Cebakan mineral baik logam maupun non logam adalah suatu akumulasi atau konsentrasi di alam dari satu atau berbagai substansi yang dapat dimanfaatkan, umumnya dalam jumlah sedikit dan tersebar secara tidak merata di kerak bumi. Ada dua tipe : primer dan sekunder. Suatu cebakan mineral dinamakan suatu cebakan bijih, apabila dapat ditambang secara ekonomis. Ada banyak konsentrasi mineral di alam, tetapi hanya sedikit yang dianggap sebagai cebakan bijih.
Konsentrasi magmatik
Merupakan hasil langsung dari suatu kristalisasi magma, contoh : intan, kromit dan magnetit.
Kontak Metasomatis
Terbentuk sebagai hasil reaksi antara larutan magmatik dengan batuan samping yang diterobosnya pada tekanan dan temperatur yang tinggi, contoh : endapan skarn mengandung tembaga, emas, dll.
Proses Hidrotermal
Hidrotermal adalah air panas yang naik akibat proses magmatik ataupun dari proses lainnya seperti air meteorik atau yang terbebaskan pada suatu proses malihan. Air panas tersebut dapat melarutkan unsur-unsur logam dari batuan yang dilaluinya, kemudian diendapkan di suatu tempat, pada temperatur yang lebih rendah. Sebagian besar dari cebakan mineral berasal dari proses ini
Malihan (metamorfik) Endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis terbentuk akibat proses malihan pada kondisi temperatur dan tekanan tinggi, contoh: asbes serpentin, grafit, talk, pyropilit, silimanit, andalusit, kyanit, garnet. Pengayaan supergen dan oksidasi Endapan yang terbentuk sebagai hasil proses pelarutan kimia pada zona oksidasi pada tekanan dan temperatur normal ataupun akibat pengayaan sekunder akibat pengendapan kembali pada zona air tanah, contoh : pirit, siderit, pirhotit, bornit, kalkosit, galena, spalerit dan molibdenit.
Konsentrasi mekanik dan residual Endapan yang terkonsentrasi akibat pelapukan, ditransport dan diendapan kembali, contoh : besi residual (siderit), mangan, laterit (bauxite, nikel), alluvial dan eluvial (emas, timah dan platina). Sedimentasi Pembentukan cebakan terjadi akibat adanya akumulasi material oleh larutan ataupun proses lainnya pada suatu cekungan sedimen, contoh : minyak, batubara, diatome, fosfat, dll.
Evaporasi
Endapan mineral yang terbentuk sebagai hasil penguapan air yang bermigrasi ke daerah yang kering, menguap dan meninggalkan endapan yang ekonomis, contohnya mineral industri : anhidrit, gypsum, halit, silika (hot spring). Proses Bakteri Bakteri yang ada dalam batuan melepaskan H2S, menyebabkan lingkungan yang ada disekitarnya menjadi bersifat reduksi, dan mengendapkan unsur-unsur yang ada dalam larutan yang bersifat oksidan, contoh : sulfur, uranium dan logam dasar.
METODA EKSPLORASI
Pemetaan dan Prospeksi Umum Geologi Metoda Geokimia Metoda Geofisika Metoda Pemboran dan Uji Ruah (Bulk Testing)
METODA
Inderaja (remote sensing)
KETERANGAN
Foto Udara, citra satelit dll. Aeromagnet
Busur Aceh
Tangse (Cu)
Busur Sulawesi Timur - M indanau Busur Kalimantan Tengah Busur Halmahera Bulagidun (Cu,Au) M alala (M o) Kelian( Au) G. Pani (Au, Cu) Sekko (Cu)
Tapadaa (Cu)
0
Cu
Bangkinang (S n)
G. Bawang (M o)
Ratatotok (Au)
Loloda (Cu,M n)
300
500
Sn
S ingkep (S n)
3
Sn
Gosowong (Au)
Kilometer Tanj ung Buli (Ni, Co) Busur Irianj aya Tengah P. Gebe (Ni,Co)
P eg. Cycloop (Ni,Co)
Sn
Sn
M T. M uro (Au,Ag)
Kaputusan (Cu)
Kelapa Kampit (S n)
Barru
Au
(Cr) Sumatera - Meratus Arc Cempaka M eratus (Pt) (Ni) Busur Sumatera - Meratus
Baturape (P b)
Batuhij au (Cu,Au)
KETERANGAN
M IOSEN AKHIR - PLIOSEN PALEOSEN - TERSIER TENGAH Tambang aktif KAPUR AKHIR Keterdapatan M ineral
Rinci:
Penyelidikan geologi (geologi, mineralisasi, struktur dll), Pemboran uji geologi, diskripsi conto inti bor, Analisa kimia dan fisika Interpretasi data dan penentuan bentuk, kadar dan cadangan
3. Evaluasi cadangan:
a. Perkiraan bentuk, kadar, jumlah b. Perkiraan cadangan
4. Studi kelayakan;
a. b. c. d. e. Perhitungan cadangan, Pengujian metalurgi, Penelitian AMDAL Penyelidikan bahan baku pendukung Perhitungan umur tambang
o Endapan Epitermal:
Epitermal : Au-Cu, Au-Mn
o Batuan ekstrusif :
Hot-spring Au-Ag (darat),
o Batuan sedimen :
Sedimen eksalatif bawah laut: Zn-Pb, Carbonate-hosted Au-Ag Endapan Plaser: Emas, Timah dan Intan
Studi kelayakan Pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek ekonomi dari suatu usaha penambangan, yang akan menjadi dasar untuk penentuan keputusan investasi. Kajian ini berupa dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima bank (bankable document) dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini meliputi pemeriksaan seluruh informasi geologi berdasarkan laporan eksplorasi, faktor ekonomi, pemasaran, teknologi (penambangan, pengolahan), kebijaksanaan Pemerintah, hukum/ perundang-undangan, lingkungan, sosial serta faktor lain yang terkait.
