Anda di halaman 1dari 13

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor pada Program Keterampilan Teknik AC/Kulkas antara

Siswa Program Jurusan IPA dengan Siswa Program Jurusan IPS di MAN 15 Jakarta
Ade Irwansyah Alumni Angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta (semester 095) Muksin, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektro (Pembimbing Pertama) Massus Subekti, S. Pd. MT Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektro (Pembimbing Kedua) Abdul Luthfi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro (No. Reg : 5115096950)

Abstrak

The differences of Learning Outcomes in the Subject of Engine Control Installation Technique in AC/Refrigerator Technique Skill Program between Students Majoring in Science and Those Majoring in Social Science in MAN 15 Jakarta. Faculty thesis- State University of Jakarta, Department of Electrical Engineering, the Electrical Engineering Education Study Program. January 2011. This research was conducted in MAN 15 Jakarta. The research methodology used in this research was a descriptive method. The research population were all the students in MAN 15 Jakarta. The sampling technique used by the researcher was the purposive technique sampling. The sample in this research were students who choose the AC/Refrigerator techique skill program in the subject of engine control installation technique, altogether 40 people.

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor pada Program Keterampilan Teknik AC/Kulkas antara Siswa Program Jurusan IPA dengan Siswa Program Jurusan di MAN 15 Jakarta ( Ade Irwansyah ) Page 22

Key Word

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol

Motor

Pendahuluan Madrasah lahir sebagai usaha penyempurnaan terhadap sistem pesantren kearah suatu sistem Pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum (Hasbullah :1995 :163) . Posisi tersebut diambil sebagai akibat ketidakpuasaan masyarakat terhadap sistem Pendidikan pesantren yang dinilai terlalu sempit dan terbatas pada pengajaran ilmu-ilmu agama semata. Sebagai sekolah umum yang berciri khas agama Islam, Madrasah dituntut untuk meningkatkan kualitas siswanya sebagai sumber daya manusia, baik peningkatan iman dan takwa maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut merupakan tujuan sejak awal diterapkannya sistem Madrasah di Indonesia melalui kebijakan Bersama Tiga Menteri Tahun 1975 (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri) mengenai peningkatan mutu Pendidikan Madrasah yang bertujuan untuk mensejajarkan kualitas lulusan Madrasah sama dengan Pendidikan umum lainnya. Dalam keputusan bersama tersebut yang dimaksud Madrasah adalah lembaga Pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai
Page 23

mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kurangnya 30 % disamping mata pelajaran (Ibid., h. 181) umum . Pengembangan Madrasah terus berlanjut dengan menawarkan konsep Madrasah Aliyah Program Khusus. Kelahiran MAPK yang didasari dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 1987, dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan tenaga ahli di bidang Agama Islam sesuai dengan tuntutan perkembangan Nasional, sehingga dengan itu perlu dilakukan usaha peningkatan mutu Pendidikan pada Madrasah Aliyah(Ibid., h. 185). Madrasah Aliyah Program Khusus bertujuan untuk memberikan keseimbangan pada lulusan Madrasah disamping menguasai ilmu-ilmu agama juga ilmu-ilmu umum secara komprehensif. Supaya tidak menimbulkan kerancuan tentang Pendidikan Madrasah Aliyah dengan Sekolah Menengah Atas, maka Departemen Agama melakukan pengaturan dan pengelolaan Madrasah sebagai lembaga Pendidikan formal secara sentralistik menjadi MAN yang berstatus sekolah Negeri dan MA yang berstatus swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pada MAN yang berstatus Negeri di seluruh Indonesia ada sebagian MAN yang mempunyai Program keterampilan yang disebut MAN

