Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN PLC DAN VISUAL BASIC 6.

0 PADA CHANGE OVER TEGANGAN SATU FASA PLN DAN GENSET 5.5 KVA DENGAN BEBAN RESISTIF Priya Fahrizqon Ageng Alumni Tahun 2010/093 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro UNJ Readysal Monantun Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UNJ Massus Subekti Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UNJ Regita Maharani Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Angkatan 2011 FT-UNJ Muhamad Mukhsital Azizi Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Angkatan 2011 FT-UNJ ABSTRACT This research aims to create a series of shifting (change over) single phase voltage electricity to 5.5 KVA Genset using PLC (Programmable Logic Controller) and Visual Basic 6.0. This research was conducted in the laboratory PLC Electrical Engineering Department, State University of Jakarta in April 2010 until July 2010, using an experimental research laboratory. The design tool made in this study consisted of three parts, namely: panel design, design ladder diagrams will be uploaded to the PLC, and the design of Visual Basic 6.0 programming. The design of these three sections that serve to control the switching (change over) voltage single phase electricity and Genset. From this research we can conclude that the PLC can be conditioned as an automatic control circuit in the electromagnet by using a combination of relays on the Genset circuit, then the Visual Basic 6.0 as manual execute, change over voltage single phase electricity and Genset 5.5 KVA using halogen bulb resistive load as many as 4500 watts. From the research results change over between the voltage of single phase electricity and Genset can be known requires a very fast so as not to get a loss and make a reliable power sistem. Keyword: PLC, Visual Basic 6.0, Change Over, LadderDiagram

PLC Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis microprocessor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksiinstruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, sequencing,

pewaktuan (timming), pencacahan dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses, PLC juga dirancang untuk dioperasikan oleh para insinyur yang hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai komputer serta bahasa pemrograman (William Bolton: 2003).

Pemanfaatan PLC Dan Visual Basic 6.0 Pada Change Over Tegangan Satu Fasa PLN Dan Genset 5.5 KVA Dengan Beban Resistif (Priya Fahrizqon Ageng) 54

Pemrograman

digunakan CPM1A.
Proses

Input

Gambar 1. Prinsip dasar sebuah PLC PLC terdiri dari central processing unit (CPU) yang berisikan aplikasi program input dan output modul interface yang terhubung langsung pada bagian peralatan I/0. program pengontrol PLC, ketika sinyal input dari peralatan input pada kondisi ON. Respon terjadi melibatkan output sinyal menjadi ON pada peralatan output.
INPUT INTERFACE (UNIT MASUKAN)

Unit Catu Daya Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC (alternating current) sumber menjadi tegangan rendah DC (direct current) 5 V yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalam modulmodul antar muka input dan output. Perangkat Pemrograman Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukkan program yang digunakan ke dalam memori PLC. Program tersebut dipergunakan dengan menggunakan perangkat ini dan kemudian dipindahkan ke dalam unit. memori PLC. Program-program untuk pemrograman PLC diantaranya Sysmac, Syswin, cx programmer dan lain-lain. Unit Memori Unit memori adalah tempat dimana program yang digunakan untuk melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan. Unit Masukan (Input) Bagian input/output adalah antarmuka dimana prosesor menerima informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat- perangkat eksternal. Pada bagian input, sinyal masukan dikumpulkan, unit PLC yang sesuai harus dipilih untuk dapat bekerja dengan tegangan masukan yang dipilih. Untuk melindungi unit masukan dari tegangan dan arus tinggi yang berbahaya, maka terminal-terminal masukan diisolasi.

CPU

MEMORI

OUT PUT INTERFACE (UNIT

KELUARAN

Gambar 2. Sistem dasar PLC Struktur Dasar PLC Unit Prosesor (CPU) Central Processing Unit (CPU) atau biasa dikenal sebagai unit pengolahan pusat, adalah unit yang berisi mikroprosessor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan pengontrolan, sesuai dengan program-program yang tersimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol antarmuka output. Dalam penelitian ini jenis PLC yang
55

