Anda di halaman 1dari 10

DEMAM TYPHOID

Anne Fretha Permata Sari

PENDAHULUAN Demam typhoid adalah penyakit infeksi bakteri, yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi.1 Gejala awal demam typhoid berlangsung antara 10 14 hari. Pada minggu I pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu menigkat . sifat demam meningkat perlahan lahan pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu II gejala jelas berupa demam, bradikardi, lidah kotor, hepatomegali, splenomegali, serta gangguan mental berupa somnolen, stupor dan delirium.1 Pemeriksaan Laboratorium.2

Pemeriksaan Rutin Pada pemeriksaan ini seringkali ditemukan kadar leukosit rendah (leukopenia),tapi

terkadang bisa normal atau bisa juga kadar leukosit yang tinggi (leukositosis). Kadar Hb bisa turun terutama apabila terjadi komplikasi perdarahan usus. Selain itu terkadang juga bisa ditemukan kadar trombosit yang rendah (trombositoipenia). SGOT dan SGPT sering sekali meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Kenaikan SGPT dan SGOT tidak memerlukan penangann khusus. Uji Widal

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi dalam darah terhadap antigen bakteri salmonella typhi. Uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka demam typhoid yaitu : Aglutinin O ( dari tubuh kuman ) Aglutinin H ( flagela kuman )

ILUSTRASI KASUS Identitas pasien Nama Umur : Nn. L : 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat Masuk RS Tgl Periksa : Limbungan - Rumbai : 12 Mei 2013 : 12 Mei 2013

Anamnesis ( Autoanamnesis ) Keluhan utama Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Riwayat Penyakit Sekarang 5 hari SMRS pasien mengeluhkan demam terasa tinggi, muncul mendadak, sepanjang hari, demam dirasakan meningkat pada sore dan malam hari, disertai menggigil, keringat dingin (-), persendian terasa pegal (-), sakit kepala (+), nafsu makan berkurang , mual (+), muntah (+) setiap kali makan, batuk (-), bintik kemerahan pada tubuh (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan. 2 hari SMRS pasien berobat dan pasien merasakan demam turun sebentar dan naik lagi, 1 hari SMRS pasien berobat dengan keluhan badan terasa lemas , disertai demam, mual (+), muntah (+) berisi makanan yang dimakan, nyeri ulu hati (+), nafsu makan berkurang , pasien dibawa berobat Ke RSUD AA

Riwayat penyakit dahulu Pasien baru pertama kali menderita sakit seperti ini

Riwayat penyakit keluarga Tidak ada keluarga menderita sakit yang sama

Riwayat pekerjaan, kebiasaan dan sosial ekonomi Pasien berstatus sebagai pelajar Pasien mengaku memiliki kebiasaan membeli makanan diluar

PEMERIKSAAN UMUM Keadaan umum Kesadaran Tanda tanda vital : Tampk Sakit Sedang : komposmentis : tekanan darah :90 / 70 mmHg Nadi Suhu Nafas : 92x/i : 38,4 C : 18 x/i

Pemeriksaan Khusus Kepala dan leher Kulit dan wajah Mata : wajah tidak pucat : konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-) Pupil isokor, reflek cahaya (+/+), mata cekung (-) Mulut : lidah kotor (+), hiperemis (-), tremor (+) , bibir tidak kering, sianosis (-), gusi tidak ada Perdarahan , faring tidak ada hiperemis

Thorak Paru Inspeksi : Pengembangan dinding dada simetris kiri = kanan, gerak nafas simetris, Tidak ada bagian yang tertinggal Palpasi Perkusi : vokal fremitus kanan = kiri : sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler kedua lapagan paru

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : ictus cordis tidak terlihat : IC tidak teraba : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung I II murni regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi teraba, Perkusi : timpani, shifting dullness (-) : perut datar, distensi abdomen (-) : supel, nyeri tekan (+) kuadran kanan, hepar tidak teraba, lien tidak