HAELKO Vol.095 No.02, April 2012 hal. 22-32

(Model). Dari 19 MAN yang ada di Provinsi DKI Jakarta terdapat lima MAN yang mengadakan Program keterampilan. Program keterampilan yang ada diantaranya Program keterampilan Otomotif, Teknik AC/Kulkas, Desain Grafis, Tata Busana, Bahasa Jerman, dan Program keterampilan Bahasa Jepang. Setiap Program keterampilan yang ada di MAN berbeda antara MAN yang satu dengan MAN yang lain. Karena Departemen Agama memberikan kebijakan kepada masing-masing Madrasah untuk mengembangkan Program keterampilan yang ada kepada siswanya sesuai dengan kemampuan Madrasah tersebut. Salah satu MAN keterampilan yang ada di DKI Jakarta adalah Madrasah Aliyah Negeri 15 Jakarta. Proses pembelajaran di MAN 15 Jakarta ditempuh selama tiga tahun, mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII, struktur kurikulum MAN 15 Jakarta disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Sehingga kurikulum yang dipakai MAN 15 Jakarta sama dengan kurikulum yang dipakai pada Madrasah Aliyah lainnya, dan juga di dalamnya terdapat tambahan Program keterampilan yang dikategorikan sebagai muatan lokal. Kurikulum Madrasah tersebut mengacu pada tuntutan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian dalam pelaksanaannya bukan hanya kajian ilmu pengetahuan saja yang dikuasai tetapi juga kompetensi di bidang keterampilan dan teknologi yang harus
24

dikuasainya juga, sehingga siswa MAN 15 Jakarta memiliki kemampuan pengembangan potensi yang bisa dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat setelah mereka lulus. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 15 Jakarta memiliki dua Program jurusan yang meliputi Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penentuan Program jurusan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial yang diambil oleh siswa ditentukan pada saat calon siswa atau peserta didik melaksanakan tes masuk Madrasah yang didasarkan oleh uji kemampuan akademik dan pertimbangan minat atau bakat yang dimilikinya. Pelaksanaan Program keterampilan diberikan bagi siswa pada semester satu di kelas X. Program keterampilan sebagai muatan lokal yang ada di MAN 15 Jakarta diantaranya Program keterampilan Otomotif, Teknik AC/Kulkas, Tata Busana, dan Program keterampilan Desain Grafis. Program keterampilan Otomotif meliputi mata pelajaran Las Dasar, Chasis, Engine dan Kelistrikan. Sedangkan Program keterampilan Teknik AC/Kulkas meliputi mata pelajaran Teknik Instalasi Listrik, Teknik Instalasi Kontrol Motor, dan Teknik Pendingin. Serta Program keterampilan Tata Busana meliputi mata pelajaran Teknik Menjahit Busana, Desain Busana, dan Membuat Pola Busana. Program keterampilan Desaingrafis diantaranya Coreldraw, Freehand, Photoshop, dan Web-desain.

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor (ade Irwansyah) Page

Seluruh siswa Program jurusan IPA dan IPS dapat memilih Program keterampilan yang ada di MAN 15 Jakarta, salah satunya Teknik AC/Kulkas. Pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas yang diberikan pada siswa MAN 15 Jakarta adalah untuk dapat memperbaiki Air Condisioner (AC) dan peralatan-peralatan elektronik yang ada dalam kehidupan seharihari. Program keterampilan Teknik AC/Kulkas disusun dengan membagi sistem pembelajaran menjadi pembelajaran pengetahuan dan pembelajaran keterampilan. Penyusunan Program pembelajaran keterampilan Teknik AC/Kulkas memerlukan suatu analisis yang mendalam untuk pencapaian pembelajaran yang maksimal, analisa tersebut bertujuan untuk memfasilitasi atau menjembatani siswa yang berasal dari Program jurusan IPA dan siswa yang berasal dari Program jurusan IPS. Perbedaan pengetahuan awal siswa dari Program jurusan IPA dan IPS yang dimiliki tersebut merupakan permasalahan yang harus diselesaikan dalam merencanakan pembelajaran Program keterampilan Teknik AC/Kulkas yang dilaksanakan di MAN 15 Jakarta. Oleh karena itu, kurikulum dari proses pembelajaran Program keterampilan di MAN 15 Jakarta disusun sedemikian rupa sehingga dapat diikuti oleh siswa dari Jurusan IPA maupun Jurusan IPS. Berdasarkan faktor-faktor dan permasalahan-permasalahan Program keterampilan Teknik AC/Kulkas yang ada di MAN 15 Jakarta maka peneliti bermaksud
Page 25

melakukan penelitian yang berkaitan dengan perbedaan siswa dari Program jurusan IPA dan IPS yang mengikuti Program keterampilan teknik tersebut, Dengan demikian peneliti melakukan penelitian dengan sasaran siswa yang mengikuti Program keterampilan yang ada di MAN 15 Jakarta khususnya Program keterampilan Teknik AC/Kulkas yang sesuai juga dengan Program studi peneliti. Dari latar belakang yang ada maka peneliti menggambarkan jalur penelitian pada perbedaan hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas antara siswa Program jurusan IPA dengan siswa Program jurusan IPS. Bahasan 1.1 Tujuan Operasional Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas antara siswa Program jurusan IPA dengan siswa Program jurusan IPS.

