Anda di halaman 1dari 26

BAB I LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Alamat Status Agama Tanggal Masuk : Tn. E : Laki-laki : 54 tahun : Cianjur : Menikah : Islam : 7 Januari 2013 pukul 19.00 WIB

ANAMNESIS : autoanamnesis

Keluhan Utama :

Lemah anggota gerak badan sebelah kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan mendadak lemah anggota gerak badan sebelah kiri sejak 3 jam SMRS, Lemah sebelah anggota gerak badan dirasakan mendadak setelah Os berolahraga sore. Sakit kepala dirasakan sebelum dan setelah kejadian, Muntah (+) 1x, keluhan kejang dan pingsan disangkal, mulut terlihat mencong dan bicara

menjadi rero, keluhan disertai rasa baal dan kebas, pada tubuh sebelah kiri baik muka,lengan kanan, dan tungkai. Os tidak mengeluh pandangannya menjadi dua ataupun pandangannya menjadi gelap secara tiba-tiba, tidak disertai rasa pusing yang berputar, telinga berdenging. Panas badan sebelumnya disangkal, trauma kepala disangkal, kejang sebelumnya disangkal. BAB dan BAK lancar dan tidak terdapat keluhan.

Pasien selama ini menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, dimana pasien telah memeriksakannya ke dokter dan diminta untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi untuk mengontrol hipertensinya. Namun pasien tidak

mengkonsumsi obat anti hipertensi tersebut secara rutin selama ini. Pasien selama ini juga memiliki riwayat mengkonsumsi rokok, dengan jumlah mencapai 1 bungkus dalam 1 hari sejak pasien berusia 20 tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sebelumnya yang telah didiagnosis oleh dokter ketika pasien berkunjung untuk berobat. Riwayat penyakit kencing manis, penyakit ginjal, penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : Os menyangkal bahwa terdapat riwayat penyakit keluarga pada keluarga seperti penyakit hipertensi, kencing manis, penyakit jantung ataupun penyakit ginjal.

Riwayat Kebiasaan Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok sebanyak 1 bungkus dalam 1 hari. Kebiasaan merokok sudah dilakukan sejak usia 20 tahun hingga saat ini. Jarang berolahraga

Riwayat Pengobatan Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dan pasien yang menderita hipertensi kronis tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur ( tidak terkontrol).

PEMERIKSAAN FISIK Saat di IGD ( 7 Januari 2013, 19.00) Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD Status Generalis Mata Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-) pupil bulat isokor. : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-) : CM : : 82 x/menit : 24 x/menit : 36.8 0C : 160/100 mmHg

Thorax Jantung Auskultasi : BJ I/II murni regular. murmur (-), gallop (-)

Paru Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen Inspeksi : bentuk datar

Auskultasi : BU (+) normal Perkusi Palpasi : Timpani : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastrium (-).

Ekstremitas Atas Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-) : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)

Status Neurologis Parese N. VII kiri central Parese N. XII kiri central Motorik 5 5 3 3

Ruangan Gandaria (8 Januari 2013 08.00 WIB) Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Tampak sakit sedang : Composmentis ( GCS 15 : E4M6V5) : : 84 x/menit regular, equal, isi cukup. : 22 x/menit : 36,7 0C : 160/100 mmHg

STATUS GENERALIS Status Generalis Kepala dan leher Kepala Mata Hidung Telinga Mulut : Normochepal : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), bruit arteri karotis (-).

Thoraks Paru Inspeksi Palpasi Perkusi : simetris, retraksi dinding dada (-/-) : vokal fremitus kiri = kanan : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 6 midclavikularis dextra Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : iktus kordis tidak terlihat : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra

Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi : BJ I-II ireguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi : bentuk datar

Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi Palpasi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-) : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak teraba.

