Anda di halaman 1dari 35

KUALITAS AIR TANAH DAN DAMPAK SEPTIK TANK TERHADAP KUALITAS AIR TANAH

Oleh: BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

WORKSHOP FOR PRESENTATION AND DISCUSSIONS ON CURRENT SITUATION AND STRATEGY FOR IMPROVEMENT OF ON SITE SANITATION 2 Februari 2011

PERMASALAHAN
1. Jakarta sbg Kota Metropolis

dengan berbagai fungsi kota, Ibukota Negara Kesatuan Repubik Indonesia: a. Tingginya Jumlah Penduduk b. Tingginya laju urbanisasi

Kondisi Demografi
Jumlah penduduk + 9.223.000 jiwa Siang hari penduduk + 10,5 Juta, termasuk para penglaju dari wilayah BODETABEK Kepadatan Penduduk mencapai + 13.925 jiwa per km2 Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000-2009 adalah 1,11% Persentase jumlah penduduk miskin tahun 2009 sebesar 3,61%
Sumber : BPS 2009

Kondisi Topografi

DKI JAKARTA

DATARAN RENDAH

WILAYAH GENANGAN (106 genangan)

Luas daratan : 661,52 Km2 Luas Laut : 6.977,7 Km2 40% dataran rendah di bawah muka laut pasang Dilalui 13 Sungai dari wilayah Bodetabek Kondisi ini rentan terhadap banjir ROB 5

KONDISI TOPOGRAFI PROVINSI DKI JAKARTA


40% Merupakan Dataran Rendah
40% (= 24.000 Ha) luas Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah (dibawah Peil Muka Air Laut)
PASANG LAUT MAKSIMUM : + 1.9 M PP MUKA AIR LAUT NORMAL : + 1,4 M PP

0.5 S/D 1.2 M

KONDISI TOPOGRAFIS DKI JAKARTA

Qs< <Qb 40
%
Data Peil Muka Air Laut 20 Jan 2002 20 Feb 2002

KOTA YANG SELALU DAHAGA RUANG & LAHAN

SUMBER: MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA, EDISI AGUSTUS 2009

RTH 13,954 7

Kondisi Tutupan Lahan di Sekitar Sumur Pantau (Manggarai)

Kondisi Tutupan Lahan di Sekitar Titik Pantau Gunung Sahari (Daerah Hilir)

Kondisi Tutupan Lahan di Sekitar Sumur Pantau (Kwitang)

10

PERMASALAHAN
2. Jakarta terletak pada daerah yang sangat datar dan dialiri oleh 13 sungai yang dari tahun ketahun makin tercemar akibat buangan domestik dan industri.
11

13 Sungai Mengalir Ke Jakarta


Cengkareng Drain Banjir Kanal Barat Cakung Drain

K. Mookervart

Renc.Banjir Kanal Timur

K. Angke
K. Pesanggrahan K. Grogol K. Krukut K.Baru Brt K. Ciliwung K.Baru Tmr

K. Cakung K. Jati Kramat K. Buaran K. Sunter

K. Cipinang
12

KONDISI BADAN AIR (KALI/SUNGAI) KITA

13

K. Angke 2
1 (2) (3)

Cengkareng Drain K. Angke


16 6 10

12

1 K. Mookervart4

K. Pesanggrahan [ 3 ]
8

K. Sekretaris [ 6 ]
(8) 1 2 (9) 17

Sodetan Grogol

Pesanggrahan [ 13 ]

[4] 5 (6) 2 15 ( 12 ) 3 8

K. Grogol [ 7 ]

17 9 11

K.M. Karang (11)


3 ( 15 ) 3 ( 16 ) 1 8 4

K. Krukut [5]
9 ( 13 ) 18 6

(10)

K. Cideng (4)
( 18 ) 7 10 ( 19 ) [ 20 ] 5 K. Surabaya

( 23 )

K. Ciliwung [ 6 ]

Laut Jawa
11 13

[22 ]

K. Baru Timur (25)

K. Sentiong
4 15

(3 1) 17 (26)