1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di MAN 15 Jakarta dengan alamat Jalan Inayah, Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2010-2011 diawali dengan observasi untuk memperoleh data. Dilanjutkan

HAELKO Vol.095 No.02, April 2012 hal. 22-32

dengan pengambilan data penelitian kemudian melakukan analisis dan pembuatan laporan penelitian.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif. Karena peneliti ingin berusaha menggambarkan apa yang terjadi. Sedangkan untuk pendekatan yang digunakan pada penelitian adalah pendekatan komparatif, karena peneliti ingin membandingkan dua kejadian dengan melihat penyebabpenyebabnya. 1.3 Populasi, Sampel dan Teknik

dimiliki oleh populasi(Ibid., h. 62). Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat yang mampu menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, sederhana, mudah dilaksanakan, dan dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendahrendahnya(Singarimbun :2000 :9). Sampel yang digunakan adalah kelas XI sebanyak 40 siswa dari tiga kelas. 20 siswa sebagai sampel Program jurusan IPA dan 20 siswa sebagai sampel Program jurusan IPS. Dalam penelitian menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling yaitu memilih sampel dengan dasar bertujuan (Sukardi :2007 :64) . Tujuannya agar peneliti dapat mengambil data sesuai dengan sampel yang telah memiliki karakteristik dari populasi dikarena setiap kelas, siswa memilih Program keterampilan yang berbeda-beda. Seluruh Siswa Kelas XI

Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono :2008 :61) Subjek yang diambil dalam penelitian memiliki karakteristikkarakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri dari populasi adalah siswa MAN 15 Jakarta yang memilih Program keterampilan Teknik AC/Kulkas. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
26

Gambar 1. Teknik Pengambilan Sampel Gambar 3.1 menjelaskan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian adalah Populasi dari seluruh siswa kelas XI, sedangkan sampel yang

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor (ade Irwansyah) Page

digunakan adalah siswa Program Keterampilan Teknik AC/Kulkas. 1.4 Desain Penelitian

Gambar 2. Desain Penelitian Gambar 3.2 menjelaskan perbedaan dari dua variabel bebas yaitu siswa program jurusan IPA dan siswa program jurusan IPS, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada program keterampilan Teknik AC/Kulkas. Variabel Bebas (X1) : Siswa Program jurusan IPA Variabel Bebas (X2) : Siswa Program jurusan IPS Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada program keterampilan Teknik AC/Kulkas 1.5 Variabel Penelitian

seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep (Suharsimi Arikunto :2006 :116) . Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, Op. Cit., h. 4) . Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada program keterampilan Teknik AC/Kulkas. Pada penelitian yang menjadi variabel bebas pertama adalah siswa Program jurusan IPA dan variabel bebas kedua adalah siswa Program jurusan IPS. 1.6 Definisi Operasional Variabel

Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Arikunto variabel ialah


Page 27

Hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas adalah nilai mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada kawasan kognitif, afektif dan psikomotor setelah seluruh pokok bahasan terselesaikan. Siswa Program jurusan IPA adalah siswa kelas XI yang berada di jurusan IPA dan siswa Program jurusan IPS adalah siswa kelas XI yang berada di jurusan IPS di MAN 15 Jakarta.

HAELKO Vol.095 No.02, April 2012 hal. 22-32

1.7

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah tes. Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk tulisan (tes tulisan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan Pendidikan dan pengajaran (Nana Sudjana :2004 :35) . Adapun bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas adalah soal pilihan ganda (multiple choice). Menurut Bloom tes pilihan ganda adalah tes yang butir-butir soalnya selalu terdiri dari dua komponen utama, stem yang menghadapkan siswa kepada satu pernyataan lengkap dan dua atau lebih pilihan jawaban yang salah (sebagai pengecoh) (Dimyati dan Mudjiono : 2006 :211) . Bentuk soal pilihan ganda dipilih karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudah dalam menilai jawaban yang diberikan. Dimana setiap jawaban benar mendapat skor 1 dan jawaban salah mendapat skor 0. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMK Negeri 5 Jakarta sebanyak 30 siswa karena peneliti tidak mengabaikan kesamaan prilaku terhadap responden uji coba instrumen. 1.8 Uji Instrumen

Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang tidak menyesatkan apabila telah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan, yaitu valid dan reliabel. Dengan demikian, agar kesimpulan dalam penelitian tersebut tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya, maka diperlukan uji validitas, reliabilitas, dan daya pembeda. 1. Validitas Instrumen Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya(Saifuddin Azwar :2003 :5) . Maksudnya mengukur apa yang harus diukur. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui kualitas item-itemnya. Pengujian dilakukan terhadap itemitem pernyataan dari instrumen yang telah diuji cobakan. Tujuan dari pengujian tersebut adalah mengetahui item-item pernyataan yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi yang dikehendaki dalam penelitian. Analisis butir dihitung dengan menggunakan rumus koefifien Product Moment Karl Pearson. Peneliti menggunakan uji validitas isi (content validity). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan(Suharsimi Arikunto :2008 :67). Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan

28

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor (ade Irwansyah) Page

mencerminkan isi yang diharapkan. Uji validitas dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah penyusun instrumen, yaitu menentukan variabel yang akan diteliti berdasarkan aspek-aspek penelitian atau membuat kisi-kisi instrumen. Variabel tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan yang telah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing selanjutnya dinilai kevalidannya oleh guru yang bersangkutan. Namun dikarenakan guru tersebut hanya 1 orang, maka peneliti juga melakukan validitas butir soal. Analisis butir dengan langkahlangkah analisis sebagai berikut : a. Mencari Mp ; rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
Mp = Y X

b. Mencari Mt : rerata skor total


Mt =

Xt
n

Keterangan : Xt n = jumlah hasil jawaban responden = jumlah responden dari skor total. c. Mencari SDt : standar deviasi

n SDt = n d. Memasukan semua data pada


rumus koefisien korelasi biserial (pbi).
pbi =
Mp Mt SDt p q

Xt

( Xt )

Keterangan : p = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab keseluruhan nilai salah 2. Reliabilitas Instrumen Konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran terdapat kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama(Saifuddin Azwar, Op. Cit., h. 4) . Maksudnya konsistensi (kesamaan) hasil ukur terhadap apa yang diukur. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabel yang angkanya berada dalam rentang

Keterangan : Y = jumlah

responden dari responden yang menjawab benar pada item tersebut X = jumlah responden yang

menjawab benar dari item soal.


Page 29

HAELKO Vol.095 No.02, April 2012 hal. 22-32

dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas alat tes yang dipakai dalam penelitian menggunakan KR-20, karena instrumen yang digunakan ialah soal tes yang mempunyai bobot skor 0-1. Untuk mencari reliabilitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mencari standar deviasi dari skor total b. Mencari p.q dari hasil uji coba instrumen c. Memasukan jumlah standar deviasi dari skor total ke dalam rumus relibilitas 2 k ( SDt ) p.q r11 = k 1 ( SDt ) 2 Keterangan : r11 k soal SDt p.q : Standar deviasi : Jumlah p kali q dari skor total : Reliabilitas tes : Banyaknya item secara keseluruhan

Tabel 1. Kaidah Reliabilitas menurut Guilford & Fruchter Tabel 1. menjelaskan rentang intepretasi pada tabel reliabilitas dari koefisien 0 sampai 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang makin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya reliabilitasnya(Ibid., h. 18). 3. Analisis Tingkat Kesukaran dan Analisis Daya Pembeda Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar(Nana Sudjana, Op. Cit., h. 135). Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan keseimbangan tingkat kesulitan soal, yaitu antara yang mudah, sedang, dan sukar. Adapun cara melakukan analisis tingkat kesukaran adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
I =

B
N

Intepretasi Sangat Reliabel Reliabel Cukup Reliabel Kurang Reliabel Tidak Reliabel

Koefisien Reliabilitas 0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40

Dimana : I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = Banyak siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal N = Banyak siswa yang menjawab pada soal yang dimaksudkan Tabel 2. Klasifikasi Indeks Kesukaran :

