Anda di halaman 1dari 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. KAI Daop VII Madiun 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

4.1.2

Falsafah, Visi dan Misi PT. KAI Daop VII Madiun

4.2

Analisis Data

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai data demografi responden (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan frekuensi menggunakan jasa kereta api), sedangkan deskriptif variabel penelitian berguna untuk mendukung hasil analisis data yang menyajikan distribusi hasil jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Responden penelitian adalah penumpang PT. KAI Daop VII Madiun. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 277 orang.

Berikut ini disajikan statistik demografi responden yang merupakan penumpang PT. KAI Daop VII Madiun. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Demografi Responden Kriteria Umur < 26 tahun 26 30 tahun 31 35 tahun 36 40 tahun > 40 tahun Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Pendidikan Tidak Tamat SD SD SLTP SMU D3 S1 Pascasarjana Frekuensi menggunakan jasa 2 kali kereta api 3 kali > 3 kali
Sumber: Data diolah

Frekwensi 37 63 86 64 27 139 138 17 33 51 94 23 39 20 80 81 128

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden penelitian ini terdiri dari 139 orang laki-laki dan 138 orang perempuan. Dari sisi usia dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia antara 31 tahun sampai dengan 35 tahun yaitu sebanyak 86 orang. Dari sisi pendidikan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan SMU yaitu sebanyak 94 orang. dan, dari banyaknya menggunakan jasa kereta api sebagian besar responden telah menggunakannya lebih dari tiga kali yaitu sebanyak 128 orang.

4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian Untuk mempermudah menganalisis data secara kualitatif dan untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian, maka akan dipaparkan mengenai jawaban responden terhadap sejumlah pertanyaan yang telah diajukan.

Adapun hasil distribusi responden atas jawaban dari masing-masing indikator variabel penelitian (kuisioner) adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Tanggung jawab sosial perusahaan Frekuensi Jawaban Responden Item Total 4 % 3 % % 1 % 2 X1.1 117 42,2 106 38,3 41 13 277 14,8 4,7 X1.2 102 36,8 132 47,7 30 13 277 10,8 4,7 X1.3 115 41,5 122 44,0 30 10 277 10,8 3,6 X1.4 114 41,2 118 42,6 34 11 277 12,3 4,0
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan berkaitan dengan variabel tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur dengan empat indikator dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju. Hal ini berarti bahwa sebagian besar penumpang menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan PT. KAI Daop VII Madiun sudah baik yang ditunjukkan melalui indikator kegiatan PT. KAI Daop VII Madiun telah sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, program tanggung jawab sosial perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun telah memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ekonomi masyarakat, setelah PT. KAI Daop VII Madiun melaksanakan program Bina Kesehatan Lingkungan lingkungan menjadi lebih sehat, dan PT. KAI Daop VII Madiun pernah melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di lingkungan tempat tinggal penumpang. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Customer intimacy Frekuensi Jawaban Responden Item Total 4 % 3 % % 1 % 2 X2.1 28 26 277 10,1 108 39,0 115 41,5 9,4 X2.2 56 81 8 277 20,2 132 47,7 29,2 2,9 X2.3 27 81 23 277 9,7 29,2 146 52,7 8,3 X2.4 34 67 9 277 12,3 167 60,3 24,2 3,2 X2.5 28 97 14 277 10,1 138 49,8 35,0 5,1 X2.6 93 29 6 277 33,6 149 53,8 10,5 2,2 X2.7 126 45,5 130 46,9 17 4 277 6,1 1,4 X2.8 94 40 5 277 33,9 138 49,8 14,4 1,8 X2.9 93 33 6 277 33,6 145 52,3 11,9 2,2 X2.10 67 62 7 277 24,2 141 50,9 22,4 2,5 X2.11 50 76 7 277 18,1 144 52,0 27,4 2,5

X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 X2.27 X2.28 X2.29 X2.30 X2.31

84 69 112 65 78 104 68 69 91 83 65 75 88 83 103 67 52 65 70 84

30,3 24,9 40,4 23,5 28,2 37,5 24,5 24,9 32,9 30,0 23,5 27,1 31,8 30,0 37,2 24,2 18,8 23,5 25,3 30,3