Ekstremitas Atas Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

STATUS NEUROLOGIK Keadaaan umum Kesadaran : tampak sakit sedang : Composmentis, GCS 15 : ( E4M6V5)

RANGSANG MENINGEAL Kaku Kuduk (-) Brudzinki I/II/III = -/-/Laseque/Kernig tidak terbatas

Rangsang Meningeal - Kaku Kuduk - Lasegue sign - Kernig sign - Brudzinski I - Brudzinski II - Brudzinski III : (-) : tidak terbatas : tidak terbatas : (-) : (-) : (-)

SARAF KRANIAL N.I (Olfaktorius) Daya pembau N.II (Optikus) Visus Lapang pandang Funduskopi : KANAN normosmia KANAN : tidak dapat dilakukan : tidak dapat dilakukan KIRI normosmia KIRI tidak dapat dilakukan tidak dapat dilakukan

: pupil oranye batas tegas a:v 2:3. Kanan= kiri

N.III(Okulomotorius) Ptosis Ukuran pupil Bentuk pupil Gerakan bola mata Atas Bawah Medial : : : : : : :

KANAN 3 mm bulat(isokor)

KIRI 3 mm bulat(isokor)

+ + +

+ + +

Refleks cahaya -

: + + KANAN + KANAN normal + + KIRI + KIRI

Refleks cahaya direk Reflek cahaya indirek

N.IV (Trokhlearis) Gerakan mata ke medial bawah N.V(Trigeminus) Menggigit

Membuka mulut Sensibilitas Oftalmikus Maxilaris Mandibularis baik baik baik

normal

hemihipestesia kiri hemihipestesia kiri hemihipestesia kiri

Refleks kornea

N.VI(Abdusens) Gerak mata ke lateral N.VII(Fasialis) Kerutan kulit dahi Lipatan nasolabialis Menutup mata Mengangkat alis Menyeringai

KANAN + KANAN + normal + + terangkat

KIRI + KIRI + lebih dangkal + + tidak terangkat (parese N VII kiri sentral)

Daya kecap lidah 2/3 depan

tidak dapat dilakukan

N.VIII(Vestibulokokhlearis) Tes bisik Tes rinne Tes weber Tes schwabach

KANAN

KIRI tidak dapat dilakukan

+ tidak terdapat lateralisasi sama dengan pemeriksa

Past pointing test N.IX&X Arkus faring Daya kecap lidah 1/3 belakang Uvula secara pasif Menelan Refleks muntah N.XI(Aksesorius) Memalingkan kepala Mengangkat bahu N.XII(Hipoglosus) Sikap lidah + KANAN + + KANAN

baik KIRI simetris tidak dapat dilakukan letak di tengah + + KIRI + +

: Deviasi ke kiri (parese N XII kiri sentral)

Atrofi otot lidah Fasikulasi lidah MOTORIK Kekuatan Otot 5

: (-) : (-)

(Hemiparese kiri)

5 Tonus : normotonus (normal) Atrofi : (-/-)

SENSORIK Nyeri : Ektremitas Atas : hemialgesia kiri

Ekstremitas Bawah : hemialgesia kiri

Raba : Ektremitas Atas

: hemihipestesia kiri

Ekstremitas Bawah : hemihipestesia kiri Suhu : Ektremitas Atas : hemihipestesia kiri

Ekstremitas Bawah : hemihipestesia kiri

FUNGSI VEGETATIF Miksi Defekasi : baik : baik

FUNGSI LUHUR MMSE 26

REFLEK FISIOLOGI Reflek bisep Reflek trisep : (++/++) : (++/++)

Reflek brachioradialis : (++/++) Reflek patella Reflek achilles : (++/++) : (++/++)

REFLEK PATOLOGIS Babinski Chaddock Oppenheim Gordon : (-/+) : (-/-) : (-/-) : (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium (7 Januari 2013) Hb Ht Leukosit Trombosit GDS GDP Ureum Kreatinin : 13,3 : 42,3 : 11.500 : 253.000 : 133 mg/% : 65 : 23,4 : 0,6 mg/% mg% mg% /% g/dl % /ul Kolesterol total: 234 mg% SGOT SGPT As. Urat Trigliserid Elektrolit : 21 : 18 : 5.3 : 98 mg% mg% mg% mg%

: Na 136 mEq/L Kalium 4.0 mEq/L Kalsium 1.08 mEq/L

CT Scan (8 Januari 2013)

10

DIAGNOSA Diagnosa Klinis Diagnosa Etiologi Diagnosa Lokalisasi : Stroke : Perdarahan intraserebri : Sistem Carotis Kanan

