Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1 2 3 4 1.2 Mahasiswa mengetahui pengertian dan fungsi dari wattmeter.

Mahasiswa mengetahui prinsip dari instrumen yang dibuat dan dapat menggunakan dalam kebutuhan elektronika Mahasiswa dapat menganalisa kebutuhan daya pada beban tertentu Serta dapat mengaplikasikan dengan benar. Mahasiswa memahami aplikasi wattmeter dalam kehidupan sehari hari.

Latar Belakang Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil untuk membandingkan dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan. Dalam pengukuran dibutuhkan instrumen untuk membantu keterampilan manusia dalam menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui. Dengan demikian sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menentukan besaran dari suatu kuantitas dan variabel. Telah disadari bahwa besaran listrik seperti arus, tegangan daya, dan yang lainnya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk memungkinkan pengukuran, maka besaran listrik ini ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis ke dalam besaran yang memungkinkan untuk diamati oleh panca indra kita. Dengan demikian kegiatan yang dilakukan untuk merubah besaran listrik ke dalam suatu phenomena fisis yang dapat diamati oleh panca indra kita dikenal sebagai pengukuran besaran listrik. Listrik merupakan kebutuhan hidup yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita. Listrik mempunyai ukuran sehingga dapat diketahui keberadaannya juga besar nilainya. Daya merupakan besar kekuatan listrik Adapun ukuran dari daya menurut satuan internasional adalah watt. Watt disini biasa digunakan untuk mengukur daya yang digunakan atau yang terpakai dari suatu beban listrik. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur daya adalah Watt meter.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Wattmeter adalah instrumen untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun. Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya adapun satuan yang digunakan untuk mengukur daya adalah watt, alat ukur wattmeter ini sering sekali digunakan di laboratorium akan tetapi lebih banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Dan wattmeter sendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu wattmeter satu fase dan wattmeter tiga fase. Sedangkan kegunaan dari wattmeter adalah mengukur beban dengan rumus P = V x I x Cos Q

Persamaan ini memungkinkan diperolehnya P, V, I dan cos Q bila tiga besaran lainnya diketahui. Wattmeter analog tradisional adalah sebuah instrumen elektrodinamik. Alat ini berisi sepasang koil-koil permanen, dikenal sebagai koli arus, dan koil yang dapat bergerak yang dikenal sebagai koil potensional. Koil arus terkoneksi secara seri dengan rangkaian, sedangkan koil potensional terhubung secara paralel. Juga, pada wattmeter analog, koil potensional memiliki jarum yang bergerak pada skala untuk mengindikasikan pengukuran. Arus mengalir melalui koil arus menghasilkan medan elektromagnetik disekitar koil. Tenaga medan ini proporsi dengan jalur arus dan fasa-nya. Koil potensional memiliki, aturan umum, resistor dengan nilai tinggi terhubung seri dengan koil tersebut untuk memperkecil arus yang mengalir melaluinya. Hasil dari pengaturan ini ialah pada rangkaian DC, pembelokan jarum bisa proporsional untuk arus dan tegangan, dengan demikian sesuai dengan persamaan W=V x A atau P=V x I. Pada rangkaian AC pembelokan-nya proporsional dengan produk rata-rata tegangan dan arus saat itu juga, dengan demikian mengukur true power, dan kemungkinan (tergantung karakteristik beban) memperlihatkan pembacaan yang berbeda yang diperoleh dengan mengalikan hasil pembacaan yang ditunjukkan oleh voltmeter dan ammeter tunggal pada rangkaian yang sama.

Dua rangkaian dari sebuah wattmeter dapat rusak oleh arus yang berlebihan. Ammeter dan voltmeter rentan terhadap panas yang berlebihan - dalam kasus overload, jarum penunjuknya dapat bergerak keluar dari skala - tetapi pada wattmeter, salah satu atau kedua rangkaian arus dan potensial dapat menjadi panas secara berlebihan tanpa jarum penunjuknya bergerak hingga akhir dari skala. Hal ini dikarenakan posisi jarum tergantung pada power factor, tegangan dan arus. Dengan demikian, rangkaian dengan power factor rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pada wattmeter, bahkan saat kedua rangkaiannya di bebani hingga batas maksimum aman-nya. Oleh karena itu, sebuah wattmeter dinilai bukan hanya dalam watt, tetapi juga dalam volt dan ampere. Wattmeter elektronik digunakan untuk pengukuran power kecil dan langsung, atau untuk pengukuran power pada frekuensi yang berada pada rentang instrumen tipe elektrodinamometer. Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatthours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat. Frekuensi Radio, Instrumen dengan koil yang bergerak dapat dikalibrasi untuk arus DC atau arus power frekuensi hingga beberapa ratus Hz. Pada frekuensi radio metode yang sama adalah rangkaian penyearah ditata untuk me-respon arus pada jalur transmisi; sistem ini dikalibrasi untuk rangkaian impedansi yang dikenali. Gambar Wattmeter :