Auskultasi : bising usus (+), normal

Ekstremitas Akral hangat CRT < 2 detik

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah Rutin (02/05/2013) : 8,6 x 103/ul : 15,1 g/dl

Leukosit Hemoglobin

Hematokrit Trombosit Na+ K+ Cl

: 45,8 % : 270.000/ mm3

Pemeriksaan elektrolit : 128 mmol/L : 2,98 mmol/L :92,6 mmol/ Imunoserologi S. Typhi O S. Para Typhy AO S. Para Typhy BO S. Para Typhy CO S. Para Typhy H S. Para Typhy AH S. Para Typhy BH S. Para Typhy CH :1/320 :1/320 :1/160 :1/320 :1/160 :1/80 :1/80 :1/160

Urinalisis (13/05/13) Makro Warna : kuning jernih

Mikro Eritrosit Leukosit Epitel Protein Glukosa pH : 1 2 /LBP : 2 - 3 /LBP : 3 - 4 / LBP : (-) : (-) :7

FOLLOW UP 13 Mei 2013 S O : badan terasa lemas, demam, mual : keadaan umum Kesadaran : tampak sakit sedang : komposmentis

Tanda tanda vital : TD 100/70 mmHg, HR : 78x/I, RR : 18 x/I, T : 37,8 C A P : Demam typhoid : IVFD RL 20 tpm Paracetamol 3 x 1 Ranitidin 2 x 1 Ciprofloxacin 2 x 500mg Urinalisis (13/05/13) Makro Warna : kuning jernih Mikro Eritrosit Leukosit Epitel Protein Glukosa pH : 1 2 /LBP : 2 - 3 /LBP : 3 - 4 / LBP : (-) : (-) :7

14 Mei 2013 S O : lemas berkurang : keadaan umum Kesadaran : tampak sakit sedang : komposmentis

Tanda tanda vital : TD 110/70 mmHg, HR : 88x/I, RR : 18 x/I, T : 37,6 C A P : Demam typhoid : pasien dipulangkan

DISKUSI Dari keluhan demam yang ada pada pasien mengenai demam sejak kapan, pola demam yang naik turun, disertai keluhan lain seperti menggigil, mual dan muntah. Hal ini memiliki karakteristik tertentu. 1 Dari anamnesis didapatkan demam sejak 5 hari SMRS demam mendadak, dan meningkat pada sore dan malam hari disertai menggigil,dan sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor,tremor namun tidak hiperemis. Kemungkinan bisa dipikirkan mengenai demam typhoid dan ditambah dengan pemeriksaan widal didapatkan hasil Ag O 1/320 dan Ag H 1/160. Adanya infeksi dari typhi baik pada saluran cerna maupun organ lain, akan menyebabkan reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi ini akan menghasilkan pirogen endogen sehingga set point tubuh meningkat, dan suhu tubuh pun meningkat. Rasa tidak nyaman pada bagian perut juga merupakan hasil reaksi inflamasi pada saluran cerna yang menghasilkan bradikinin. Adanya bradikinin akan menimbulkan sensasi nyeri.3 Pada kasus ini pasien juga mengeluhkan mual (+) dan muntah (+) disertai penurunan nafsu makan, dari kepustakaan Mual dan muntah dapat merupakan gejala dari demam typhoid, dimana penderita typhoid umumnya mengalami mual, muntah bahkan mengalami obstipasi ataupun diare. Di dalam hati dan limpa bakteri salmonella typhi akan berkembangbiak, hal ini akan mengakibatkan rasa mual karena terjadi pembengkakan dan akhirnya akan menekan

lambung. Akibat dari mual yang berlebihan sehingga menyebabkan makanan yang masuk tidak akan sempurna bisa masuk dan biasanya akan keluar lagi lewat mulut.5 Penatalaksaan Demam Typhoid: 2 1. Tirah Baring Istirahat yang berupa baring dengan sempurna untuk mencegah komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Bila klinis berat, penderita harus istirahat total. Disarankan untuk baring di tempat tidur 5 7 hari. 2. Diet

