Anda di halaman 1dari 122

Laporan Akhir Praktek Manajemen Keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.

2 Latar Belakang Masalah Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan . Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang memnentukan kwalitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit . Keberadaan keperwatan dalam memberikan ASKEP dalam situasi yang komplek selain 24 jam secara berkesinambungan melibatkan klien , keluarga maupun profesi atau tenaga kesehatan yang lain . Menurt Huber ( 1996 ) pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan , sedangkan menurut Gillies ( 1994 ) sekitar 40% - 60% pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan . Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra Rumah Sakit . Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkwalitas sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen , yang merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan ASKEP secara professional . Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan lima fungsi utama yaitu POAC agar dapat memberikan ASKEP yang efektif dan efisien bagi pasien dan keluarganya ( Nursalam 2002,Gillis, 1996 ) . Proses manajemen keperawatan dilaksanakan dalam tahap tahap yaiti pengkajian ( kajian situasional ) ,perencanaan ( strategi dan operasional ) . implementasi dan evaluasi. Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan hdala manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia , keperawatan , kesehatan dan lingkungan , Dengan demikian fokus tela perawata hdala respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik actual maupun potencial , sehingga lingkup garapan perawat hdala penyimpangan pemenuhan KDM .Proses manajemen satu unit pelayanan kesehatan mencakup manajemen asuhan dan manajemen pelayanan , dimana kedua manajemen tersebut saling terkait dan terintegrasi. Rumah sakit Ahmad Muctar bukittinggi adalah salah satu Rumah sakit tipe B yang menerima pasien dari berbagai daerah disekitarnya baik yang berasal dari sumatera barat sendiri atau pun yang berasal dari berbagai daerah perbatasan seperti Riau , Jambi ,Sumatera utara . Perlu menampilkan metode pemberian ASKEP yang tepat sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkwalitas. Hasil observasi wawancara yang dilakukan oleh kelompok praktek preklinik manajemen keperawatan tanggal 05 -20 januari 2009 di ruangan paru di dapatkan beberapa masalah diantaranya ,metoda asuhan keperawatan yang belum optymal , timbang terima yang belum efektif ,dll.Hal ini dapat disebabkanoleh pemahaman yang kurang tentang konsep asuhan keperawatan ,tenaga dan fasilitas yang kurang memadai , motivasi yang kurang ,dll Untuk memecahkan masalah tersebut maka kelompok merasa perlu mengadakan pertemuan dalam bentuk lokakarya mini guna mencari alternatif pemecahan masalah bersama kepala ruangan , staf ruangan , pada tanggal 20 januari 2009 .pertemuan ini uga dihadiri oleh Direktur RSAM , Wadir pelayanan medik & perawatan ,Kabid perawatan ,Ka instalansi diklat , Ka.instalasi rawat inap paru. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah melakukan praktek manajemen selama 12 hari dinas calon praktisi keperawatan mampu melaksanakan proses manajemen keperawatan yang ada di ruang inap paru 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah melakukan praktek selama 12 hari dinas ,calon praktisi keperawatan mampu mencapai kompetensi pada siklus manajemen keperawatan meliputi : a. melakukan pengkajian situasi diunit rawat inap paru sebagai dasar untuk menyusun rencna strategi dan operasional. b. untuk menentukan alternative pemecahan masalah diruangan. c. memenuhi salah satu tugas untuk preklinik manajemen S1 keperawatan UMSB

