan ziarah, karena letak candi ini di antar candi Mendud dan candi Borobudur. Candi Mendud, sebagai tempat pemujaan. Di dalam bilik terdapat sebuah patung Budha (besar) yang menggambarkan sang Budha sedang duduk di atas singgasana, sikap tangan menggambarkan saat ia pertama kali memberikan wejangan ditaman Rusa. Patung tersebut diapit oleh pengiringnya yakni AWALOKITESWARA dan WAJRAPANI. Candi Borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas 7,8 ha pada ketinggian 265,40 m diatas permukaan laut atau berada 15 m diatas bukit disekitarnya. Untuk menyesuaikan dengan profil candi yang akan dibangun, bukit durug dengan ketebalan bervariasi antara 0.5 m 8,50 m x 121,40 m dengan tinggi bangunan yang masih tersisa 35,40 m dari tanah halaman. Denah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada dinding tersa 1,2 dan 3 tersusun dari batu andesit dengan sistem dry masony (tanpa perekat) diperkirakan mencapai 55.000 m3 atau 2.000.000 blok batu. Untuk memperkuat konstruksi dipergunakan sambungan batu tipe ekor burung ke arah horizontal, sedang untuk arah vertikal dengan sistem getakan. Pada masing-masing tingkat dan setiap penjuru mata angin terdapat pintu gerbang atau tangga. Pintu utama ada disebelah timur. Bentuk arsitektur Candi Borobudur yang sekarang, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar. Pentahapan yang diperkirakan Dumarcay diakibatkan candi mengalami beberapa kali kelongsoran sehingga harus mengulang pekerjaan pembangunan. Menurut HOENIG yang dikutip oleh BERNET KEMPERS, rancangan semula dari Candi Borobudur adalah candi yang mempunyai 4 pintu diatas undang-undang 9 tingkat, bentuk ini banyak ditemui di kamboja. Menurut H. PARMANTIER yang dikutip Bernet Kempers (1970:104) menyebutkan bahwa pada rencana semula Candi Borobudur akan mempunyai sebuah stupa yang sangat besar sekali, yang diletakkan pada bagian yang sekarang ditempati banyak stupa.

ii

2.

Monjali Di Monjali kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman

penjajahan dulu. hal yang menarik di Monjali adalah banyak peristiwa yang kami ketahui tentang datangnya penjajah Belanda ke Indonesia, misalnya : a). Di Monjali terdapat beberapa patung-patung yang menceritakan tentang bapak Soekarno dan Jendral Suderman serta prajurit-prajuritnya. Pada hari minggu 19 Desmber 1948 tentara Belanda berhasil menduduki Ibukota Republik Indonesia di Jogjakarta. Presiden, Wakil Presiden dan pemimpin Negara diasingkan ke Bangka dan Brastagi pada tanggal 22 Desember 1948. b). Pada tanggal 23 Desmber 1948 rakyat bersama tentara mengadakan perlawanan dengan menghancurkan dan membumihanguskan obyek fital antara lain : 1). Pabrik gula 2). Jembatan 3). Dan perubahan pegawai c). Penandatanganan Roem-Royen Statement Di hotel Des Indes Jakarta atas desakan PBB diselenggarakan perundingan antara Delegasi Republik Indonesia. Delegasi kerajaan Belanda pada tanggal 1 April 1949 dan menghasilkan RoemRoyen Statement penarikan tentara Belanda dari Jogjakarta dilaksanakan Tanggal 29 Juni 1949 dan keamanan kota diserahkan kepada kepolisian Republik Indonesia. Presiden dan Wakil Presiden beserta pimpinan negara Republik Indonesia menyambut panglima besar J. Soedirman yang kembali dari medan perang. d). Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 diperingati terakhir kali di Ibu Kota Republik Indonesia Jogjakarta pada tahun 1949. 3. Taman Pintar Taman Pintar terletak di Jalan Panembahan Senopati. Taman Pintar ini dibangun sejak 2 tahun lalu. Di dalam Taman Pintar terdapat beberapa ruangan khusus untuk pengelompokan pelajaran. Di ruangan pertama ada beberapa macam ikan yang berada dalam aquarium, di ruangan kedua terdapat patung dinosaurus yang sangat besar dan patung itu seperti hidup. Dan Pada ruangan yang ketiga terdapat alat-alat pendeteksi bahaya seperti alat penemuan baru yaitu tambal ban listrik, alat pemadam kebakaran, pendetektor banjir dan tsunami. Sedangkan ruangan keempat terletak di atas, di sana bola yang mengandung listrik.

ii

4.