Pasien harus mendapat cairan yang cukup. Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendah selulose (rendah serat) untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita tifoid biasanya diklasifikasikan atas: diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa. Bila keadaan penderita baik, diet dapat dimulai dengan diet padat atau tim (diet padat dini). Tapi bila penderita dnegan klinis berat sebaiknya dimulai dengan bubur atau diet cair yang selanjutnya dirubah secara bertahap sampai padat sesuai dengan tingkat kesembuhan penderita. Pada pasien ini penatalaksanaan yang diberikan berupa infus yaitu ringer laktat. Menurut teori penatalaksanaan pemberian infus yang terbaik adalah jenis kristaloid. Pemberian paracetamol pada pasien ini bertujuan untuk menurunkan demam. Ranitidin efektif untuk gejala akibat sekresi asam lambung yang berlebihan. Pada pasien didapatkan keluhan mual yang menurut kepustakaan merupakan akibat dari peningkatan asam lambung. Sehingga pemberian ranitidin dapat mengurangi keluhan tersebut. Terapi antimikroba Pada pasien ini yang diberikan adalah ciprofloxacin, yang merupakan golongan flouroquinolon. flouroquinolon merupakan obat yang paling efektif untuk mengobati demam typhoid. Obat ini relatif aman serta efektif bahkan dengan pengobatan singkat.5 Demam typhoid disebabkan oleh S.typhi yang merupakan basil gram negatif . untuk jenis bakteri gram negatif Siprofloksasin memiliki spektrum lebih luas terhadap bakteri gram negatif.4,5

KESIMPULAN Nn L, 18 thn datang ke RSUD AA dengan keluhan 5 hari SMRS pasien mengeluhkan demam terasa tinggi, muncul mendadak, demam dirasakan meningkat pada sore dan malam hari, disertai menggigil, sakit kepala (+), nafsu makan berkurang , mual (+), muntah (+) setiap kali makan, 2 hari SMRS pasien berobat dan pasien merasakan demam turun sebentar dan naik lagi, 1 hari SMRS pasien berobat dengan keluhan badan tersa lemas , disertai demam,mual (+), muntah (+) berisi makanan yang dimakan, nyeri ulu hati (+), nafsu makan berkurang. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,4C,lidah kotor(+), dan tremor, pada pemeriksaan penunjang didapatkan dari pemeriksaan widal Ag O 1/320 dan Ag H 1/160 DIAGNOSIS KERJA Demam Typhoid RENCANA PEMERIKSAAN Urinalisis Kimia darah Tes IgM dan IgG salmonella typhi

RENCANA PENATALAKSANAAN Nonfarmakologi Bed rest Diet makanan lunak Banyak minum air putih

Farmakologi IVFD Ringer Laktat 20 gtt/menit Injeksi ranitidin 50 mg 2 x 1 Paracetamol 3 x 500 mg Ciprofloxacin 2 x 500 mg

KEPUSTAKAAN 1. Demam Tifoid. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. [ Dikutip Pada Tanggal 21 Mei 2013]. Diakses Dari : http://fk.uwks.ac.id/archieve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%20Desember%202009 /DEMAM%20TIFOID.pdf

2. Sudoyo W, Setiyohadi B, Dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .Edisi IV Jilid III . Jakarta : Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Univ Indonesia; 2006 3. Demam typhoid. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. [ Dikutip Pada Tanggal 21 Mei 2013]: Diakses Dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31283/3/Chapter%20II.pdf 4. Nugraha T. Demam tifoid . Fakultas kedokteran UR. [ Dikutip Pada Tanggal 21 Mei 2013]: Diakses Dari : http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2010/03/belibis_a17_demam_tifoid.pdf 5. Penggunaan Fluorokuinolon diindonesia. Depkes. 2005 . [ Dikutip Pada Tanggal 21 Mei 2013]: Diakses Dari : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=golongan+fluorokuinolon+untuk+terapi+ demam+thypoid+pdf

Anda mungkin juga menyukai