RENI IRA RINDING JANALIA K. S. FAISAL LUKMAN B CINDY SALIM RIESTI EKASANTI C 111 02 050 C 111 02 056 C 111 02 111 C 111 02 185 C 111 03 158
Pembimbing :
Dr. DENNY MATHIUS Supervisor : DR. Dr. Gatot S Lawrence, Msc, SpPA(K), DFM,SpF
DEFINISI
Hanging atau penggantungan : suatu keadaan di
mana terjadi konstriksi dari leher akibat kekuatan yang dihasilkan dari penggantungan oleh berat tubuh. Pada beberapa kasus konstriksi terjadi akibat eratnya jeratan tali.
ETIOLOGI
1. 2. 3. 4. 5. Bunuh diri Gangguan Psikiatri Kecelakaan Pembunuhan (Suicide Hanging) Hukum Gantung (Judisial Hanging)
MORFOLOGI
Temuan-temuan bermakna pada penggantungan : 1. Jeratan pada leher 2. Jeratan pada bagian tubuh lainnya, 3. Tanda- tanda kompresi 4. Wajah : tanda-tanda sianosis, kadang pucat kongesti dan edema konjungtiva Lidah terjulur keluar 5. Peteki
1. Gantung Diri Biasanya lilitan banyak, simpul hidup, jeratan serong. Letak simpul dapat di belakang/depan atas kiri/kanan, atau tepat di garis tengah depan. Jejas jerat berupa luka lecet tekan akibat alat penjerat, berwarna merah coklat Permukaan alat jerat luas muka sembab, mata menonjol, lidah+air liur dapat keluar Permukaan alat penjerat kecil muka pucat, penonjolan mata (-) Sering ditemukan tanda gigi pada lidah. Umumnya tidak ditemukan patah tulang
2. Pembunuhan Dapat ditemukan luka-luka pada tubuh korban Situasi TKP tidak beraturan Ada tanda-tanda perlawanan Sering tampak luka-luka di leher, kadang tampak luka lecet tekan berbentuk bulan sabit Memar hebat dapat ditemukan pada jaringan otot dan alat-alat dalam leher, tulang lidah dan rawan gondok dapat patah. Umumnya menggunakan lasso Makin jauh jarak antara kaki korban dengan lantai dan makin dekat jarak simpul dan tiang tumpuan makin kuat dugaan
3. Hukum gantung Letak simpul tepat pada belakang tengah Dapat terjadi dislokasi atau fraktur vertebra disertai putusnya medulla spinalis 4. Kecelakaan Mati tergantung sewaktu bermain umumnya pada anak-anak dan kasusnya sangat jelas. Pada autoerotic hanging:
tali sering diikatkan pada banyak tempat kadang ditemukan gambar dan benda-benda porno
Autoerotic asphyxia
Patofisiologi
Penyebab kematian pada hanging 1. Asphyxia kurangnya/tidak adanya O2 pada darah dan jaringan sel gagal melangsungkan metabolisme oksigen gagal untuk masuk kadalam sirkulasi darah. 2. Vagal Reflex rangsangan ringan/ luka pada reseptor saraf (afferent) reflex vagus. Inhibisi vagal fibrilasi ventrikel, inhibisi fatal pada jantung dan pusat pernapasansyok death.
3. Pada batang otak Kerusakan medulla oblongata/medulla spinalis patahnya tulang leher( dihukum gantung ). Fraktur dan dislokasi vertebra servikalis akan menekan medulla oblongata dan mengakibatkan terhentinya pernapasan. 4. Obstruksi vena Sumbatan vena jugularis interna kongesti pembuluh darah otak kegagalan sirkulasi.
Tanda tanda yang dapat ditemukan pada hanging jejas jerat penjerat dengan permukaan luas tekanan yang ditimbulkan tidak terlalu besarWajah sembab, merah kebiruan, lidah terjulur,air liur keluar mata menonjol, permukaan alat penjerat kecil tekanan yang ditimbulkan besardapat menekan pembuluh balik maupun pembuluh nadipucat dan tidak ada penonjolan mata.
Tanda-tanda...
terutama pada bagian ujung dari ekstremitas ( pada jari jari ) Bintik perdarahan konjungtiva Keluarnya air mani, feses dan urin lebam mayat pada genitalia externa
Definisi Asfiksia
Merupakan
suatu keadaan tubuh yang kekurangan oksigen disertai kegagalan mengeliminasi karbondioksida dari tubuh. Merupakan kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal.
Klasifikasi Asfiksia
Anoksia anoksik
oksigen yang sampai ke alveoli tidak cukup pengurangan oksihemoglobin (misalnya: keadaan oklusi nasal dan oral) Anoksia anemik defisiensi hemoglobin kekurangan oksihemoglobin. Anoksia stagnan terjadi bila hemoglobin yang teroksigenasi secara normal tidak diangkut ke jaringan secara efisien (misalnya: pada gangguan sirkulasi) Anoksia histotoksik abnormalitas intraselular gangguan sistem oksidatif menghambat sel dari menggunakan oksigen yang disuplai oleh oksihemoglobin yang berada pada kadar normal (misalnya pada keracunan ion sianida pada sistem sitokrom intraselular dan akumulasi produk toksik pada uremia)
Fase Asfiksia
Fase dispnu
perangsangan medulla oblongata karena kadar O2 rendah dan CO2 yang tinggi amplitudo-frekuensi nafas meningkat, nadi cepat, tensi tinggi, tanda-tanda sianosis pada mukatangan.
