Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Mineralogi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, atau benda padat yang homogen yang mempunyai rumus kimia tertentu dan biasanya terbentuk oleh alam secara an- organik. Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang merupakan bentuk persenyawaan (Leet dan Juson, 1969). Mata kuliah mineralogi dan kristalografi mempelajari tentang penjajaran mineral mineral penyusun atau yang terkandung dalam penelitian atau penerimaannya dengan mata telanjang, tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop polarisasi. Dalam ilmu kristalografi kita mempelajari tentang sifat sifat geometri dari perkembangan, pertumbuhan bentuk luar, struktur dalam (inetrnal) dan sifat fisisnya. Untuk lebih lanjut atau lebih jelas dalam kristalografi dan mineral dapat di jelaskan dalam dasar teori.

I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari pratikum kristalografi dan mineralogi untuk mengetahui tujuh sistem Kristal, Mendeskripsikan geometri kristalografi yang terdiri dari bidang, sudut, system, dan sumbu. Tujuannya Dapat mengetahui klasifikasi sistem kristal dilihat dari geometrinya serta dapat mengklasifikasikan sistem kristal ke dalam kelas-kelas sistem kristal berdasarkan sumbu simetri, bidang simetri, pusat simetri dan hermann maugin symbol dan dapat mendeskripsikan tujuh sistem Kristal.

I.3. Metode Praktikum

BAB II DASAR TEORI PRAKTIKUM

II.I. PENDAHULUAN Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat sifat fisis lainnya. Dalam ilmu kristalografi ada ada empat sifat yaitu: 1. Sifat geometri, memberikan arti letak, panjang dan jumlah suatu kristal yang menyusun suatu bentuk ktitas tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar yang membatasinya pula. 2. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan luar, memiliki definisi di samping mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam suatu sistem ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbetuk kemudian. 3. Struktur dalam menjelaskan tentang susunan dan jumlah-jumlah sumbu kristal juga menghitung parameter-parameter rasionya 4. Sifat fisik kristal sangat tergantung pada struktur susunan atom-atom. Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, sehingga di kenal dengan 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang kristal, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan. Jadi sistim kristal sangat mempengaruhi terhadap bentuk mineralnya. Definisi mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifatdan kimia tetap dapat berupa unsur ntunggal atau persenyawaan kimia tetap, pada umumnya anorganik, homogen dapat berupa padat cair dan gas

II.2. KONSEP KRISTALOGRAFI DAN CARA PENGGAMBARANNYA II.2.1. Konsep kristalografi Kristal memiliki struktur internal yang dapat di jelaskan digambarkan secara geometris. Bidang bidang batas dari kristal tersebut, oleh suatu garis atau arah dapat di tentukan posisinya. Garis atau arah itu dinamakan sumbu kristal. Dikenal ada enam sistem dalam pengelompokan kristal sesuai dengan sumbu yang dimiliki. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu: jumlah sumbu kristal, letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal

Gambar I.3.1: Koordinat dan sudut dalam kristalografi

Sistem kristalografi dapat di bagi menjadi 7 macam kristal berdasarkan atas: a. Perbandingan penjang sumbu kristalografi b. Letak atau posisi sumbu kristalografi c. Jumlah sumbu kristalografi d. Nilai sumbu c atau sumbu vertikal Sumbu-sumbu kristal adalah suatu garis lurus yang di buat melalui garis kristal. Kristal mempunyai tiga bentuk dimensi, yaitu panjang, lebar atau tinggi. Tetapi dalam penggambarannya di buat dua dimensi sehingga di gunakan dua proyeksi ortigonal terdiri dari: a. Sumbu a: sumbu yang tegak lurus pada bidang kertas b. Sumbu b: sumbu yang horizontal pada bidang kertas c. Sumbu c : sumbu yang vertikal pada bidang kertas

II.2.2. Cara Penggambarannya 1. Sistem Reguler (Cubick = Issometrick) Ketentuan : Jumlah sumbu 3, sumbu a1 = a2 = a3 Sudut = = Y = 90 Paling banyak terdapat di alam

