Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN


Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari bermuamalah
antara satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah tentang jual beli,
di dalam kehidupan ini, sering atau bahkan tidak ada tempat yang tidak
ada transaksi jual beli.
Manusia tidak bisa jauh dengan hal jual beli ini, terkadang umat
islam yang notabenya adalah orang muslim bisa terjadi salah atau
berkurangnya nilai-nilai syariah ketika terjadi transaksi jual beli karena
kurang fahamnya memahami ayat-ayat jual beli yang terkandung dalam
al-Quran yang diturunkan melalui perantara malaikat jibril as kepada
baginda Nabi Muhammad SAW.
Para pedagang saat ini, pada umumnya mereka tidak memikirkan
bagaimana syarat-syarat sah jual beli lagi, padahal ini adalah salah satu
yang harus terpenuhi dalam hal jual beli agar itu dapat bermuamalah
dengan baik.
Oleh karena itu, penuis hendak menjelaskan sedikit banyak tentang
jual beli menurut al-Quran.







2

A. Hukum Jual Beli
Jual beli disyariatkan berdasarkan al-Quran. Allah berfirman,
-g~-.- 4pOU4C W-_O4@O-
4pON`O4C ) EE NO4C Og~-.-
+O7C*:EC44C }C^OO=- =}g`
+pE^- _ ElgO _^^)
W-EO7~ E^^) 7^O4l^- Nu1g`
W-_O4@O- EEO4 +.-
E7^O4l^- 4OEO4 W-_O4@O- _
}E +47.~E} OgNO4` }g)` gO)O
_OE_4^ N- 4` E-UEc
+NO^`4 O) *.- W ;4`4 E14N
Elj^q CUE; jOEL- W
- OgOg ])-E= ^g_)
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
1

Suatu ketika Rasulullah SAW melakukan transaksi jual beli, dan
beliau bersabda yang artinya :
Orang kota tidak boleh menjual kepada orang desa. (HR Bukhari)

1
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal dalam Islam, terj : Musthofa
Aini, dkk., Darul Haq, (Jakarta : 2006). Hal 451
3


B. Hikmah Jual Beli
Hikmah disyariatkan jual beli ialah mengantarkan manusia kepada
pencapaian kebutuhannya tentang suatu yang ada di tangan saudaranya
tanpa kesulitan danmudharat.

C. Rukun Jual Beli
Rukun Jual Beli ada 5 perkara yaitu :
Penjual
Pembeli
Barang yang dijual
Kalimt transaksi
Adanya keridhaan di antara kedua belah pihak.

D. Syarat Sah Atau Tidak Sah Dalam Jual Beli
a. Persyaratan jual beli yang di anggap sah
Adalah sah mensyaratkan adanya suatu sifat dalam jual beli. Jika
sifat yang disyaratkan itu terpenuhi, maka jual beli dianggap sah, dan jika
tdak terpenuhi maka jual beli di anggap tidak sah. Misalnya pembeli kitab
mensyaratkan kertas berwarna kuning atau pembeli rumah pintunya
terbuat dari besi.
Begitu juga sah hukumnya mensyaratkan adanya suatu manfaat
tertentu didalam jual beli. Misalnya mensyaratkan penjual binatang ternak
supaya mengantarkannya ketempat yang telah di tentukan, atau penjual
rumah mensyaratkan agar dibolehkan menempatinya selama sebulan,
atau pembeli mensyaratkan kain yang akan dibelinya telah dijahit, atau
pembeli kayu bakar mensyaratkan kayu bakar yang akan dibelinya telah
dibelah. Karena Jabir pun ketika menjual unta kepada Rasululla SAW,
4

maka ia mensyaratkan supaya diperbolehkan menaiki unta yang telah
dijualnya itu hingga tiba ditempat tujuannya.

b. Persyaratan jual beli yang di anggap tidak sah
1. Mengumpulkan dua persyaratan dalam satu akad jual beli.
2. Mensyaratkan suatu yang merusak asal hukum jual beli.
3. Persyaratan batil yang akadnya di anggap sah namun syarat
tersebut dianggap batal.

E. Macam-Macam Jual Beli Yang Dilarang
2

1. Jual beli suatu barang yang belum diterima.
2. Jual beli barang yang sudah dibeli oleh muslim yang lain.
3. Jual beli sesuatu dengan sistem najasy.
4. Jual beli arang yang diharamkan dan barang najiz
5. Jual beli didalamnya terdapat unsur penipuan
6. Jual beli dua barang dalam satu transaksi
7. Jual beli dengan cara memberikan uang panjar
8. Jual beli sesuatu yang tidak ada pada penjualnya
9. Jual beli hutang dengan hutang
10. Jual beli dengan sistem ainah
11. Oran kota menjualkan barang dagangan orang desa
12. Membeli barang dagangan dari para pedagang sebelum barang
tersebut tiba dilokasi tujuan
13. Jual beli musarrah
14. Jual beli saat azan terakhir
15. Jual beli muzabanah
16. Jual beli ats-tsunaya


2
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal dalam Islam, terj : Musthofa
Aini, dkk., Darul Haq, (Jakarta : 2006). Hal.. 453
5




BAB II
PEMBAHASAN
QS. Al-Baqarah Ayat : 275
-g~-.- 4pOU4C
W-_O4@O- 4pON`O4C )
EE NO4C Og~-.-
+O7C*:EC44C }C^OO=- =}g`
+pE^- _ ElgO _^^)
W-EO7~ E^^) 7^O4l^-
Nu1g` W-_O4@O- EEO4
+.- E7^O4l^- 4OEO4
W-_O4@O- _ }E +47.~E}
OgNO4` }g)` gO)O
_OE_4^ N- 4` E-UEc
+NO^`4 O) *.- W ;4`4
E14N Elj^q CUE;
jOEL- W - OgOg
])-E= ^g_)
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
6

orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.

