O L E H
KIMIA ANALISIS / 2B
I. TUJUAN
Tujuan dari pratikum yang dilakukan adalah: Mempelajari beberapa metoda kolorimeter Menerapkan metoda Sistem Silender Hehner dan Bajerum Komparator dalam penentuan Cu2+ Mengetahui konsentrasi Cu2+ dalam larutan tugas dengan kolorimetris metode kesetimbangan. Melatih ketelitian penglihatan untuk menentukan konsentrasi yang tepat. Memahami prinsip kerja dari kolorimetris metode kesetimbangan
Page 2
4. Metoda keseimbangan Silinder Hehner Bajerum Coomparator Kolorimeter Dubousg Syarat utama dari penggunaan metode kolorimetri adalah benda atau zat harus berwarna atau memiliki reagen yang dapat diwarnai (zat yang dapat menimbulkan warna jika direaksikan dengan suatu reagen warna tertentu) Syarat reagen pewarna : Hendaklah memberikan reaksi yang spesifik atau selektif. Spesifik maksudnya : hanya komponen tertentu yang dapat bereaksi dengan reagen dan menimbulkan warna. Warna yang terbentuk hendaklah sebanding dengan fungsi konsentrasinya Reaksi pewarnaan tersebut hendaklah cukup stabil (minimal dalam interval waktu pengukuran) Mempunyai sifat reproducibility yang tinggi : mempunyai ketepatan yang teliti jika pengujian dilakukan berulang kali. Hendaknya memiliki sensitivity yang tinggi dimana dengan sedikit zat akan memiliki intensitas yang tinggi. Cairan hendaklah transparan (tidak terdapat suspensi pada cairan tersebut) Kolorimetri metode kesetimbangan dapat dibagi menjadi :
1. Sileinder Hehner Menggunakan sepasang silinder yang terbuat dari kaca dan tiap
silinder mempunyai kran kaca yang terletak disekitar 2,5 cm dari dasar silender kedus silinder diberi skala dari 0- 100 ml alasnya datar terbuat dari kaca bening yang mempunyai diameter yang sama. Dalam sistem ini diamati kesamaan warna dari standar dan sampel yang dilihat dari atas silinder hehner (pengamatan secara vetikal). Pada sistem ini yang diatur adalah ketinggian larutan untuk mendapatkan
Page 3
kesamaan warna denga larutan sampel yang mana pada awal perlakuan volume standar sama denga volume sampel. Kesamaan warna diperoleh dengan cara merubah ketinggian larutan standart. Setelah tercapai kesamaan warna, maka dilihat skala dari kedua silinder tersebut dimasukkan kerumus.
Cx =
2. Bajerum Comparator Menggunakan suatu balok yang terbuat dari kaca dimana salah satu bidang diagonal disekat kaca kemudian pada balok ini diberi skala 0- 20 cm. Untuk larutan sampel menggunakan kuvet khusus yang juga berbentuk balok berukuran kecil yang terbuat dari kaca. Pada sistem ini yang diamati adalah kesamaan warna antara sampel dengan standart dengan cara mengeser-geser posisi kuvet berisi sampel sepanjang sekat kaca (pengamatan dilakukan secara horizontal). berada. Cx =
nilai skala sampel Cstandart 20
3. Kolorimeter Dubousg Pada sistem ini posisi kedua tabung berada pada dasar bejana pelarut (skala 0) kemudian diamati melalui lensa okuler. Kemudian tombol pengatur diputar sampai terdapat bayangan yang baur atau tidak ada bidang batas. Hal ini menunjukkan bahwa telah tercapai kesetimbanagan. Nilai skala yang tertera pada sampel ataupun standar dimasukkan kedalam rumus Cx =
nilai skala standart Cstandart nilai skala sampel
Page 4
METODA STANDAR SINTESIS Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai terjadi kesamaan warna. METODA PENGENCERAN Menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko. Kosentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai terjadi kesamaan warna.