Diagnosa Faktor Resiko: Hipertensi

DIAGNOSA BANDING Stroke e.c infark serebri sistem karotis kanan FR hipertensi

PENATALAKSANAAN Head up 15-30o Mobilisasi setiap 2 jam Infus 2A 20 tetes/menit Citicholin 2 x 250 mg IV As. Traneksamat 6x1 gr Manitol 0.25/kgBB di ulang setiap 6 jam selama 5 hari Furosemide 1 mg/kgBB Kalori 30 kkal/kgBB terbagi dalam 40% karbohidrat, 30 % protein, 30% lemak dengan diet rendah garam.

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : dubia ad bonam : dubia ad malam

11

FOLLOW UP 9 Januari 2013 Keluhan : lemah anggota gerak kiri (+), muntah (-), Kejang (-) Kesadaran : CM TD = 160/100 mmHg Nadi : 78 x/menit reguler HR : 90 x/menit reguler RM : (-) Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, GBM baik Parese n. VII kiri central dan n. XII kiri central Motorik : 5 3 5 3

Sensorik/vegetatif/fungsi luhur : hemihipestesia kiri/terpasang kateter /MMSE 26

Refleks fisiologis Refleks patologis

++/++ -/+

10 Januari 2013 Keluhan : lemah anggota gerak kiri (+), muntah (-), Kejang (-),BAB dan BAK normal,Nafsu makan baik Kesadaran : CM TD = 150/100 mmHg Nadi : 78 x/menit reguler HR : 90 x/menit reguler RM : (-) Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, GBM baik Parese n. VII kiri central dan n. XII kiri central Motorik : 5 3 5 3

12

Sensorik/vegetatif/fungsi luhur : hemihipestesia kiri/terpasang kateter /MMSE 26

Refleks fisiologis Refleks patologis

++/++ -/+

11 Januari 2013 Keluhan : lemah anggota gerak kiri (+), muntah (-), Kejang (-), BAB dan BAK normal, Nafsu makan baik Kesadaran : CM TD = 150/100 mmHg Nadi : 78 x/menit reguler HR : 90 x/menit reguler RM : (-) Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, GBM baik Parese n. VII kiri central dan n. XII kiri central Motorik : 5 3 5 3

Sensorik/vegetatif/fungsi luhur : hemihipestesia kiri/terpasang kateter /MMSE 26

Refleks fisiologis Refleks patologis

++/++ -/+

13

RESUME Lemah anggota gerak kiri Sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mendadak tidak dapat menggerakan lengan dan tungkai kirinya setelah olahraga sore. Mulut terlihat mencong, bicara menjadi reo, disertai tangan dan kaki terasa baal. BAB dan BAK dalam batas normal. Sakit kepala sebelah kanan dari kepala pasien, muntah , kejang disangkal, penurunan kesadaran disangkal, pandangan gelap sesaat disangkal, telinga berdenging disangkal, pusing berputar disangkal, pandangan ganda disangkal. Panas badan sebelumnya disangkal, trauma kepala disangkal, kejang sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat hipertensi sejak lebih 3 tahun dan tidak terkontrol, kencing manis disangkal, penyakit jantung disangkal, penyakit ginjal disangkal. Riwayat penyakit seperti ini dikeluarga disangkal, Hipertensi dan kencing manis pada orang tua pasien disangkal. Pasien merokok.

PEMERIKSAAN FISIK Saat di IGD ( 7 Januari 2013, 19.00) Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Composmentis : : 82 x/menit : 24 x/menit : 36.8 0C : 160/100 mmHg

Status Generalis dalam batas normal St. Neurologis Parese N. VII kiri central Parese N. XII kiri central Motorik 5 5 3 3

14

Ruangan Gandaria (8 Januari 2013, 08.00 WIB) Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD St. Neurologis RM : KK (-) L/K : TT Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, GBM baik Parese n. VII kiri central dan n. XII kiri central Motorik : 5 3 5 3 : Tampak sakit sedang : CM : : 82 x/menit regular, equal, isi cukup. : 22 x/menit : 36,7 0C : 150/100 mmHg

