Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang Memasuki era globalisasi, perubahan diberbagai sektor sangat signifikan. Perubahan pada pola kehidupan juga masalah kehidupan. Sektor energi yang menjadi kebutuhan pokok utama juga mengalami krisis bahan bakar. Bahan bakar fosil yang menjadi bahan bakar utama selama bertahun-tahun belakangan, diprediksikan akan habis dalam beberapa tahun kedepan. Eksploitasi besar-besaran bahan bakar fosil dikarenakan kebutuhan yang meningkat adalah salah satu faktor utama kelangkaan bahan bakar fosil. Energi alternatif menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia. Geothermal menjadi energi alternatif yang sedang dikembangkan disamping biofuel, sel surya dan nuklir. Bahan bakar fosil yang diproduksi bumi selama berjuta-juta tahun tidak dapat diperbarui lagi, oleh karena itu bahan bakar alternatif yang terbarukan adalah sebuah solusi yang tepat. Disamping dapat diperbarui energi alternatif juga lebih efisien dan efektif dari energi dari bahan bakar fosil. Energi altrernatif lebih ramah lingkungan dan membantu mengurangi efek pemanasan global. Selain itu karena letak Indonesia terletak di wilayah garis katulistiwa hampir sepanjang tahun mendapatkan sinar matahari, juga memiliki lautan yang sangat luas, karena 2/3 dari wilayahnya terdiri dari lautan. Garis lingkaran pantai (coastal circumference) sepanjang 80.917 kilometer. Panjang itu lebih dari jumlah garis pantai USA, Australia dan semua daratan non-benua di seluruh dunia, yang panjangnya hanya 31.545 kilometer. Sea Water menjadi energy alternative yang dapat dikembangkan karena air laut di Indonesia mengandung air garam NaCI dengan bantuan H2O terurai menjadi Na+ dan CI. Kandungan air garam tersebut dapat diubah menjadi energy listrik. Geothermal(Panas bumi) dan Sea Water adalah energi alternatif yang menguntungkan juga terbarukan. Panas bumi dan air laut yang dihasilkan oleh bumi tidak dapat habis. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya akan energi panas bumi. Hingga saat ini telah teridentifikasi 276 lokasi sumber panas bumi Indonesia dengan potensi mencapai sekitar 29,038GWe atau setara dengan 12 milyar barel minyak bumi. Dengan potensi panas bumi yang memadai Indonesia berupaya untuk memosisikan geothermal sebagai energi alternative pengganti fossil-fuel. Geothermal dan Sea Water diprediksikan cocok untuk mengatasi masalah di Indonesia. Kebutuhan energi terbarukan dapat diatasi dengan potensi panas bumi yang memadai, sedangkan efek yang yang ditimbulkan dapat membantu Indonesia mengurangi masalah polusi udara yang menjadi general-problem Indonesia. Efek globalisasi juga dapat dikurangi dengan pemanfaatan panas bumi sebagai pengganti batu bara. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Apa saja potensi energy dan prospek energi geothermal dan Sea Water di Indonesia? 2. Apa saja kelebihan energy listrik dari air laut dan panas bumi? 3. Bagaimana cara menghasilkan energy listrik dari air laut dan panas bumi? Tujuan Adapun tujuan dibuatnya makalah energi geothermal adalah :

1. Untuk mengetahui potensi energi dan prospek energi geothermal dan Sea Water di Indonesia. 2. Untuk mengetahui kelebihan energy listrik dari air laut dan panas bumi dibanding dengan energy lain 3. Untuk mengetahui cara menghasilkan energy listrik dari air laut dan panas bumi Manfaat Manfaat dari energy alternative geothermal dan Sea Water yaitu: 1. Mendapatkan energy alternative baru yang ramah lingkungan 2. Sumber energi alternative dapat digunakan terus karena tidak akan habis 3. Energi yang dihasilkan sangat besar 4. Energi alternatif tidak mencemari lingkungan Batasan Masalah Untuk Menghindari meluasnya masalah maka permasalahan dibatasi yaitu: 1.Pemanfaatan fluida panas bumi 2. Jenis-jenis sistem Pembangkit Listerik Tenaga Panas Bumi 4. Keuntungan dan kekurangan energi panas bumi (geothermal) 5.Kendala dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ditinjau dari segi sosial dan budaya masyarakat sekitar 4. Air laut