Cara Menggambar : a1 dengan -a2 = 90 a1 : a2 : a3 = 1 = 3 = 3

2. Sistem Hexagonal

ketentuan : Mempunyai 4sumbu yaitu suumbu a, b, c, dan d Sumbu a = b = d c Sumbu c dapat lebih panjang maupun pendek dari sumbu a Cara menggambar : b+ dengan d- = 40 a dengan b di tentukan kemudian b = d = c = 3 : 1 : 6

3. Sistem Orthorombik Ketentuan : Sumbu a b c sumbu a terpendek sedang sumbu c terpanjang Sudut = = Y = 90 Cara menggambar : a+ dengan b- = 30 a : b : c = sembarang

4. Sistem Tetragonal Ketentuan : Jumlah sudut 3 sumbu a = b c Sudut = = Y = 90 b dan sumbu a Cara menggambar : a+dengan b- = 30 a:b:c=1:3:6

Sumbu c bisa lebih panjang darisumbu

5. Sistem Monoklin Ketentuan : Sumbu a b c Sudut = = Y = 90 Cara menggambar : a dengan b = 45 a : b : c = sembarang

6. Sistem Triklin ketentuan : Sumbu a = b = c Sudut Y = 90 Sumbu a, sumbu b, sumbu c, saling berpotongan dan membuat sudut miring tidak sama besar. Cara menggambar : b+ dengan d- = 45 a+ dengan c- = 80 a : b : c : = sembarang.

7. Sistem Trigonal. ketentuan : sumbu a = b = c Sifat - sifat miripdengan hexagonal cara menggambar : Pengambaran sama dengan sistem, hexagonal Perbedaannya dengan harga sumbu c bernilai 3 Penarikan sumbu a sama dengan hexagonal

Peralatan yang di pakai untuk menggambar kristal Jangka , Satu set penggaris segitiga , Pensil warna , Pensil , Penghapus , Rapido 0.1, 0.3, 0.5

I.3. KONSEP MINERALOGI Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologin yang mempelajari mengenai kristal, baik ndalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat sifat kimia, cara terjadinya, cara terdapatnya, sifat sifat fisik dan kegunaannya. Definisi mineral menurut beberapa ahli 1. L. G Berry dan B. Mason (1959) Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur. 2. D. G. A Whitten dan J. R. V Brooke (1972) Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen, mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentukoleh proses alam yang organik. 3. A. W. R Potter dan H. Robinson (1977) Mineral adalah suatu zat atau bahan homogen, mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas tertentu dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang kristal, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan. Jadi sistim kristal sangat mempengaruhi terhadap bentuk mineralnya.

A.Batas batas definisi mineral 1. bahan alam harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga manusia atau dilaboratorium tidak dapat disebut mineral.

2. mempunyai sifat fisis dan kimia tetap pengarangan, dll. 3. berupa unsur tunggal dan persenyawaan yang tetap 4. pada umumnya anorganik, batas ini mengandung pengertian arti mineral yang lebih luas: mineral umumnya bukan suatu hasil dari kehidupan tetapi ada beberapa mineral merupakan hasil kehidupan atau yang disebut juga mineral organik. Contoh:P amber, Coal, Asphalit, Mallite. 5. Homagen mengandung batasan bahwa suatu mineraltidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika. 6. dapat berupa padat, cair dan gas berupa padat : Quartz (SiO2), Barite (BaSO4) berupa cair : air raksa (HgS), Air (H2O) mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan kristal, gores, belahan, dll. Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api oksidasi, api reduksi, pelentingan,

B. Sifat fisik mineral Mineral adalah bahan padat homogen yang dihasilkan oleh alam, terbentuk secara anorganik. Mempunyai sifat fisik dan komposisi kimia tertentu dan mempunyai susunan atom yang teratur. Kita dapat menetukan suatu mineral secara megaskopis tampa menggunakan mikroskop dengan cara menentukan sifat-sifat fisik suatu mineral. Sifat-sifat fisik itu antara lain: 1 2 3 4 5 6 Warna Kilap Cerat Kekerasaan Belahan Pecahan

