Anda di halaman 1dari 8

PENULARAN PENYAKIT MELALUI UDARA

Disusun oleh: Sri Nopita (111111004) Restu Anjarwati (112112001)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang semakin meningkat, termasuk bidang kesehatan secara umum. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran telahmencapai taraf yang sangat memuaskan dalam hal mengatasi penderitaan dan kematian penyakit tertentu. Namun demikian, masalah kesehatan bagi masyarakat umum masih sangat rawan. Walaupun pada beberapa tahun terakhir ini sejumlah penyakit menular tertentu sudah dapat diatasi, tetapi di lain pihak timbul pula masalah baru dalam bidang kesehatan masyarakat, baik yang berhubungan dengan penyakit menular dan tidak menular, maupun yang erat hubungannya dengan gangguan kesehatan lainnya. Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang (penderita). Penularan penyakit melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi.

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena mengisap udara yang mengandung unsur penyebab / mikro-organisme penyebab. Penularan penyakit melalui udara dapat terjadi dalam bentuk droplet atau nuklei maupun dalam bentuk dust. Droplet nuklei yang keluar melalui mulut atau hidung baik waktu batuk atau bersin maupun waktu bicara atau bernapas, mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Droplet nuklei merupakan partikel yang sangat kecil sebagai sisa droplet yang mengering. Pembentukannya dapat melalui berbagai cara, antara lain dengan melalui evaporasi droplet yang dibatukkan atau yang dibersinkan ke udara. Droplet nuklei juga dapat terbentuk dari aerolisasi materi-materi penyebab infeksi di dalam laboratorium. Karena ukurannya yang sangat kecil, bentuk ini dapat tetap berada di udara untuk waktu yang cukup lama dan dapat diisap pada waktu bernapas dan masuk ke alat pernapasan. Dust adalah bentuk partikel dengan berbagai ukuran sebagai hasil dan resuspensi partikel yang terletak di lantai, di tempat tidur serta yang tertiup angin bersama debu lantai/tanah. Ukuran besarnya droplet nuklei maupun dust yang sangat menentukan

kemungkinan terjadinya penularan atau tidak. Pada droplet nuklei dengan ukuran yang

besar, akan tersangkut pada jalan napas dan dapat dibuang ke luar oleh mekanisme yang terjadi dalam saluran napas. Penularan melalui udara (air borne) memegang peranan yang cukup penting pada beberapa penyakit menular tertentu. Misalnya batuk dan seseorang penderita penyakit tuberkulosis terbuka akan menghasilkan formasi droplet yang dapat berpindah orang lain yang rentan (pejamu potensial) dalam jarak kepada

dekat, sehingga dapat bersifat

penularan kontak langsung., Namun demikian, droplet tersebut mungkin jatuh ke lantai dalam bentuk droplet nuklei dan kemudian terisap orang lain bersama debu dan terjadi penularan. Dari kedua bentuk tersebut di atas diperkirakan penyakit TBC dapat menular dalam masyarakat. Kedua bentuk penularan melalui udara hanya mungkin pada unsur penyebab penyakit yang mempunyai daya tahan yang kuat terhadap lingkungan dan kekeringan, seperti pada basil tuberkulosis, virus smallpox, streptococcus hemoliticus, diptheria dan lain sebagainya. Penularan melalui udara pada umumnya terjadi di dalam ruangan yang tertutup seperti pada gedung, rumah sakit atau pada laboratorium. Contoh Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui Udara 1. Tuberkulosis atau TBC

Jika menemukan gejala seperti batuk yang tak kunjung sembuh, banyak berkeringat pada malam hari, demam, serta berat badan yang menurun drastis, waspadalah, karena ini adalah gejala awal penyakit TBC. Tubercolosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu. Dari paru-paru bakteri tersebut menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas (bronchus) atau menyebar langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Penyakit ini banyak ditemukan di negara miskin dan berkembang di dunia. Asia Tenggara termasuk salah satu daerah penyebaran TBC yang paling tinggi, sementara di Indonesia, penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu untuk golongan penyakit infeksi. Lamanya dari terkumpulnya kuman TBC sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampai tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis menular ke manusia melalui udara. Karena itu, cegahlah tubuh anda dengan senantiasa mengonsumsi makanan yang sarat gizi, pengadaan ventilasi yang memadai di dalam rumah sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara bersih, dan membiasakan diri hidup bersih dan sehat.

2. Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan.

3. Flu Burung

Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Flu burung terkadang sulit terdeteksi pada stadium awal, karena gejala klinis penyakit ini sangat mirip dengan gejala flu biasa,antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot, sakit kepala, dan lemas. Namun, dalam waktu singkat penyakit ini dapat menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan (pneumonia). Jika tidak dilakukan penanganan segera, pada banyak kasus penderita akan meninggal dunia. Virus influenza H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas dan memiliki sifat dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada suhu 22C dan lebih dari 30 hari pada 0C. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.

Walaupun secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia, dalam beberapa kasus tertentu virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga dapat menyerang manusia. Upaya pencegahan penularan virus flu burung adalah senantiasa menjaga sanitasi lingkungan. Pola hidup yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan akan mempercepat penyebaran virus ini. Selain itu, rajinlah mencuci tangan, jangan sembarangan mengorek lubang hidung jika jemari belum dicuci dengan sabun. Waspadai semua kotoran unggas peliharaan, kandang, sangkar maupun kotoran burung liar

4. Pneumonia

Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, menimbulkan baik pada anak-anak maupun orang dewasa. itu Selain juga dapat dapat

infeksi

pada

paru-paru,

bakteri

berbahaya

mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal. Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk. Untuk itu, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama agar terhindar dari penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan segera periksakan diri ke dokter jika mendapati gejala tersebut di atas. Bila ditemukan banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya segera lakukan upaya preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan dari rumah

ke rumah oleh petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan pengobatan. Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker untuk mencegah masuknya kuman ketika berada di wilayah endemik pneumonia.

5. SARS Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan pernapasan berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan umumnya menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan flu. Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong Kong. Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006). SARS adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang dialami penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang penderita SARS dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai dengan menggigil, sakit kepala, perasaan lesu, serta nyeri tubuh. Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan pernapasan ringan selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan

kekurangan oksigen dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita akan memerlukan napas bantuan mengunakan ventilator (alat bantu pernapasan). Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini, sehingga yang dibutuhkan adalah sikap waspada agar tidak terjangkit. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain: mencuci tangan sesering mungkin, bila bersentuhan dengan sesuatu yang banyak mengandung kuman atau kotoran, gunakan alkohol untuk membunuh bakteri yang menempel di kulit, hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor. gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak menyebar ke orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu kurangi frekuensi mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.

Pengendalian penyakit yang menular melalui udara 1. Imunisasi

Dengan pemberian vaksin pada anak-anak laki-laki dan perempuan sejak dini 2. Pengendalian penyebab infeksi di udara dengan penyaringan, sterilisasi atau pengenceran. Penyaringan udara merupakan teknik yang dilakukan dengan mengalirkan udara melalui penyaring dengan sistem ventilasi komplek ditambah penggunaan energi yang besar sebagai pompa. Teknik pengendalian udara dengan pengenceran dilakukan dengan penggantian udara dalam dengan udara luar secara terusmenerus. Metode lain yang digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebarkan melalui udara, yaitu : a. Metode sinar ultraviolet Digunakan pada ruangan yang sesak dengan sirkulasi udara yang kurang baik, sinar ultraviolet dapat merusak mata sehingga sinar harus diarahkan ke langitlangit b. Metode aliran udara satu arah Dilakukan dengan mengalirkan udara dengan satu arah. Metode ini biasanya dilakukan di laboratorium. c. Metode sirkulasi ulang dengan penyaringan udara Ddiakukan dengan melakukan sirkulasi udara secara terus menerus yang disertai dengan penyaringan udara. Penyaring udara ini harus dibersihkan dan diganti secara berkala. d. Metode pembakaran Digunakan pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat organisme yang menginfeksi. e. Menggunakan air conditioner Saat ini telah banyak dijual penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba.

Sumber: http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/alam-sebagai-agen-penyebaran-peenyakit/ diakses pada 30 mei 2012 http://www.scribd.com/doc/52685859/4/BAB-V-MEKANISME-PENULARAN-PENYAKIT diakses pada 30 mei 2012 http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/penyakit-infeksi-dan-menular/ diakses pada 30 mei 2012 http://www.hd.co.id/info-medis/penyakit-yang-ditularkan-lewat-udara diakses pada 28 mei 2012

Anda mungkin juga menyukai