Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2002-2012

DITA NUR AMANDA (Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Email : ditanuramanda@yahoo.com

Pembimbing Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si

ABSTRACT
Inflation causes a high level of interest rates, causing the creditors is difficult to borrow funds from a bank because the interest rate also soared. Inflation also leads to rising production costs. Because production costs rise due to inflation, it is very detrimental to entrepreneurs and this causes shift in investment activity in activities that are less encouraging national production activities, such as the actions of speculators seeking quick profit. Then people will prefer to buy stocks and bonds.

Keyword : inflation, mutual funds, 1111084000039

I. PENDAHULUAN Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumeninstrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer investasi (M1) ke dalam portofolio investari, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya. Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang yang dibukukannya ke dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tersebut.

Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur. Investor reksadana juga dihadapkan pada salah satu risiko investasi yaitu inflation risk. Inflasion risk adalah risiko akibat perubahan tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap perubahan kemampuan pembeli riil investor. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor (menurut teori kuantitas). Teori Kuantitas, yaitu teori yang menganalisis peranan dari i). Jumlah uang beredar, dan ii).ekspektasi masyarakat mengenai kemungkinan kenaikan harga (peranan psikologis). Menurut teori ini, pertambaham

II. KERANGKA TEORITIS 2.1 Teori tentang Inflasi

volume uang yang beredar sangat dominan terhadap kemungkinan timbulnya inflasi. Kenaikan harga yang tidak dibarengi dengan pertambahan jumlah uang beredar sifatnya hanya sementara. Dengan demikian menurut teori ini, apabila jmlah uang tidak ditambah, kenaikan harga akan berhenti dengan sendirinya. Berdasarkan teori ini, walaupun jumlah uang bertambah tetapi masyarakat belum menduga adanya kenaikan, maka pertambahan uang beredar hanya akan menambah simpanan atau uang kas karena belum dibelanjakan. Dengan demikian harga barang-barang tidak naik. Jika masyarakat menduga bahwa besok bahwa dalam waktu dekat harga barang akan naik, masyarakat cenderung membelanjakan uangnya karena khawatir akan penurunan nilai uang, sehingga akan memicu inflasi. Inti dari teori kuantitas adalah sebagai berikut: 1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral). Menurut teori kuantitas yang dikemukakan oleh Irving Fisher MV = PT, faktor yang dianggap konstan adalah V dan T, sehingga jika M (Money in circulation) bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga). 2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang. Apabila masyarakat sudah beranggapan demikian, maka tidak ada kecenderungan untuk menyimpang uang tunai lagi dan mereka lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk barang.

disebabkan oleh: Hasil ekspor meningkat namun lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lainnya. Peningkatan hasil eksport yang lambat antara lain disebabkan karena harga barang yang dieksport kurang menguntungkan dibandingkan dengan kebutuhan barang-barang import yang harus dibayar. Dengan kata lain daya tukar barangbarang negera tersebut semakin memburuk. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan produksi bahan makanan dengan jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan kelonjakan kenaikan harga bahan makanan. Hal ini dapat menimbulkan tuntutan kenaikan upah dari kalangan buruh / pegawai tetap akibat kenaikan biaya hidup. Kenaikan upah selanjutnya akan meningkatkan biaya produksi dan mendorong terjadinya inflasi.

2.2 Teori tentang Reksadana Saham Teori keseimbangan pasar modal oleh Harry Markowitz menyatakan prinsip dalam berinvestasi yaitu memperoleh imbal hasil (return) pada tingkat yang dikehendaki dengan resiko yang paling minimum. Menurut Darmadhi dan Fakhrudin (2001) yang dimaksud reksa dana adalah sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Menurut Rahardja (2004) ,Berdasarkan sifat investasinya, reksa dana terdiri dari tiga jenis yaitu: Growth Fund: reksa dana ini mempunyai portofolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang tinggi. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang cukup tinggi, seperti investasi di instrumen saham. Stable Fund: reksa dana ini menggunakan jenis portofolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang stabil. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang agak kurang, seperti investasi di instrumen obligasi. Safety Fund: reksa dana ini lebih mengutamakan keamanan atas dana investasi dan tidak menyukai adanya volatilitas harga atau ketidakstabilan pendapatan dari instrumen investasinya. Manajer Investasi reksa dana jenis ini cenderung melakukan investasi di instrumen pasar uang, seperti deposito.

Teori Inflasi Keyness Menurut Keynes, inflasi pada dasarnya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan masyarakat (demand) terhadap barang-barang dagangan (stock), dimana permintaan lebih banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, sehingga terdapat gap yang disebut inflationaty gap. Teori Struktural Teori ini berlandaskan kepada struktur perekonomian dari suatu negara (umumnya negara berkembang). Menurut teori ini, inflasi

2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.3 Diagram kerangka pemikiran

dengan satu variabel kriterium disebut analisis regresi sederhana (tunggal). Model fungsi RD = f (Inf) Persamaan RD = + Inf + ; = 5% Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel N Varia Desk (konseptuasi) Skala o bel penguk uran 1 Inflasi Inflasi adalah suatu Rasio (X) proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor (menurut teori kuantitas) 2 Reksa Reksadana adalah Rasio dana wadah dan pola Saha pengelolaan m (Y) dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumeninstrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana (menurut teori Darmadhi dan Fakhrudin)

