Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu kedokteran terus berkembang, salah satu perkembangan yang terjadi adalah terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran sebelumnya merupakan seni menyembuhkan penyakit yang dilakukan oleh dokter yang mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit maka kemudian sesuai kebutuhan. Kesehatan mempunyai peranan penting dalam memingkatkan derajat hidup masyarakat maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa/I Fakultas Kedokteran harus memahami tentang stabilisasi dan transportasi agar kami mengerti dan mempunyai pemahaman tentang hal tersebut Disamping itu didalam perkembangan ilmu kedoteran yang sangat dinamis sehingga menuntut mahasiswa terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu. Jadi dengan konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter yang kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, itulah yang merupakan salah satu latar belakang kami dalam menyusun makalah ini.

BAB II SUB-PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO KECELAKAAN LALU LINTAS

Anda adalah Dokter di sebuah Puskesmas. Sepuluh menit yang lalu anda diberitahu melalui HP, bahwa ada kecelakaan sepeda motor di wilayah kerja anda. Bersama dengan satu perawat terlatih dan seorang asistan perawat, segera dilakukan evakuasi terhadap pasien dari tempat kejadian di rumah sakit. Di tempat kejadian dijumpai:

1. Seorang Pria berusia 32 tahun. Pada pemeriksaan dijumpai luka robek dan fraktur terbuka pada lengan kiri atas, dan abrasi multipel pada permukaan dada. 2. Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, pada saat kejadian ia sadar dan dapat berbicara. Cederanya antara lain abrasi multipel dan angulated deformity pada tungkai kiri bawah. Terdapat bercak darah yang mengering pada hidung dan mulutnya.

Sebelum dirujuk, tim terlebih dahulu melakukan stabilisasi terhadap pasien-pasien tersebut.

2.2 LEARNING OBJECTIVE Mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan:

Stabilisasi pasien Transportasi pasien

BAB III PEMBAHASAN STABILISASI Stabilisasi adalah proses untuk menjaga kondisi dan posisi penderita/pasien agar tetap stabil selama pertolongan pertama di TKP.

TRANSPORTASI Transportasi adalah proses usaha untuk memindahkan dari satu tempat ke tempat lain tanpa atau mempergunakan alat. Tergantung situasi dan kondisi di lapangan.

PRINSIP STABILISASI Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang dialami Menjaga korban agar pernafasannya tetap stabil. Menjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang bidai tidak berubah. Menjaga agar perdarahan tidak bertambah Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk lagi.

TINDAKAN STABILISASI Perhatikan keadaan umum penderita. Dalam melakukan pertolongan pertama di TKP harus diperiksa secara cepat masalah pada ABC dan memberikan pertolongan/tindakan pada keadaan tertentu yang mengancam jiwa. Setelah stabil, segera lakukan transportasi/evakuasi/pemindahan.

TRANSPORTASI Prinsip dalam memindahkan pasien harus aman untuk kedua belah pihak (penolong dan penderita). Prinsip yang digunakan dalam ilmu Fisika adalah BioMekanika Tubuh. Mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh penolong yang benar untuk mebantu pengangkatan dan epmindahan penderita. Tujuan penggunaan prinsip mekanika tubuh adalah untuk mencegah cidera penolong dan lebih efektif dalam menyelamatkan penderita. Tulang yang kuat pada tubuh manusia adalah tulang panjang, dan yang terkuat diantaranya adalah Femur. Otot-otot yang beraksi pada tulang-tulang tersebut juga paling kuat.

Dengan demikian saat mengangkat penderita bukanlah posisi membungkuk, tetapi tegak lurus dengan bertumpu dan berfokus pada tulang-tulang tersebut sebagai tenaga utama.

PERTIMBANGAN SEBELUM MENGANGKAT PENDERITA Berat obyek, perlukah batuan tambahan alat maupun penolong? Perhatikan karakteristik Fisik penolong Komunikasi, jika penolong lebih dari satu orang, komunikasikan rencana untuk mengangkat dan seorang sebagai leader untuk memberi komando.