Malioboro Di Malioboro sangat menyenangkan sekali karena di sana kita dapat

berbelanja dengan sepuasnya. Pasarnya sangat ramai sekali. Di sana kita dapat membeli apa saja yang kita mau. Di Malioboro terdapat berbagai macam barang yang kita inginkan. jika kita ada di pasar Malioboro, ada beberapa yang perlu diperhatikan. Hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. kita tidak boleh menaruh sembarangan benda-benda yang dianggap penting; 2. jika pergi ke Malioboro, jangan memakai perhiasan yang begitu mewah karena itu sangat membahayakan diri sendiri; 3. jika membawa tas samping, janganlah tas itu ditaruh di belakang, tetapi taruhlah di depan; 4. waspada pada setiap orang yang dikenal jika orang itu berusaha mendekati kita. kitar 1945. tempanya luas membentang di sepanjang trotoar. 5. Kraton Yogya a). Pandangan Umum Yang disebut karaton ialah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut kadaton, tempat kadatu-datu atau ratu-ratu. Bahasa indonesianya ialah istana, jadi kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti, keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan). Dan sesungguhnya kraton Yogyakarta itu penuh dengan arti-arti tersebut diatas. Arsitektur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya ukiranukirannya, jhiasannya, sampai pada warna gedung-gedungnyapun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat di sini seakan-akan memberi nasehat kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, berlaku sederhana dan tekun. Berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain. Siapakah gerangan arsitek dari karaton ini ? Beliau itu ialah Sri Sultan Hamengku Buwana I sendiri. Waktu masih muda, baginda bergelar Pangeran Mangkubumi Sukowati dan dapat julukan, menurut Dr. F. Pigeund dan Dr. L. Adam di majalah Jawa tahun 1940 : de bouwmeester van zijn broer Sunan P.B II (arsitek dari kakanda Sri Sunan Paku Buwana II). Kompleks kraton terletak ditengah-tengah, tetapi daerah karaton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga dari utara ke selatan, dari Tugu sampai Krapyak. Nama kampung-kampung jelas memberi itu dengan tugasnya di kraton pada waktu dahulu, misalnya : Gandekan = tempat tinggal ii

gandek-gandek ( koerier ) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit kraton Wirobraja, Pasinden tempat tinggal pesinden-pesinden ( penyanyipenyanyi ) kraton. Daerah kraton terletak di hutan Garjitawati, dekat desa Beringin dan desa Pacetokan. Karena daerah ini dianggap kurang memadai untuk membangun sebuah kraton dsengan bentengnya, maka aliran sungai Sungai Winanga sedikit ke barat. Sebuah pantun Mijil menggambarkan letak geografis kraton Yogyakarta secara populer seperti di bawah ini : Kali Naga pacingkok ing puri Gunung Gamping kulon Hardi Mrapi ter wetan prenahe Candi Jonggirang mangungkang ing kali Palered Magiri Girilaya kidul Artinya : Sungai winanga membelok (ke kanan) waktu mendekati kraton (puri) Gunung Gamping terletak disebelah barat, sedangkan Gunung Merapi letaknya disebelah timur laut. Krato Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 atau tahun jawa 1682, diperingati dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Gadung Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m2. Di dalamnya terdapat banyak bangunan, halaman dan lapangan. Kita mulai dari halaman kraton keutara : 1. Kedaton / Prabayeksa 2. Bangsal kencana 3. Regol Danapratapa 4. Sri Manganti 5. Regol Srimanganti 6. Bangsal Ponconiti 7. Regol Brajanala 8. Siti Inggil 9. Tarub Agung 10. Pagelaran ( Tiangnya berjumlah 64 ) 11. Alun-alun utara 12. Pasar ii