BAB II GEOTHERMAL di INDONESIA 2.1. Potensi Energi Geothermal di Indonesia Dalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi terus meningkat dan untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi alternative yangramah terhadap lingkungan. Salah satu energi alternative tersebut adalah pemanfaatan energi panas bumi yang cukup berpotensi di Indonesia. Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat, usaha diversifikasi energi mutlak harus dilaksanakan. Salah satu usaha diversifikasi energi ini adalah dengan memikirkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut. Dasar pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya cadangan energi panas bumi di Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit. Indonesia sebagai Negara vulkanik mempunyai sekitar 276 tempat yang dianggap potensial untuk eksplorasi energy panas bumi. Berikut peta potensi panas bumi di Indonesia :

JumlahDaerah TitikPotensiPanasBumi :276 TotalPotensi:29.038GWe


Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM StatusUpdate : 17 Maret 2011 Berdasarkan peta diatas, bila energi panas bumi yang cukup tersedia dimanfaatkan seoptimal mungkin, maka sekiranya kebutuhan energi listrik yang terus meningkat akan dapat dipenuhi bersama-sama sumber energi lainnya. Pengalaman dalam pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia energi listrik seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat akan sangat membantu dalam pengembangan energi panas bumi lebih lanjut. Berikut adalah data tabel pemanfaatan energi panas bumi di beberapa Negara sebagai perbandingan dengan indonesia. Tabel II. Pemanfaatan dan Perkembangan Panas Bumi di berbagai Negara Negara Amerika Serikat Italia Filipina Jepang Selandia Baru 1976 (MW) 522 421 68 192 1980 (MW) 908 455 443 218 203 1985 (MW) 3.500 800 1.726 6.900 282 2000 (MW) 30.000 4.000 48.000 352

Meksiko Islandia Rusia Turki China Indonesia Argentina Kanada Spanyol Jumlah

78,5 2,5 3 0,5 1 1.288,5

218 64 5,7 0,5 3 2,3 2.520,5

1.000 150 400 50 32,3 20 10 25 14.895,3

10.000 500 1.000 200 3.500 200 97.752

Dilihat dari data tabel diatas tampak bahwa pemenuhan kebutuhan energi listrik pada beberapa negara melalui pemanfaatan energi panas bumiterus meningkat. Dilihat dari tabel II, tampak bahwa pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia pada tahun 1985 baru 32,3 MW, sedangkan menurut data terakhir sampai dengan tahun 1997 energi panas bumi yang sudah dimanfaatkan mencapai 305 MW. Dalam kurun waktu sekitar 10 tahun telah terjadi kenaikan kurang lebih 10 kali, suatu kenaikan yang cukup signifikan dalam hal pemanfaatan energi panas bumi. Padahal pemanfaatan yang mencapai 305 MW pada tahun 1997 tersebut baru 1,83 % dari potensi energi panas bumi yang ada. Pemanfaatan energi panas bumi 1,83 % dari total potensi yang tersedia sudah barang tentu masih sangat kecil. Berikut tabel produksi listrik per jenis pembangkit :

Dari grafik diatas, PLTU yang memanfaatkan batu bara sebagai bahan bakar masih mendominasi produksi listrik di Indonesia, yaitu mencapai 42% dari total produksi listrik dari seluruh pembangkit listrik yang ada. Sedangkan PLTP yang memanfaatkan energi geothermal hanya menyumbangkan listrik sebesar 5% saja, padahal persediaan batu bara di Indonesia sudah semakin menipis. Hal tersebut menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan energi geothermal yang sangat berpotensi di Indonesia. 2.2. Kekurangan Energi Geothermal Meskipun energi panas bumi mempunyai banyak kelebihan tetapi energi ini juga mempunyai beberapa kekurangan nya, ada beberapa kekurangan pada energi geothermal. Kita tidak bisa membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di suatu tempat. Daerah tempat pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus mengandung batu-batu panas yang cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran.