121 162 122 146 151 134 185 170 159 166 168 159 139 138 124 158 179 172 156 146

43,7 58,5 44,0 52,7 54,5 48,4 66,8 61,4 57,4 59,9 60,6 57,4 50,2 49,8 44,8 57,0 64,6 62,1 56,3 52,7

64 40 39 62 41 36 22 35 25 27 41 42 49 51 44 46 43 36 44 41

23,1 14,4 14,1 22,4 14,8 13,0 7,9 12,6 9,0 9,7 14,8 15,2 17,7 18,4 15,9 16,6 15,5 13,0 15,9 14,8

8 6 4 4 7 3 2 3 2 1 3 1 1 5 6 6 3 4 7 6

2,9 2,2 1,4 1,4 2,5 1,1 0,7 1,1 0,7 0,4 1,1 0,4 0,4 1,8 2,2 2,2 1,1 1,4 2,5 2,2

277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277 277

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan berkaitan dengan variabel customer intimacy yang diukur dengan 31 indikator dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju. Hal ini berarti bahwa sebagian besar penumpang menyatakan customer intimacy yang dilaksanakan PT. KAI Daop VII Madiun sudah baik yang ditunjukkan melalui indikator petugas loket di Stasiun Besar Madiun sangat cepat dalam melayani pembelian tiket, petugas loket di Stasiun Besar Madiun memiliki kemampuan yang baik dalam memproses transaksi pembelian tiket, PT. KAI Daop VII Madiun adalah sebuah perusahaan yang memiliki performance yang baik, tarif tiket yang dikenakan oleh PT. KAI Daop VII Madiun untuk kereta api kelas ekonomi sudah cukup terjangkau dengan daya beli masyarakat, petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun bersedia memberikan informasi hari dan jam keberangkatan kereta api, petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun bersedia memberikan informasi yang tertera di tiket kepada penumpang, petugas yang ada di Stasiun Besar Madiun ramah dalam melayani pelanggannya, petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun sangat cepat dalam menangani keluhan yang dialami oleh pelanggan, penumpang

cukup merasa aman berada di Stasiun Besar Madiun dengan ditugaskannya para Pasukan Keamanan Dalam (PKD) di sekitar Stasiun Besar Madiun, penumpang merasa nyaman dengan diterapkannya aturan bahwa nama yang tertera dalam tiket harus sesuai dengan identitas penumpang, penumpang pernah memanfaatkan fasilitas online www.kereta-api.co.id, penumpang pernah memanfaatkan fasiltas contact center PT. KAI 121, penumpang pernah melakukan pemesanan tiket melalui online atau lazim disebut internet reservation, setiap peraturan yang diberlakukan dalam setiap transaksi, memberikan kemudahan bagi penumpang, petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun selalu bersedia memberikan masukan kepada penumpang ketika penumpang membutuhkan pendapat kereta api apakah yang sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, penumpang yakin akan keselamatan perjalanan kereta api yang akan dinaiki, penumpang jarang mengalami kecelakaan kereta api akibat kelalaian petugas, penumpang jarang mengalami keterlambatan pemberangkatan kereta api dari Stasiun Besar Madiun, penumpang cukup nyaman dengan ditetapkannya aturan larangan merokok di kereta api, bordes dan kereta makan, janji PT. KAI Daop VII Madiun yang berjanji bahwa semua penumpang kereta api jarak jauh dan menengah akan mendapatkan tempat duduk ditepati, penumpang setuju apabila PT. KAI Daop VII Madiun tidak menjual tiket untuk penumpang berdiri atau tanpa tempat duduk, akses keluhan yang disediakan oleh PT. KAI di Stasiun Besar Madiun sangat membantu penumpang dalam menyampaikan keluhan, petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun bersedia meminta maaf apabila dalam melayani pelanggan terjadi suatu kesalahan yang tidak diharapkan, petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun bersedia memperbaiki apabila dalam melayani pelanggan terjadi suatu kesalahan yang tidak diharapkan, petugas bersedia menghubungi penumpang kembali apabila keluhan atau masalah penumpang sudah terselesaikan, petugas bersedia memberikan solusi yang tepat kepada penumpang apabila penumpang mendapat kesulitan, kondisi antrian pembelian tiket kereta api di Stasiun Besar Madiun dinilai teratur, penampilan kerapian petugas di Stasiun Besar Madiun dinilai rapi, peralatan yang digunakan oleh Stasiun Besar Madiun dalam melayani pelanggan