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Gambar Rangkaian

3.2

Alat dan Bahan 1 2 3 4 5 6 Voltmeter Wattmeter 1 fase dan 3 fase Amperemeter MVB 1 fase dan 3 fase Lampu Dop atau TL Motor 3 fase

3.3

Prosedur Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Rangkailah wattmeter 1 fase dengan beban lampu dop atau TL yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam gambar. Hubungkan beban lampu dop atau TL secara seri dan hitung serta ukurlah daya terpakai di wattmeter dengan mengetahui cos Q tertera Hubungkan beban lampu dop atau TL secara paralel dan hitung serta ukurlah daya terpakai di wattmeter dengan mengetahui cos Q tertera Rangkailah wattmeter 3 fase dengan beban motor 3 fase seperti ditunjukkan dalam gambar Hitung daya terpakai pada beban motor listrik tiga fase Nilai yang ditunjukkan akan mendekati perhitungan tapi tidak bisa diharapkan sama persis Gambar semua rangkaian percobaan yang anda lakukan. buat kesimpulan dari percobaan tersebut

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Data Percobaan a


La m pu 25 W 75 W 10 0 W Tegangan (V) Arus (A)

Data Rangkaian Seri

Hambatan () 170,6 53,9

P (W)

Cos

179,4 22,4

0,08 0,08

17 2

1 1

13,15

0,08

50

Data Rangkaian Paralel


Kondisi 25 W Nyala Mati Mati Nyala 75 W Nyala Nyala Mati Nyala 100 W Mati Nyala Nyala Nyala 25W 205,9 0,021 0,021 205,9 Tegangan (V) 75W 205,9 205,9 0,021 205,9 100W 0,021 0,021 0,021 205,9

Arus (A) 25W 0,1 0 0 0,1 75W 0,30 0,30 0 0,7973 100W 0 0,31 0 0,31 25W 170,6 170,6 170,6 170,6

Hambatan () 75 53,9 53,9 53,9 53,9 100W 50 50 50 50

P (W) 87 132 67 152

Cos 1 1 1 1

4.2

Analisa Perhitungan ; Perhitungan daya pada rangkaian seri ; ; ; ; Perhitungan power factor pada rangkaian seri ;

Perhitungan daya pada rangkaian paralel ; ; ; ;

Perhitungan power factor pada rangkaian seri ;

4.3

Analisa Pembahasan Pada praktikum terakhir pengukuran listrik ini melakukan percobaan menghitung daya pada bola lampu. Alat ukur yang digunakan untuk menghitung daya kali ini adalah Wattmeter. Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam satuan watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual book atau tabel yang tertera pada wattmeter. Demikian juga dalam hal pembacaannya harus mengacu pada manual book yang ada. Pengukuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan wattmeter, ada beberapa jenis wattmeter, antara lain wattmeter elektrodinamik, wattmeter induksi, wattmeter elektrostatik dan sebagainya. Yang paling banyak digunakan adalah wattmeter elektro dinamik , karena sesuai dengan karakteristiknya. Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ammeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secara seri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan maka disebut pressure coil atau voltage coil dari wattmeter. Error pada wattmeter terdiri dari error pada akibat hubungan berbeda. Error akibat induktansi kumparan tegangan. Error akibat kapasistansi pada rangkaian kumparan tegangan. Error karena medan liar. Error karena arus Eddy Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter dan voltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau searah. Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksi mempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi. Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy. Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan

kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai berikut Daya (P) sama dengan tegangan (V) dikali arus (I). Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase. Pada sistem satu phase dirumuskan daya (P) sama dengan tegangan (V) dikali arus (I) dikalikan faktor daya (cos ). Pada sistem tiga phase dirumuskan 3 kali dari satu phase. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, kumparan arus harus persis membawa arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban. Pada praktikum yang telah dilakukan, kita telah melakukan pengukuran suatu daya dengan menggunakan watt meter. Dalam rangkaian seri maupun paralel, watt meter ini mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang ditandai dengan + . Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan kejala-jala masuk dan terminal tegangan kesisi jala-jala yang mana kumparan arus dihubungkan, alat ukur selalu akan membaca naik bila daya dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu alasan (seperti dalam metode dalam dua watt meter untuk mengukur daya tiga fase). Jarum membaca mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) arus dipertukarkan. Pada rangkaian seri, kami menggunakan tiga lampu yaitu masing-masing besarnya adalah 25, 75, dan 100 Watt. Kita rangkai lampu wattmeter dan peralatan lainnya sedemikian rupa sehingga didapat saat lampu dengan daya 25 Watt maka tegangannya sebesar 179,4 V, arusnya sebesar 0,08 A, dan hambatannya adalah 170,6 . Sedangkan pada saat lampu dengan daya 75 Watt maka tegangannya 22,4 V, arusnya 0,08 A, dan hambatannya 53,9 . Dan yang terakhir ketika lampu dengan daya 100 Watt didapat tegangannya sebesar 13,15 V, arusnya sebesar 0,08 A, serta hambatannya sebesar 50 . Dari data diatas dapat diketahui bahwa dengan kenaikan daya lampu mulai dari 25 W - 100 W maka besarnya arus tetap, tegangannya menurun dan hambatan juga turun, sebab rangkaiannya disusun secari seri sehingga arusnya tidak terbagi akan tetapi tegangan pada tiap lampu akan terbagi, beda halnya dengan