13. Kepatiihan 14. Tugu. Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa atau 62 tahun Masehi. Kalau kita dari halaman kraton pergi ke selatan maka kita lihat : 15. Regol kemagangan ( pintu gerbang ) 16. Bangsal Kemagangan 17. Regol Gadungmlati 18. bangsal kemadungan 19. regol kemadungan 20. Sti inggil 21. Alun-alun selatan 22. Krapyak Perhatian : 1. Regol = pintu gerbang 2. Bangsal = bangunan terbuka 3. Gedong = bangunan tertutup 4. Plengkung = pintu gerbang beteng 5. Selogilang = lantai tinggi dalam sebuah abngsal semacam podium rendah, tempat duduk Sri Sultan atau tempat singgasana sri sultan 6. Tratag = bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyaman-anyaman bambu dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding. Di pemerintahan Sri sultan H.B VIII semua tratag kraton dimuliakannya dan diberi atap seng, tetapi arsitekturnya tetap tak berubah. Di tengah-tengah halaman Kemandungan kidul berdirilah sebuah bangsal, namanya Bangsal Kemandungan yang merupakan bekas pasanggrahan Sri sultan H.B. I di desa Pandak Karangnangka waktu perang giyanti (1746-1755). Krapyak adalah sebuah podium tinggi dari batu bata untuk Sri Sultan , kalau baginda sedang memperhatikan tentara atau karabatnya memperlihatkan ketangkasannya mengepung, memburu atau mengejar rusa. Kompleks keraton itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, beteng namanya. Panjang 1 km, berbentuk empat persegi, tingginya 3 m, lebarnya 3 sampai 4 m. Di beberapa tempat di beteng itu ada gang ataujalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, di keempat sudutnya terdapat basiton-basiton dengan lobang lobang kecil didindingnya untuk mengintai musuh.Tiga dari basiton-basiton itu sekarang masih dapat dilihat. Benteng itu di sebelah luar di kelilingi oleh parit lebar dan dalam. ii

Lima buah plengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan kompleks kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu ialah : 1. 2. 3. 4. 5. timur. Plengkung-plengkung itu ditutup pada jam 8 malam dibuka kembali pada jam 5 pagi dengan tanda bunyi genderang dan terompet dari prajurit-prajurit di Kemagangan. Plengkung Tambvakyoso ini dahulu tertutup, tetapi pada tahun 1923 di buka kembali oleh sri sultan H.B VIII. Hanya 2 dari 5 plengkung ini masih mempunyai bentuk asli, lainnya sudah berobah sama sekali bentuknya, tunduk kepada kemauan zaman moden. Kedua plengkung itu ialah Plengkung Nirboyo ( Gading ) dan Plengkung Tarunasura ( Wijilan ). Pantun mijil di bawah ini menggambarkan keadaan benteng keraton semasa jayanya : Ing mataram betengira inggil Ngubengi kedaton Plengkung lima mung papat mengane Jagang jero toyanoro wening. Tur pinacak siji Gayam turut lurung. Artinya : Mataram mempunyai beteng tinggi, mengelilingi karaton. Plengkungnya lima buah, hanya 4 yang terbuka. Air di parit sepanjang jalan di tanami pohon gayam. b). Keadaan Lahiriyah Bahwa Kraton Yogyakarta mempunyai arsitektur demikian rupa, membujur begitu panjang, jumlah jalan masuk ada 9 buah, 5 buah jalan bertemu di alun-alun selatan, kalau ada pohon yang mati diganti dengan pohon semacam itu juga menunjukkan kepada kita bahwa segala sesuatu didalamnya mengandung arti dan maksud tertentu. Marilah kita selidiki lebih lanjut. Kita mulai dari selatan. Disana terdapat Krapyak. Krapyak ialah sebuah tempat tinggi (podium) untuk melihat pemburuan rusa. Di dekatnya terletak kampung Mijen ( wiji ). Jalan besar membujur lurus ke utara, sepanjang jalan ditanami pohon asem dan tanjung. Masuk melalui plengkung Gading ke daerah komples kraton ii Plengkung Tarunasura atau plengkung Wijilan di sebelah timur laut Plengkung Jogosura atau plengkung Ngasem di sebelah Barat daya. Plengkung Jogo boyo atau plengkung Gading di sebelah selatan Plengking nirboyo atau plengkung Gading di sebelah selatan Plengkung Tambakboyo atau plengkung Gondomanan di sebelah