HAELKO, Vol. 093, No. 1, September 2010, Hal: 54-64

Metode pengisolasianini dikenal dengan sebutan opto-isolation, tidak ada tegangan yang ditransmisi dari terminalterminal masukan menuju CPU, hanya pulsa-pulsa optis (cahaya). (Mitsubishi. ) Unit Keluaran (Output) Dari sinilah semua sinyal keluaran berasal. Jenis keluaran tergantung pada metode switching keluaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 4, tentang spesifikasi umum peralatan keluaran PLC. Ladder Diagram PLC PLC dalam penelitian ini berfungsi sebagai saklar yang akan memutus dan menghubungkan tegangan ke rangkaian control pada elektromagnet pada pemanfaatan change over PLN dan Genset. penelitian ini jenis PLC yang digunakan adalah OMRON CPM1A 1 CPU 20cdr. Eksekusi Visual Basic yang mengendalikan rangkaian secara manual pengondisi visual basic ini dirangkai pada output PLC pada masing-masing alamat PLC dan VB, pada rangkaian otomatis menggunakan PLC, pada dasarnya menggunakan prinsip kerja relai terhubung pada PLC mengaktifkan input PLC dalam ladder yang telah di download ke dalam PLC, relai tersebut terangkai dalam tiga kombinasi dengan 3 relai 220 volt yang akan dimanfaatkan sebagai change over tegangan PLN dan Genset, secara otomatis tegangan ke output PLC, output PLC ini yang akan dikondisikan dan dimonitoring dalam Personal Computer dalam mode otomatis oleh Visual Basic. Secara singkat di bawah digambarkan contoh diagram tangga untuk sistem change

over Tegangan PLN dan Genset secara otomatis melalui PLC.

Gambar 3. Ladder Diagram Pengendali PLC Tabel 1. Alamat input dan ouput pada PLC

Sumber: Priya Fahrizqon Ageng: 2010, h.36 Setelah PLC mendapatkan instruksi yang dikehendaki oleh PC, maka selanjutnya PLC akan mengaktifkan alamat output yang akan dimanfaatkan dalam pemanfaatan otomatis dan manual dalam pengondisi dan pemonitor rangkaian change over tegangan PLN dan Genset pada

Pemanfaatan PLC Dan Visual Basic 6.0 Pada Change Over Tegangan Satu Fasa PLN Dan Genset 5.5 KVA Dengan Beban Resistif (Priya Fahrizqon Ageng) 56

rangkaian utama panel kelistrikan secara visual. Secara pengamatan output pada PLC 1007 adalah load PLN, dimana memberikan tegangan ke beban, namun ketika tegangan PLN padam, relai men-trigger 0000 pada PLC sehingga menghidupkan 1003 pada ON Genset dan 1005 pada starter Genset dan 1005 men-trigger timer 001 selama 1,5 detik kemudian starter Genset OFF, kondisi ini berlangsung ketika PLN padam. Ketika kondisi PLN hidup kembali secara otomatis 1007 mematikan ON Genset dan load Genset. Visual Basic Untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi antara PC dengan PLC secara langsung maka diperlukan in media antarmuka (interface), dalam penelitian ini interface yang digunakan adalah Program PC dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 6.0 (VB 6.0), maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar terjadi shakehands (komunikasi) antara PC dengan PLC. Pengaturan PLC dan bahasa pemrograman VB harus diatur sebagai berikut: 1) Kecepatan Transmisi Baud-rate = 9600 bps Format data untuk sebuah karakter Nomor start bits =1 Panjang data = 7 bits Event (vertical) parity = 1 bits Nomor stop bits =2 Untuk dapat berkomunikasi antara PC dengan PLC maka kecepatan transfer data (baud rate) antara PC dengan PLC pun harus diset sama, dalam penelitian ini PLC yang digunakan adalah OMRON seri
57

CPM1A CPU 20, jadi dalam penulisan program pada bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 (VB 6.0) baud rate yang dikehendaki adalah 9600 bps (bit/seconds). Parity yang digunakan berbentuk even, panjang data 7 bits dan stop bits 2. (Prasetia, Retna dan Catur Edi Widodo: 2004). Susunan listing program komunikasi antara PC dan PLC dalam bahasa pemrograman Visual Basic, dapat lebih jelas dilihat pada contoh listing program VB di bawah ini : Private Sub Form_Load() Comm1.CommPort = 2 Comm1.Settings = "9600,E,7,2" Comm1.PortOpen = True End Sub Tampilan Visual Basic sebagai sistem manual dan otomatis change .

