Anda di halaman 1dari 3

INTERAKSI OBAT-OBAT KARDIOVASKULER Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi & memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung

dan pembuluh darah) secara langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler: adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah. Secara umum obat-obat kardiovaskuler dibagi menjadi 7 golongan yaitu Diuretika, Vasodilator, Antihipertensiva, Antilipemika, Obat-obat Jantung,

Antitrombotika, Hemopoietika. 1. Diuretika Diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorpsi NaCl di tempat-tempat yang berbeda di nefron, sehingga meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air. Diuretik dikelompokkan menjadi 3 golongan berdasarkan tempat kerjanya : a. Diuretik Tiazida Tempat kerja utama obat golongan ini adalah di hulu tubuli distal. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat reabsorpsi NaCl. Contoh obatnya adalah :

hidroklorotiazida, bendroflumetiazid, klortalidon, indapamid. Diuretik tiazida menurunkan klirens litium sehingga dapat meningkatkan kadar plasmanya. HCT menurunkan efek hipoglikemik obat antidiabet oral. HCT menurunkan klirens amantadin sehingga meningkatkan kadar plasma dan resiko toksisitasnya.

AINS

menurunkan

aktivitas

diuretik

dan

antihipertensi

melalui

penghambatan biosintesis prostaglandin renal. Kolestiramin dan kolestipol dapat berikatan dengan obat-obat yang bersifat asam termasuk diuretik tiazid di saluran cerna sehingga menurunkan absorpsi diuretik tiazid. b. Diuretik Kuat Tempat kerja utama di loop of Henle. Mekanisme kerjanya yaitu melalui penghambatan terhadap transport elektrolit Na, K danCl. Merupakan antihipertensi yang lebih efektif dibanding tiazid untuk hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal atau gagal jantung. Efek samping hampir sama dengan tiazid kecuali tidak menyebabkan hiperkalsemia. Contoh obatnya yaitu furosemid. Interaksi dengan vasodilator terutama penghambat ACE (enalapril, kaptopril). Furosemid menurunkan volume darah sirkulasi, sehingga keseimbangan air dan elektroalit dalam darah harus distabilkan dulu sebelum ditambah vasodilator. Bronkodilator teofilin dapat mencapai kadar yang tinggi dalam darah bila dikombinasi dengan furosemid sehingga dosis teofilin harus dikurangi. Diuretik loop dapat menginduksi toksisitas jantung karena digitalis. Furosemid dapat menggeser ikatan protein plasma warfarin dan klofibrat sehingga meningkatkan kadar plasma obat-obat ini. Diuretik loop mengurangi klirens renal litium dan meningkatkan kadar plasma. Diuretik loop meningkatkan toksisitas renal golongan sefalosporin Furosemid meningkatkan toksisitas telinga dan jantung antibiotik aminoglikosida (amikasin, gentamisin, dsb), c. Diuretik Hemat Kalium Tempat kerja utama yaitu di hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks Mekanisme kerjanya adalah penghambatan reabsorpsi Na dan sekresi

K dengan jalan antagonisme kompetitif (spironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorid). Menyebabkan hiperkalemia, terutama pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, atau bila dikombinasi dengan penghambat ACE, suplemen kalium atau AINS. 2. Vasodilator (nita) 3. Antihipertensiva (bane) 4. Antilipemika (upi) 5. Obat-obat Jantung a. Kardiotonika (riska) b. Obat-obat Angina Pectoris (dian) c. Antiaritmika (ira) 6. Antitrombotika (anggun) 7. Hemopoietika (nova)

Anda mungkin juga menyukai