yang sesungguhnya. Dipinggir alun alun selatan, kita lihat 2 batang pohon Beringin, diberi nama Wok keliling alun-alun ditanami pohon-pohon Pakel dan Kuweni. Alun-alun ini diberi pagar tembok kelilingnya, terletak didalam kompleks dalam kraton. Terlihan aagak jauh Plengkung Nirbaya (Gading) , Beringin bernama Wok sedikit kelihatan. Kedua bewringin ditengah-tengah bernama supit urang, Pagarnya mempunyai design busur atau sifat pemuda pemudi.Di sebelah utara alun-alun terdapat sebuah tratag, sebuah tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bambu dan kanan kiriSithinggil ada 2 buah jalan yang bertemu satu sama lainnya di regol Kemandungan, sebelah utara Sithinggil. Jalan ini disebut Pamengkang . Di Sithinggil ini dahulu terdapat sebuah bangunan berbentuk pendopo, di tengahtengah ada selogilangnya tempat duiduknya Sri Sultan. Halaman Sithinggil ditanami pohon soka dan pohon palem Cempora. Bunga pohn ini rupanya bagus sekali, berambut halus, berkumpul dalam satu tangkai bunga. Rupanya merah dan putih Kalau Sri Sultan duduk diatas selogilang tengah-tengah pendopo Sithinggil ini, Baginda selalu dihadap kerabat keraton dan abdi-abdi dalem lainnya, priya, wanita, banyak sekali. Kanan kiri sitihinggil ada kamar mandinya. Kemudian kita sampai di halaman kemandungan melalui Regol Kemandungan. Halaman ini ditanami dengan pohon-pohon kepel, cengkir gading dan palem. Dua buah jalan ke kanan dan ke kiri menghubungkanhalaman ini dengan dapur kraton Gebulen dan jalan lain menuju ke timur, ke dapur kraton sekulanggen. Kita masuk Regol Kemagangan dan sampailah kita ke plataran kedaton. Sampai disini berhentilah kita dahulu untuk kembali lagi ke selatan. Menyelidiki arti batiniah bahagian ini. c). Arti Symbolik Dari Kraton 1. Krapyak adalah sebuah gambaran dari tempat asal roh-roh . Disebelah utaranya terletak kampung Mijen, berasal dari perkataan Wiji ( benih ). Jalan lurus ke utara, kanan kiri dihiasi dengan pohon Asem dan Tanjung. Menggambarkan kehidupan Sang Anak yang lurus bebas dari rasa sedih dan cemas, rupanya nengsemaken ( menarik serta disanjang-sanjung selalu istimewa oleh ibu bapanya. 2. Sampailah kita di Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya. Plengkun ini menggambarkan batas periode sang anak menginjak dari masa kanakkanak kemasa prae-puber. Rupa dan tingkahnya masih nengsemaken ii

(pohon asem) apalagi suka menghias diri ( nata sinom). Sinom adalah daun asem yang masih muda, rupanya hijau muda, sangat menarik, tetapi berarti juga rambut halus-halus di dahi pemudi. Sinom itu selalu dipelihara dengan cermat oleh pemudi-pemudi, karena dapat menambah kecantikannya. 3. Sampailah kita dialun-alun selatan. Disini kita lihat 2 pohon pohon beringin, bernama Wok. Wok berasal dari kata bewok. Dua pohon beringin beringin di tengah-tengah alun-alun menggambarkan bahagian badan kita yang rahasia sekali, maka dari itu diberi pagar batu bata. Jumlahnya, yaitu 2. menumjukkan laki-laki, namanya yaitu, supit urang menunjukkan perempuan. Lima buah jalan raya yang bertemu satu sama lainnya disini menggambarkan panca indra kita . Tanah berpasir artinya belum teratur, lepas satu sama lainnya. Apa yang kita taggap dengan panca indera kita belun teratur. Nanti kalau ada sesuatu perhatian, barulah teratur. Keliling alun-alun ditanami pohon kwini dan pakel, artinya sang anak sudah wani (berani). Karena sudah akil baligh. 4. Kita menuju terus ke utara, ke siti-hinggil. Disini ada sebuah tratag atau tempat istirahat beratapanyaman bambu. Kanan kiri tumbuh pohon-pohon Gayam dengan daun-daunnya yang rindang serta bunga-bunganya yang harum wangi. Siapa saja yang berteduh di bawah tratag itu akan merasa aman, tentram, senam dan bahagia. Menggambarkan rasa pemuda-pemudi yang sedang dirindu cinta asmara. 5. Kita berada di sitihinggil. Ditengah-tengah dahulu ada pendoponya dan di tengah-tengah lantai ada selo-gilangnya, tempat singgasana Sri Sultan. Kanan-kiri tempat duduk kerabat keraton dan abdi-dalem lain-lainnya, pria wanita berkumpul menghormat Sri Sultan menggambarkan pemudapemudi duduk bersanding di kursi temanten. Pohon-pohon yang ditanam di sini ialah pohon Mangga Cempora serta Soka, kedua pohon ini mempunyai bunga hingga yang halus panjang berkumpul menjadi satu, ada yang merah ada yang putih, gambaran dari bercapurnya benih manusia laki dan perempuan. Kanan-kiri pendopo setinggil, di halaman sebelah timur dan ada kamar mandinya. Sitihinggil ini dilingkari oleh sebuah jalan. Pamengkang namanya. Mekangkang adalah keadaan kaki kita, kalau terletak sedikit jauh satu sama lainnya. 6. Kalau kita melanjutkan perjalanan kita terus ke utara, maka sampailah kita di halaman Kemandungan, pohon yang ditanam disini ialah Pohon kepel, pelem, cengkir, gading serta Jambu darsono. Menggambarkan benih ii