Selain itu, jenis bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka mineral dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah. Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas bumi. Dan juga, memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi kekeringan. Selain itu ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatika diantaranya: Potensi panas bumi terdapat di kawasan pegunungan yang biasanya dijadikan kawasan konservasi sebagai hutan lindung. Dengan adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber - sumber panas bumi di kawasan tersebut dapat mengganggu daerah konservasi tersebut. Serta kemungkinan terjadi pencemaran air tanah oleh kontaminan yang terbawa naik fluida panas bumi. Air/cairan yang bersumber dari energi geothermal bersifat korosif. Pada suhu relative rendah, sesuai hokum termodinamika, efisiensi system menurun. Pembangunan pembangkit listrik geothermal juga mempengaruhi kestabilan tanah di area sekitarnya Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi geothermal dengan tipe dry steam dan flash steam melepaskan emisi karbon dioksida, nitrit oksida, dan sulfur namun dalam jumlah yang relatif kecil. Pemanfaatan Energi Geothermal di Indonesia 2.3.1. Energi panas bumi uap basah. Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia, dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah. 2.3.2. Energi panas bumi air panas. Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut brine dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner ( dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primernya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas ( heat exchanger) yang akan menghasilakn uap untuk menggerakan turbin. 2.3.3. Energi panas bumi batuan panas. Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga

untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi. 2.4 Prospek energi geothermaldi Indonesia Indonesia mempunyai potensi pembangkit energi tenaga panas bumi yang bisa mencukupi kebutuhan energi di Indonesia yang semakin meningkat. Berikut ini beberapa lapangan panas bumi yang memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi PLTP. Lapangan Panas Bumi Margabayur di Lampung dengan potensi lapangannya sekitar 250 MW dan layak untuk dikembangkan pada tahap awal dengan kapasitas 2 x 55 MW. Pada lapangan panas bumi ini perlu melaksanakan pemboran sumur-sumur untuk memperoleh uap. Lapangan Panas Bumi Lahendong yang memiliki potensi lapangan uapnya sebesar 250 MW dan layak untuk dikembangkan 2 x 20 MW. Lapangan Panas Bumi Ulubelu-Lampung yang mempunyai potensi lapangannya sekitar 550 MW. Pada lapangan ini potensi panas bumi yang sudah dikembangkan swasta sekitar 110 300 MW dan sisanya masih ada sekitar 250 MW belum dikembangkan. Lapangan Panas Bumi lainnya adalah kerinci. Lapangan-lapangan tersebut sekarang ini sedang dieksplorasi oleh Pertamina. 2.5. Kendala yang menjadi penghambat eksplorasi energi geothermal di Indonesia. Potensi panas bumi Indonesia saat ini mencapai sekitar 28 GW, hampir separuh potensi panas bumi Indonesia berada di kawasan hutan hal tersebut menjadi kendala tersendiri. Potensi panas bumi yang berada dalam kawasan hutan konservasi sebanyak 29 lokasi dengan potensi sebesar 3.428 MW (10,9%) sedangkan yang berada dalam kawasan hutan lindung sebanyak 52 lokasi dengan potensi sebesar 8.41 MW (19,6%). Selain itu, menurut Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energi Slamet Riyadi,
masalah utama pengembangan energi panas bumi di Indonesia yakni tarif beli listrik panas bumi oleh PT PLN yang terbilang masih rendah. Dengan harga yang ditetapkan pemerintah maksimal US$ 9,7 sen per kWh, membuat pengembang kesulitan dan tidak bergairah mengembangkan energi panas bumi. Padahal di Indonesia mempunyai cadangan terbesar di dunia yakni 46% dari cadangan geothermal di dunia.

BAB II
Sea Water as The Alternatif Energy for Indonesia
2.1 Kondisi Cadangan Minyak Indonesia
Pemerintah memperkirakan cadangan minyak Indonesia bakal habis pada 2032 nanti. Tanpa kebijakan penghematan bahan bakar minyak (BBM) dan diversifikasi energi, konsumsi BBM bersubsidi akan meningkat rata-rata 10 persen per tahun sehingga diperkirakan akan habis dalam 20 tahun mendatang. Hal ini diperkuat dengan banyaknya jumlah produksi Bahan Bakar Minyak Indonesia oleh Badan Pusat Statistik.
Produksi Bahan Bakar Minyak (BBM), 1996-2011

Tahun

Premium (barel)

Pertamax (barel)

Pertamax Plus (barel)

ADO (barel)

IDO (barel)

Kerosin (barel)

Dasar Pelumas (barel)

1996

60,815,000 63,373,000 59,403,000 62,450,271 69,243,864 66,533,951 68,975,134 64,367,803 70,260,076 71,013,010 71,822,000 71,337,000

89,382,00 0 22,600,00 0 93,296,00 0 84,286,84 7 91,154,34 7 89,656,13 5 89,282,62 1 89,816,86 7 98,034,11 2 94,632,87 4 88,892,00 0 82,120,00 0