Tubuh bIjIh
Limbah
Stockpile
Pit / tambang
Pabrik
Sumberdaya mineral
Gagal
STOP
Berhasil
TAHAP LANJUTAN
BIAYA
40 20 10
WILAYAH CADANGAN
PERTAMBANGAN
<10 % N Ha
7
STUDI KELAYAKAN
CADANGAN TERBUKTI
WAKTU (TH)
KONSTRUKSI DAN EKSPLOITASI CADANGAN LAYAK TAMBANG
KESIMPULAN
Meningkatnya kebutuhan logam memacu usaha pencarian dan penemuan cebakan baru. Inventarisasi dan evaluasi perlu dilakukan untuk menetapkan potensi dan kebijakan pengusahaan sumberdaya mineral. Endapan mineral logam adalah endapan tak terbarukan yang mempunyai nilai tinggi, sehingga infrastruktur bukan kendala utama bagi pengembangannya. Ciri khas pengusahaannya adalah padat modal, padat teknologi dan adanya resiko kegagalan eksplorasi yang tinggi. Perlu diciptakan suatu iklim investasi yang kondusif dengan menjaga kesinambungan penyediaan logam tanpa mengabaikan kepentingan rakyat banyak dan lingkungan sekitarnya.
TAHAPAN EKSPLORASI
Survei Tinjau Prospeksi Eksplorasi Umum Eksplorasi Terperinci
Survai Tinjau : tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya : untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau pemineralan yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas dapat dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.
Prospeksi : tahap eksplorasi di daerah yang diperkirakan mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya : untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.
Eksplorasi Umum : tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung. Tujuannya : untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan (continuity), kuantitas, dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.
Eksplorasi Terinci : tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin diperlukan. Tahap eksplorasi ini akan sangat menentukan kelanjutan tahap berikutnya yaitu studi kelayakan, konstruksi, dan operasi penambangan dan merupakan tahap yang beresiko kegagalan sangat tinggi.
I II III IV V VI VII Survey Umum 0 Eksplorasi 0 Studi Kelayakan 0 Konstruksi 0 Produksi 0 Berjalan Terminasi Total 0 0 0 0 4 0 0 0 1 2 0 1 3 5 7 0 7 7 3 24 16 1 1 1 0 0 0 1 1 1 24 14
I 0 0 0 0 10
II III 7 18 0 52 4 12 1 4 5 5 91 22
283
597
0 4
3 16 5 33
10 17 1 1
1 12 10 79 2 32
1 16 13 95 7 65 38
11 18 113 142
Perkembangan Aplikasi
Aplikasi
1997
1998
1999
2000
2001
PKP2B KK
91 287
33 59
24 16
15 0
0 0
Nilai Investasi
1999 2000 2001
(Perkiraan)
1,100,303.61 87,001.53
311,044.92 87,841.38
342,149.41 96,625.51
Jumlah
1,187,305.14
398,886.30
438,774.92
1999
2000
2001
Realisasi
Bahan Galian ( Juta US $ ) 1999 2000 2001 2002
Rencana
2003
2004
Mineral Batubara
2,542.55 1,344.66
2,669.68 1,460.30
2,899.27 1,585.88
3,148.61 1,722.27
3,306.04 1,870.38
3,471.34 2,013.23
Rencana Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Umum Tahun 2000 2004 ( juta Rp )
2001
2002
2003
2004
387,47
384,01
US$/troy ounce
343,73
359,77
384,14
387,69
326,18
331,03
294,24
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
271,036
278,98
279,06
KEMURNIAN EMAS
PERSEN SISTEM EROPA SISTEM KARAT
1.000 fine 917 fine 750 fine 583 fine 416 fine
Ukuran berat emas umumnya digunakan satuan troy ounces (1 troy ounce = 1,097 ounce biasa atau 31,1 gram). Karat dalam peristilahan berlian : 1 karat : 200 mg
B u d g e t E k s p lo r a s i M in e r a l D u n ia
6000 5000
4600 3550 2930 2400 3500 2800 2600 5100
Juta US $
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Tahun
Juta US $
3 4 5 ,2 2 9 8 ,3 2 1 2 ,3 1 6 5 ,5
1996
1997 T ahun
1998
1999
Lindung 28%
Belum Aktif
1.743.000 ha
Kegiatan Pertambangan 3%