dalam kandungan Sang Ibu. Pohon Pelem menggambarkanpada gelem, srta atas kemauan bersama. Jambu Darsono dari kadersan sih ing sesama. Menggambarkan karena diliputi oleh kasih cinta satu sama lain. Pohon Kepel dari perkataan kempel atau kempal, menggambarkan bersatunya citacita. Cengkir Gading adalah sejenis pohon Kepala, ditanam dimuka rumah sebagai tanaman hias, rupanya kuninf berkilat dan kecil bentuknya. Dipakai pada upacara mitoni yaitu memperingati Sang Bayi sudahtujuh bulan di kandungan. Jalan kecil dari sini ke kanan dan ke kiri menggambarkan pengaruh pengaruh negatip yang dapat mengganggu pertumbuhan Sang Bayi. 7. Meloalui Regol Gadungmlati, sampailah kita di Kemagangan. Jalan disini menyempit( dubuat sempit ) kemudian melebar dan terang benderang. Suatu gambaran anatomis yang tepat sekali. Menggambarkan Sang Bayi telah lahir dengan selamat menjadi magang ( calon ) manusia. Kepadanya telah tersedia makan yang cukup, digambarkan dengan adanya dapur kraton Gebulen dan Sekullanggen. Jalan besar kanan kiri Kemagengan menggambarkan juga pengaruh negatip atau positip atas perkembangan Sang Anak. Hendaknya Sang Anak dididik mengarahkan cita-citanya lurus keutara, ke keraton, tempat bersemayam Sri Sultan Di sini ia dapat mencapai yang dicita-citakannya.,asal mau bekerja dengan baik, patuh pada peraturan-peraturan, setia dan selalu ingat dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Murah. Semua ini digambarkan oelh apa yang dapat kita lihat di kraton sampai sekarang ini. Misalnya lampu kraton Kyai Wiji, menggambarkan Sinar yang tak pernah padam atau menurut Dr. F. Pigeand dan Dr. L. Adam. Bekas gubernur Yogyakarta: Het euwige licht van onze geest. 6. Candi Prambanan Candi Loro Jonggrang yang sering disebut Candi Prambanan terletak persisi di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km ke arah timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat Solo. Gugusan candi ini dinamakan Prambanan karena terletak di daerah Prambanan. Prabu Boko. Nama Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis jangkung putri