dinilai modern, penataan ruang tunggu atau peron di Stasiun Besar Madiun dinilai menarik, dan kebersihan dari Stasiun Besar Madiun dinilai bersih. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Citra Perusahaan Frekuensi Jawaban Responden Item Total 4 % 3 % % 1 % 2 Y1 98 39 7 277 35,4 133 48,0 14,1 2,5 Y2 111 40,1 137 49,5 25 4 277 9,0 1,4 Y3 82 29 5 277 29,6 161 58,1 10,5 1,8 Y4 89 43 12 277 32,1 133 48,0 15,5 4,3 Y5 39 92 18 277 14,1 128 46,2 33,2 6,5 Y6 64 78 19 277 23,1 116 41,9 28,2 6,9
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan berkaitan dengan variabel citra perusahaan yang diukur dengan tujuh indikator dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju. Hal ini berarti bahwa sebagian besar penumpang PT. KAI Daop VII Madiun menyatakan memiliki citra perusahaan yang baik yang ditunjukkan melalui indikator penumpang jarang mengalami kekecewaan dengan pelayanan petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun, penumpang selalu memprioritaskan memilih kereta api sebagai sarana transportasi yang akan mengantarkan anda ke tempat tujuan, penumpang senang jika dapat naik kereta api menuju tempat tujuan, pelayanan yang penumpang terima dari petugas di Stasiun Besar Madiun sudah sesuai dengan janji PT. KAI untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, penumpang ingin menggunakan kereta api lagi pada lain waktu, dan penumpang menerima pelayanan yang baik dari petugas PT. KAI di Stasiun Besar Madiun.

4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Dalam pengujian validitas digunakan rumus korelasi product moment, dimana setiap pertanyaan dikorelasi dengan skor total, kemudian dibandingkan dengan angka kritis pada taraf signifikansi 5% dalam hal ini pada df (degree of freedom) N-2 yaitu 277-2 = 275 diperoleh angka kritis (r tabel) sebesar 0,113.

Apabila r hitung lebih besar dari angka kritis sebesar 0,113 maka pertanyaan dalam kuesioner adalah layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data. Pengujian dengan korelasi Pearson Validity dengan teknik product moment diperoleh hasil yang dapat dinyatakan sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Indikator X1.1 Tanggung jawab X1.2 sosial perusahaan X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 Customer intimacy X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 X2.27 X2.28 X2.29 X2.30 X2.31 Y1 Citra perusahaan Y2 Y3 r hitung 0,778 0,862 0,891 0,823 0,230 0,385 0,269 0,532 0,379 0,547 0,611 0,619 0,604 0,595 0,532 0,395 0,661 0,696 0,518 0,585 0,631 0,502 0,448 0,481 0,521 0,323 0,122 0,229 0,197 0,192 0,119 0,165 0,187 0,194 0,132 0,656 0,689 0,703 r tabel 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 0,113 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Y4 Y3 Y4
Sumber: Lampiran 3

0,706 0,611 0,557

0,113 0,113 0,113

Valid Valid Valid

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa masing-masing indikator yang digunakan baik dalam variabel independen (tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy) maupun variabel dependen (citra perusahaan) mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel. Hal ini berarti indikatorindikator yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data. b. Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tanggung jawab sosial perusahaan Customer intimacy Citra perusahaan
Sumber: Lampiran 4

0,857 0,830 0,723

Keterangan Reliabel > 0,6

Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel baik variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, karena dari hasil pengujian diperoleh koefisien Cronbach Alpha () lebih besar dari 0,60. Sesuai yang disyaratkan oleh Ghozali (2005: 45) bahwa suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik Untuk mendapatkan model empiris yang tepat maka koefisien regresi harus memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE). Untuk memperoleh hasil koefisien yang BLUE harus memenuhi asumsi klasik yaitu tidak ada multikolinearitas dan tidak heteroskedastisitas. 1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti terjadi interkorelasi antar variabel bebas yang menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang signifikan. Apabila koefisien korelasi variabel yang bersangkutan nilainya terletak di luar batas-batas penerimaan (critical value) maka koefisien korelasi bermakna dan terjadi multikolinearitas. Apabila koefisien korelasi terletak di dalam batas-batas penerimaan maka koefisien korelasinya tidak bermakna dan tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.7 Collinearity Statistic Variabel Tanggung jawab sosial perusahaan Customer intimacy
Sumber: Lampiran 6