Sensorik/vegetatif/fungsi luhur :hemihipestesia kiri/terpasang kateter /MMSE 26 Refleks fisiologis Refleks patologis ++/++ -/+

15

Laboratorium (7 Januari 2013)

CT Scan Kepala

Hb Ht Leukosit Trombosit GDS GDP Ureum Kreatinin

: 13,3 : 42,3 : 11.500 : 253.000 : 133 mg/% : 65 : 23,4 : 0,6 mg/%

g/dl % /ul /%

mg% mg%

Kolesterol total: 234 mg% SGOT SGPT As. Urat Trigliserid Elektrolit : 21 : 18 : 5.3 : 98 mg% mg% mg% mg%

: Na 136 mEq/L Kalium 4.0 mEq/L Kalsium 1.0mEq/L

16

DIAGNOSA Diagnosa Klinis Diagnosa Etiologi Diagnosa Lokalisasi : Stroke : Perdarahan intraserebri : Sistem Carotis Kanan

Diagnosa Faktor Resiko: Hipertensi

DIAGNOSA BANDING Stroke e.c infark serebri sistem karotis kanan FR hipertensi

PENATALAKSANAAN Head up 15-30o Mobilisasi setiap 2 jam Infus 2A 20 tetes/menit Citicholin 2 x 250 mg IV As. Traneksamat 6x1 gr Manitol 0.25/kgBB di ulang setiap 6 jam selama 5 hari Furosemide 1 mg/kgBB Kalori 30 kkal/kgBB terbagi dalam 40% karbohidrat, 30 % protein, 30% lemak dengan diet rendah garam.

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : dubia ad bonam : dubia ad malam

17

BAB II PEMBAHASAN
Daftar Masalah 1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke perdarahan sistem karotis dengan faktor resiko hipertensi? 2. Bagaimana mekanisme hipertensi dapat menyebabkan stroke perdarahan ? 3. Bagaimana dasar prognosis pada pasien ini ?

Pembahasan Masalah

1. Mengapa pasien ini di diagnosis stroke karena perdarahan ? Definisi Stroke adalah defisit neurologis, baik fokal maupun global yang berlangsung secara mendadak atas dasar terjadi gangguan pembuluh darah otak yang pola dan gejalanya berhubungan dengan waktu.

Pada pasien ini didapatkan : Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis fokal dengan adanya hemiparese kiri yang terjadi mendadak dan stable.

Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien Stroke Non Hemoragik Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat Stroke Hemoragik Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat pasien beraktivitas*

pasien istirahat (pada saat tidur atau pada saat pasien baru bangun tidur) Tidak (nyeri terdapat kepala, tanda-tanda muntah, TTIK kejang, -

Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran)*

penurunan kesadaran)

18

Tekanan darah tidak meningkat tinggi

Tekanan darah meningkat tinggi dari biasanya*

*ditemukan pada pasien Pada pasien ini didapatkan : kelumpuhan terjadi saat pasien beraktivitas, terdapat tanda- tanda peningkatan TTIK, dan tekanan darah meningkat. Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan karena perdarahan dan didiagnosis banding dengan stroke karena infark.

Kategori Klinis

Perdarahan Intraserebral

Perdarahan Subaraknoid

Cardioemboli

Tromboem boli

Aterotromb otik

Lakuna

Saat awitan Sering saat Sering aktivitas* aktivitas

saat Sering aktivitas Dapat

saat Sering saat Sering saat Sering s aktivitas juga Dapat juga saat istirahat istirahat istirahat

saat istirahat

TIA Tanda TTIK Defisit neurologis Tekanan darah

+*

+ +

Jarang -

Jarang -

+ -

+ -

Maximal at Maximal onset Tinggi onset Sedang/ Tinggi

at Maximal onset Normal/ Sedang

at Maximal at Worsening onset Normal/ tinggi Normal/ sedang/ tinggi

Worsenin

Normal/ sedang/ tinggi -

Kaku kuduk CT Scan

+/-

Hiperdens

Hiperdens

Hipodens,dae rah kortikal

Hipodens, daerah subkortikal

Hipodens

Hipodens

Usia

Muda/Tua

Muda/Tua

Muda

Muda/Tua

Tua

Muda/Tu

19

*ditemukan pada pasien Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan karena infark Pada pasien ini didapatkan : PEMERIKSAAN FISIK Saat di IGD ( 7 Januari 2013 jam 19.00WIB) Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD : Composmentis : : 82 x/menit : 24 x/menit : 36.8 0C : 160/100 mmHg