7 8 9

Bentuk dan struktur Berat jenis Sifat dalam

10 Kemagnetan 11 Sifat-sifat khas. 1. Warna / Coulor Warna adalah : kesan mineral setelah mendapatkan cahaya yang kita tangkap dengan mata. Warna mineral di bedakan atas : Warna hidiokhromatik : apabila warna mineral selalu tetap pada umumnya mineral yang tembus cahaya atau berkilap logam : magnetit, galena. Warna allokhromatik : apabila warna mineral tergantung pada material pengotornya pada umumnya mineral tembus cahaya atau berkilap nonlogam, contohnya : kuarsa kalsit. Permainan mineral : warna mineral yang berubah ubah apabila di gerak gerakan. Opalesen : warna mineral yang bergelombang seperti mutiara. Iridisen : permainan warna yang cemerlan karena adanya selaput pada permukaan mineral. Chtoyancy : warna pantulan seperti mutiara. Tarnish : warna muka mineral yang lapuk karena pengaruh udara. Asterisme : pantulan sinar yang memberi gambaran seperti bintang.

2. Kilap / Luster Kilap adalah intensitas cahaya yang di pantulkan oleh permukaan kristal. Kilap di bedakan menjadi : Kilap logam / metllic luster : bila terkena cahaya mineral akan memberikan kesan seperti logam. Kilap sublogam / submetallic luster : bila terkena cahaya yang akan memberikan kesan setengah logam.

10

Kilap nonlogam / nonmetallic luster : bila terkena cahaya mineral tidak memberikan kesan seperti logam. Kilap nonlogam di bedakan menjadi :

Kilap kaca/viterous luster, bila terkena cahaya kilapnya akanseperti kaca. Kilap intan / adamantain luster, bila kena cahaya kilapnya akan seperti intan. Kilap sutera/ silky luster, bila kena cahaya kilapnya akan seperti sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang berserat. Kilap damar / resinous luster, bila kena cahaya kilapnya akan seperti getah dammar (kuning). Kilap lemak / greasy luster, bila kena cahaya akan seperti lemak atau sabun. Kialp mutiara/ pearly luster, bila kena cahaya kilapnya akan seperti mutiara. 3. Cerat / Streak Warna gores merupakan warna mineral bila di jadikan bubuk warna ceratnya adalah tetap untuk minral tertentu. Warna cerat di dapatkan untuk mengoreskan mineral pada keping cerat porselen bagian yang tidak licin. Bagi mineral yang lebih keras dari keping cerat, mineral akan di lumatkan dengan mortir atau di goreskan pada skala kekerasan yang lebih tinggi dari mineral tersebut. 4. Kekerasan / Hardness Skala mosh merupakan suatu skala yang di pakai untuk mengetahui ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Mineral yang di pakai sebagai standar kekerasan adalah mineral yang kekerasan lebih kecil. Standar kekerasan dari mosh ini mempunyai dari skala, di mulai dari satu untuk mineral yang terlunak skala 10 untuk mineral yang terkeras.

11

Tabel.1.1 Skala Mosh Skala Mosh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama mienral / rumus kimia Talk / H2Mg3(SiO3)4 Gypsum / CaSO42H2O Kalsit / CaCo3 Flourite / CaF2 Apatite / CaF2Ca3(O4) Orthoklas / KAl Sl3O8 Kuarsa / SiO2 Topaz / AL2SiO4(F.OH)2 Corundum / Al2O3 Diamond / C

Tabel.1.2. Alat yang di perbandingan dari skala Mosh seperti di bawah ini : Alat yang di bandingkan Kuku jari Jarum Uang tembaga Paku besi Pisau besi Kaca Kikir Amplas kekerasan 2,5 3,0 3,5 4,5 5,5 5,5 6,0 6,0 7,0 8,0 9,0

Pengujian akan di hentikan apabila mineral yang kita selidiki tidak tergores oleh benda yang paling keras. Jadi kekerasa mineral tersebut sama dengan kekerasan benda pembandingan yang di gunakan untuk pengujinya.

5.

