Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Nyeri dada yang dirasakan pasien bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah riwayat pasien yang merokok 2 pak per hari sejak usia 15 tahun. Merokok menyebabkan akumulasi toksin di pembuluh darah yang menimbulkan aterosklerosis yang pada akhirnya memicu timbulnya hipertensi. Akibat adanya plak aterosklerosis ini, lumen pembuluh darah menyempit dan memudahkan terjadinya oklusi (penyumbatan) pembuluh darah terutama di arteri koronaria. Oklusi ini mengakibatkan aliran darah koroner tidak adekuat. Sebagai akibatnya, terjadilah iskemia miokard. Terjadi penurunan perfusi jantung yang berakibat pada penurunan intake oksigen dan akumulasi hasil metabolisme senyawa kimia. Akumulasi metabolit ini timbul karena suplai oksigen yang tidak adekuat, maka sel-sel miokard mengompensasikan dengan berespirasi anaerob. Sebagai produk sampingannya yaitu asam laktat. Asam laktat membuat pH sel menurun. Perubahan metabolisme sel-sel miokard inilah yang menstimulasi reseptor nyeri melalui symphatetic afferent di area korteks sensoris primer (area 3,2,1 Broadman) yang menimbulkan nyeri di dada. Rokok mengandung ribuan senyawa kimia yang bersifat toksin, karsinogenik, dan teratogenik. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di rokok antara lain nikotin, tar, caffeine, dietil eter, polifenol, naftalena, dan senyawa berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa kimia dalam rokok menurunkan HDL dalam tubuh sehingga timbul plak aterosklerosis, misalnya di arteri koronaria. Plak ini mudah mencetuskan trombosis yang membentuk trombus sehingga terjadi iskemik miokard yang menimbulkan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/60 mmHg menunjukkan bahwa pasien mengalami hipotensi dan suhu 36C menunjukkan bahwa pasien mengalami hipotermi. Tekanan darah yang rendah dan suhu badan yang rendah ini merupakan tanda bahwa pasien mengalami syok. Sedangkan nadi 130x/menit di atas normal, mungkin merupakan salah satu bentuk usaha tubuh kita untuk menyuplai oksigen ke jaringan karena kekurangan oksigen. Pada pemeriksaan fisik jantung didapatkan suara jantung I dan II normal dan tidak didapatkan gallop yang merupakan salah satu tanda apabila terjadi gagal jantung dan tidak didapatkan juga bising jantung sehingga dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan fisik jantung dalam batas normal. Sedangkan untuk pemeriksaan fisik paru terdengar suara dasar vesikuler dan tidak didapatkan suara tambahan sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan fisik paru juga dalam batas normal.

Setelah pemberian oksigen 4lt/menit pasien mendadak kejang dan tidak sadar. Selain dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh, pemberian oksigen kepada pasien juga dapat menimbulkan bahaya. Seperti misalnya pemberian oksigen pada pasien dengan retensi karbondioksida bila tidak dimonitor, baik konsentrasi maupun alirannya, dapat

mengakibatkan penekanan pada pusat pernapasan. Selain itu bisa terjadi henti nafas apabila oksigen diberikan pada penderita hipoksia berat, dimana pusat pernapasan tidak lagi peka terhadap karbondioksida dan hanya peka terhadap PaO2 arteri yang rendah. Peningkatan PaO2 akan menghilangkan rangsangan ini. Oleh karena itu tenaga medis harus berhati-hati dalam memberikan terapi oksigen kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai