Anda di halaman 1dari 10

GEOLOGI PENGEMBANGAN WILAYAH

Disusun Oleh : Irvani 11/324510/PTK/07716

YOGYAKARTA, JULI 2012

Pada tugas mata kuliah Geologi Pengembangan Wilayah ini dilakukan pembuatan Peta Kerentanan Lahan yang berlokasi di Kabupaten Bantul, Propinsi DI Yogyakarta. Pembuatan peta kerentanan dimaksudkan untuk mengenali sampai sejauh mana nilai kerentanan yang dimiliki wilayah tersebut berdasarkan faktor-faktor alamiahnya. Sehingga pada akhirnya diperoleh kesesuaian lahan untuk pembangunan dan pengembangan berbasiskan ilmu geologi. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan scoring dan pembobotan terhadap berbagai faktor yang terlibat dalam membangun informasi spatial kerentanan lahan. Dalam merumuskan sistem skoring, sebelum mengidentifikasikan faktor- faktor yang berperan, perlu ditentukan dan diketahui dulu sasaran yang hendak dicapai. Tingkat kepentingan merupakan dasar bagi pembobotan yang dilakukan. Dalam studi ini, pembobotannya berkisar dari 1 hingga 3, yaitu tinggi, 3 = kepentingan tinggi, 2 = kepentingan sedang, 1 = kepentingan rendah. Pembobotan yang dilakukan hanya berdasarkan perkiraan saja, bukan bersifat statistic, sehingga kevalidannya masih rendah. Hasil perkalian bobot dan nilai mencerminkan tingkat kepentingannya. Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari skor yang dihasilkan dari perkalian nilai dan bobot setiap faktor yang membangun informasi spatial kerentanan lahan. Setelah itu dilakukan kuantifikasi, yaitu skor total hasil penjumlahan tersebut diterjemahkan menjadi tingkat risiko tinggi, sedang/menengah, dan tinggi. Berikut ini kuantifikasi yang dilakukan berdasarkan skor total, yaitu skor total antara 0 19 = tingkat risiko rendah, 20 39 = tingkat risiko menengah (sedang), dan skor > 40 = risiko tinggi.

Adapun untuk menghasilkan peta kelas kerentanan lahan menggunakan peta-peta dasar sebanyak 8 (delatan) peta antara lain : 1. Peta Struktur Geologi 2. Peta Geologi 3. Peta Curah Hujan 4. Peta Vegetasi 5. Peta Morfologi 6. Peta Penggunaan Lahan 7. Peta Tanah (tekstur tanah) 8. Peta Sungai Berikut ini langkah-langkah persiapan peta dasar (pemberian nilai dan robot) serta kombinasi peta, sehingga dihasilkan Peta Kelas Kerentanan Lahan : 1. Peta Struktur Geologi : Peta ini kemudian dibuffer pada jarak 500 m, 1000 m, 1500 m, dan 4000 m. Kemudian dari peta buffer struktur diberikan bobot = 3, dengan nilai untuk jarak berturut-turut = 3, 2, 2, dan 1.

2. Peta Geologi : Peta ini juga diberi bobot = 3, diberi nilai 1 sampai 3 sesuai dengan tingkat kerentanan dan kepentingannya.

3. Peta Curah Hujan : Pada peta ini diberikan bobot = 2, dengan nilai antara = 2 (untuk curah hujan sedang) dan nilai 3 (untuk curah hujan tinggi).

4. Peta Vegetasi : Berdasarkan kepentingannya vegetasi diberikan bobot = 2, dengan nilai berkisar dari 1 sampai 3.

5. Tekstur Morfologi : Pada peta ini dianggap memiliki kepentingan yang tinggi sehingga diberikan bobot sebesar 3. Adapun nilainya berkisar antara 1 untuk morfologi datar dan 3 untuk morfologi curam.

6. Penggunaan Lahan : Bobot yang diberikan sebesar 1, karena dianggap pengaruhnya kecil terhadap kerentanan lahan.

7. Peta Tanah : Kondisi tanah juga diberikan bobot = 1 (kepentingannya rendah), adapun nilai yang diberikan berkisar dari 1 sampai 3.

8. Peta Sungai : Sungai diberi bobot sebesar 3, dengan nilai berkisar 1 sampai dengan 3.

Layer-layer deangan table sudah diedit :

Kemudian langkah selanjutnya dilakukan penggabungan dengan operasi Union, dengan cara : Arc Toolbox> Analysis Tool> Overlay> Union.

Hasil union dengan nama rent2

Selanjutnya dilakukan dissolve terhadap rent2 berdasarkan kelas kerentanan lahan :

Hasil Akhirnya berupa Peta Kerentanan Lahan :

Kesimpulan : 1. Secara umum tingkat kerentanan lahan di daerah Kabupaten Bantul berupa kerentanan tinggi dan menengah/sedang. 2. Penyebaran lahan dengan kerentanan rendah tidak luas, dengan posisi yang terpisah-pisahkan/setempat-setempat.

Anda mungkin juga menyukai