dirangkai secara paralel. Hasil ini akan sesuai dengan pernyataan bahwa daya berbanding lurus dengan besarnya arus dan juga tegangan. Pada rangkaian paralel, kami menganalogikan bahwa saat kondisi pertama lampu dengan daya 25 W dan 75 watt menyala dan lampu 100 watt mati didapat hasil tegangan dan arus pada lampu 25 watt yaitu 205,9 volt dan arus 0,1 A. Pada lampu 75 watt sebesar 0,30A. Pada lampu 100 watt sebesar 0,021Volt dan 0 A. Selanjutnya pada keadaan lampu mati, nyala, nyala. Pada keadaan lampu menyala besar tegangan pada lampu tersebut 205,9 Volt dan arus 0,31 sedangan nilai tegangan dan arus saat lampu mati yaitu 0,021 volt dan 0A. Saat keadaan lampu mati, mati, nyala. Nilai tegangan sama yaitu 0,021 volt sedangkan arus 0 A. Saat keadaan lampu menyala semua tegangan pada semua lampu yaitu 205,9 volt dan arus 0,1 A, 0,7973A dan 0,31 A. Sedangkan nilai hambatan pada semua keadaan yaitu sama pada lampu 25 watt sebesar 170,6 , lampu 75 watt sebesar 53,9 dan lampu 100 watt yaitu 50 . Dari data-data diatas dapat diketahui bahwa pada rangkaian seri berapapun beban daya yang dipakai arusnya tetap sama, namun tegangannya menurun seiring dengan menurunnya hambatan, begitu pula dayanya. Dari data dapat kita lihat bahwa daya pada rangkaian seri sebanding dengan tegangan. Tegangan sumber merupakan jumlah dari tegangan pada masing-masing lampu. Tapi saat rangkaian paralel, daya akan bertambah nilainya jika beban bertambah, tegangan tetap dan arus yang merupakan jumlah arus pada masing-masing lampu juga akan naik. Dari percobaan rangkaian paralel diketahui bahwa ketika lampu mati tegangan pada lampu bernilai 0,021volt untuk tiap tiap daya 25 W, 75 W, dan 100 W dan pada saat lampu menyala tegangan pada lampu 205,9 volt. Nilai arus pada lampu mati senilai 0 A. Pada setiap lampu mempunyai nilai hambatan yang berbeda-beda tetapi memiliki nilai hambatan yang tetap meskipun lampu dalam keadaan nyala maupun mati. Dari hasil perhitungan, untuk rangkaian seri diperoleh daya pada lampu 25 W sebesar , daya pada lampu 75 W sebesar dan daya pada lampu 100 W sebesar . Selain itu juga diperoleh nilai power factor (cos ) untuk lampu dengan daya 25 W, 75 W, dan 100 W sebesar 1. Dari data perhitungan dan juga data praktikum rangkaian seri dapat kita bandingkan besar dari power factor secara teori dan juga secara praktikum adalah sama yaitu 1. Sedangkan untuk dayanya hanya selisih sekitar 0,208W-2,648 W. Dari hasil perhitungan, untuk rangkaian paralel diperoleh daya untuk kondisi 1 sebesar , untuk kondisi 2 diperoleh daya sebesar , untuk kondisi 3 diperoleh daya sebesar dan untuk kondisi 4 diperoleh daya sebesar . Sedangkan pada kondisi 1 sampai

pada kondisi 4 diperoleh power factor sebesar 1 pada perhitungan maupun pada data praktikum. Dari data perhitungan dan juga data praktikum rangkaian paralel dapat kita bandingkan besar dari power factor secara teori dan juga secara praktikum adalah sama yaitu 1. Sedangkan untuk dayanya memiliki selisih sekitar 5 W-96,583 W.

BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: 1 2 3 4 5 Pada rangkaian seri, besar arusnya tetap dan besar dayanya berbanding lurus dengan tegangan. Pada rangkaian paralel, daya akan bertambah jika beban ditambah, maka tegangan akan tetap dan arus rangkaian adalah jumlah arus pada masing-masing lampu Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam satuan watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Wattmeter ada beberapa jenis antara lain wattmeter elektrodinamik, wattmeter induksi, dan wattmeter elektrostatik. Kesalahan pengukuran (error) pada wattmeter disebabkan oleh adanya asums i bahwa cos sama dengan 1. Selain itu kesalahan pembacaan yang terdapat pada CT dan PT. 6 Pada rangkaian paralel, saat lampu menyala memiliki tegangan yang sama besar yaitu 205,9 V dan tegangan saat lampu mati adalah 0,021 V.

Anda mungkin juga menyukai