Status Generalis dalam batas normal St. Neurologis Parese N. VII kiri central Parese N. XII kiri central Motorik 5 5 3 3

Ruangan Gandaria (8 Januari 2013, 08.00 WIB)

Penurunan kesadaran (-) Sakit kepala (+) Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda Vital - Nadi - Pernapasan - Suhu - TD St. Neurologis RM : KK (-) L/K tt : Tampak sakit sedang : Composmentis : : 82 x/menit regular, equal, isi cukup. : 22 x/menit : 36,7 0C : 160/100 mmHg

20

Saraf otak : pupil bulat isokor 3 mm ODS, GBM baik Parese n. VII kiri central dan n. XII kiri central

Motorik :

5 3 5 3

Sensorik/vegetatif/fungsi luhur : hemihipestesia kiri/terpasang kateter /MMSE 26

Refleks fisiologis Refleks patologis

++/++ Babinski -/+

Berdasarkan skor stroke : Siriraj (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x ateroma) 12 Dimana : Derajat kesadaran 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor. Muntah Nyeri kepala Ateroma 0 = tidak ada; 1 = ada. 0 = tidak ada; 1 = ada. 0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit pembuluh darah). Hasil : Skor > 1 : perdarahan serebri Skor < 1 : infark serebri Pada pasien didapatkan : (2,5 x 0) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 100) (3 x 0) 12 = 2 Hasil perdarahan intracerebri Pada skor Gajah Mada Penurunan Kesadaran + + Nyeri Kepala + +* Babinski + +* + Jenis Stroke Perdarahan Perdarahan Perdarahan Iskemik

21

Iskemik

*ditemukan pada pasien menunjukkan perdarahan

Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah yang terkena, terbagi dalam : 1. Sistem karotis 2. Sistem vertebrobasiler

Gejala Umum Klinis Motorik

Sistem Karotis Hemiparese kontralateral dengan lesi Parese saraf otak motorik ipsilateral dengan ekstremitas sejajar Hemihipestesi kontralateral dengan lesi Gangguan sensibilitas saraf otak sensorik ipsilateral dengan ekstremitas Hemiamnopsia homonim kontralateral Amaurosis fugax Afasia (dominan otak kiri) Agnosia (non dominan)

Sistem Vertebrobasiler Hemiparese alternans dengan lesi Parese motorik saraf otak kontralateral dengan ekstremitas Hemihipestesi alternans dengan lesi Ganguan sensibilitas saraf otak sensorik kontralateral ekstremitas Hemianopsia homonim (satu atau dua sisi lapang pandang) Black out (buta kortikal) Gangguan keseimbangan Vertigo dan diplopia

Sensorik

Penglihatan

Gangguan lain

Pada pasien ini didapatkan gangguan pada system karotis

Mekanisme hipertensi menyebabkan stroke PIS ? Penyebab mendasar yang paling sering menyebabkan perdarahan parenkim otak primer adalah hipertensi yang menyebabkan lebih dari 50% kasus perdarahan dan secara klinis bermakna. Sebaliknya, perdarahan otak
22