VIF 1,296 1,296

Keterangan VIF < 5 Tidak ada multikolinearitas

Berdasarkan hasil analisis Collinearity Statistic diketahui bahwa dalam model tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 6 dimana nilai VIF dari masing-masing variabel kurang dari 5. 2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji asumsi bahwa data haruslah bersifat bebas dalam pengertian bahwa data pada periode sebelumnya ataupun pada periode sesudahnya. Menurut Gujarati (1999) pengujian autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah terjadi korelasi diantara anggota serangkaian data penelitian yang diruntut waktu (time series) atau menurut ruang (cross section). Pada data yang diruntut waktu, memang kemungkinan kecenderungan untuk terjadinya gejala ini sangat besar. Sedangkan pada data cross section memang ada kemungkinan data disuatu tempat mempengaruhi atau dipengaruhi di tempat lainnya. Apabila terjadi gejala autokorelasi merupakan suatu masalah yang cukup pelik, karena uji F dan uji t sudah tidak efektif lagi. Dan bilamana uji tetap dilaksanakan, maka kesimpulan yang didapat akan bersifat meragukan. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan pengujian uji statistik Durbin Watson, dimana besarnya dilambangkan dengan d atau DW. Dapat dilihat pada lampiran 6 bahwa pada penelitian ini didapat nilai DW sebesar 1,818 yang berarti terletak diantara

dU < d < 4 dU (1,789 < 1,818 < 2,211). Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya gejala gangguan atau tidak adalah dengan melakukan matriks korelasi antara residual (error) dengan setiap bebas. Apabila nilai P 0,05, berarti menunjukkan tidak terjadi gangguan dan begitu pula sebaliknya. Tabel. 4.8 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Variabel rhitung Sig. Keterangan Tanggung jawab sosial perusahaan -0,096 0,110 Non Heteroskedastisitas Customer intimacy -0,004 0,949
Sumber: Lampiran 7

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa t statistik menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dimana variabel dependen yaitu ei atau error absolut, hal ini dapat dibuktikan dengan diperolehnya nilai signifikansi untuk masing-masing variabel yang lebih besar dari 0,05 (P > 0,05) . Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas.

4.2.5 Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian regresi linear berganda pada bagian ini berguna untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen (tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy) terhadap variabel dependen (citra perusahaan). Dari pengujian diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Variabel Koef. Regresi thitung ttabel Konstanta 9,017 4,845 1,960 X1 0,337 4,518 1,960 X2 0,057 2,896 1,960 Sig. 0,000 0,000 0,004

Sumber: Lampiran 6

Dari hasil tersebut selanjutnya dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 9,017 + 0,337 X1 + 0,057 X2 + e Analisis atas hasil analisis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. b1 = 0,337, artinya apabila variabel customer intimacy (X2), sama dengan nol, maka peningkatan variabel tanggung jawab sosial perusahaan (X1) akan meningkatkan citra perusahaan. 2. b2 = 0,057, artinya apabila variabel tanggung jawab sosial perusahaan (X1), sama dengan nol, maka peningkatan variabel customer intimacy (X2) akan meningkatkan citra perusahaan.

4.2.6 Pengujian Hipotesis 1. Uji F Pengujian regresi secara serentak atau secara bersama-sama dengan menggunakan uji F ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang ada (tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy) secara serentak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (citra perusahaan). Hal ini berarti bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy secara simultan atau serempak berpengaruh nyata terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F sebesar 26,760 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai Fhitung tersebut labih besar daripada nilai Ftabel sebesar 2,996 hal ini berarti secara bersama-sama variabel tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan. Sehingga, hipotesis yang menyatakan variabel-variabel tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy berpengaruh secara bersama-sama terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun terbukti kebenarannya (Ha diterima). 2. Analisis Kofisien Determinasi Berganda

