Anda di halaman 1dari 3

3. Dfferensial diagnosa 1. 2. 3. 4.

Infark miokard Emboli paru Pneumonia Emfisema pulmonum

4.penatalaksanaan Tujuan: Mengeluarkan udara dari rongga pleura Menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi

Prinsip penanganan Observasi dan pemberian tambahan oksigen Aspirasi sederhana dengan jarum & pemasangan tube torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis Torakoskopi dengan pleurodesids & penanganan terhadap adanya bleb atau bulla Torakotomi

a. Observasi dan pemberian tambahan oksigen apabila vistula dari alveoli ke rongga pleura telah menutup, udara dalam rongga pleura perlahan lahan akan direabsorbsi. Observasi dilakukan dalam beberapa hari (minggu) dengan foto dada tiap 12-24 jam 2 hari bisa dilakukan dengan atau tanpa harus dirawat di RS. jika pasien dirawat di RS dianjurkan untuk memberikan tambahan oksigen, lalu absorbsi akan meningkat jika di berikan tambahan oksigen. b. Aspirasi dengan jarum dan tube torakostomi tindakan ini dilakukan seawal mungkin pada pasien pneumotoraks yang luasnya >15% . tindakan dekompresi dapat dilakukan dengan cara 1. Menusukan jarum melalui dinding dada sampai masuk rongga pleura, sehingga tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut 2. Membuat hubungan dengan udara luar dengan kontra ventil, yaitu denga: - jarum infus set ditusukan ke dinding dada sampai masuk rongga pleura, kemudian ujung pipa plastik di pangkal saringan tetesan dipotong & dimasukan ke dalam botol berisi air kemudian klem dibuka, maka akan timbul gelembung gelembung udara di botol.

Abbocath no 14 di tusukan ke rongga pleura dan setelah mandarin di cabut, dihubungkan dengan pipa infus set, selanjutnya dikerjakan seperti ???

Water sealed drainase (WSD): pipa khusus (kateter urin) yang steril dimasukkan ke rongga pleura dengan perantara trokar atau klem penjepit. c. Torakoskopi Torakoskopi adalah tindakan langsung untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks dengan alat bantu torakoskop tindakan ini dilakukan apabila: - tindakan aspirasi maupun wsd gagal. - paru tidak mengembang setelah 3 hari pemasangan tube torakostomi - terjadi fistula bronkopleura - timbulnya kembali pneumotoraks setelah tindakan pleurodesis - pada pasien yang berkaitan dengan pekerjaan agar tidak mudah kambuh kembali seperti pada pilot dan penyelam. d. Torakotomi tindakan pembedahan ini diindikasikan hampir sama dengan torakoskopi. Tindakan ini dilakukan jika dengan torakoskopi gagal atau jika bleb atau bulla terdapat di apeks paru, maka tindakan torakotomi ini efektif untuk reaksi bleb atau bulla tersebut.

5. komplikasi dan prognosa Komplikasi pneumotoraks tension, dapat mengakibatkan kegagalan respirasi akut pro-pneumotoraks hidropneumotoraks / nemo-pneumotoraks henti jantung dan paru pneumo mediastinum emfisema subkutan pneumotoraks simultan bilateral pneumotoraks kronik, bila tetap ada selama lebih dari 3 bulan

6. pronosis Pasien dengan pneumooraks spontan hampir separuhnya akan mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun setelah pemasangan tube thoracostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada pasien pasien pneumotoraks Yang dilakukan torakotom terbuka. Pasien pasien yang penatalaksanaannya cukup baik, umumnya tidak di jumpai komplikasi. Pasien pss tergantung penyakit paru yang mendasarinya.

KESIMPULAN Pneumotoraks adalah keadaan dimana terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura, pneumotoraks spontan adalah setiap pneumotoraks yang terjadi tiba tiba tanpa adanya suatu penyebab ( rauma ataupun tatrogenik). Pneumotoraks spontan terdiri dari 2 jenis, yaitu pneumotoraks spontan primer dan pneumotoraks spontan sekunder. Diagnosa pneumotoraks dapat di tegakan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan bertujuan mengluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan kambuh lagi.

Anda mungkin juga menyukai