Fase konvulsi
rangsangan susunan saraf pusat akibat peningkatan CO2 berupa kejang klonik, lalu tonik, akhirnya opistotonus, pupil dilatasi, denyut jantung menurun, tensi turun.
Fase apnu
Etiologi Asfiksia
kekurangan oksigen pada udara pernapasan
disebut Suffocation obstruksi orifisium eksternal disebut pembekapan Smothering obstruksi jalan napas internal oleh penekanan dari dalam disebut Gagging/Choking obstruksi jalan napas internal oleh tekanan luar disebut strangulasi/penggantungan restriksi pergerakan dada disebut asfiksia traumatik
viseralis paru terutama pada aorta lobus dan busur, kelenjar tiroid, kelenjar
SUICIDE HANGING
Keadaan TKP tenang, Pada tempat yang
tersembunyi. Posisi Tergantung mendekati lantai Pakaian korban rapi, sering terdapat surat peninggalan. Jumlah lilitan dapat hanya satu kali. Makin banyak makin besar dugaan bunuh diri. Simpul biasanya simpul hidup. Mekanisme kematian Asfiksia, Spasme laring dan vagal refleks.
JUDISIAL HANGING
Typical Hanging
Letak simpul tepat pada bagian belakang tengah Dapat terjadi dislokasi atau fraktur vertebra, disertai putusnya medula spinalis Cara-cara melakukan hukuman gantung :
Short Drop (jarak pendek) 2. Suspension Hanging 3. Standart Drop 4. Long Drop (jarak jauh)
1.
bahwa pidana mati hanya boleh dilakukan dengan cara digantung. Tahun 1915 1944 Penggantungan oleh seorang algojo. 1945, Indonesia menurut Pasal II Aturan Peraturan Peralihan UUD 1945 jo Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1945 dikatakan bahwa "peraturan lama dipandang tetap berlaku yaitu digantung dan ditembak. Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1964 Pasal 1 pelaksanaan penjatuhan pidana mati di Indonesia dengan cara ditembak sampai mati, yang berlaku sampai hari ini.
Pasal 339 Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
Pasal 340 Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Pasal 345 Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh
Pasal 351 (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,
Ekimosis tampak jelas pada salah satu sisi dari jejas penjeratan. Lebam mayat tampak di atas jejas jerat dan pada tungkai bawah
NO
PENGGANTUNGAN ANTEMORTEM
PENGGANTUNGAN POSTMORTEM
8 9
Pada kulit di tempat jejas penjeratan teraba seperti perabaan kertas perkamen, yaitu tanda parchmentisasi Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dan lain-lain sangat jelas terlihat terutama jika kematian karena asfiksia Wajah membengkak dan mata mengalami kongesti dan agak menonjol, disertai dengan gambaran pembuluh dara vena yang jelas pada bagian kening dan dahi Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Penis. Ereksi penis disertai dengan keluarnya cairan sperma sering terjadi pada korban pria. Demikian juga sering ditemukan keluarnya feses
Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak begitu jelas Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga dan lain-lain tergantung dari penyebab kematian Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak terdapat, kecuali jika penyebab kematian adalah pencekikan (strangulasi) atau sufokasi
Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus kematian akibat pencekikan Penis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada. Pengeluaran feses juga tidak ada
Tanda jejas jeratan, berupa lingkaran tidak terputus, mendatar, dan letaknya di bagian tengah leher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher dan simpul tali tersebut terikat kuat Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat untuk bunuh diri
Cedera berupa luka-luka pada tubuh korban biasanya mengarah kepada pembunuhan
Terdapatnya racun berupa asam opium hidrosianat atau kalium sianida tidak sesuai pada kasus pembunuhan, karena untuk hal ini perlu waktu dan kemauan dari korban itu sendiri. Dengan demikian maka kasus penggantungan tersebut adalah karena bunuh diri
Tangan tidak dalam keadaan terikat, karena sulit untuk gantung diri dalam keadaan tangan terikat Kemudahan. Pada kasus bunuhdiri, mayat biasanya ditemukan tergantung pada tempat yang mudah dicapai oleh korban atau di sekitarnya ditemukan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut Tempat kejadian. Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, jendela ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam, maka kasusnya pasti merupakan bunuh diri Tanda-tanda perlawanan, tidak ditemukan pada kasus gantung diri
Tangan yang dalam keadaan terikat mengarahkan dugaan pada kasus pembunuhan Pada kasus pembunuhan, mayat ditemukan tergantung pada tempat yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut tidak ditemukan
Tempat kejadian. Bila sebaliknya pada ruangan ditemukan terkunci dari luar, maka penggantungan adalah kasus pembunuhan
10
Tanda-tanda perlawanan hampir selalu ada kecuali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau masih anak-anak.
TERIMA KASIH