Koefisien determinasi berganda dapat digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi sumbangan variasi perubahan tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy secara simultan terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun. Berdasarkan hasil analisis yang bisa dilihat pada Lampiran 6 diperoleh hasil koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,163, hal ini berarti 16,3% perubahan citra perusahaan pada PT. KAI Daop VII Madiun dipengaruhi oleh perubahan tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy sedangkan sisanya sebesar 83,7% disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam persamaan regresi yang dibuat. 3. Uji t Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakan variabel bebas yang ada secara parsial mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian dapat dinyatakan bahwa variabel tanggung jawab sosial perusahaan mempunyai tingkat signifikansi 0,000 dan customer intimacy mempunyai tingkat signifikansi 0,004. Hal ini berarti tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy mempunyai pengaruh yang nyata terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun karena memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 (5 %). Sehingga, hipotesis yang menyatakan variabelvariabel tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy berpengaruh secara parsial terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun terbukti kebenarannya (Ha2 diterima). Untuk lebih jelasnya, pengaruh masing-masing variabel bebas (tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy) terhadap variabel terikat (Y) dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tanggung jawab sosial perusahaan (X1) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8, diperoleh thitung sebesar 4,518. Sedangkan ttabel untuk n = 277 dengan tingkat kepercayaan 95 % atau tingkat kesalahan sebesar 5 % adalah sebesar 1,960. Karena nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, maka H0 ditolak, berarti secara parsial variabel tanggung jawab sosial perusahaan (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun (Y).

b. Customer intimacy (X2) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8, diperoleh thitung sebesar 2,896. Sedangkan ttabel untuk n = 277 dengan tingkat kepercayaan 95 % atau tingkat kesalahan sebesar 5 % adalah sebesar 1,960. Karena nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, maka H0 ditolak, berarti secara parsial variabel customer intimacy (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun (Y).

4.3

Pembahasan Setelah dilakukan pengujian statistik baik secara parsial (individu) dengan

menggunakan uji t maupun secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah: 4.3.1 Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Citra perusahaan Hasil uji regresi menunjukkan variabel tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan dengan koefisien 0,337. Hal ini berarti faktor tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur melalui kode etis, kesejahteraan ekonomi, dan kontribusi merupakan suatu faktor yang menentukan citra perusahaan PT. KAI Daop VII Madiun.

4.3.2

Pengaruh Customer Intimacy terhadap Citra perusahaan Hasil uji regresi menunjukkan variabel customer intimacy berpengaruh

positif dan signifikan terhadap citra perusahaan dengan koefisien 0,057. Hal ini berarti faktor customer intimacy yang diukur melalui professionalism & skills, reputation & credibility, attitudes & behavior, accessibility & flexibility, reliability & trustworthiness, service recovery, dan servicecape merupakan suatu faktor yang menentukan citra perusahaan pada PT. KAI Daop VII Madiun.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah diungkapkan pada pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Dari hasil uji F, diperoleh hasil yang dapat dinyatakan bahwa variabel tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan pada PT. KAI Daop VII Madiun. 2. Dari hasil uji t, diperoleh hasil yang dapat dinyatakan bahwa variabel tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy secara parsial berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan pada PT. KAI Daop VII Madiun. Adapun besarnya pengaruh dari masing-masing variabel

independen dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi yaitu untuk variabel tanggung jawab sosial perusahaan sebesar 0,337 dan variabel customer intimacy sebesar 0,057.

5.2 Saran Dari hasil penelitian ini kiranya peneliti dapat memberikan saran, diantaranya: 1. Hasil penelitian membuktikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap citra perusahaan, oleh karena itu hendaknya perusahaan dalam hal ini PT. KAI Daop VII Madiun selalu memperhatikan kebijakannya khususnya yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan dan customer intimacy tersebut. 2. Hasil penelitian ini hanya mampu menjelaskan citra perusahaan sebesar 16,3%, sehingga masih ada faktor lain di luar model yang diteliti yang mampu menjelaskan citra perusahaan. Oleh karena itu disarankan bagi penelitian

lanjutan untuk menambahkan variabel lain seperti bauran pemasaran, service quality, dan lain-lain. Sehingga dapat memperoleh hasil temuan yang lebih baik dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai