Jurnal
Jurnal
26 Jakarta (Suatu Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Jurusan Tgb Di Smkn 26 Jakarta)
Kurnia Nursyahriati Alumni Pendidikan Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro, FT-UNJ Rusmono Dosen Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro FT-UNJ Hamidillah Ajie Dosen Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro FT-UNJ Sontaria (5215127166) Mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika , Teknik Elektro FT-UNJ
ABSTRACT This study aims to assess how much influence the Quantum Learning Model to student learning outcomes Operating Software Spreadsheet to achieve the minimum criteria for appropriateness (KKM) 70. The research was conducted in order to work SMKN 26 Jakarta in February May 2012. The research was conducted using a Classroom Action Research (PTK), assisted by the teacher as a collaborator as discussion partners. Learning model used is Quantum Learning Model. Standards of competence (SK) taken is Operating Operate System Software on the Basic Competence (KD) Operating Software Spreadsheet, the subjects taken is class X TGB 2011-2012 school year by 30 students. Keywords : Model Pembelajaran Kuantum, Hasil Belaja
11
Meningkatkan Hasil Belajar Mengoperasikan Software Spreadsheet Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas X Di SMK Negeri 26 Jakarta (Kurnia Nursyahriati)
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain itu proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan sarana dan fasilitas penunjang belajar. Fasilitas penunjang belajar dapat berupa ketersediaan ruang belajar, perangkat belajar seperti buku pelajaran, buku catatan, materi pelajaran dan lain sebagainya. Untuk
pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa warga untuk negara
memberdayakan
semua
Indonesia, berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. (Badan Standar Nasional Pendidikan,2007:1). Dari visi tersebut telah ditetapkan prinsip penyelengaraan
menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses pembelajaran harus bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan,
pendidikan yang dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun
merupakan salah satu tempat terjadinya proses pembelajaran tersebut dan di sana peserta didik memperoleh pendidikan yang berkualitas. Kendala pendidikan yang
kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Seperti yang terdapat dalam PP 74/2008, Guru adalah pendidik mendidik, mengarahkan, profesional mengajar, melatih, dengan tugas
dihadapi pada saat ini adalah banyak siswa yang kurang memahami apa yang mereka pelajari karena rendahnya nilai nem pada 12
saat mereka masuk ataupun daya serap siswa tersebut yang kurang. Faktor yang lainnya adalah terkadang siswa mengacuhkan
pembelajaran kuantum. Pembelajaran kuantum adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala
pelajaran yang diajarkan oleh guru mereka karena mereka kurang tertarik dengan apa yang diajarkan oleh guru mereka, hal ini bisa disebabkan oleh metode pembelajaran yang selalu sama, yaitu ceramah, tanya jawab ataupun demonstrasi pada setiap pembelajaran ataupun media yang dipakai oleh guru kurang menarik, sehingga
nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan momen belajar yang serta
memaksimalkan
berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar (DePorter 2001, diacu dalam Made Wena, 2009). (Made Wena, 2009:160). lima dalam
termotivasi untuk belajar. Pada akhirnya terkadang siswa mengacuhkan apa yang disampaikan dan tidak fokus terhadap pelajaran yang sedang berlangsung yang menyebabkan hasil belajar yang didapatkan kurang memuaskan. Begitu pula pada Mata Pelajaran KKPI Kompetensi Dasar (KD) mengoperasikan software spreadsheet yang terdapat pada Standar Kompetensi (SK) Mengoperasikan sistem operasi software. Untuk memecahkan masalah tersebut dan memaksimalkan siswa memahami pelajaran yang diberikan, guru harus mencari metode, strategi, model, dan media pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran merupakan salah satu penentu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang
Pembelajaran prinsip
kuantum
memiliki
yang
menunjang
pembelajaran, yaitu (1) segala berbicara, (2) segala bertujuan, (3) pengalaman sebelum pemberian nama, (4) diakui setiap usaha, dan (5) jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Model pembelajaran kuantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar karena model pembelajaran ini mengajak siswa untuk belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa akan lebih bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Untuk mengetahui tersebut apakah dapat model membantu
pembelajaran
Meningkatkan Hasil Belajar Mengoperasikan Software Spreadsheet Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas X Di SMK Negeri 26 Jakarta (Kurnia Nursyahriati)
belajar
siswa,
guru
(reflecting). (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, 2010:27). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus dan digambarkan pada gambar 3.1 sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Pengamatan Tindakan
Penelitian Suharsimi
Tindakan Arikunto
berupa sebuah tindakan, yang sengaja simulasikan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Suharsimi Arikunto,
2007:3). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas professional guru, khususnya kualitas pembelajaran. Oleh karena Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi merupakan mata pelajaran di SMK Negeri 26 Jakarta yang lebih menekankan terhadap praktik, didalam penelitian tindakan kelas ini model
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kurt Lewin (Ibid., h. 26). Penelitian ini dilaksanakan pada SK Mengoperasikan Sistem Operasi Software pada KD Mengoperasikan Software
pembelajaran yang paling tepat digunakan adalah model pembelajaran quantum karena siswa merasakan pada Apabila perasaan saat yang
menyenangkan berlangsung.