Belahan / Cleavage Belahan kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang

rata, halus dan ada juga yang tidak rata (kasar) licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan di bedakan antara lain : Belahan sempurna / perfect cleavage, ada bidang belahan dan mudah di belah contohnya : muskovit dan biotit.

12

Belahan baik / good cleavage, ada bidang belahan tetapi tidak mudah di belah. Contohnya : kalsit, orthoklas, dan gypsum. Belahan tidak jelas / indistinct cleavage, bidang belahan seperti garis, contohnnya : plagioklas. Belahan tidak menentu, tidak ada bidang belahan seperti kuarsa. Apabila di tinjau dari arahan belahnya, maka dapat di bedakan : Belahan satu arah, contohnya : muskovit Belahan dua arah, contohnya : feldspar Belahan tiga arah, contohnya : halite dan kalsit

6.

Pecahan / Fracture. Pecahan merupakan kenampakan mineral untuk pecah melalui bidang yang rata

atau pun tidak rata. Pecahan mineral di bedakan menjadi : Pecahan konkoidal / conhcoidal fracture : pecahan seperti ke nampakan bagian luar kulit keran atau gelas yang pecah. Contohnya : kuarsa. Pecahan berserat / fibrous fracture : pecahan seperti serat daging contohnya : asbes. Pecahan tidak rata / uneven fracture : kenampakan pecahan yang tidak rata dan kasar. Contohnya : garnet. Pecahan rata / even fracture : permukaan pecahan yang halus dan teratur. Contohnya : mineral lempung. Pecahan runcing / hackly fracture : permukaan pecahan yang runcing dan tidak teratur. Contohnya : emas dan tembaga.

7.

Bentuk, Perawakan dan Struktur Mineral / Kristal Bentuk mineral ada dua macam yaitu : Bentuk kristalin, yaitu apabila mineral mempunyai bidang kristal yang ideal dan biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidang belahan.

13

Bentuk amorf, yaitu apabila mineral tidak mempunyai batas batas kristal yang jelas. Apabila dalam pertumbuhan mineral tidak memgalami gangguan apapun,

maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi mineral yang di temukan di alam sering bentuk tidak ideal sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk membedakan ke dalam sistem kristaligrafi. Bentuk yang khas baik yang berdiri sendiri maupun kelompok kelompok mineral yang membentuk suatu perawakan kristal di sebut struktur kristal/mineral. Struktur (perawakan) kristal/ mineral di bagi menjadi tiga (Richard Pearl 1975) yaitu : A. Elongteds Habits (Meniang Berserabut). Meniang (Columnar Joint) Bentuk kristal yang menyerupai bentuk tiang. Contohnya : tourmalin, pyrolusote, wallastnite. Menyerat (fibrous) Bentuk kristal menyerupai serat serat kecil.Contohnya : asbestos,gips,silimanit,tremolit. Menjarum (Occicular). Bentuk kristal menyerupai jarum jarum kecil.Contohnya : natrolite, glaucophane Menjaring / Reticulate Bentuk kristal yang kecil panjang yang menyerupai Jaring. Contohnya : rutil. Cerucit. Menbenang / Filliform Bentuk kristal yang kecil menyerupai benangContohnya : silver Merambut /capillary Bentuk kristal kecil kecil menyerupai rambut. Contohnya : cuprite, pysolite. Mondok /Stout, Stabby, Equant Bentuk kristal pendek, gemuk, sering, terdapat, pada. Kristal kristal dengan sumbu lebih pendek. Contohnya : zircon.

14

Membintang / Stellated Bentuk kristal yang menyerupai bintang. Contohnya : pirofilit. Menjari / Radiated Bentuk kristal yang menyerupai bentuk jari jari natrolit. B. Flatted / Habits (Lembaran Tipis) Membilah / Bladed Bentuk kristal panjang dan tipis menyerupai bilahKayu. Contohnya kyanite, glauchopane. Memapan / Tabular Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, Di mana lebar dan tebal tidak terlalu jauhberbeda.Contohnya : barit, hematite, hypersthene. Membata / Blocky Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, Di mana lebar dan tebal hampir sama. Contohnya : mikroklin. Mendaun / Foliated Bentuk kristal pipih dengan melapis / lamellar, Perlapisan yang mudah di kupas dan di pisahkan.Contohnya : mika, talk, khlorit. Memancar /Divergent Bentuk kristal yang menyerupai bentuk kipas,Terbuka.Contohnya : millerite, gypsum. Membuluh / Plumose Bentuk kristal yang menyerupai tumbukan buluh.Contohnya : mika. Contohnya : markasit,

C. Rounded Habits/ Membutir Mendada / Mamillary

15

Bentuk kristal menyerupai buah dada.Contohnya : malachite, opal, hemimhorphite. Menbulat / Colloform Bentuk kristal yang menunjukan permukaan yangBulat bulat.Contohnya : cobaltit, bismuth, geotit. Menbulat jari / Colloform radial Bentuk kristal yang menbulat dengan struktur dalam Memencar menyerupai bentuk jari.Contohnya : pyrolophite. Menbutir / Granullar Kelompok Stalaktit Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gampingContohnya : geothite. 8. Sifat Dalam / Tenacity. Sifat dalam merupakan suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan pemotongan. Macam macam tenacity antara lain : Britlle, sifat mineral yang mudah di hancur menjai tepung halus. Contohnya : kalsit, marcasite da hematite. Sectile, sifat mineral yang mudah terpotong pisau dan tidak berkurang menjadi tepung. Contohmya : gypsum. Malleable, sifat mineral yang di tempuh mineral akan menjadi pipih. Contohnya : gold, silver, copper. Doctile, sifat mineral yang di tarik dapat bertambah panjang dan bila di lepas akan menjadi semula. Contohnya : gold, silver, copper. Flexible, sifat mineral yang dapat di lengkunkan kemana mana dengan mudah. Contohnya : talk, gypsum, olivine. Elastic, sifat mineral yang merengan bila di tarik dan di lepas akan menjadi semula. Contohnya: hematite dan pitit. kristal kecil yang berbentuk butiran.Contohnya : olivine,anhydrite,chromite,sodalit, dll.

16

9. Kemagnetan. Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Macam-macam kemagnetan antara lain : Ferromagnetik merupakan sifat mineral yang ditarik kuat oleh magnet. Sperti magnetit. Paramagnetik merupakan sifat mineral yang di tarik agak kuat oleh magnet seperti pyrite. Diamagnetik merupakan sifat mineral yang tidak di tarik oleh magnet. Seperti kuarsa, dan gypsum. Cara untuk mengetahui apakah suatu mineral yang mempunyai sifat magnet atau tidak dengan cara kita gantungkan pada seutas benang sebuah magnet dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan dengan magnet. Kuat tidaknya bisa lihat dengan dari besar kecilnya sudut yang di buat dengan benang tersebut terhadap garis vertikal. Pada umumnya apabila mineral mengandung unsur Fe dan Ni dalam rumus kimia maka mineral yang di uji mempunyai sifat magnetik. 10. Berat Jenis / Specific Grafity Berat jenis / specific grafity merupakan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volume di dalam air. Berat jnis mineral tetap apabila susunannya tetap. Penentuan berat jenis mineral dapat menggunakan, pienometer, timbangan, analitik, dan gelas ukur. 11. Sifat Sifat Khas Sifat fisik yang khas seperti bau dan rasanya bila di jilat. Contohnya : belerang baunya seperti bau korek api, halit jika di jilat rasanya asin, membekas jika di goreskan pada kertas. Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile penambahan asam maka, kadang kadang bau akan menjadi ciri khas bagi suatu mineral, yang contohnya : Alliceus, baunya seperti bawang proses pereaksian dari arsenopyrit akan muncul bau yang khas. Hourse radish odour, bau lobak kuda yang menjadi busuk.

17

Sulphutous, bau yang di timbulkan oleh proses pereaksian pyrite. Bituminous, baunya seperti aspal. Fetid, bau yang di timbul oleh asam sulfide / seperti telur busuk. Agrillaceous, bau yang seperti lempung basah.

18

Anda mungkin juga menyukai