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Filosofi Keperawatan Paru Filosofi keperawatan paru adalah pemberian tindakan, diagnosa dan treatment respon pasien terhadap masalah kesehatan yang dihadapi baik actual maupun potensial yang berkelanjutan untuk meningkatkan status kesehatan pasien seoptimal mungkin. 2.2 Pengertian Ruang rawat inap penyakit paru adalah suatu ruangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami berbagai gangguan dari system respirasi baik yang actual maupun yang potensial yang meliputi atelektasis, efusi pleura, pneumonia, bronchitis, enfisema paru, TB paru, Ca paru, PPOK. 2.3 Tujuan Dan Prinsip Keperawatan a. memberikan askep secara professional b. meminimalkan penderitaan pasien hingga mencapai kemandirian c. mencegah terjadinya komplikasi d. menjamin kebutuhan dasar pasien selama perawatan e. membina peran serta atau kerja sama keluarga pasien f. membantu asien agar dapat meninggal dengan damai 2.4 Sifat Kekaryaan 2.4.1 Fokus Telaah Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang rawat inap paru adalah individu dengan gangguan pada sistem respirasi yang meliputi atelektasis, efusi pleura, pneumonia, bronchitis, enfisema paru, TB paru, Ca paru, PPOK. Dalam bidang pendidikan fokus telaah ruang rawat inap paru adalah individu atau kelompo ( pratiakn, perawat, staf, pasien dan keluarganya ) yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien terkait dengan masalah kesehatan yang dialami dan dampak yang ditimbulkan. Dalam bidang penelitian fokus telaah ruang rawat inap par adalah individu / institusi yang akan atau sedang meneliti permasalahan yang timbul pada berbagai unsur yang ada di ruang rawat penyakit inap paru. 2.4.2. Basic intervensi Basic intervensi ruang rawat inap paru dalam bidang pelayanan berupa ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang pendidikan berupa ketidaktahuan , ketidakmampuan, dan ketidak mauan peserta didik dalam mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman tertentu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang penelitian basic intervensinya adalah berupa menjadi lahan penelitian bagi individu atau kelompok yang ingin meneliti permasalahan pada berbagai insur di ruang rawat inap paru. 2.4.3 Lingkungan Garapan Lingkup garapan keperawatan paru dalam pelayanan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan keluarga, penyimpangan dan pemberian intervensi untuk mengatasi masalah yang muncul baik aktual maupun potensial. Elemen elemen dalam lingkup garapan ruang rawat inap paru : a. pemeliharaan pola pola normal dari fungsi fungsi dasar / kebutuhan dasa manusia b. pengelolaan rasa nyeri dan ketidaknyamanan c. penanganan masalah psikis ( emosional ) berkaitan dengan penyakit & pengobatan d. peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan e. memfasilitasi selfcare ( perawatan diri ) pasien secara mandiri oleh klien maupun keluarga f. membantu pasien menghadapi kematian beserta prosesnya agar dapat meninggal dengan damai 2.5 Manajemen Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya oranglain untuk mencapai bersama. Sedangkan manajemen keperawatan merupakan pengalokasian aktivitas keperawatan yang merupakan bagian yang dilaksanakan oleh para perawat dalamupaya memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian yang integral dari pelayanan kesehatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. Konsep manajemen keperawatan, perencanaan, berupa rencana strategi melalui pendekatan : pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah langkah perencanaan. Pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan metode asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengendalian serta dokumentasi yang lengkap. Fungsi manajemen :

a. Perencanaan Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. b. Pengorganisasian Pengertian organisasi 1) Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersam 2) Organisasi Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama 3) Organisasi Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih Maka dapat disimpulkan organisasi adalah Dua orang atau lebih yang punya tujuan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka mencapai tujuan.Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. c. Pengarahan Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). d. Pengevaluasian Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar. 2.6 Timbang Terima 2.6.1 Pengertian timbang terima Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan abik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan lainnya. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift ( timbang teriam pasien ). Timbang teriam pasien ( overan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudha dilakukan/ belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ( penanggungjawab ) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. 2.6.2 Manfaat Timbang Terima a. Bagi Perawat - meningkatkan kemampuan komunikasi antarperawat - menjalin hubungan kerja sama dan bertanggungjawab antar perawat - pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkesinambungan - perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna b. Bagi Pasien - klien bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap 2.6.3 Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Timbang Terima a. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggungjawab pasien