pembelajaran merasakan HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil belajar siswa kelas X TGB di SMK Negeri 26 Jakarta dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dipresentasikan melalui gambar grafik berikut:
siswa
kenyamanan saat belajar maka pelajaran yang dipelajari dapat bertahan lama dalam memori mereka. METODE Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin. Konsep pokok PTK menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu:
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sedangkan
berdasarkan
gambar
4.14
yang tuntas belajarnya meningkat setiap pertemuannya yaitu dari rata-rata Latihan Soal 1 71,5 dan Latihan Soal 2 menjadi 74,9 pada siklus I, Latihan Soal 3 menjadi 77,2 dan Latihan Soal 4 menjadi 80,2 pada siklus II, Latihan Soal 5 menjadi 85,2, dan Latihan Soal 6 menjadi 85,83 pada siklus III.
X
Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.13 Hasil nilai tugas siswa tiap pertemuan. Sumber: Skripsi Berdasarkan gambar 4.13 di atas diketahui nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya meningkat setiap pertemuannya yaitu dari rata-rata Tugas Siswa 1 71,7 dan Tugas Siswa 2 menjadi 74,9 pada siklus I, Tugas Siswa 3 menjadi 77,1 dan Tugas Siswa 4 menjadi 81,2 pada siklus II, Tugas Siswa 5 menjadi 85,6, dan Tugas Siswa menjadi 86,5 pada siklus III.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Y
100 80 60 40 20 0 SIKLUS I SIKLUS SIKLUS II III Di atas KKM Sama dengan KKM Di bawah KKM Rata-rata
Gambar 4.15 Hasil penilaian tes hasil belajar tiap siklus Sumber: Skripsi Dan berdasarkan gambar 4.15 diketahui nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya meningkat setiap siklusnya. Pada
siklus I nilai rata-rata tes hasil belajar siklus I 75,3 dan meningkat pada siklus II menjadi 81,3 dan pada siklus III memperoleh nilai rata-rata 87,3. Dari grafik diatas dapat dilihat kemampuan
Gambar 4.14 Hasil nilai latihan soal tiap pertemuan Sumber: Skripsi
belajar siswa meningkat pada nilai tugas siswa, latihan soal dan tes hasil belajar hal ini dikarenakan terjadinya perbaikan nilai 15
Meningkatkan Hasil Belajar Mengoperasikan Software Spreadsheet Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas X Di SMK Negeri 26 Jakarta (Kurnia Nursyahriati)
dan minat siswa untuk mempelajari materimateri yang telah diberikan pengajar. Pada Proses pembelajaran siswa sudah aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar secara baik dan tertib. Terjadinya perubahan tingkah laku seperti yang tadinya takut atau ragu-ragu sekarang sudah lebih berani untuk mengemukakan pendapat, berani bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum jelas, dapat menerima pendapat orang lain dan menghargai sesama teman. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar Mengoperasikan Software
diharapkan.
Dengan
indikator
tersebut
peneliti dapat mengkaji seberapa besar pengaruh Model Pembelajaran Kuantum terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian menggunakan Model
Pembelajaran Kuantum terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I, II, dan III dengan indikator yang berbeda-beda tiap siklusnya hal ini disebabkan oleh meningkatnya motivasi, keaktifan, dan kepuasan siswa dalam proses pembelajaran setiap siklusnya meningkat. Terjadinya peningkatan
motivasi, keaktifan, dan kepuasan siswa dalam proses pembelajaran terjadi karena pada Model Pembelajaran Kuantum terdapat konsep tanamkan, alami, namai,
domonstrasi, ulangi serta rayakan yang PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar pengaruh Model Pembelajaran belajar Kuantum Pada terhadap hasil dapat membangkitkan gairah siswa untuk belajar proses dengan sungguh-sungguh dan pada
pembelajaran
akhirnya
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa setiap siklusnya. Pada pelaksanaannya Model Pembelajaran Kuantum ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu terdapat faktor penghambat dan faktor pendukung, dan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berikut ini adalah beberapa faktor
siswa.