Page 5
Cara kerja : 1. Dipipet 25 ml larutan standar 1000 ppm kedalam labu ukur 250 ml, ditambahkan 25 ml NH4OH 1:1 2. Diencerkan sampai tanda batas dengan menggunakan aquadest. Disiapkan 2 buah larutan standar ini untuk masing masing metoda. 3. Diminta larutan tugas Cx dengan menyerahkan labu ukur 50 ml, diberi label mana dan Bp 4. Ditambahkan 5 ml larutan pewarna NH4OH 1:1 kemudian dihomogenkan seperlunya. Untuk kolorimetris sistem silinder hehner 1. Disiapkan pipa kaca berbentuk U yang disambungkan dengan selang karet, dimasukkan ujung slangnya kedalam larutan standart. 2. Diisap bagian pipa U nya dan dijadikan membentuk sistem bejana berhubungan antara gelas ukur I dengan labu ukur standart. 3. Diisikan larutan sampel 25 mL kedalam gelas ukur II, ditempatkan diatas benda bewarna putih. Bersama sampel diamati secara vertikal, dengan hanya satu mata secara bergantian. 4. Diatur posisi labu ukur berisi standart dengan menaikkan atau
menurunkannya sampai mencapai kesamaan warnanya terhadap sampel. 5. Kesamaan pengamatan warna, berarti jumlah melekul bewarnanya yang dilewati ke dua berkas sinar tersebut telah sama. 6. Diatur posisi labu ukur berisi larutan standar dengan menaikan atau
menurunkannya sampai mencapai kesamaan warna terhadap sampel. 7. Dengan menggunakan rumus L1 x C standar = L2 x Cx , dihitung kadar larutan Cx
Page 6
Untuk bajerum comparator 1. Diisikan larutan standart kebagian depan dari bajerum comparator, dan bagian belakangnya dengan larutan blanko 2. Diisikan sampel lebih kurang 2/3 bagian pada wadah sampel dari alat bajerum ini 3. Ditempatkan tabung sampel diatas bajerum comparator dan gunakan latar belakang benda putih 4. Dilakukan pengamatan secara horizontal, lalu digeser sedemikian rupa posisi tabung sampel sampai didapatkan kesamaan warna 5. Dengan menggunakan rumus Cx = nilai skala / 20 x Cstandar tentukanlah kadar dari larutan tugas (Cx)
Gambar Alat :
Page 7
IV. PENGAMATAN
CuSO4 1000 ppm = larutan berwarna biru muda NH4OH 1: 1 = larutan tak berwarna CuSO4 ditambahkan dengan NH4OH 1:1 sebagai reagen pewarna sehingga warna yang dihasilkan menjadi lebih jelas Pada metode silinder hehner diamati secara vertikal, makin tinggi volume larutan maka warna larutan tesebut akan makin pekat. Pada bajerum comparator diamati secara horizontal, makin besar skala bajerum (volume standart makin besar) maka makin pekat pula warna larutan tersebut.
Page 8
=100 ppm
12 mL 100 ppm 25 mL
= 48 ppm
Page 9
Bajerum Comperator Cx =
nilai skala sampel Cstandart 20
= 47 ppm
VI. PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan konsentrasi larutan tugas sebagai berikut Dengan cara silinder Hehner didapatkan CX 48 ppm Dengan cara Bajerum Comperator didapatkan Cx 47 ppm Hasil yang didapatkan ini sedikit menyimpang karena dengan satu sampel didapatkan 2 konsentrasi larutan tugas yang berbeda. Hal ini disebabkan karena sulitnya melihat kesamaan warna antara larutan tugas dengan larutan stantar dengan mengunakan detector mata manusia, dimana mata tidak dapat digunakan sebagai alat ukur tetapi Cuma bias digunakan sebagai alat identifikasi.
VII. KESIMPULAN
Dari paraktikum yang dilakukan didapatkan konsentrasi larutan tugas sebagai berikut Dengan cara silinder Hehner didapatkan CX 48 ppm Dengan cara Bajerum Comperator didapatkan Cx 47 ppm
Page 10
Page 11