c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas d. Hal-hal yang harus dilaporkan harus sesuai dengan kondisi klien e. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab 2.7 Dokumentasi Proses Keperawatan 2.7.1 Pengertian Dokumentasi berasal dari kata document yang berarti semua warkat asli yang dapat dibuktikan dalam persoalan hukum yang bersifat kebenaran ( Jon ME, 1975 ). Dokumentasi proses keperawatan adalah bahan komunikasi yang terulis untuk mendukung informasi atau kejadian ( Fiosbach, 1991 ). Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang fakta fakta terhadap penyakit klien, gejala gejala, diagnosa, penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan tersebut harus lengkap, akurat dan terbaru, mudah dan cepat diakses serta sistematis sehingga dapat memberikan informasi yang akurat. 2.7.2 Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan a. Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien b. Memastikan kemajuna hasil yang berfokus pada klien c. Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi tujuan dan kemajuan pengobatan d. Teknik evaluasi Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian terhadap perawatan yang telah diberikan pada klien dan dapat dipastikan apakah rencana yang diimplementasikan sudah mencapai kemajuan e. Pembayaran kembali ( Reinforcement ) Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi tentang penanganan klien dan memberikan bukti adanay pelayanan. f. Akreditasi Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut lembaga pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam medik, termasuk dokumentasi asuhan keperawatan. 2.7.3 Hal hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan Keperawatan a. Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan eveluasi b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta berdasarkan sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki. c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format yang dirancang oleh institusi d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan, hasil yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan berdasarkan diagnosa keperawatan f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang membuat klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan restorasi kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi kesehatan g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau kurangnya perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien terhadap perawatan atau perubahan dalam kondisi klien. 2.7.4 Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi subjektif b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil pengamatan khusus c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin g. Ejaan harus jelas h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk data biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan i. Apaila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis horizontal atau vertikal sepanjang bagian yang kosong j. Jika ada ksalahan, pernyataan yang salah dicoret, twetapi harus dapat dibaca selanjutnya diparaf k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan tanda tangan, nama jelas serta jabatan perawat. 2.7.5 Pentingnya Dokumentasi Keperawatan a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota tim pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam pelayanan kesehatan : 1) Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari klien melalui pengkajian 2) Agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan

b. c. d. e.

Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan yang kreatif antara klien dan provider Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan keperawatan dapat ditentukan Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan tanggungjawab serta tanggung gugat Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan klien dan tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat diperkirakan jumlah kebutuhan teaga perawat. f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga dan bukti tuntutan hukum. 2.7.6 Unsus-Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan a. Pengkajian Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan, dimana pada fase ini perawat mengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis menyeluruh, akurat dan berkesianambungan. b. Mengumpulkan Data Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang klien : 1) Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan atau obat tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah, riwayat menderita penyakit kronis dan lain-lain 2) Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri, mual, gangguan tidur dan lain-lain 3) Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA ) dengan prinsip pemeriksaan head to toe atau berdasarkan sistem tubuh seperti sistem pernapasan, pencernaan, eliminasi dan lain-lain 4) Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan laboratorium, radiologi, CT scan dan lain-lain. Tipe data yang dikumpul yaitu : Data subjektif yaitu: Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh klien ,kebiasaan dan persepsi klien terhadap kesehatannya saat ini. Selain klien ,informasi juga didapatkan dari keluarga ,teman ,dan orang terdekat pasien atau tenaga kesehatan yang mengetahui keadaan klien. Data objektif yasitu: Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat dilihat ,didengar ,dirasakan atau dicium serta data data lain yang dapat diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik. c. Pengorganisasian Data Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan format pengkajian atau disebut juga pengkajian perawat .format pengkajian dapat dimodifikasi dengan keadadan klien .Da;lam keperawatan format pengkajian yang di gunakan dapat didasarkan ada berbagai teori keperawatan ,diantaranya: 1) teori gordon tentang fungsi kesehatan 2) teori orem tentang perawatan diri 3) teori roy tentang model adaptasi 4) teori maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia d. Validasi Data Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan sesuai dengan keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi atau pemeriksaan kembali terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut e. Pencatatan Data Untuk melengkapi pengkajian ,dokumentasi data akurat dan mencakup semua keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan hasil intervensi perawat f. Diagnosa Keperawatan Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang individu ,keluarga atau masyarakat yang aktual ,resiko dari status kesehatan seseorang. Diagnosa keperawatan ini merupakan dasar untuk melakukan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan dan dapat dievalusi ( NANDA ,1990 ). Tipe diagnosa keperawatan yaitu: 1) aktual pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini berdasarkan hasil pengkajian yang meliputi tanda dan gejala seperti jalan nafas tidak efektif dan ansietas 2) resiko resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana masalah lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien tersebut dibanding dengan orang lain pada kondisi atau situasi yang sama. Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu: Problem Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya terhadap terapi yang diberikan oleh perawat yang di tuliskan dalam beberapa kata antara lain: 1. perubahan ( perubahan dari sebelumnya ) 2. gangguan ( kelemahan , kerusakan dan pengurangan )