Gambar 4. Tampilan pengendali visual basic Gambar diatas adalah tampilan Visual Basic sebagai pengendali manual dan otomatis pada waktu tertentu, dilengkapi dengan indikator-indikator panel pada waktu memberikan input 4 command button, dan 1 text input time, berdasarkan waktu saat ini (real time).

HAELKO, Vol. 093, No. 1, September 2010, Hal: 54-64

Panel Elektromagnet Kontaktor Kontaktor yang digunakan ada 2 jenis, yaitu SN-21 dan SN-35. a. SN-21 Nilai arus 25 Ampere, kontak koil A1 dan A2, 3 kontak utama 220 VAC, dan 2 bagian 2NO (normally open)/2NC (normally close) sebagai kontak bantu. b. SN-35 Nilai arus 60 Ampere, kontak koil A1 dan A2, 3 kontak utama 220 VAC, dan 2 bagian 2NO(normally open)/2NC (normally close) sebagai kontak bantu. Kontaktor tersebut digunakan pada rangkaian panel elektromagnet untuk membagi antara fase dan nol, serta pembagian hubungan ke beban. Relai Relai yang digunakan ada satu jenis yaitu M2kp, relai yang menggunakan 8 pin secara melingkar, mempunyai kontak koil pada notasi pin 2 dan 7 dengan kontak NO (normaly open) pada pin 1-3, dan 6-8 sedangkan kontak NC (normaly close) pada pin 1-4, dan 5-8. Relai ini bekerja secara kombinasi, menggunakan tiga relai yang bekerja berdasarkan fungsinya, relai kesatu memiliki fungsi men-trigger change over karena relai ini telah disulut pada kontak A1 dan A2 oleh tegangan PLN, kemudian kontak NC telah terhubung kabel pada pin 1, 4, 6 dan 8 dimana NC menjadi NO tersebut dalam PLN ON, Pin 1 dan 8 terhubung dengan tegangan positif input 24 volt DC pada PLC, sedangkan pin 4 dan 6 terhubung pada input 0000 PLC dan common-nya mendapatkan

negatif PLC. Rangkaian relai kesatu bekerja dengan intruksi ladder yang telah diupload. Namun ketika PLN OFF, relai kesatu kontak NC yang telah terpasang kabel menyulut ladder di dalam memory PLC sehingga proses change over terjadi melalui output PLC pada koil relai 2 dan 3 serta kontaktor 2. Relai 2 berfungsi memberikan kondisi ON genset sedangkan relai 3 men-starter genset. Relai 2 mendapatkan intruksi output PLC oleh 1003 dan relai 3 mendapatkan intruksi output pada 1005, output PLC ini memberikan tegangan pada masing-masing koil relai.

Gambar 5. Kombinasi Relai Spesifikasi Generator Set Capacity : 5500 Watts/220V/50Hz Tank Capacity : 25 L DC Current : 12V / 8.3A Starter : Recoil/Electric Noise Level 7m distance: 74db Engine : 13.0 Hp air cooled OHV engine/3600 Rpm Operational Time (100% Max. Capacity) : 9 Hours

Pemanfaatan PLC Dan Visual Basic 6.0 Pada Change Over Tegangan Satu Fasa PLN Dan Genset 5.5 KVA Dengan Beban Resistif (Priya Fahrizqon Ageng) 58

Net Weight : 125 Kg Dimension : 700 x 575 x 515 mm Genset ini menggunakan premiun sebagai prime overnya, kemudian sebagai pengganti power supply pada beban ketika tegangan PLN OFF. Kriteria Pengujian Alat Kriteria pengujian alat dengan menggunakan metode eksperimen, dengan rangkaian panel yang dikendalikan oleh PLC pada pemonitor dan pengondisi VB, untuk pengujian tegangan Change over PLN dan Genset. Pengujian Change Over PLN dan Genset Pengujian dilakukan apakah sudah ada terjadinya sistem rangkaian panel dengan PLC dan VB secara langsung melalui form pada command click atau menggunakan program timer-nya. Hasil Pengujian Pengujian Change Over PLN dan Genset Pengujian dilakukan apakah sudah ada terjadinya sistem rangkaian panel dengan PLC dan VB secara langsung melalui form pada command click atau menggunakan program timer-nya. Adapun tabel pengujian dan gambar panel yang digunakan adalah :

Tabel 2. Hasil Pengujian konektivitas VB ke PLC pada Rangkaian Panel

Sumber: Priya Fahrizqon Ageng: 2010, h.45 Hasil pengujian diatas telah mendapatkan bahwa adanya hubungan PLC oleh Visual Basic dengan inisialisasi 5 mode dengan metode perintah yang berbeda-beda, yang pertama mode otomatis pada tampilan GUI (Graphic User Interface) Visual Basic dengan metode command click. Dengan meng-click tersebut PLC menjadi kondisi otomatis pada starting awal menyulut 1004, dan 1007, secara bersamaan menghidupkan lampu 1 dan 2 jika adanya pemadaman listrik maka posisi output berubah menjadi 1003, 1004, 1005, dan 1006 serta menghidupkan lampu 3, 4, 5, dan 6. Tampilan GUI Visual Basic yang kedua adalah PLN manual dengan metode command click menyalakan output 1000 dan lampu 1 dan 2 pada PLC CPM1A . Tampilan GUI Visual Basic yang ketiga adalah Genset manual dengan metode command click menyalakan output 1001, 1002 dan 1003 dan lampu 1, 2 dan 3 pada PLC CPM1A. Tampilan GUI Visual Basic yang keempat adalah input time dengan

Gambar 6. Panel Indikator 59

HAELKO, Vol. 093, No. 1, September 2010 Hal: 54-64

metode text dengan memasukkan waktu real time pada kolom yang disediakan maka secara otomatis menyalakan genset pada waktu tertentu menyalakan output 1000, 1001, 1002, dan 1003 dan lampu 1, 2, 3, 4, 6 pada PLC CPM1A. Tampilan GUI Visual Basic yang kelima adalah reset bekerja dengan Mematikan semua output PLC.

Pengujian dengan menggunakan beban pada saat change over Cara pengujian ini dilakukan dengan mengaplikasikan beban 5000 watt dengan menggunakan lampu pijar halogen dengan nilai masing-masing kenaikan dayanya 500 watt.

Tabel 3. Hasil Pengujian Tegangan, Arus, dan Frekuensi dengan Mode Otomatis dan Manual
Parameter 1x PLN Waktu perpindahan daya Watt 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 tegangan Volt 210,4 212,5 212,6 211,3 212,6 212,6 212,6 210,5 210,5 arus ampere 1,5 3,3 5,3 7,1 9,1 11 12,9 14,7 16,7 Frekuensi Hz 50 50 50 50 50 50 50 50 50 ( mili second) otomatis 0:01:53 0:01:36 0:01:23 0:02:20 0:01:56 0:01:34 0:01:36 0:03:03 0:02:31 Manual 0:01:53 0:01:36 0:01:23 0:02:20 0:01:43 0:01:36 0:02:42 0:02:36 0:01:36 tegangan Volt 215,2 213,6 215,4 215,2 213,8 215,1 213,8 213,8 215,1 arus ampere 1,5 3,1 4,5 5,8 7,1 8,6 9,9 11,3 12,6 frekuensi Hz 51 46 44 45 45 45 44 45 44 Genset Waktu perpindahan ( mili second) otomatis 0:04:45 0:04:46 0:04:46 0:04:46 0:04:45 0:04:45 0:04:45 0:04:45 0:04:45 manual 0:00:49 0:01:06 0:01:34 0:00:55 0:00:39 0:01:20 0:00:54 0:00:58 0:00:56 tegangan Volt 210,4 212,5 212,6 211,3 212,6 212,6 212,6 210,5 210,5 arus ampere 1,4 3,4 5,4 7,2 9,1 11 12,9 14,7 16,7 frekuensi hz 50 51 51 50 50 50 50 50 51 PLN

Sumber: Priya Fahrizqon Ageng: 2010, h.47

Setelah pengujian dilakukan dengan clampmeter digital dengan menguji tegangan, arus dan frekuensi, menghasilkan nilai-nilai yang signifikan perubahan dalam change over tegangan. Perubahan dalam change over tegangan PLN dan Genset melalui perhitungan waktu dan memakai

pengukuran secara bertahap mulai beban 500 hingga 4500 watt, menghasilkan tegangan, arus dan frekuensi yang beragam, dengan perbedaan waktu yang signifikan, hasil dari perpindahan waktu tersebut mengalami perbedaan dikarenakan karena beban yang berbeda, pengujian dengan dua

Pemanfaatan PLC Dan Visual Basic 6.0 Pada Change Over Tegangan Satu Fasa PLN Dan Genset 5.5 KVA Dengan Beban Resistif (Priya Fahrizqon Ageng) 60

system berbeda yaitu dengan mode otomatis dan manual pada tampilan VB. Pada pengujian menghasilkan grafik yang berbeda ketika kondisi tegangan PLN padam ataupun setelah PLN hidup kembali.