PENJELASAN
Kaum muslimin sepakat atas bolehnya melakukan perniagaan, dan memang diharuskan
untuk jual beli karena manusia sehari-hari bergantung pada apa yang ada dalam tangan
kawannya. Sedangkan kawan tersebut terkadang tidak memberikannya dengan Cuma
Cuma kepada kawannya.
3
Leh karenya disyariaatkan jual beli.

QS. Al-Jumah ayat 9-10
Og^4C 4g~-.-
W-EONL4`-47 -O) Og1O+^
jE_OUOUg }g` gO4C
gOE^- W-OEc
_O) @O^gO *.- W-+OO4
E7^O4l^- _ 7gO OOE=
7- p) +-47 4pOUu> ^_
-O) ge41_~ 7E_OUO-
W-NOg=4^ O) ^O-
W-O74--4 }g` ;_ *.-
W-NO7^O-4 -.- -LOOg1E
7^UE- 4pO)U^> ^
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
PENJELASAN

3
Al Wajiz Abdul Azhim bin Badawi, terj : Maruf Abdul Jalil, Cet 1, pustaka assunnah, ( jakarta
2006). Hal. 648
7

Ayat diatas menyatakan hai orang-orang yang beriman apabila telah dikomandankan
azanoleh siapa pun untuk melaksanakan shalat pada hari jumat, maka keluarkan tekad
dan langkah, jangan bermalas malas apalagi mengabaikannya.
4

Dalam kaidah-kaidah ulama dinyatakan
Apabila ada perintah yang bersifat wajib, lalu disusul dengan perintah sesudahnya, maka
yang ke dua itu mengisyratkan bolehnya hal tersebut dilakukan. Ayat 9 memerintahkan
kepada orang-orang yang beriman, untuk menghadri upacara jumat. Perintah yang
bersifat wajib, dengan demikian perntah bukan perintah wajib.
5







Q.S An-Nisaa ayat : 5
4 W-O>u> 47.E_EOO-
N74O^` /-- EE_
+.- 7 V41g~
-O~NeO-4 OgOg
-OOO^-4 W-O7O~4 +O
LO~ ++Ou+E` ^)
W-OU4--4 _OE4-41^-
-/EEO -O) W-O7U4
EE~g)L- up) 7+Oe-47
gu+g)` -4;-+O W-EONu1
jgO) +O4O^` W 4
.E-OU7> +-4O)

4
M Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, lentera hati, cet 1. (jakarta: 2002) hal. 229
5
Ibid.... hal. 237
8

-O-E)4 p W-+OE'4C _
}4`4 4p~E =Og4EN
;-gu4-O41U W }4`4 4p~E
-LOO 741U
^OuE^) _ -O)
+uE1 jgO)
+O4O^` W-jg;+
jgOU4 _ _OEE4 *.)
4l1OEO ^g
5. dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai
pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
6. dan ujilah[269] anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika
menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah
kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari
batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum
mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia
menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka
bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan
harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan
itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).

Penjelasan
Dan jangan lah kamu memberikan harta harta yng dalam pengurusmu kepada orang
orang yang belum sempurna akal nya. Sedangkan Allah menjadikan menjadikan harta itu
sebagai penegakhidupmu.
6




6
muhammad hasbi ash-shiddiqeqy,tafsir alquranul majid an-nuur, cet II. (semarang : pustaka rizki
putra. 2000). Hal. 784
9























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jual beli dalam bahasa arab disebut bai yang secara bahasa adalah tukar menukar,
sedangkan menurut istilah adalah tukar menukar atau peralihan kepemilikan dengan
10

cara pergantian menurut bentuk yang diperbolehkan oleh syara atau menukarkan
barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak
milik dari seseorang terhadap orang lainnya atas kerelaan kedua belah pihak.
Hukum melakukan jual beli adalah boleh () atau ().



















DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal dalam Islam, terj :
Musthofa Aini, dkk., Darul Haq, (Jakarta : 2006)
11

muhammad hasbi ash-shiddiqeqy,tafsir alquranul majid an-nuur, cet II. (semarang :
pustaka rizki putra. 2000).
M Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, lentera hati, cet 1. (jakarta: 2002)
Abdul Halim Hasan, Tasfir al-Ahkam, Perpustakaan Nasional, Cet. 1, (Jakarta: 2006)
Al Wajiz Abdul Azhim bin Badawi, terj : Maruf Abdul Jalil, Cet 1, pustaka assunnah, (
jakarta 2006)
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, grafindo, cet 1, (jakarta : 2011)
Abdur Rahman Ghazali, Fiqih Muamalat, kencana, (jakarta: 2010)

Anda mungkin juga menyukai