3. penurunan (pengecilan , dari segi ukuran , jumlah atau tingkat /derajat ) 4. tidak efektif ( tidak menghasilkan efek yang sesuai ) 5. akut ( terjadi dalam waktu yang mendadak dan pendek ) 6. kronis ( terjadi dalam waktu yang lama , berulang dan tetap ) Etiologi Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah kesehatan dalam melakukan intervensi keperawatan yang mencakup tingkah laku , lingkungan disekitar atau gabungan dari keduanya . Simtom Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari diagnosa keperawatan. 2.7.6.7. perencanaan Perencanaan adalah tahap sistematik pross keperawatan yang melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah . Dalam perencanaan , perawat mengacu pada pengkajian dasar klien dan pernyataan diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan tujuan klien dan mendesain strategi keperawatan untuk mencegah ,mengurangi masalah kesehatan klien . Proses perencanaan keperawatan meliputi 1. membuat prioritas perencanaan prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan strategi keperawatan 2. membuat tujuan dan kriteria hasil tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari intervensi keperawatan .Kriteria hasil adalah pernyataan yang lebih spesifik , dan diukur untuk mengevaluasi apakah tujuan tercapai . 2.7.6.8 implementasi dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap dimana perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu tindakan .implementasi terdiri dari melaksanakan tindakan keperawatan ,mendel;egasi dan mencatat apa yang dilakukan . dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat mencatat tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien. 2.7.6.9 evaluasi evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan .evaluasi merupakan perencanaan , pelaksanaan ,kemajuan aktivitas yang mana klien dan profesional kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan keefektifan rencana keperawatab 2.8 metode pemberian pelayanan kesehatan Menurut Ann Marriner Tomei (1991) Grat & Massey (1997) dan Marquis& Huston (1998) metoda pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dab akan terus di kembangkan di masa depan dalam menghadapi trend pelayanan keperawatan yaitu: Metode fungsional - perawat melakukan tugas tertentu sesuai jaswal kegiatan yang ada - perwat senior akan sibuk melakukan tugas manajerial sesangkan asuhan keperawatan pasa pasien dilakukakn oleh perawat yunior atau yang belum punya pengalaman - penanggung jawab askep dibebankan kepada perawat yang bertugas pada tindakan tertentu Kelebihan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pemberian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik sangat baik untuk rumah sakit yang yenaga dengan perbandingan tenaga perawat profesiaonal(pelaksana lanjutan atau penyedia) yang lebih sedikit di bandingkan dengan tenaga perawat pelaksana san perawat pembantu (pemula) Kekurangan tidak memberikan kepuasan pasa pasien ataupun perawat pelayanan keperawatan silakukan terpisah-pisah sehingga tidak dapat menerapkan proses keperawatan perawat cebdrung berorientasi pasa tindakan yang berkaitan debgab keterampil saja Metode tim Metoda ini menggunakan tim yang terdiri dari abggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3 grup yang terdiri dari tenaga profesional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu bengan jumlah tenaga 6-7 orang dalam satu tim Konsep metoda tim ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana dan pelaksanaan pemberiab pelayanan keperawatan terjamin anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim peran kepala ruangan penting dalam model ini model tim akan berhasil baik bila di dukung oleh KARU Tanggung jawab ketua tim membuat perencanaan membuat koordinasi, penugasan, superpisi,dan evaluasi mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien Tanggung jawab anggota tim memberikan askep kepada pasien sesuai tanggung jawab secara langsung

kerja sama antar anggota tim dan antar tim memberikan laporan mengembangkan kepemimpinan anggota menyelenggarakan konferensi selama 15-20 menit setiap hari untuk pengembangan dan revisi rencana askep Kelebihan Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh Mendukung pelaksanaan proses keperawatan Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim Kekurangan Komunikasi antar tim bisa membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakan di waktu sibuk Metode primer Metoda penugasan diman satu perawat brtnggung jawab penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit, mendorong pratik mandiri perawat, ada kejelasan antar si pembuat rencana askep pelaksana. Metoda primer ini di tandai dengan adanya keterkaitan kuat yang terus menerus antara pasien dan perawat yang di tugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi askep selama pasien di rawat Konsep dasar model askep ini adalah adanya tanggung jawab, tanggung gugat serta otonomi dari perawat serta melibatkan keterlibatan pasien dan keluarga Tugas perawat primer menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif membuat tujuan dan rencana keperawatan melaksanakan rencana yang telah di buat selama dinas mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan dokter maupun perawat lain mengevaluasi keberhasilan yang di capai menerima dan menyesuaikan rencana menyiapkan penyuluhan pulang melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial masyarakat membuat jadwal perjanjian klinik mengadakan kunjungan rumah sakit Ketenagaan metoda primer setiap perawat primer adalah perawat bed side beban kasus pasien 4-6 orang perawat atau debgan rasio perawat dan pasien sebesar 1:4 atau 1; 5 disesuaikan dengan jumlah yang ada di ruangan dab jumlah perawat yang ada Kelebihan bersifat kontiniunitas dan komprehensif perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, doter dan rumah sakit (Gillies, 1989) keuntungan yang di rasakan adalah pasien merasa di manusiawikan karena terpenuhi kebutuhan secara individu asuhan yang diberikan bermutu tinngi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,dukungan,proteksi informasi dan advokasi pertukaran informasi tentang kondisi pasien selalu di perbaharui dan kolprehensif kekurangan hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria insertif, sel direction. Kemampuan pengambilan keputusan yabg tepat menguasai keperawatan clinik accountable serta mampu berkolaborasi dan berbagai di siplin Metode pengelolaan kasus Model ini menggunakan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan dimana setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien selam jam dinasnya. Pasien akan dirawt oleh perawat yamg berbeda untuk setiap shif dab tidak ada jaminan bahwa pasien akan di rawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa siterapkan satu pasien satu perawat. Dalam hal ini umunya dilaksanakan oleh perwat privat atau untuk keperawatan khusus seprti isolasi. Intensive care Kelebihan perawat lebih memahami kasus per kasus sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah Kekurangan belum dapat di identifikasinya perawat penanggung jawab sperlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama 2.9 pengelolaan pemberian pelayanan kesehatan 2.9.1 kepala ruangan Pengertian Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di ruang rawat.