Gambar 7. Grafik perpindahan tegangan PLN ke Genset secara otomatis Grafik diatas menggambarkan bahwa perpindahan tegangan PLN ke Genset memiliki waktu tunda sekian mili sekon, warna biru menunjukkan bahwa tegangan PLN sedang melayani beban 500 hingga 4500 watt, sedangkan warna kotak merah menunjukkan waktu tunda yang mengakibatkan beban tidak terlayani sekian mili sekon, setelah dilakukan pengujian waktu tunda tersebut genset akan hidup mulai dari 1: 23 mili sekon paling cepat. namun ketika PLN memberikan tegangan kembali, Genset akan mati setelah diberikan waktu tunda 5 detik, disini beban tidak mengalami mati lampu.

Grafik diatas menggambarkan bahwa perpindahan tegangan PLN ke Genset memiliki waktu tunda sekian mili sekon, warna biru menunjukkan bahwa tegangan PLN sedang melayani beban 500 hingga 4500 watt, sedangkan warna kotak merah menunjukkan waktu tunda yang mengakibatkan beban tidak terlayani sekian mili sekon, setelah dilakukan pengujian waktu tunda tersebut genset akan hidup mulai dari 1: 23 mili sekon paling cepat. namun ketika PLN memberikan tegangan kembali, Genset akan mati setelah diberikan perintah klik pada tampilan visual basic, dan mempunyai waktu tunda sangat cepat yaitu kurang dari 2 sekon.

Gambar 9. Grafik tegangan PLN dan Genset terhadap beban Grafik diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan tegangan antara PLN dan Genset, perbedaan diatas terdapat pada nilai tegangannya tidak selalu sama, bahkan tegangan PLN mempunyai nilai yang lebih besar dari genset yaitu berkisar diatas 213 volt sedangkan nilai tegangan genset dibawah 213 volt kemudian tegangan yang melalui pengukuran tidak selamanya bernilai 220 volt.

Gambar 8. Grafik perpindahan tegangan PLN ke Genset secara manual 61

HAELKO, Vol. 093, No. 1, September 2010, Hal: 54-64

Gambar 10. Grafik arus PLN dan Genset terhadap beban Grafik diatas menunjukkan adanya kenaikan secara linear beban terhadap arus, dikarenakan beban yang digunakan juga bertahap mulai 500 hingga 4500 watt. arus yang dihasilkan dari masing-masing sumber pun berbeda, arus PLN ternyata lebih besar dan mengalami kenaikan yang stabil yaitu mulai 1,3 ampere hingga 16,7 ampere, sedangkan arus pada genset mengalami nilai yang hampir sama pada permulaannya namun terjadinya banyak penurunan dikarenakan genset yang tidak stabil pada AVR (automatic voltage regulator) genset tersebut.

Grafik diatas menjelaskan bahwa frekuensi PLN yang stabil saat diberikan pembebanan secara bertahap yaitu bernilai 50 Hz, sedangkan frekuensi genset yang tidak stabil terjadi pada saat beban naik secara terusmenerus, mengakibatkan bunyi genset berbeda dan getaran yang menurun, hal ini dikarenakan genset yang kurang maksimal melayani beban karena sistem mekanis genset itu sendiri serta automatic voltage regulator tidak dapat menstabilkan frekuensi ketika diberikan beban.

Gambar 12. Grafik waktu tunda PLN dan Genset terhadap beban secara otomatis Grafik diatas menjelaskan bahwa PLN dan genset mengalami waktu tunda yang sama karena telah diatur melalui ladder diagram yang diupload kedalam PLC, menggunakan timer PLC. waktu tunda untuk menghidupkan starter sehingga genset menghasilkan tegangan di set selama 3 detik, namun kurang dari 3 detik genset akan hidup, tetapi ketika genset bermasalah dengan sistem mekanisnya maka genset tersebut akan sulit hidup dan menghasilkan

Gambar 11. Grafik frekuensi PLN dan Genset terhadap beban

Pemanfaatan PLC Dan Visual Basic 6.0 Pada Change Over Tegangan Satu Fasa PLN Dan Genset 5.5 KVA Dengan Beban Resistif (Priya Fahrizqon Ageng) 62

tegangan.