pembelajaran Pembelajaran
menggunakan Kuantum
menggunakan tiga siklus (6 pertemuan) dimana untuk mendapatkan maksimal tujuan dalam
pembelajaran Kompetensi
yang Dasar
Mengoperasikan
Software Spreadsheet peneliti membagi beberapa indikator pada setiap siklus sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran yang
1. Faktor Penghambat dalam Melakukan Model Pembelajaran Kuantum Dalam penelitian ini ada beberapa faktor penghambat yang menjadikan proses pembelajaran menggunakan model
Selain faktor penghambat pada proses pembelajaran pendukung juga yang terdapat membantu faktor proses
pembelajaran sehingga berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang diinginkan oleh peneliti, yaitu : 1) Kerjasama dari berbagai pihak yaitu kepala sekolah, guru-guru, guru
pembelajaran kuantum kurang berjalan dengan baik, yaitu : 1) Peneliti baru pertama kali melaksanakan Penelitian Tindakan model Kelas dengan
kolaborator dan siswa yang mendukung proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. 2) Terjadi interaksi yang baik antara peneliti dengan siswa, peneliti dengan guru kolaborator, ataupun siswa dengan siswa. 3) Keaktifan siswa dalam berdiskusi
menggunakan kuantum,
sehingga
pembelajaran kurang berjalan dengan baik. 2) Pada awal penelitian peneliti dan siswa belum terlalu saling mengenal sehingga peneliti belum mengetahui keterampilan siswa dalam mengoperasikan software spreadsheet (Microsoft Excel). 3) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar siswa karena banyak siswa yang belum konsentrasi terhadap
ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh peneliti. 4) Suasana yang mendukung agar siswa bergairah selama proses pembelajaran. 5) Terdapat Personal Computer (PC) yang dapat menunjang proses pembelajaran secara efektif dan efisien. 6) Terdapat fasilitas yang mendukung pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik. Oleh karena faktor-faktor pendukung di atas
pembelajaran. 4) Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.
17
Meningkatkan Hasil Belajar Mengoperasikan Software Spreadsheet Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas X Di SMK Negeri 26 Jakarta (Kurnia Nursyahriati)
dengan baik, sehingga pada setiap siklusnya hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
pada siklus II menjadi 74% dan 82%. dan pada siklus III menjadi 86% dan 94%.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Dengan menerapkan konsep TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai,
4) Faktor
lain
yang hasil
meningkatnya
Model Pembelajaran Kuantum yaitu kerja kelompok yang dapat membangun kerjasama siswa dalam mengatasi
Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan) dapat meningkatkan motivasi, SARAN Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tindakan pada (KD) kelas ini, maka peneliti
keingintahuan terhadap pelajaran, serta meningkatnya hasil belajar siswa. 2) Hasil belajar yang dicapai
menyampaikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun saransarannya sebagai berikut : 1) Setiap guru perlu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat membangun dikelas gairah kondisi/proses sehingga belajar pada
Kompetensi
Dasar
Pembelajaran Kuantum ternyata dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I, II, dan III, yaitu pada siklus I nilai rata-rata tes hasil belajar siklus I 75,3, pada siklus II menjadi 81,3 dan pada siklus III menjadi 87,3. 3) Dengan menggunakan Model
konsep
TANDUR
(Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrsi, Ulangi, dan Rayakan) pada Model Pembelajaran Kuantum guru harus lebih bervariasi pembelajaran, pembelajaran lagi dalam seperti guru proses dalam 18
Pembelajaran Kuantum ternyata dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan keaktifan siswa pada siklus I, II, dan III, yaitu pada siklus I yaitu 64% dan 66%,
memperlihatkan
secara berkaitan
langsung dengan
pekerjaan mata
yang
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Nasional Menteri Republik Pendidikan Indonesia
pelajaran
tersebut, contohnya guru mengajak siswa ke ruang Tata Usaha (TU) untuk melihat staf TU bekerja menggunakan Microsoft Excel. 3) Memberikan motivasi dengan cara
Menengah. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
memberikan penugasan yang berkaitan dengan pembelajaran. 4) Sarana dan prasarana yang mendukung siswa agar siswa dapat belajar secara optimal. Misalkan dengan menyediakan pusat sumber belajar yang memadai bagi siswa seperti buku perpustakaan yang lengkap dan siswa di dapat dalam
november 2011] Potter, Bobbi de, Mark Readon, dan Sarah Singer Nourie penerjemah Ary Nilandari. 2007. : Quantum
mengakses
internet
laboratorium KKPI.
Teaching Quantum
Mempraktikkan di Ruang-
Learning
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Nasional Menteri Republik Pendidikan Indonesia
Ruang Kelas, cetakan ke-XIX. Bandung: Kaifa Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwanto, M. Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Rosdakarya. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2007. Bandung: Remaja
Nomor 41 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.
Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Sudrajat, Akhmad. 2008. Strategi, Pengertian Metode,
Pendekatan,
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Rosdakarya. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Bandung: Remaja
20
PEVOTE, Vol. 097 No. 1, Juli 2012: 11-20