Anda di halaman 1dari 4

METODE KUADRAT

Oleh : Tochirun Dewi Hindun Shoffiana Noor Kelompok Asisten (B1J009180) (B1J009184) (B1J009185) : 16 : Khafid Mukti Wijaksana

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ekologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan, makhluk hidup, dan hubungan diantara keduanya. Kelahiran dan kematian yang silih berganti di suatu kehidupan menandakan keberadaan ilmu ekologi. Dimulai dari pengabsorsian tumbuhan (biotik) dari dalam tanah (abiotik) hingga berubah menjadi substansi energi, diikuti dengan perpindahan yang terjadi hingga kembali lagi ke tanah (Anonim, 2012). Ekologi tumbuhan mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan tumbuhan sebagai obyek. Ekologi tumbuhan adalah ilmu yang membicarakan tentang spektrum hubungan timbal balik yang terdapat antara tumbuhan dengan lingkungannya serta antara kelompok-kelompok tumbuhan. Hal ini penting disadari bahwa tumbuhan tidak terdapat sebagai individu atau kelompok individu yang terisolasi. Semua tumbuhan berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tumbuhan lain, dan dengan lingkungan fisik tempat hidupnya. Dalam proses interaksi ini, tumbuhan saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan hidupnya. Ciri khas ekologi tumbuhan (plant ecology) adalah tumbuhan dapat mengubah energi kimia menjadi energi potensial dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan (Harun, 1993). Ekologi tumbuhan adalah kajian pada tingkatan hirarkhi organisme dan populasi, serta ekosistem yang ditempati. Berkaitan dengan kondisi tersebut, maka kajian dimulai dari pengenalan tanaman dan analisis berdasarkan parameter ekologi yang digunakan dimulai dari tingkatan yang paling luas yang menutup permukaan bumi yang disebut sebagai vegetasi (Surasana, 1990). Dalam mempelajari vegetasi, dibedakan antara studi floristik dengan analisis vegetasi. Pada studi floristik, data yang diperoleh berupa data kualitatif, yaitu data yang menunjukkan habitus dan penyebaran suatu jenis tanaman. Sedangkan analisis vegetasi, yaitu data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantiatif. Data kuantitatif menyatakan jumlah, ukuran, berat kering, dan berat basah suatu jenis frekuensi temuan dan luas daerah yang ditumbuhinya. Data kuantitatif di dapat dari hasil penjabaran pengamatan petak contoh lapangan, sedangkan data kualitatif didapat dari hasil pengamatan di lapangan berdasarkan pengamatan yang luas (Suwena, 2007).

Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang hidup di dalam suatu tempat dalam suatu ekosistem. Masyarakat tumbuhan (komunitas) adalah kumpulan populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat. Jadi, pengertian komunitas identik dengan pengertian vegetasi. Bentuk vegetasi dapat terbentuk dari satu jenis komunitas atau disebut dengan konsosiasi seperti hutan pinus, padang alang-alang, dan lain-lain. Sedangkan yang dibentuk dari macam-macam jenis komunitas disebut asosiasi seperti hutan hujan tropis, padang gembalaan, dan lain-lain (William and Lambert, 2007). Analisis vegetasi ada dua nilai yang di amati, yaitu nilai ekonomi dan nilai biologi. Nilai ekonomi suatu vegetasi dapat dilihat dari potensi vegetasi-vegetasi tersebut untuk mendatangkan devisa seperti vegetasi yang berupa pohon diambil kayunya atau vegetasi padang rumput yang dapat dijadikan padang penggembangan ternak dan lain-lain. Sedangkan dalam istilah biologi suatu vegetasi dapat dilihat peranan vegetasi tersebut seperti vegetasi hutan yang dapat dijadikan sumber pakan, relung, ekologi (tempat istirahat, bercengkrama, dan berpijah beberapa jenis hewan), pengatur iklim, pengatur tata aliran air dan indikator untuk beberapa unsur tanah (Harun, 1993). Praktikum kali ini hanya menitikberatkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadrat. Metode kuadrat menurut Goldsmith (2010) adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah persegi panjang sebagai sampel uniknya. Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area cuplikan (kuadrat). Pada beberapa keadaan, kesulitan dalam menentukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokkan berdasarkan kriteria tertentu (kelas kerapatan).

B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara analisis vegetasi dengan metode kuadrat.

II. MATERI DAN METODE

A. Materi Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis-jenis rerumputan yang ada disekitar lingkungan Fakultas Biologi yang berada pada petakan berukuran (1 x 1) m2. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah tali raffia, meteran, patok kayu atau bambu, alat tulis dan label. B. Metode 1. Membuat petak dengan ukuran 1 m2 dengan menggunakan tali rafia. 2. Petak diletakkan pada sampel kemudian hitung jumlah dan jenis spesies yang terdapat pada petak tersebut. 3. Pengambilan sampel dilakukan 5 x secara random (acak) . 4. Membuat tabel metode kuadrat. Gambar Metode kuadrat (5 petak = 5 kali ulangan) 1m 1m

1m

Petak I

1m

Petak X

Anda mungkin juga menyukai