X Inflasi Teori Kuantitas

Y Reksadana Saham Teori Darmadhi dan Fakhrudin

2.4 Hipotesis : = 0 tidak terdapat hubungan antara Inflasi dengan Reksadana Saham : 0 terdapat hubungan antara Inflasi dengan Reksadana Saham III. METODOLOGI PENELITIAN Sumber data dari penelitian ini ialah dari Bank Indonesia dan Badan Pengawas Penanaman Modal, adapun objek penelitian yang diteliti adalah Inflasi dan Reksadana Saham periode 2002 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi sederhana. Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabel-variabel itu berhubungan atau dapat diramalkan. Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Hubungan fungsional antara satu variabel prediktor

Berikut adalah data Inflasi dan Reksadana Saham. Data-data berikut di peroleh dari Bank Indonesia, dengan sumber data adalah Badan Pengawas Penanaman Modal dan Bank Indonesia. Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Inflasi 0,1 0,051 0,0606 0,1043 0,066 0,074 0,111 0,028 Reksadana Saham 1905697136 46789545087 71992786820 2079583897 38242502920 53278235814 60837794454 69708202522

2010 2011 2012

0,07 0,038 0,043

81464548529 98545955666 1,13263E+11

.678

.459

.399

2.72954E10

a. Predictors: (Constant), Inflasi

Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pengawas Penanaman Modal, data diolah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang diambil dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas Penanaman Modal (BAPEPAM) pada tahun 2002-2012 mengenai Inflasi dan Reksadana Saham yang terjadi adalah sebagai berikut :
Descriptive Statistics Std. N Inflasi Rdsaham Valid N (listwise) 11 11 11 Mean .067809 Deviation .0277544

Dari tabel Model Summary angka R square adalah 0.459 yaitu hasil kuadrat dari koefisien korelasi (0.678x0.678=0.459). Nilai tersebut menunjukkan 46% dari Reksadana Saham dipengaruhi oleh Inflasi. Dan 54% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai standar error of Estimate adalah 2.72954. Pada standar deviasi tingkat Reksadana Saham 3.52158E10, jauh lebih besar dari standar error. Maka model regresi bagus dalam bertindak sebagai predictor tingkat Reksadana Saham.
ANOVA Sum of Model Squares df
b

Mean Square F Sig.


a

5.8010E10 3.52158E10

1 Regression 5.696E21 Residual Total 6.705E21

1 5.696E21 7.645 .022 9 7.450E20

1.240E22 10

Berdasarkan tabel descriptive statistics diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata Inflasi sebesar 0.067809 dengan standar deviasi 0.0277544. Sedangkan rata-rata Reksadana Saham sebesar 5.8010E10 dengan standar deviasi 3.52158E10.
Variables Entered/Removed Variables Model 1 Entered Inflasi
a b

a. Predictors: (Constant), Inflasi b. Dependent Variable: RDsaham

Variables Removed Method . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Rdsaham

Berdasarkan tabel ANOVAb, dapat diketahui bahwa besar signifikan regresi sebesar 0.022. nilai F hitung sebesar 7.645 maka berdasarkan nilai signifikan 0.022 berarti probabilitas 7.645 lebih besar dari 0.05 maka diterima. Tidak ada koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti. Maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Tingkat Reksadana Saham.
Coefficients
a

Dari tabel Variables Entered/Removedb, menunjukkan bahwa variabel yang dimasukkan adalah Inflasi, sedangkan yang dikeluarkan tidak ada.
Unstandardized Model Summary R Model R Adjusted Std. Error of the Estimate Model Coefficients B

Stand ardize d Coeffi cients t Sig.

Std. Error Beta

Square R Square

1 (Cons tant) Inflasi

1.163E11 2.264E10 -8.599E11 3.110E11 -.678

5.138 .001 -2.765 .022

a. Dependent Variable: RDsaham

Dari data diatas juga dapat dilihat bahwa pengaruh Inflasi terhadap Reksadana Saham di Indonesia hanya 46%. 54% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Mungkin saja dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Maka, pemerintah harus melakukan kebijakan untuk menekan laju inflasi agar pengusaha lebih tertarik menanamkan uangnya pada perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan mengurangi reksadana saham di Indonesia. VI. REFERENSI

Berdasarkan tabel Coefficience, dapat diketahui bahwa besarnya nilai t test = -2.765 sedangkan besarnya signifikansi = 0.001 lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian ditolak dan diterima yang berarti ada pengaruh variabel Inflasi terhadap Reksadana Saham. Dan dari tabel Coefficient di atas, kolom B pada Constant (a) adalah 1.163 sedangkan Laju Inflasi (b) adalah -8.599. Sehingga persamaan Regresinya adalah: Y = a+bX Y = 1.163-8.599X

Case & Fair.2004.Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta. PT Indeks. Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 1996. Makro Ekonomi. Edisi ke-17. Cetakan ketiga. Jakarta: Erlangga. Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelitian dan menurut teori yang telah dikemukakan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa perubahan laju inflasi diimbangi dengan perubahan tingkat Reksadana Saham. Hal ini diketahui dari hasil persamaan regresi yaitu: Y = 1.163-8.599X.

Rahardja, Sapto. Panduan Investasi Reksa Dana; Cetakan Kedua. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2004. http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

Anda mungkin juga menyukai