Sal. Tarum Barat

K. Item (27)

K. Cipinang [ 7 ]
9

14

K. Sunter [ 8 ]
9 9 4 6

K. Sunter
13

12

Pulo Gadung

K. Buaran [ 6 ] K. Jatikramat [ 10 ]
9

Cakung Drain [ 14 ]
10

Tanjung Priok

K. Cakung [ 11 ]
9

Rencana Banjir Kanal Timuur

SISTEM TATA AIR DI DKI JAKARTA

Rencana Banjir Kanal Timur

Kali Merupakan Kewenangan Pemda DKI Jkt

Kali Merupakan Kewenangan Pemerintah Pusat

14

Kualitas Air Sungai

(Metode Storet)
Note : Group B (Raw Water) Group C (Veterenary/Fishery) Group D (Agricult/Institusional)

Nilai Storet Air Sungai


Baik Sekali (Nilai Storet = 0)

Cemar Ringan (-1< NS -10)


Cemar Sedang Cemar Berat (-11 < NS 30) (NS > -31)

(Kep.Men.LH No.115/2003 Tentang Penentuan Status Mutu Air)

15

Kualitas Air Sungai


Status Mutu Air Sungai di Jakarta
PERSENTASE INDEKS PENCEMAR Status Mutu 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Baik

0%

0%

3%

0%

0%

0%

Cemar Ringan

3%

4%

9%

0%

0%

9%

Cemar Sedang

16%

16%

10%

6%

12%

9%

Cemar Berat

81%

79%

78%

94%

88%

82%

16

Permasalahan Sungai Jakarta


Penyempitan sungai Pembuangan air limbah domestik

Pembuangan limbah padat domestik

Pembuangan limbah cair kegiatan

Sedimentasi

17

Permasalahan Air Baku

Berkurangnya vol/kec alir (Xmlg)

Berkurangnya vol/kec alir (Ckrg)

Industri membuang limbah (Ckrg)

Pembuangan sampah (Ckrg)


18

Pengerukan Lumpur

Setelah Pengerukan

Setelah 2 bulan Pengerukan

19

PERMASALAHAN
3. Dampak Pengolahan Air Limbah Domestik yg tidak memadai = pencemaran Coli dan Coliform sudah mencapai + 77 % di Provinsi DKI

20

1. Mampu mencegah terjadinya kontak

Kriteria Fasilitas Sanitasi Dasar yang memadai

antara tinja dengan vektor penyakit dan manusia 2. Mampu mencegah terlihatnya tinja dan tersebarnya bau 3. Mampu mengamankan dampak pencemaran tinja (sistem leher angsa, ada air bersih, ada unit IPALnya)
21

Tangki Septik Ideal

22

Gambaran Terjadinya Proses Pencemaran Air Limbah Domestik

23

Kualitas Air Tanah Dangkal Tahun 2009


13% 7% 13% 7% 33%

Jakarta Utara
60% 47%

20%

Jakarta Barat
18% 9%

Jakarta Pusat

Jakarta Timur
36%

24%

0%

18%

36%

Jakarta Selatan

12%

0% 35%

59%

Wilayah JakSel JakUt JakTim

Jumlah Sumur Pantau (kelurahan) 17 Kelurahan 15 Kelurahan 17 Kelurahan

Kondisi Baik Cemar Ringan Cemar Sedang Cemar Berat 24

53%

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta

JakBar

15 Kelurahan

Kualitas Air Tanah Dangkal


Status Mutu Air Tanah di DKI Jakarta
PERSENTASE INDEKS PENCEMAR

Status Mutu
2004 2005 2006 2007 2008 2009

Baik
Cemar Ringan

18%
33%

16%
33% 35% 16%

7%
55% 13% 25%

25%
43% 20% 12%

23%
48% 16% 13%

23%
41% 19% 17%

Cemar Sedang 28% Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Cemar Berat 21%

25

Kualitas Air Situ / Waduk


Status Mutu Air Situ / Waduk Di Jakarta Tahun 2009

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta (2009)

Berdasarkan Metode Indeks Pencemaran, situ/waduk di DKI Jakarta berada pada kisaran status cemar ringan sampai cemar sedang.
26

PERMASALAHAN
4. Dampak lanjutan adalah meningkatnya angka kesakitan masyarakat, terutama Diare dan Penyakit Kulit

27

Kasus Diare di Provinsi DKI Jakarta


No
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Tahun Penderita Meningal IR/100.000 Penduduk CFR


2003 2004 2005 2006 2007 2008 21.124 22,377 23.136 20,132 26,491 21,870 82 64 23 21 64 32 267,8 283,7 293,3 316,2 355,6 244,6 0,4 0,3 0,1 0,1 0,24 0,15

7.