6,302,000 27,315,00 0 15,862,00 0 16,770,84 5 9,163,395 9,450,504 8,730,022 7,978,581 9,917,836 8,558,763 3,867,000 2,267,000

55,535,000 49,378,000 49,061,000 53,662,497 55,117,974 55,044,848 53,428,406 63,029,372 56,911,747 53,720,587 54,424,000 51,934,000 r

1,792,641 1,121,000 1,837,000 2,370,000 4,535,000 2,762,000 2,252,000 3,151,000 2,823,000 2,403,802 2,734,000 2,814,000

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2,282,000 3,010,000 1,699,754 1,631,764 2,754,000

617,000 300,000 431,836 414,563 951,000

2004

2005

2006

2007 2008

72,404,000
2009

1,523,000 2,050,000 3,301,000

387,000 647,000 668,000

92,812,00 0 107,353,0 00 107,351,0 00 119,568,0 00

2,036,000 1,110,000 1,376,000

53,040,000 32,163,000 18,985,000

2,836,000 3,041,000 2,027,000 3,065,000

72,799,000 66,820,000

2010

2011

64,460,000

2,446,000

736,000

1,376,000

14,378,000

Badan Pusat Statistik Indonesia/www.bps.go.id Indonesia memerlukan energi alternatif untuk mengurangi penggunaan Bahan bakar fosil, maupun sebagai pengganti tetap bahan bakar fosil. Maka kami menawarkan alternatif energi dari air garam, yang beberapa tahun lalu sudah mulai diriset oleh beberapa profesor di Amerika. Dimana Air garam bisa dibakar oleh RFG,Api bisa mencapai suhu setinggi 3.000 derajat Fahrenheit dan membakar selama RFG pada dan ditujukan untuk itu. RFG adalah Radio Frequency Generator.

2.2 Sea Water as Alternatif Energy


Orang pertama yang menemukan fenomena ini adalah seorang pria berumur 63 tahun dari Erie Amerika yaitu John Kanzius. John secara tidak sengaja menemukan hal luar biasa yaitu dimana air garam dapat membakar pada suhu yang tinggi dibawah kondisi yang tepat. Setelah di diagnosis menderita penyakit Leukimia pada tahun 2003, dan lelah dengan kemoterapi untuk mengatasi kanker nya, dia melakukan penelitian agar bisa menghancurkan sel-sel kanker tanpa mengganggu sel normal yang lain. Maka Kanzius menggunakan RFG untuk memanaskan pertikel metal kecil yang dimasukkan ke dalam tumor, menghancurkan tumor tanpa merusak sel normal. Selama demonstrasi RFG, pengamat melihat bahwa itu menyebabkan air dalam tabung reaksi dekatnya mengembun. Jika RFG bisa membuat air mengembun, secara teoritis bisa memisahkan garam dari air laut. Selama tes pertama, dia melihat efek samping yang mengejutkan, ketika dia mengarahkan RFG pada tabung air laut, air laut tersebut menyala, hal ini bukanlah reaksi normal air. Kanzius mencoba tes lagi, kali ini pencahayaan handuk kertas dan disentuhkan ke air saat air berada di jalur RFG. Dia mendapat kejutan yang lebih besar - tabung uji tetap menyala selama RFG dinyalakan.Berita pun datang dari banyak kalangan dan menyebutkan bahwa percobaan kanzius hanyalah tipuan belaka. Namun seorang Doktor ahli kimia dari Penn State University melakukan percobaan yang sama dengan RFG dan air laut mereka menemukan bahwa Kanzius memang benar. RFG dapat menyala dan membakar air garam. Api bisa mencapai suhu setinggi 3.000 derajat Fahrenheit dan membakar selama RFG menyala dan diarahkan. Tapi bagaimana mungkin air garam mungkin terbakar? Mengapa tidak membuang sampah sembarangan ceroboh yang mengibaskan puntung rokok yang menyala ke laut

mengatur seluruh planet terbakar? Ini semua harus dilakukan dengan hidrogen. Dalam keadaan normal, air garam memiliki komposisi yang stabil dari natrium klorida (garam) dan hidrogen dan oksigen (air). Tapi gelombang radio dari RFG Kanzius 'mengganggu bahwa stabilitas,dan menurunkan obligasi yang menyatukan bahan kimia dalam air garam bersamasama. Hal ini melepaskan molekul hidrogen yang mudah menguap, dan output panas dari RFG membakar mereka dan membakar mereka tanpa batas. Sayangnya, riset Kanzius ini berhenti ditengah jalan karena John Kanzius menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 18 Februari 2009. Sampai saat ini sudah ada beberapa doktor yang melanjutkan risetnya dan mencoba beberapa tes ulang termasuk ahli kimia Doktor Roy dari Penn State University.Dia mengatakan, 70% dari dunia adalah lautan, mengapa tidak memanfaatkan air laut ini sebagai alternatif energi di Dunia. Bahkan saat ini terdapat produksi mainan anak-anak yang menggunkan air laut/air garam sebagai sumber energi nya dan sudah diproduksi dalam skala besar.

