Anda di halaman 1dari 4

BAB I METODE PERENCANAAN

1.1. Pendahuluan Bab ini membahas topik metode perencanaan konstruksi baja. Topik bahasan ini menggambarkan tentang beberapa metode atau peraturan-peraturan dalam perencanaan konstruksi baja. Metode perencanaan dibutuhkan dalam perencanaan sebagai dasar/landasan dalam perhitungan konstruksi baja. Topik bahasan ini bertujuan agar mahasiswa dapat menyebutkan metode/peraturan dalam perencanaan konstruksi baja. 1.2. Penyajian Dalam perencanaan konstruksi baja dikenal beberapa metode/peraturan perencanaan. Masing-masing metode tersebut mempunyai kekurangan dan keuntungan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang metode/peraturan perencanaan ini harus dipahami sebelum melakukan perencanaan konstruksi baja. 1.2.1. Kriteria Perencanaan Perencanaan merupakan proses utnuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Kriteria umum untuk menilai penyelesaian yang optimum tersebut adalah : Biaya minimum Berat minimum Waktu konstruksi minimum Efisiensi operasi maksimum, cukup aman serta sesuai dengan tujuan. Dalam perencanaan struktur baja, dituntut adanya pengetahuan yang mendalam mengenai sifat dasar baja, perilaku struktur dan material, analisis struktur, serta stabilitas struktur yang digunakan bersama-sama dengan peraturanperaturan/spesifikasi untuk mendapatkan hasil yang optimum.

aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008

I-1

1.2.2. Tahapan Perencanaan A. Perencanaan Fungsional Merupakan langkah awal untuk mengetahui tujuan yang dikehendaki, yang meliputi : - Penyediaan ruang dan jarak cukup. - Penyediaan ventilasi dan penerangan. - Penempatan tangga/elevator. - Persyaratan estetika dan bentuk arsitektur yang menarik. B. Kondisi Pembebanan Merupakan pemilihan kondisi beban yang berupa jenis dan besar yang membebani struktur, antara lain : - Beban mati. - Beban hidup. - Beban angin. - Beban gempa, dan lain-lain. C. Pemilihan Batang Prarencana (Preliminary Design) Pemilihan dari ukuran bagian konstruksi berdasarkan langkah perencanaan fungsional dan kondisi pembebanan. D. Analisa Struktur Analisa struktur untuk menentukan aman atau tidaknya batang yang dipilih. Termasuk Pemeriksaan semua faktor kekuatan dan stabilitas batang dan sambungannya. E. Perencanaan Ulang (Redesign) Jika pemilihan batang pada tahap prarencana kurang memenuhi syarat, dilakukan pemilihan ulang ukuran elemen-elemen struktur sehingga beban kerja (service load) dapat dipikul dengan aman.

aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008

I-2

1.2.3. Penggunaan Struktur Baja Struktur baja digunakan dalam berbagai konstruksi bangunan, antara lain : - Rangka kuda-kuda, rangka jembatan. - Bangunan industri. - Konstruksi komposit. - Struktur selaput. - Struktur gantung, misalnya jembatan gantung. - Fondasi tiang pancang, dan lain-lain. 1.2.4. Metode Perencanaan Dalam perencanaan konstruksi baja dikenal dua macam filosofi desain yang sering digunakan, yaitu : 1. Metode desain elastis/metode tegangan kerja ( Allowable Stress Design) Prinsip metode perencanaan elastis adalah perhitungan beban-beban layanan (beban kerja) dan tegangan-tegangan ialah secara elastik dengan membandingkan tegangan-tegangan terhadap harga-harga batas yang diijinkan. Metode elastis ini menggunakan suatu faktor keamanan (safety factor). Adapun yang dimaksud dengan tegangan ijin adalah tegangan leleh dibagi dengan faktor keamanan (FK). Dalam perencanaan elastis, semua tegangan yang terjadi di bawah tegangan ijin. Oleh karena itu, perencanaan elastis hanya memperhitungkan kondisi elastis saja, yaitu tegangantegangan di bawah tegangan leleh baja (fy). 2. Metode desain batas/metode desain beban dan faktor resistensi (Load and Resistance Factor Design). Prinsip perancangan dengan metode LRFD ialah perencanaan kekuatan struktur telah diberi suatu faktor resistensi () terhadap kombinasi beban terfaktor yang direncanakan bekerja pada struktur tersebut. Faktor resistensi () digunakan untuk memperhitungkan ketidakpastian dalam sifat-sifat material, persamaan dalam perkiraan kekuatan, pelaksanaan, quality control, dan konsekuensi akan kegagalan. Sedangkan faktor beban

aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008

I-3

adalah

untuk

memperhitungkan

ketidakpastian

akibat

besarnya

pembebanan, susunan pembebanan, dan kombinasi beban rencana. Peraturan baja yang baru (SNI 03-1729-2002) menggunakan sistim LRFD. Dalam metode LRFD kekuatan nominal (nominal strength) sudah memperhitungkan keadaan kondisi batas, yaitu kondisi maksimum yang dapat diberikan suatu penampang yang berada di luar batas elastis (kondisi in-elastis) sedangkan metode ASD belum. LRFD dibanding ASD yang memang mempunyai keunggulan terhadap beban-beban tak terduga, karena memperhitungkan kondisi in-elastis. A. Kesimpulan Dalam perencanaan konstruksi baja dikenal dua metode perencanaan, yaitu metode desain elastis (Allowable Stress Design) dan metode desain batas (Load and Resistance Factor Design). Metode desain elastis (ASD) didasarkan pada harga tegangan yang terjadi di bawah harga tegangan ijin. Sedangkan metode desain batas (LRFD) didasarkan pada kekuatan nominal penampang (nominal strength). B. Soal-Soal Latihan 1. Jelaskan perbedaan mendasar metode perencanaan elastis (ASD) dan metode perencanaan batas (LRFD). 2. Jelaskan keunggulan metode perencanaan batas (LRFD) dibanding metode elastis (ASD).

aw-as/ts-pskg/mk-struk.baja.gdg/copyright-pnup/2008

I-4

Anda mungkin juga menyukai