2009

22,127

24

261,12

0,11
28

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jumlah Kasus Diare, Diare pada Balita dan Ditanggani Menurut Kab-Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009
Jak Pusat Jak Utara Jak Jak Jak Kep. Barat Selatan Timur Seribu

Kasus

23.162 21.441 30.726 30.872 57.452 1.081 369

Kasus pd Balita 10.513 21.441 16.654 12.227 28.222

Balati ditangani 10.513 21.441 16.654 12.227 23.996

326

Sumber: Provil Kesehatan Kab/Kota Adminitrasi Thn 2009


29

Potret Sanitasi yang Buruk


efluen industri di kawasan pemukiman buang air besar sembarangan MCK belum sesuiai aturan (Pergub 122/2005)

selokan tersumbat

Jamban yang asal-asalan

mencuci dan mandi di sungai tercemar

pembuangan liar lumpur tinja


30

Jumlah Pelanggan dan Pemanfaatan Air Tanah


2007 : Sumur Bor : 354 titik, 2.057.916 m3 Sumur Pantek : 272 titik, 282.718 m3 2009 : Sumur Bor : 370 titik, 1.372.164 m3 Sumur Pantek : 282 titik, 344.484 m3 2007 : Sumur Bor : 287 titik, 1.415.001 m3 Sumur Pantek : 131 titik, 163.493 m3 2009 : Sumur Bor : 299 titik, 1.237.126 m3 Sumur Pantek : 131 titik, 128.520 m3 2007 : Sumur Bor : 377 titik, 3.114.061 m3 Sumur Pantek : 167 titik, 352.621 m3 2009 : Sumur Bor : 402 titik, 3.105.396 m3 Sumur Pantek : 172 titik, 313.764 m3

2007 : Sumur Bor : 706 titik, 8.238.205 m3 Sumur Pantek : 601 titik, 1.122.695 m3 2009 : Sumur Bor : 757 titik, 7.152.948 m3 Sumur Pantek : 647 titik, 1.137.312 m3 TAHUN 2007 JUMLAH SUMUR 3.788 TITIK JUMLAH PEMAKAIAN 22.327.643 M3 TAHUN 2009 JUMLAH SUMUR 4.008 TITIK JUMLAH PEMAKAIAN 20.159.580 M3 REALISASI PABT : RP. 55 Milyar

2007 : Sumur Bor : 510 titik, 4.857.420 m3 Sumur Pantek : 383 titik, 723.513 m3 2009 : Sumur Bor : 534 titik, 4.763.304 m3 Sumur Pantek : 414 titik, 604.272 m3 *) Data Per Tahun 31

HASIL PENGAMATAN PENURUNAN MUKA TANAH (LAND SUBSIDENCE) DI DKI JAKARTA PERIODE 1982 1999

Telah mencapai 200 cm dalam kurun waktu 17 tahun

Sumber: Lambok Hutasoit, 2007.

32

UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN


Peraturan-peraturan :

Kep.Gub.KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air Serta Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah DKI Jakarta Kep.Gub.KDKI Jakarta Nomor 30 Tahun 1999 tentang Perijinan Pembuangan Limbah Cair di DKI Jakarta (Peraturan Gubernur Nomor 220 Tahun 2010 tentang Perijinan Pembuangan Air Limbah) Kep.Gub.KDKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2005 tentang Perubahan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 115 tahun 2001 tentang Pembuatan Sumur Resapan Per.Gub. KDKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Provinsi DKI Jakarta
33

REKOMENDASI AIR TANAH DENGAN STRATEGI KONSERVASI MELALUI PEMBATASAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2015-2030

Terhitung tahun 2015, seluruh zona ini harus mendapat 100% suplai air bersih perpipaan dan zero pengambilan air tanah

2015
Mulai tahun 2020, zona ini harus mendapat 100% suplai air bersih perpipaan dan zero pengambilan air tanah

2020
Terhitung tahun 2025, seluruh zona ini harus mendapat 100% suplai air bersih perpipaan dan zero pengambilan air tanah

Terhitung tahun 2030, seluruh zona ini harus mendapat 100% suplai air bersih perpipaan dan zero pengambilan air tanah

2025

34

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta

Sekian dan Terima Kasih

35

Anda mungkin juga menyukai