ii

Komplek percandian Prambanan terdiri atas latar bawah (390 m 2), latar tengah (222 m2), dan latar atas/pusat (110 m2) yang makin ke arah dalam makin tinggi letaknya. Apabila seluruhnya telah selesai dipugar, maka akan ada 224 candi yang ukurannya semua sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. Latar pusat adalah latar terpenting, di atasnya berdiri 16 candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua adalah candi Nandi, candi Angsa, dan candi Garuda. C. Hal-hal yang menarik dan tidak menarik dari obyek wisata yang dikunjungi 1. Borobudur Hal menarik Pada waktu di Borobudur kami berjalan-jalan di sekitar candi Borobudur. Masuk ke Borobudur bersama-sama. Setelah masuk di sana kami naik ke puncak yang paling atas dan mengelilingi candi. Setelah kami berputar-putar, kami turun dan kembali ke bus. Sebelum pulang kami harus melewati pintu satu , dua dan tiga. Kami harus lewat pintu tiga karena jalannya sangat cepat. Di perjalanan pulang kami membeli es the dan membeli baju. Setelah melewati pintu tiga kami berjalan menuju ke bis. Hal tidak menarik Kami harus menunggu untuk masuk ke Borobudur. Disana suhunya sangat panas dan perjalanannya sangat jauh. Sehingga pulangnya harus melewati tiga pintu. Kami harus melewati pintu tiga yang sangat jauh dan kami harus mencari bus yang kami tumpangi sebelumnya, dan perjalanan ini merupakan perjalanan yang sungguh melelahkan. 2. Monjali Hal menarik Kami akhirnya sampai juga di Monjali (museum Jogja Kembali). Di sana kami membeli tiket dan memeasuki area museum. Kami melihat kolam yang begitu luas dan indah dengan sinar matahari yang berkelip-kelip memancarkan sinar ke dasar kolam. Setelah itu kami melanjutkan untuk masuk dan melihat-lihat patung didalam museum. Kami semua terkesan dan bangga karena patung-patung yang kami lihat mirip dengan manusia asli. Setelah itu kami keluar melihat senjata-senjata dan baju-baju perang yang bagus. ii

Hal tidak menarik Sebelum masuk Monjali kamisudah merasa kurang enak karena waktu sampai di Monjali sekitar pukul 12.00 siang tepat. Saat itu cuaca sangat panas dan kami kegerahan ditambah lagi pantulan-pantulan sinar matahari dari gedung dan kolam yang menyilaukan mata kami setelah masuk seakanakan kami menjadi buta tidak tahu harus kemana gara-gara sinar tadi. Setelah agak lama kami bisa melihat dengan normal tapi didlam sngat gerah karena banyak orang yang berdesak-desakan. Itulah hal yang tidak menarik bagi kami. 3. Taman Pintar Hal menarik Di taman pintar kita bisa mengerti tentang penemuan-penemuan. Hal yang disenangi saat berkunjung ke taman pintar adalah kita bisa bermain puas, selain itu kita bisa mengenali tanda-tanda gempa bumi dan tsunami. Dan kita juga bisa merasakan arus listrik dengan memegang alat seperti bola yang sudah dialiri arus listrik dan ketika ada orang yang memegang bola itu rambutnya langsung berdiri. Hal tidak menarik Di Taman Pintar pengunjungnya sangat banyak sehingga antrinya cukup lama, dan di sana udaranya juga sangat panas hal ini yang membuat kami tidak menarik 4. Malioboro Hal menarik Di Malioboro sangat menyenangkan sekali karena di sana kita dapat berbelanja dengan sepuasnya. Pasarnya sangat ramai sekali. Di sana kita dapat membeli apa saja yang kita mau. Di Malioboro terdapat berbagai macam barang yang kita inginkan yaitu aksesoris, tas, baju, sandal, celana, dll. Di Malioboro terdapat apa saja yang kita butuhkan. Hal tidak menarik Di Malioboro juga ada hal yang tidak menarik juga. Hal yang tidak menarik antara lain: 1. disana banyak pencopet, penjambret, dll; 2. banyak pedagang yang curang; 3. kita harus pandai-pandai menawar barang yang ingin kita beli;