PLN dan genset 5. Frekuensi genset yang tidak stabil ketika pembebanan bertahap dapat merusak peralatan listrik. 6. Kurangnya Uuninterruptible Power Supply (UPS) sebagai supplly PLC dan PC (personal komputer). 7. Dapat dikembangkan dengan menggunakan pengendalian jaringan internet (LAN) Implikasi Bidang Keteknikan Penelitian ini merupakan pengembangan dalam dunia pemanfaatan Teknologi kelistrikan dan keteknikan yang saat ini sedang mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat, sehingga aktivitas yang membutuhkan kelistrikan tidak terganggu. Bidang Komersial Pada bidang komersial tertentu rangkaian ini menjadi sangat bermanfaat karena hilangnya masukan tegangan PLN akan dapat merugikan bidang komersial, seperti Mall, Industri, Pertokoan, bahkan bidang rumah tangga yaitu sebagai home industri yang menggunakan sistem tegangan 1 fase, maka diperlukan sistem change over untuk membuat bidang komersial tersebut berjalan sesuai dengan rencana, atau pada kondisi tertentu yang tidak memungkin sehingga dapat diatur sedemikian halnya menjadi mudah, dan diharapkan mampu menjadi sebuah solusi bagi seluruh masyarakat. SARAN Bagi mahasiswa Teknik khususnya mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri

Gambar 13. Grafik waktu tunda PLN dan Genset terhadap beban secara manual Grafik diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan waktu yang diset untuk mematikan genset baik secara manual ataupun otomatis itu dikarenakan sistem otomatis menggunakan timer PLC, sedangkan manual menggunakan perintah click, yaitu dengan meng-click maka genset akan padam dengan sangat cepat. KESIMPULAN Dari hasil percobaan dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu : 1. Rangkaian panel control dengan kondisi change over tegangan PLN dan genset dapat dilakukan dengan sistem otomatis. 2. Dapat diketahui bahwa sistem change over membutuhkan waktu yang cepat agar menjadikan kehandalan sistem dalam ketenagalistrikan ketika suatu produktivitas berjalan. 3. Sistem change over mengalami perubahan pada tegangan PLN dan Genset ketika tahap pembebanan. 4. Sistem change over berpengaruh pada arus listrik yang berbeda pada masukan 63

1.

HAELKO, Vol. 093, No. 1, September 2010, Hal: 54-64

2.

3.

Jakarta, alat ini dapat digunakan sebagai sumbangan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mata kuliah yang berhubungan dengan penerapan instalasi listrik, komunikasi data, PLC dan pemanfaatannya dan pemrograman komputer. Alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan keinginan dan minat para pembaca. Daftar Pustaka

Bolton,

William. 2003. Programmable Logic Controller (PLC) Sebuah Pengantar Edisi ke Tiga, Jakarta: Erlangga. Harten, P. Van, E Setiawan. 1995. Insatalasi Listrik Arus Kuat I, Bandung: Binacipta. Ibrahim, K.F. 1996. Teknik Digital, Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Prasimax. 2002, Microsoft visual basic. Depok: Prasimax Sariadi dan Bambang Suprijanto. 1999. Perencanaan Instalasi Listrik, Bandung: Angkasa Scaddab, Brian. 2005. Sistem Pengawatan dan Pencarian Kesalahan untuk Instalator Listrik. Bandung: Angkasa Prasetia, Retna dan Catur Edi Widodo. 2004. Interfacing Port Pararel dan Port Serial computer dengan Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Penerbit Andi Muller, Wolfgang. 1983. Electrical Power Engineering Profiency Course. Braunschweig

Pemanfaatan PLC Dan Visual Basic 6.0 Pada Change Over Tegangan Satu Fasa PLN Dan Genset 5.5 KVA Dengan Beban Resistif (Priya Fahrizqon Ageng) 64

Anda mungkin juga menyukai