Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FUAD YANUAR NIM :115524085 KELAS : A

JAWABAN UAS PROFESI KEPENDIDIKAN I


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2013

1. a. Karena tukang gigi dan penjahit tidak mempunyai suatu ciri ciri profesi secara umum ataupun tidak mempunyai syarat syarat suatu keprofesionalan suatu profesi dan karena ukuran profesionalitas seseorang bukan hanya diukur dalam keahlian dan etika melakukan suatu pekerjaan (professional) tetapi juga di ukur dalam hal pengakuan terhadap diri sendiri dalam hal ini adalah kebanggan dengan pekerjaannya yang dijadikan suatu panutan terhadap orang lain. b. SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI : Melibatkan kegiatan intelektual. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
2. Dalam hal ini berhubungan langsung dengan fungsi dan tugas Kepala Sekolah baik

memimpin (leadership) urusan Sekolah maupun sebagai pelaksana (manajer) suatu proses pembelajaran di kelas, akan tetapi seorang Kepala Sekolah mempunyai tugas dan fungsi yang lain baik sebagai educator, administrator, supervisor, innovator, dan motivator. Bahkan seorang kepala sekolah memegang andil secara penuh keberhasilan pengelolahan manajemen suatu sistem pembelajaran di Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin/leader: 1. Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab.

Kepala Sekolah harus mampu membangun motivasi kerja yang baik bagi seluruh guru, karyawan, dan berbagai pihak yang terlibat di sekolah. Kemampuan dalam membangun motivasi yang baik akan membangun produktivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi kerja. Dengan motivasi yang tinggi, didukung dengan kemampuan guru dan keryawan yang memadai, akan memacu kenerja lembaga secara keseluruhan. Karenanya, kemampuan membangun motivasi menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan performa dan produktivitas kerja.

2.

Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa.

Kepala

sekolah

harus

mempunyai

keterampilan

melakukan

komunikasi, menangani konflik, dan membangun iklim kerja yang yang positif di lingkungan lembaga pendidikan. Iklim kerja yang positif akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja secara keseluruhan. Jika komunikasi tidak terbangun dengan baik misalnya, akan banyak terjadi kesalah pahaman baik di antara bawahan atasan maupun di antara bawahan itu sendiri. Akibatnya, lembaga pendidikan tidak lagi bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja. Masing-masing orang tidak lagi memperhatikan antara satu dengan yang lain, masing-masing bekerja secara individual sehingga membuat suasana kerja tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, akan sulit mengharapkan mereka untuk bekerja lebih keras atau lebih produktif. Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mendorong guru dan karyawan bekerja lebih senang dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan secara lebih baik.
3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah.

Visi adalah pandangan ke depan lembaga pendidikan itu mau dibawa kearah mana. Misi adalah alasan mengapa lembaga tersebut ada, biasanya berdasar pada nilai-nilai tertentu yang melekat dalam organisasi. Sedangkan strategi adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditentukan tersebut. Visi kepala sekolah akan sangat menentukan kearah mana lembaga pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang tidak mempunyai visi jauh ke depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas dan tugas sehari-harinya tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam kurun waktu tertentu. Kiranya, visi ini harus dibangun terlebih dahulu agar tercipta jalan dan panduan perjalanan lembaga ke depan.
4. Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah. Kepala sekolah harus mampu melakukan proses pengambilan keputusan, dan bisa melakukan proses delegasi wewenang secara baik. Pengambilan keputusan membutuhkan ketrampilan mulai dari proses pengumpulan informasi, pencarian

alternative keputusan, memilih keputusan, hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari peputusan yang telah diambil.

5.

Membuat, mencari dan memilih gagasan baru.

Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai innovator, yaitu orang yang terus-menerus membangun dan mengembangkan berbagai inovasi untuk memajukan lembaga pendidikan. Salah satu yang menandai pergerakan dan kemajuan lembaga pendidikan adalah sebesar dan sebanyak apa inovasi yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut setiap tahunnya. Jika banyak inovasi dan pembaruan yang dilakukan, maka berarti terdapat kemajuan yang cukup signifikan. Tetapi sebaiknya, jika tidak banyak inovasi yang dilakukan, maka lembaga pendidikan itu lebih banyak jalan di tempat dan tidak mengalami banyak kemajuan.
Kepala sekolah selaku manajer mempunyai tugas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Menyusun perencanaan. Mengorganisasikan kegiatan. Mengarahkan kegiatan. Mengkoordinasikan kegiatan. Menentukan kebijaksanaan. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan. Menentukan kebijaksanaan. Mengadakan rapat. Mengambil keputusan. Mengatur proses belajar mengajar. Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan/RAPBS, humas. 12. 13. Mengatur organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi.

3. Mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang lain/guru menjelaskan. Membangun pemahaman dari pengamatan langsung akan lebih mudah daripada membangun pemahaman dari uraian lisan guru, apalagi bila siswa masih berada pada tingkat berpikir konkret.

Pada dasarnya, semua anak memiliki potensi untuk mencapai kompetensi. Kalau sampai mereka tidak mencapai kompetensi, bukan lantaran mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu tetapi lebih banyak akibat mereka tidak disediakan pengalaman belajar yang relevan dengan keunikan masing masing karakteristik individual. Meskipun anak itu unik karena memiliki keragaman karakteristik, mereka memiliki kesamaan karena sama-sama memiliki: sikap ingin tahu (curiosity), sikap kreatif (creativity), sikap sebagai pelajar aktif (active learner), dan sikap sebagai seorang pengambil keputusan (decision maker). Menurut hasil penelitian Wyat S Looper, kita belajar hanya 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar (diskusi), 70% dari apa yang kita katakan (menyajikan presentasi), dan 90% dari apa yang kita bermain peran, mengerjakan hal nyata, dan melakukan simulasi (katakan dan lakukan). Hal ini menunjukkan bahwa jika mengajar dengan banyak berceramah, maka tingkat pemahaman siswa hanya 20%. Tetapi sebaliknya, jika siswa diminta untuk melakukan sesuatu sambil melaporkannya/melakukan simulasi tingkat pemahaman siswa dapat mencapai sekitar 90%. Maka dari itu seorang guru harus bisa merancang proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model ataupun metode yang bisa mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari hari sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu untuk agar siswa mensimulasikan apa yang sudah di ajarkan dan Ketika guru berceramah, apakah semua siswa dalam kelas memperoleh pengalaman belajar. Secara umum, mungkin hanya sebagian siswa yang memperoleh pengalaman belajar. Sebagian siswa yang lain tentu tidak memperoleh pengalaman belajar. Supaya semua siswa mengalami perisitiwa belajar, guru perlu menyediakan beragam pengalaman belajar.

Anda mungkin juga menyukai