Anda di halaman 1dari 36

Blok emergency

Laki-laki 30 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas dalam keadaan telungkup. Paha kiri terdapat luka berdarah dan tampak tulang menonjol keluar dan kesadaran menurun. Frekuensi nafas 36x/menit, ada suara tambahan (snoring). Nadi 140x/menit dan lemah. Di sudut mulut ada bekas muntahan. Sebagai seorang dokter bagaimana tindakan saudara.

Data tambahan setelah di IGD Rumah Sakit


Tekanan darah 70/50 mmHg, RR 36x/menit, hematom daerah occipital, ujung jari pucat dingin, pernafasan tidak ada yang tertinggal, palpasi tidak ada tanda patah tulang iga, perkusi normal, suara nafas: stridor (+). Pupil anisokor, refleks cahaya positif, refleks terhadap verbal dan nyeri tidak ada.

Terminologi
Pupil anisokor : keadaan diameter pupil yang tidak sama antara kanan dan kiri 2. Snoring : suara pernapasan seperti mendengkur karena pangkal lidah menutupi jalan napas parsial (sebagian)
1.

Permasalahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Bagaimana tindakan kita sebagai seorang dokter Mengapa terdapat hematom di daerah ocipital sedangkan os kecelakaan ada keadaan telungkup Mengapa pada saat kecelakaan nadi 140x/mnt dan lemah serta RR 36x/mnt Mengapa pada saat di rumah sakit HR 160x/mnt dan terdapat stridor Mengapa tekanan darahnya menurun Apa yang menyebabkan os mengalami pupil anisokor, reflex terhadap verbal dan nyeri tdk ada mengapa si os muntah

Jawaban Permasalahan
1. Bagaimana tindakan kita sebagai seorang dokter Jb: - Pindahkan Korban ke tempat yang aman - Minta pertolongan - Lakukan tindakan ABC (Airway, breating, circulation) Airway bebaskan jalan napas ( headtilt, chinlift dan jaw trust) Breathing look (rongga dada), listen ( dengarkan suara napas) and feel (rasakan hawa napas) Circulation cek nadi ( carotis, femoralis, radialis, hentikan perdarahan)

2. Mengapa terdapat hematom di daerah ocipital sedangkan os kecelakaan pada keadaan telungkup Jb: kemungkinan - Terbentur kepalanya terlebih dahulu hingga akhirnya telungkup - Krn pecahnya pembuluh darah di daerah ocipital 3. Mengapa pada saat kecelakaan nadi 140x/mnt dan lemah serta RR 36x/mnt Jb: mungkin si os mengalami perdarahan yang mengakibatkan terjadinya shock hipovolemik

4. Mengapa pada saat di rumah sakit HR 160x/mnt dan terdapat stridor Jb: -Karena terjadinya suatu perdarahan dan terlambatnya penanganan yang mengakibatkan darah dalam tubuh berkurang sehigga membuat jantung memompa darah lebih cepat -Stridor karena pangkal lidah jatuh kebelakang sehingga menutupi jalan napas - Stridor atau snoring terjadi juga disebabkan adanya sumbatan baik padat atau cairan

5. Mengapa tekanan darahnya menurun Jb: Karena terjadi perdarahan hebat

6. Apa yang menyebabkan os mengalami pupil anisokor, reflex terhadap verbal dan nyeri tdk ada Jb: -pupil anisokor karena perdarahan ocipital sehingga terjadi penekanan pada nervus oculomotorius reflex terhadap verbal dan nyeri tdk ada karena penurunan tingkat kesadaran - Terjadinya trauma peninggian tekanan intrakranial herniasi menimbulkan penekanan n.III PUPIL ANISOKOR

7. mengapa si os muntah Jb: -Karena trauma di batang otak sehingga merangsang CTZ -Karena terganggunya nervus VIII (Vestibulocochlearis)pusingmuntah -peningkatan tekanan intrakranial karena trauma di occipital

skema

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa/i mengetahui 1. GCS(Glasgow Coma Scale) 2. Penanganan awal pada gawat darurat 3. Metode AVPU

Scale Coma Glasgow

GCS : 14 15 = CKR (cidera kepala ringan) GCS : 9 13 = CKS (cidera kepala sedang) GCS : 3 8 = CKB (cidera kepala berat)

Penilaian GCS -COMPOS MENTIS: 14-15 -APATIS: (12-13) -SOMNOLEN: (11-12) -STUPOR: (8-10) -COMA: (<5)

Penilaian Kesadaran Seseorang


Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriakteriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.

Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Penanganan Gawat Darurat


Persiapan Penderita Triase Survey Primer Resusitasi Pemeriksaan penunjang untuk survey primer Survey Sekunder Pengawasan dan evaluasi ulang Terapi definitif

T R I A S E

Triase (triage) adalah tindakan mengelompokkan penderita berdasarkan beratnya cedera Tindakan Triase dapat dilakukan pada sekelompok pasien, misalnya pada keadaan bencana atau korban massal atau juga penderita tunggal untuk menentukan diagnosis

TRIASE & LABEL

Merah

Segera ditanggulangi terlebih dahulu Sifatnya emergency (mengancam Jiwa) Masa kritis harus ditanggulangi dibawah 1 jam Sifatnya urgensi Masa kritis harus ditanggulangi dibawah 24 jam Segera ditangani bila yang mengancam Jiwa sudah teratasi Boleh ditunda & rawat Jalan : Tidak mengancam / membahayakan Jiwa Diurus paling akhir Sudah tidak ada tanda- tanda vital Usaha usaha pertolongan amat sangat kecil keberhasilannya

Kuning

Hijau

Hitam

Airway + Cervical Control

Membuka jalan nafas dengan manuver chin lift Bebaskan jalan nafas dari sumbatan yang ada (benda asing, darah dan lainnya) Stabilisasi tulang leher (terutama pada multipel trauma atau sangkaan trauma cervical, sampai terbukti tidak ada)
head tilt

chin lift

Pada keadaan tertentu dimana airway sukar dipertahankan, segera pertimbangkan / persiapkan intubasi atau Surgical Airway (Krikotirodostomi atau Tracheostomi)
Jaw thrust

Breathing + Ventilation
Breathing (pernafasan) dan Ventilasi (proses pertukaran gas yang baik memerlukan) : Oksigen yang cukup Kerja dinding dada yang baik Paru paru yang baik Diafragma yang baik Tension Pneumothorak Flail Chest + Kontusio Pulmonum Hemothorak yang masif Pneumothorak terbuka

TRAUMA

Drain Thorak

Dekompresi

Gangguan Pernapasan
Bila tidak bernafas, pertahankan jalan nafas, lakukan nafas buatan dengan cara : 1. Mouth to mouth atau mouth to mouth & nose. Tarik nafas dalam kemudian tiup, lihat pengembangan dada Lakukan pada : Bayi dan anak < 8 tahun : 20 X / menit Neonatus : 30 40 X / menit

2. Usia < 1 tahun, pasang sungkup (masker) sesuai dengan ukuran sehingga dapat menutup mulut & hidung

3. Usia > 1 tahun, pasang sungkup sesuai ukuran sehingga dapat menutup mulut kemudian hidung dijepit dengan ibu jari dan telunjuk penolong

Circulation + Haemorrage Control


Penilaian Gungsi Sirkulasi secara cepat : Menilai kesadaran Warna kulit Nadi

Penilaian Klinis
A. Tingkat Kesadaran Volume darah Perfusi otak Kesadaran B. Warna Kulit Wajah & ekstremitas pucat Hipovolemia C. Nadi Periksa arteri carotis atau femoralis Nadi cepat & kecil Hipovolemia Nadi tidak teratur Gangguan jantung Nadi tidak ada Resusitasi segera

Tanda Tanda Syok


1. Denyut jantung cepat & melemah 2. Keringat dingin & pucat 3. Tekanan darah menurun 4. Sesak nafas Reevaluate Organ perfusion 5. Gelisah Monitor 6. Kencing berkurang Vital signs

ACS

CNS status Skin perfusion Urinary output Pulse oximetry

Syok Akibat Perdarahan


Berkurangnya cairan intravaskuler yang mengakibatkan hipovolemia Perdarahan di Rongga perut baik intra / retro-peritoneal Fraktur pada tulang-tulang panjang Rongga dada Cerebral Syok dapat dibagi 4 kelas berdasarkan banyaknya darah yang hilang dan dihitung berdasarkan persentase terhadap Total Effective Blood Volume (EBV)

Class I Hemorrhage
750 mL BVL

Class II Hemorrhage
750 1500 ml BVL

ACS

Class III Hemorrhage


1500 2000 ml BVL

ACS

Class IV Hemorrhage :? 2000 ml


? 2000 ML BVL

Tanda tanda keberhasilan Resusitasi

DISABILITY
Pemeriksaan neurologis secara cepat dapat dilakukan dengan menggunakan metode AVPU Alert (goyang) Voice respon (rangsang suara) Pain respon (rangsang sakit) Unresponsive (tidak memiliki respon)

Enviromental - Event
Pemeriksaan seluruh bagian tubuh harus disertai tindakan untuk mencegah hipothermia Pemerikasaan penunjang pada umumnya tidak dilakukan pada survey primer

Yang dilakukan pada survey primer (tampa menghentikan / menunda proses survey primer) : Pemasangan bidai atau vakum matras Monitor EKG Kateter dan NGT Pulse oksimetri (pemeriksaan saturasi oksigen) Foto cervical, thorak dan foto polos abdomen

Anda mungkin juga menyukai