PERATURAN-PERATURAN MEKANIKA

MENGANGKAT

DENGAN

PRINSIP

Posisikan kaki dengan baik. Kaki harus kokoh menapak pada permukaan dan diposisikan sepanjang leher bahu.

Ketika mengangkat gunakan kaki anda sebagai tenaga utama, bukan punggung.

Ketika mengangkat, jangan berputar/berbelok atau membuat gerakan lain selain mengangkat.

Ketika mengangkat dengan satu tangan, jangan mengkompensasi. Hindari bersandar ke sisi manapun. Jaga punggung tetap lurus dan terkunci.

Jaga beban sedekat mungkin dengan tubuh anda. Semakin jauh beban dari tubuh, semakin terasa berat dan tidak stabil.

TRANSPORTASI TANPA ALAT Satu penolong : diseret

dipapah ditimang digendong

Dua penolong : dua tangan menyangga paha, dua tangan menyangga punggung, Satu penolong mengangkat korban dari punggung, penolong kedua menyangga tungkai Tiga/empat penolong: Diangkat bersama-sama posisi korban terbaring

10

PEMINDAHAN: Pemindahan Darurat (emergency) Pemindahan Mendesak (urgency) Pemindahan Tidak mendesak (Non-urgency)

PEMINDAHAN DARURAT (EMERGENCY) Tempat kejadian berbahaya Perawatan kondisi yang mengancam hidup memerlukan RJP Harus menolong penderita lain

11

PEMINDAHAN MENDESAK (URGENCY) Perawatan kondisi penderita memerlukan pemindahan. Memperbaiki pernafasan yang tidak adekuat dan mengobati shock Faktor-faktor pada tempat kejadian menyebabkan kondisi penderita menurun.

PEMINDAHAN TIDAK MENDESAK (NON-URGENCY) Ketika tidak ada bahaya yang mengancam hidup, penderita harus dipindahkan setelah transportasi tersedia. Pemeriksaan pada TKP dan perawatan di TKP harus diselesaikan terlebih dahulu seperti pembidaian dan penghentian perdarahan

12

BAB IV PENUTUP

Evakuasi adalah usaha memindahkan korban dari tempat yang berbahaya ke tempat yang lebih aman dan dilakukan tindakan lebih lanjut.

Penilaian lokasi dan korban: Lindungi diri sendiri untuk tindakan pencegahan Nilai apakah lokasi aman untuk penolong dan korban Bagaimana cara/mekanisme cedera Berapa jumlah pasien Apakah dibutuhkan bantuan tambahan/khusus

Prinsip transportasi pasien: Pasien dalam keadaan stabil (diharapkan tidak memburuk saat transportasi) Selama merujuk/transportasi harus dilakukan pelayanan optimal (perhatikan A-B-C-) oleh petugas ambulans

Transportasi pasien:

13

Transportasi emergensi Transportasi non emergensi

Langkah-langkah untuk mencegah cedera saat memindahkan pasien: posisi kaki mantap gunakan kekuatan kaki jangan punggung Jangan berputar Ketika mengangkat dengan satu tangan, jangan mengganti tangan Pertahankan agar beban pasien ke tubuh anda

Bberapa aturan dalam penanganan dan pemindahan korban: Diperlukan dan tidak membahayakan penolong. Jelaskan pada korban apa yang harus dilakukan (kooperatif). Libatkan penolong lain. Pemindahan korban di bawah satu komando. Cara mengangkat korban dengan cara yang benar

Yang perlu diperhatikan:

14

1. Kondisi

korban

memungkinkan

untuk

dipindah

atau

tidak

berdasarkanpenilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian 2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi 3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut 4. Memilih alat 5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak dalam posisi benar.

15

DAFTAR PUSTAKA

Suparmi Yulia, dkk . 2008 . Panduan Praktik Keperawatan . Indonesia : PT Citra Aji Parama Perry, Petterson, Potter . 2005 . Keterampilan Prosedur Dasar . Indonesia : Penerbit Buku Kedokteran EGC John A. Boswick, Ir., MD . Perawatan Gawat Darurat . Indonesia : Penerbit Buku Kedokteran EGC

16

Anda mungkin juga menyukai