ii

4. jika kita pergi ke Malioboro, kita harus besama teman. Kalu tidak, kita akan diikuti orang yang tidak kita kenal. 5. Kraton Yogya Hal menarik Setelah itu aku dan teman-teman telah sampai di kraton Yogyakarta. Kemudian kami masuk kawasan Kraton. Tak disangka kami telah ditunggu oleh abdi dalem Kraton Yogyakarta lalu kami diberitahu sejarah Kraton Yogyakarta dan jalannya lalu kami melihat kereta, pendapa, padepokan, senjata pusaka, barabg-barang antik, baju adapt dan terdapat alat musik dan tradisional itu semua adalah bagian dari Kraton kami sangat bangga karena semua barang di Kraton texturnya sangat indah dan tidak sembarang orang dapat memicu arsitek jaman dulu apalagi gambar tiga dimensi. Dan inilah hal yang menarik bagi kami. Hal tidak menarik Diantara hal-hal yang menarik yang ada di Keraton Yogyakarta, juga ada hal yang tidak menarik, antara lain: 1. di dalam keraton banyak sampah berserakan; 2. jika ke daerah keraton, kita dilarang membawa foto dan memotret bendabenda yang ada di dalam keraton; 3. banyak pedagang yang mengganggu pemandangan karena mereka berjualan secara sembarangan; 4. banyak orang yang meminta-minta dan dengan adanya orang tersebut, jadi kita sangat kasihan akan tetapi kita juga merasa terganggu. 6. Candi Prambanan Hal menarik Hal yang menarik di Prambanan, kita bisa berkeliling disekitar candi Prambanan yang sangat luas. Obyek yang menarik di candi Prambanan adalah legenda candi Prambanan yang sudah terkenal dimasyarakat luas. Di Prambanan juga kita temui taman yang indah dan terdapat pasar-pasar yang menjual souvenir. Selain itu kita bisa berfoto-foto di dekat candi yang ada di candi Prambanan Yogyakarta. Hal tidak menarik Hal yang tidak disenangi di candi Prambanan yaitu saya sangat kecewa ketika melihat candi Prambanan yang porak poranda karena terkena gempa di Yogya dan Bantul yang sangat besar, selain itu hal-hal yang menyebalkan ii

yaitu kita tidak boleh masuk kedalam candi Prambanan untuk melihat patung Roro Jonggrang yang terkenal legendanya

ii

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dengan adanya kegiatan perjalanan wisata ini, kita dapat meningkatkan kreatifitas dalam berwisata, menambah wawasan, mengetahui sosial yang tepatnya pada ilmu sejarah. menjadikan para siswa lebih semangat dalam belajar, bisa menghargai karya bangsanya, dan siswa dapat

B. Saran-Saran Kegiatan studi wisata janganlah dihentikan, karena kegiatan semacam ini menjadikan para siswa bisa mengenal tempat-tempat bersejarah lebih jelas dan siswa dapat mengetahui di mana tempat sejarah tersebut berada. Perbanyaklah tempat yang akan dikunjungi. Jangan hanya tempat-tempat itu saja karena masih banyak tempattempat sejarah yang lain.

ii

DAFTAR PUSTAKA

Brongtodiningrat, K.P.H. 1978. Arti Kraton Yogyakarta. Yogyakarta: Museum Kraton Yogyakarta Unit Taman Wisata Candi Prambanan. Kompleks Percandian Prambanan (Loro Jonggrang) dan Candi-candi Sekitarnya. Yogyakarta: PT. Taman Wisata Candi. Bachtiar Bayu W, Imam. 2008. Catatan Karya Tulis Study Wisata, Banyuwangi. Prasetyo, Yogik. 2008. Catatan Karya Tulis Study Wisata, Banyuwangi Setyadi, Mega Irine Tea Putri 2008. Catatan Karya Tulis Study Wisata, Banyuwangi Indrawan, Yoga. 2008. Catatan Karya Tulis Study Wisata, Banyuwangi Purwanto Hadi, Rudi. 2008. Catatan Karya Tulis Study Wisata, Banyuwangi

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .... i DAFTAR ISI .... ii

BAB I : PENDAHULUAN A. B. C. Latar belakang Pelaksanaan kegiatan Studi Wisata .. 1 Tujuan Kegiatan Studi Wisata ... 1 Manfaat Kegiatan Studi Wisata .... 2

BAB II : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. B. Pelaksanaan Kegiatan Studi Wisata ......................... 3 Obyek Wisata Yang Dikunjungi . ............................ 3 1. Candi Borobudur ............................. 3 2. Monjali .......................... 4 3. Taman Pintar... ......................... 4 4. Malioboro ............................ 5 5. Kraton Jogja ............................ 5 6. Candi Prambanan... ......................... 11 C. Hal-Hal menarik Yang Dikunjungi ........................... 12 1. Candi Borobudur ............................. 12 2. Monjali .......................... 12 3. Taman Pintar... ......................... 13 4. Malioboro ............................ 13 5. Kraton Jogja ............................ 14 6. Candi Prambanan... ......................... 14

BAB III : PENUTUP


A. B. Kesimpulan ....... ...................... 16 Saran-Saran . .............................. 16

DAFTAR PUSTAKA

ii

ii

ii

Anda mungkin juga menyukai