Anda di halaman 1dari 2

Morfologi Sangiran merupakan kubah struktural dengan puncak telah tererosi kuat.

Seb agaiakibatnya adalah pembentukan pada aliran yang spesifik yaitu "annular" yakni pada aliran "trallis" dominansungai sub sekuennya melingkar dan sungai konsekuennya berarah radial. Suatu struktur kubah seringkali memperlihatkan penampangpenampang geologis yang baik dariformasi muda di pinggir ke formasi yang tua di pusat kubahn ya. Kubah Sangiran juga menyingkap suatupenampang sampaibatuan Tersier. Proses ini mungkin masih berlangsung terus, sebab proses itu berjalanpelanpelan. Oleh karena proses berjalan pelan-pelan tetapi terusmenerus, sungai anteseden Kali Cemoroberhasil memotong struktur Kubah Sangiran. Walaupu n lapisan di dalam kubah terdorong ke atas. KaliCemoro tetap berhasil memotongnya dengan erosi vertikal. Menurut Van Bemmelen (1949) struktur kubah mungkin berkaitan dengan penggelincira n gravitasi (gravity gliding) bahanvulkanik di lereng gunungapi. Kloosterman mempunyai pendapat lain yang digambarkan di GambarDiatas Struktur diapir Gunung Mijil adalah kunci untuk mengerti struktur Kubah Sangiran. Walaupun dalamskala yang lebih besar, tetapi prinsipnya tetap sama, yaitu lapisan plastis yang ditekan oleh beban darilapisan. di atas, apalagi bila tekanan dari atas tidak merata seperti tubuh gunungapi. Gunungapi Lawu yangmempunyai fundasi dari batuan Tersier yang sangat lembek. Tekanan gravitasi tubuh Gunungapi Lawumungkin mampu menek an material plastis, yaitu "mudstones" dan lempung marin, keluar dari diapir yangmengalir ke a tas dan membentuk lapisan di atas. Jadi, menurut Kloosterman struktur Kubah Sangiran yangb egitu sempurna, adalah hasil dari diapir bahan Tersier yang mendorong ke atas, sehingga lapisa n di atasterbentuk sebagai kubah. Proses ini mungkin masih berlangsung terus, sebab proses itu berjalan pelan-pelan.Oleh karena proses berjalan pelan-pelan tetapi terusmenerus, sungai anteseden Kali Cemoro berhasilmemotong struktur Kubah Sangiran. Keistime waan Sangiran, berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulupada masa purba merupakan ha mparan lautan. Akibat proses geologi dan akibat bencana alam letusanGunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi Daratan. Hal tersebut dibuktikan dengan lapisan-lapisan batuan yang pembentuk wilayah Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisantanah di tempat lain. Tiaptiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosilfosil menurut jenis dan jamannya.Misalnya, Fosil Binatang Laut banyak diketemukan di Lapisa n tanah paling bawah, yang dulu merupakanlautan.

Dari sudut ilmu geologi, situs Sangiran merupakan suatu struktur yang berbentuk kubah (dome ). Sebelum 2,4 juta tahunyang lalu, Sangiran merupakan wilayah laut dalam. Buktinya di sepan jang Sungai Puren yang masih termasukkawasan Sangiran terdapat banyak fosil moluska laut. Lapisan tanahnya juga memiliki formasi kalibeng, yangmenunjukkan daerah endapan dasar laut. Namun karena adanya gerakan lempeng bumi, le tusan gunung merapi, danmasa glasial maka air lautnya menyusut. Akibatnya, wilayah Sangira n terangkat ke atas. Puncak kubah ini kemudianterbuka melalui proses erosi sehingga membent uk depresi yang mengandung informasi tentang kehidupan di masalampau. Ketika itu Pulau Ja wa, Sumatera, dan Asia menyatu. Dengan demikian, mahluk purba itu dapat berpindahdari satu te mpat ke tempat lain Situs Sangiran yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa T engah mulai diceritakandi bab keempat buku ini dan seterusnya. Situs ini merupakan situs pali ng lengkap untuk hunian Homo erectus sejak 1,5juta tahun yang lalu. Kolonisasi Jawa diperkirakan sudah berlangsung pada ak

hir Pliosen (1,8 jt tyl). Buktibukti kearah itu didasarkan pada penemuan mamalia Archidiskodon berumur Pliosen Atas di sit us Bumiayu. Migrasi Homo erectus melalui jembatan darat pada zaman es mulai terjadi pada Plistosen Bawah dan mulai m enghuni Sangiran pada1,5 jt tyl. Homo erectus tertua ditemukan di Afrika berumur 1,8 jt tyl.

Anda mungkin juga menyukai