2.3 Potensi Indonesia


Di Indonesia, terdapat riset tentang air laut ini Tanjungpinang, Kepulauan Riau (ANTARA News) - "Air laut bakal menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di Provinsi Kepulauan Riau, kata ahli kemaritiman pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau, Dr Ir Eddiwan MSc. Kita tunggu penerapannya pada skala massal. "Penyulingan air laut bisa menjadi biodiesel yang merupakan bahan bakar energi alternatif telah berhasil kami uji, tinggal penyesuaian mesin kapal yang cocok untuk biodiesel tersebut,".Penyesuaian mesin kapal maksud dia apakah biodiesel tersebut cocok untuk mesin yang mana, premium atau solar. Ia mengatakan, pemanfaatan tekologi biodiesel dari air laut itu merupakan program instansi dan telah berhasil menjawab kelangkaan bahan bakar minyak."Teknologinya sederhana bahkan dapat dilakukan oleh nelayan yang tidak bersekolah sekalipun," ungkap Eddiwan yang memperoleh gelar magister dari Tokyo University. Air laut diendapkan dulu dalam bak penampungan dan kemudian disuling dengan alat penyulingan berukuran 0,1 mikron (plankton net). Air laut sulingan itu akan menghasilkan minyak sel yang berasal dari biota-biota yang hidup di laut.Alumni Boston University ini mengatakan, teknologi biodiesel dari air laut telah dipakai di Amerika Serikat untuk skala industri. Sedangkan yang dia buat untuk skala kecil terutama untuk bahan bakar kapal

nelayan dan listrik di rumah masyarakat yang bermukim di pulau-pulau.Ia mengatakan pernah mempresentasikan teknologi air laut itu di Kementerian Kelautan dalam rapat teknis untuk pengembangan biodiesel di Indonesia, tetapi idenya itu ditolak dengan alasan mahal. "Padahal kalau saja pemerintah mau, tidak susah mengajak masyarakat hemat energi. Lingkungan laut ada untuk mendapatkan energi listrik dan teknologinya tidak mahal, masyarakat awam pun dapat membuatnya," ungkap Eddiwan. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah laut/zona laut yaitu zona laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif.Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Apa itu garis dasar/garis pangkal? Garis dasar/garis pangkal adalah adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau. Penentuan garis pangkal ditentukan dengan garis air rendah.

Gb. 1. Ilustrasi Garis Pangkal Kepulauan & Batas Laut Teritori. Apabila Indonesia benar-benar mau mengembangkan sumber energi dari air laut, maka Indonesia bisa lepas dari bahan bakar fosil dan menyelamatkan hutan Indonesia yang selama ini banyak di eksploitasi sebagai alasan untuk menemukan bahan bakar fosil baru untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia atau kepentingan yang lainnya. Serta

mengurangi polutan yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil karena air laut ini bisa menghasilkan biodiesel yang benar-benar bersih dan tidak menimbulkan polusi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah diadakan study pustaka maka penulis mengambil kesimpulan : 1. Geothermal dan Sea Water berprospek baik sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik di Indonesia yang ramah lingkungan. 2. Geothermal dan Sea Water adalah energi yang terbarukan sehingga tidak mungkin habis dan dapat diperbaharui. 3. Prospek penggunaan energi geothermal di Indonesia cukup bagus namun masih kurang dimanfaatkan semaksimal mungkin karena masih ada kendala yang menjadi penghambat eksplorasi energi geothermal. B. Saran Pemanfaatan energi geothermal dan sea water sebagai pengganti bahan bakar fosil seharusnya dilakukan semaksimal mungkin. Indonesia yang memiliki sumber energi geothermal dan sea water yang berpotensi diharapkan dapat memanfaatkannya guna mngatasi krisis energi yang semakin mendesak.

Anda mungkin juga menyukai