Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Masalah Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi merupakan bahaya terselubung, karena tidak menunjukkan banyak gejala yang nyata dan keadaan ini dapat berlangsung selama beberapa tahun. Oleh karena itu, hipertensi dijuluki silent killer. Seseorang baru menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi ketika telah terjadi gangguan pada beberapa organ tubuh seperti gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke. Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26.4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26.6% pria dan 26.1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29.2% di tahun 2025. Mulai tahun 1995, saat batasan hipertensi berubah, mulai dilakukan penelitian berskala nasional, antara lain Susenas, Surkesnas, dan SKRT. Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2001 menunjukkan proporsi hipertensi pada pria 27% dan wanita 29%. Sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, hipertensi pada pria 12.2% dan wanita 15.5%.12 Penyakit sistem sirkulasi dari hasil SKRT tahun 1992, 1995 dan 2001 selalu meduduki peringkat pertama dengan prevalensi terus meningkat yaitu 16.0%, 18.9%, dan 26.4%. Survei Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular oleh WHO tahun 2008 di Jakarta menunjukkan prevalensi hipertensi lebih banyak ditemukan pada usia lebih dari 50 tahun, yaitu berkisar 15-20%.9 Penelitian lain melihat hubungan beberapa faktor risiko dan hipertensi di beberapa daerah di Indonesia. Hasilnya sebagai berikut, tekanan darah <120 mmHg akan meningkatkan risiko mortalitas akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 6.1%, 120-139 mmHg meningkatkan risiko hingga 16.3%, 140-159 mmHg sebanyak 22.7%, dan 160 mmHg bisa menaikkan risiko hingga 8 kali lipat yakni 49.2%. Proporsi pasien penyakit kardiovaskular yang dirawat di rumah sakit di Indonesia terus meningkat dari 2.1% di tahun 1990 menjadi 6.8% di tahun 2001.13 Adapun beberapa obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi antara lain ACE inhibitor, diuretic, beta blocker, calcium antagonist, vasodilator, centrally-acting

anthypertensive agents, penghambat neuron adrenergik, ATII-receptor blocker. Obat tersebut digunakan mulai dari dosis yang paling rendah. Selain digunakan untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung, ACE inhibitor juga mempunyai efek yang lebih penting, yaitu dapat mencegah terjadinya disfungsi endotel yang

merupakan tanda awal terjadinya proses aterosklerosis. Pemahaman mengenai manfaat ACE inhibitor untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung, dan proteksi terhadap terjadinya disfungsi endotel didasarkan pada pengetahuan tentang Renin-Angiotensin System (RAS) dan sistem kininkalikrein. Efek vaskuloprotektif ACE inhibitor didapatkan melalui efek sebagai antiproliferasi dan antimigrasi, perbaikan dan restorasi fungsi endotel, proteksi ruptur plak, efek anti trombosis dan efek antihipertensi. Oleh karena belum banyak data yang melaporkan penggunaan ACE inhibitor sebagai monoterapi atau terapi kombinasi pasien hipertensi dan banyaknya efek penting dari obat ini, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui penggunaan ACE inhibitor sebagai antihipertensi dikaitkan dengan distribusi, dosis, frekuensi penggunaan dan kombinasinya dengan antihipertensi lainnya untuk pengobatan pasien hipertensi di Klinik Mitra Palembang.

B.

Rumusan Masalah Bagaimana hubungan antara beberapa faktor risiko dan penyakit hipertensi di enam Puskesmas Kota Palembang?

C. 1.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara beberapa faktor risiko dan penyakit hipertensi di enam Puskesmas Kota Palembang.

2. a. b. c.

Tujuan Khusus Untuk mengetahui angka kejadian hipertensi di enam Puskesmas Kota Palembang. Untuk mengetahui beberapa faktor risiko hipertensi di enam Puskesmas Kota Palembang. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa faktor risiko hipertensi dan hipertensi di enam Puskesmas kota Palembang.

D. 1.

Manfaat Penelitian Manfaat akademik :

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis : Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi terapi pasien hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai