Anda di halaman 1dari 6

Nama NIM

: IBRANI NASIUN : F55010010

Mata Kuliah : Psikologi Sosial Semester : VI ( enam )

1. Deskripsikan pandangan saudara tentang pernyataa berikut : Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka terjadilah : a. b. c. Proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi). Mekanisme penyesuaian diri.

2. Kemukakan tokoh, asumsi pokok, dan contoh kasus teori-teori psikologi sosial berikut : teori belajar sosial Bandura, teori atribusi, teori peran ! 3. Mengapa imitasi mempunyai peran penting dalam pendidikan dan perkembangan kepribadian individu ? 4. Berikan contoh kasus yang terjadi di masyrakat dan di sekolah, masing-masing sebuah kasus. Bagaimana saudara menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi serta solusi terbaik berdasarkan teori-teori psikologi sosial. Jawaban. 1. Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka : a. Terjadilah proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Tentunya apabila ada suatu tindakan untuk saling memengaruhi maka akan terjadi suatu kegiatan pembelajaran yang lebih aktif dan dapat saling membantu dan menutupi kekurangan dari masing-masing individu karena itu sangat diperlukan adanya suatu interaksi antar individu. Seperti contoh belajar dalam aspek kognitif, saling memberikan suatu konsep belajar baru yang belum diketahui oleh individu lain, seperti menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan

dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Dengan demikian tentunya dapat membantu bagi individu yang belum mengetahui tentang cara ini. Sedangkan dalam aspek afektif seperti turun langsung ke lapangan untuk memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.

b. Proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi). Proses saling mempengaruhi dan berinteraksi dalam hal penyampaian dan penerimaan komunikasi dimaksudkan ialah bagaimana kita menerima suatu hal dalam ini ialah komunikasi atau suatu yang kita dapatkan di masyarakat, dan bagaimana cara kita menyampaikan apa yang telah kita dapat tadi dengan sebaik-baiknya tanpa adanya suatu hal yang menyimpang dari apa yang kita dapat, karena akan berakibat fatal. Seperti hal berikut, apabila kita mengambil sebuah spekulasi jawaban yang belum tentu benar dan tidak dapat dipertanggung jawabkan, lebih baik kita tidak untuk menyebarkan hal tersebut. Karena itu dapat menyebabkan hal yang berakibat fatal, dan bahkan dapat memecahbelahkan masyarakat sekitar.

c. Mekanisme penyesuaian diri. W.A. Gerungan (1996) menyebutkan bahwa "Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri)".

Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis), misalnya seorang bidan desa harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tempat ia bertugas. Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif (alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah perilaku ibu-ibu di desa untuk meneteki bayi sesuai dengan manajemen laktasi. Berdasarkan hal tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa apabila kita ingin mempengaruhi individu disekitar kita kita harus bertindak aktif sedangkan apabila kita ingin mengikutu alur saja maka kita bersifat pasif.

2. Berikut tokoh, asumsi pokok, dan contoh kasus teori-teori psikologi sosial : a. Teori belajar social Bandura. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelakumemainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakuppengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakansalah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajarmereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman merekasecara kognitif. b. Teori Atribusi. menurut Weiner (Weiner, 1980, 1992) attribution theory is probably the most influential contemporary theory with implications for academic motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang paling berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini dapat diartikan bahwa teori ini mencakup modifikasi perilaku dalam arti bahwa ia menekankan gagasan bahwa peserta didik sangat termotivasi dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri mereka sendiri. Teori yang dikembangkan oleh Bernard Weiner ini merupakan gabungan dari dua bidang minat utama dalam teori psikologi yakni motivasi dan penelitian atribusi. Teori yang diawali dengan motivasi, seperti halnya teori belajar dikembangkan terutama dari pandangan stimulus-respons yang cukup popular dari pertengahan 1930-an sampai 1950-an. Sebenarnya istilah atribusi mengacu kepada penyebab suatu kejadian atau hasil menurut persepsi individu.Dan yang menjadi pusat perhatian atau penekanan pada penelitian di bidang ini adalah cara-cara bagaimana orang memberikan penjelasan sebab-sebab kejadian dan implikasi dari penjelasan-penjelasan tersebut. Dengan kata lain, teori itu berfokus pada bagaimana orang bisa sampai memperoleh jawaban atas pertanyaan mengapa? (Kelly 1973). Seperti contoh Misalkan kita melihat ada seseorang melakukan pencurian. Sebagai manusia kita ingin mengetahui penyebab kenapa dia sampai berbuat demikian. Dua focus perhatian di dalam mencari penyebab suatu kejadian, yakni sesuatu didalam diri atau

sesuatu di luar diri. Apakah orang tersebut mlakukan pencurian karena sifat dirinya yang memang suka mencuri, ataukah karena factor diluar dirinya, dia mencuri karenadipaksa situasi, misalnya karena dia harus punya uang untuk membiayai pengobatan anaknya yang sakit keras. Bila kita (individu) melihat/menyimpulkan bahwa seseorang itu melakukan suatu tindakan karena sifat-sifat kepribadiannya (suka mencuri) maka kita (individu) tersebut melakukan atribusi internal (internal attribution). Tetapi jika kita (individu) melihat atau menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh seseorang dikarenakan oleh tekanan situasi tertentu (misalnya mencuri untuk beli obat) maka kita melakukan atribusi ekternal (external attribution). Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang seringkali bertanya mengapa orang lain (atau dirinya sendiri) menunjukkan suatu perilaku tertentu. http://ruwaidah.blogspot.com/2012/12/teori-atribusi-dalam-pembelajaran.html c. Teori Peran. Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam kategori social, seperti contoh ialah Ibu, Bapak, Guru, dan lain-lain. Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan Teori Peran. Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya. Perilaku ditentukan oleh peran sosial. http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mendasariinteraksi-sosial.html#.UbkZclJ3yGk

3. Imitasi mempunyai peran penting dalam pendidikan dan perkembangan kepribadian individu. Imitasi merupakan suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti orang lain, siswa tentunya mempunyai suatu harapan atau suatu keingin yang ingin ia capai, untuk mencapainya tentunya ada suatu dorongan yang harus dilakukan leh pendidik atau guru, apabila siswa tersebut terlalu ambisius dalam memperoleh hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi pendidikan dan perkembangan kepribadian individu tersebut, salah satu hal ialah dengan proses imiitasi, yaitu dengan

mengumpamakan siswa tersebut sebagai salah satu orang yang sangat disukai nya, namun tidak mencakup semuanya, melainkan hanya dalam memotivasi individu

tersebut tidak dalam hal identifikasi secara terperinci. Karena apabila kita memberikan motivasi yang seperti demikian tentunya siswa tersebut tergerak dan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas yang ada dalam dirinya. Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja (mimikri) maupun peniruan tujuan (emulasi), namun pada proses imitasi manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan (goal). Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teory pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya. http://id.wikipedia.org/wiki/Imitasi 4. Kasus yang terdapat di masyarakat dan di sekolah, dan solusi terbaik yang dapat diberikan : a. Di Masyarakat. Sebagai contoh, Penetapan amnesty yang diberi tenggat waktu oleh Kerajaan Saudi kepada KJRI yang terdapat di Arab Saudi, hal ini merupakan contoh konkret yang terjadi saat ini, dengan adanya kekuasaan yang dimiliki oleh kerajaan Saudi sehingga membuat tenaga kerja yang berada di Arab Saudi harus mengikuti aturan-aturan yang diberikan. Berdasarkan contoh diatas, hal ini merupakan salah satu perwujudan dari teori kekuasaan sosial (French 1959) yang menyatakan bahwa adanya saling mempengaruhi antar anggota satu kelompok sehingga terjadi keseimbangan semu yakni tergantung pengaruh sosial dari anggota yang berada dalam suatu kelompok. Orang yang memiliki pengaruh sosial yang kuat akan memiliki kekuasaan yang besar dalam suatu kelompok. http://www.psychologymania.com/2010/03/john-watson-tokoh-psikologi.html

Jadi, solusi yang data dilakukan ialah dengan mengikuti apa yang telah diberikan atau yang diinginkan oleh Kerajaan Arab Saudi, karena mereka memiliki sebuah kekuasaan yang mutlak dan apabila kita melanggar atau tidak memenuhi aturan yang telah diberikan oleh kerajaan tersebut tentunya akan mendapatkan sanksi. b. Di Sekolah. Seperti contoh, hubungan teman sekelas. Sebenarnya seorang mahasiswa tidak setuju dengan perlakuan dari teman sekelasnya. Akan tetapi, ketidaksetujuan itu tidak ditampakkan karena dia berupaya agar hubungan dengan teman tetap harmonis. Hal ini dapat dikaji melalui teori yang di kemukakan oleh Schutz (1955-1958) : Fundamental Interpersonal Relations Orientation, dikatakan bahwa Pondasi orientasi hubungan antar pribadi ini mengemukakan bahwa setiap orang mengorientasikan dirinya pada orang lain dengan cara yang khas yang mempengaruhi hubungan antar pribadi. Mahasiswa tersebut tidak ingin adanya suatu hal yang dapat mempengaruhi hubungan antar teman sekelasnya, untuk itu cara atau solusi yang terbaik ialah dengan melakukan pembicaraan yang lebih intim lagi antara teman tersebut dengan cara memberikan masukkan dan tidak dengan cara menyinggung perasaan teman sebaya nya tersebut, hal ini dihindari karena agar tidak terjadi kesalahpahaman antara kedua pihak yang berkaitan. http://yunitahatibiemaghi01.blogspot.com/2011/01/bagaimana-penerapan-teoriteori.html

Anda mungkin juga menyukai