merupakan penyebab sekitar 15% kematian pada pasien dengan hipertensi kronis. Hipertensi kronis menstimulasi perubahan bertahap pembuluh darah otak. Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah besar berbeda dengan pembuluh darah kecil. Perubahan pembuluh darah besar seperti pada arteri carotis intena dan arteri vertebrobasiler beupa aterosklerosis. Perubahanperubahan pembuluh darah kecil, cabang-cabang arteri penetrans yang menembus jaringan otak berupa lipohialinosis. Pembuluh darah dengan lipohialinosis mengakibatkan terjadinya proses degeneratif pada otot dan unsur elastik dari dinding arteri. Perubahan degeneratif ini dapat mengakibatkan lemahnya pada dinding pembuluh darah dan dapat membentuk penggembungan-penggembungan kecil setempat yang disebut aneurisma Cahrcot-Bourchard. Aneurisma ini merupakan suatu locus minorus resisten (LMR). Pada lonjakan tekanan darah sistemik, misalnya sewaktu marah, saat aktivitas yang mengeluarkan tenaga banyak, mengejan dan sebagainya, dapat menyebabkan pecahnya LMR ini. Oleh karena itu stroke hemoragik dikenal juga sebagai "Stress Stroke. Lokasi predileksi untuk perdarahan intraserebral hipertensif adalah ganglia basalis, thalamus, serebelum, dan pons. 3. Bagaimana dasar prognosis pada pasien ini ? Quo ad vitam : berdasarkan tanda-tanda vital, dan penyakit penyerta serta kesadaran. Pada pasien ini di dapatkan tanda vital dalam keadaan baik dan stabil serta tidak terdapat penyakit penyerta yang membuat keadaan semakin buruk. Sehingga prognosis pada pasien ini dubia ad bonam. Untuk quo ad functionam : di nilai ADL saat datang pertama kali dan saat akan pulang.

23

Bartel Index In ADL(Activity Daily Living) : KEMAMPUAN a. Tidak terkendali / tidak teratur (butuh pencahar) b. Kadang tidak teratur c. Terkendali / teratur a. Tidak terkendali / tidak teratur (menggunakan kateter) b. Kadang tidak teratur c. Terkendali/teratur a. Membutuhkan orang lain b. Mandiri Score 0 1 2 0 1 2 0 1 0 0 Nilai 1

No. Kegiatan 1. BAB (bowling)

2.

BAK

3.

Membersihkan diri (mandi, sikat gigi, bercukur,dll) (GROMING) Penggunaan jamban (keluar masuk WC) memakai pakaian, menyiram wc. Makan (feeding)

4.

a. Membutuhkan orang lain b. Bila memerlukan bantuan pada beberapa aktivitas c. Mandiri

0 1 2

5.

a. Tidak mampu / membutuhkan orang lain b. Membantu sebagian c. Mandiri a. Membutuhkan orang lain (banyak) b. Membutuhkan 2 orang c. Membutuhkan 1 orang d. Mandiri /sendiri a. Tidak mampu b. Memakai kursi roda c. Bila dipapah 1 orang d. Bisa sendiri / mandiri a. Bila tergantung pada orang lain b. Membutuhkan bantuan orang c. Sendiri / mandiri a. Tidak mampu b. Memerlukan orang lain c. Mandiri

0 1 2 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2

6.

7.

Berpindah posisi (transfer) Dari tempat tidur ke kursi roda. Mobilitas

8.

Berpakaian

9.

Naik turun tangga (step)

0 1 2

24

10.

Mandi

a. tidak mampu / dibantu b. mandiri

0 1

Ket : 0-4 : very severe disability 10-14 : moderate disability disability 20 : independent in (ADL)

5-9 : severe disability 15-19 : mild

Pada pasien ini didapatkan bartel index 3 yang masuk dalam very moderat disability dan didapatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas/kegiatan dalam keadaan ketidakmampuan yang berat. Jadi pada pasien ini dubia ad malam

25

DAFTAR PUSTAKA

1.

Amirudin, Kuswura, F.F, Limoa, R.Arifin, Wuysang Gerrad.2005. Gambaran Umum tentang Gangguan Perdarahan Darah Otak, Kapita Selekta Neurologi Edisi II.Gajah Mada University Press,cetakan ke lima.

2.

Sylvia

A.Prince,

Loraine

Willson.2005.Patofisiologi

Volume

2.Jakarta:EGC. 3. Soertidewi Lyna, Tiksnadi Amanda.2006. Buku Saku Tentorium Neurologi. Jakarta:Departemen Neurologi FKUI. 4. 5. Stroke. Didapat dari : www.scribd.com . Diakses pada tanggal 7 Januari 2013 Mims Indonesia. Didapat dari : www.mims.com . Diakses pada tanggal 7 Januari 2013. 6. Pramudianto, Arlina,dkk. 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Popule.

26

Anda mungkin juga menyukai