30

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor (ade Irwansyah) Page

0,00 - 0,20

Indeks Kesukaran 0,00-0,30 0,31-0,70 Sukar Sedang

Tabel 2. menjelaskan rentang indeks kesukaran pada tabel tingkat kesukaran dari rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi indeks kesukaran mendekati 1,00 berarti semakin mudah item instrumen yang diberikan. Sebaliknya semakin rendah mendekati 0 berarti semakin sukar item instrumen yang diberikan. Nilai Perhitung Daya

0,71-1,00 Mudah JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Pembeda an 0,41 1,00 Baik 0,31 0,40 Sedang 0,21 0,30 Cukup 0,00 0,20 Buruk Menganalisis daya pembeda artinya mengaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori lemah atau rendah dan katagori kuat atau tinggi prestasinya(Ibid., h. 141). Untuk menganalisis daya pembeda dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
BB BA JB JA D = PB PA D=

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Dimana : D = Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas


Page 31

Tabel 3. menjelaskan nilai perhitungan pada tabel daya pembeda dari rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi daya pembeda mendekati 1,00 berarti semakin baik. Sebaliknya semakin rendah mendekati 0 berarti semakin buruk daya pembedanya.

HAELKO Vol.095 No.02, April 2012 hal. 22-32

1.9

Hipotesis Statistik H0 : a = b H1 : a > b Keterangan : a = Rata-rata hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas populasi siswa Program jurusan IPA b = Rata-rata hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas populasi siswa Program jurusan IPS.

F = koefisien F tes S12 = varians yang lebih kecil S22 = varians yang lebih besar Derajat kebebasan (dk) untuk rumus F adalah (n1-1), (n2-1) dan taraf signifikansi = 0,05. Jika diketahui Fhitung < Ftabel, maka kedua varians tersebut homogen. 1.11 Teknik Analisis Data Setelah hasil instrumen diperoleh, maka untuk menganalisa data mengenai pemahaman materi pelajaran Program keterampilan Teknik AC/Kulkas digunakan pengujian hipotesis statistic parametric. Bila kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji-t (dengan ujung dua ratarata) untuk menguji hipotesis : X1 X 2 t hitung = S1 2 S 2 2 n + n 1 2 Keterangan : X1 = rata-rata siswa program jurusan IPA X2 = rata-rata siswa program jurusan IPS S12 = simpang baku siswa program jurusan IPA S22 = simpang baku siswa program jurusan IPS

1.10 Uji-Uji Persyarat 1. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan rumus Liliefors dengan taraf signifikansi = 0,05. Sampel berdistribusi normal jika Lhitung < Ltabel 2. Uji Homogenitas Varians Untuk mengetahui bahwa sampel yang digunakan adalah homogen dilakukan perhitungan uji homogenitas dengan rumus F, yaitu : Keterangan :
2

32

S F = 22 Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor (ade Irwansyah) Page S1

n1 = jumlah program jurusan IPA n2 = jumlah program jurusan IPS

siswa siswa

Pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) (1), (n-1) H1 diterima, bila thitung > ttabel. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat perbedaan hasil belajar teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas pada siswa Program jurusan IPA dengan IPS. Terbukti dari hasil distribusi data dan frekuensi, pada siswa Program jurusan IPA memiliki nilai rata-rata sebesar 76,95 dan pada siswa Program jurusan IPS memperoleh nilai rata-rata sebesar 71,95. 2. Berdasarkan hasil pengujian analisa data menggunakan uji-t, diperoleh hasil thitung untuk hasil belajar mata pelajaran teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas sebesar 2,623 dan ttabel pada taraf signifikansi = 0,05 sebesar 2,093; maka thitung < ttabel. Dengan demikian H1 diterima dan dapat ditarik kesimpulannya bahwa hasil belajar teknik instalasi kontrol motor pada Program keterampilan Teknik AC/Kulkas pada siswa Program jurusan IPA

Page 33

HAELKO Vol.095 No.02, April 2012 hal. 22-32

lebih baik dengan Program jurusan IPS.

siswa

Daftar Pustaka 1 Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. 2. Singarimbun. 2000. Metode Survei dan Penelitian. Jakarta: LP3ES. 3. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara. 4. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 5. Sudjana, Nana. 1989. DasarDasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agresindo. 6. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 7. Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

34

Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Instalasi Kontrol Motor (ade Irwansyah) Page

Anda mungkin juga menyukai