Tanggung jawab kepala ruangan Mengatur pembagian tugas pegawai Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan Mengatur dan mengendalikan logistik /administrasi ruangan Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah Mengikuti ronde tim medis Mengadakan ronde keperawatan Membimbing siswa / mahasiswa dalam proses keperawatan di ruang rawat Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dan surat menyurat Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasukkepada residen, mahasiswa kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktek di ruangan dan melakukan pembinaan tenaga keperawatan Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan klien, keluarga,dan tim kesehatan lain. Wewenang seorang karu adalah Meminta informasidan pengarahan kepada atasan Memberi pentunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf keperawatan Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat. Menanda tangani surat dan ketepatan yang menjadi keputusan ruangan. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi atau kepala RS untuk kelancaran pelaksaan keperawatan. Peran kepala ruangan menurut burges ( 2988 ) dan Swanaburg ( 1990 ) 1. peran interpersonal seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan organisasi dengan pekerjaan rutin organisasi .seorang pemimpin bertanggung jaewab memberikan motivasi dan mengaktifkan anggotannya . 2. peran informasional peran monitor , mencari dan menerima berbagai informasi intuk mengembangkan organisasi .merupakan pusat informasi internal dan eksternal .peran deseminator , menginterpestasikan dan mentransfornmasikan informasi yang diperoleh dari luar maupun dari dalam organisasi.Peran pembicara: meruskan informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi dan lain lain.peran decisional , yaitu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah. Uraian tugas karu 1) Perencanaan a. Menunjukan ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya c. Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim d. Mengidentifikasi jumlah perawatyang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan / penjadwalan. e. Merencanakan stategi pelaksaan keperawatan f. Mengikuti visite dokter, untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendikusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan - membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan - membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan. - Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah - Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru masuk. h. Menbantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawaratan dan RS k. Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan dalam ruangan keperawatan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. 2. Pengorganisasian Merumuskan metode penugasan yang digunakan Merumuskan tujuan metode penugasan Membuat rincian tugas katim dan anggota tim secara jelas Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 katim dan katim membawahi 2-3 PP Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat, kepada katim Memberikan wewenang tata usaha untuk mengurus administrasi pasien Mengatur penugasan jadwal post dan prakarya Identifikasi masalah dan cara penanganan 3.Pengarah dan Pengawasan

Pengarahan : Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada katim Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas yang baik Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain Pengawasan. Melakukan komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan katim maupun pelaksana askep yang diberikan kepada pasien Melalui super visi : pengawasan langsung, mengamati sendiri / laporan langsung secara lisan. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir katim, membaca dan memeriksa intervensi serta semua catatan dokumentasi, mendengarkan laporan katim tentang pelaksanaan tugas. 2.9.2 ketua tim Pengertian Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung langsung kepada karu. Tanggung jawab ketua tim mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang tepat.pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan, dapat melakukan serah terima tugas. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan. Meyakinkan semua evaluasi evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan keperawatan. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan anggota tim. Ketua tim harus memiliki kemampuan : mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim menjada kesultan dalam asuhan keperawatan melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif Uraian tugas 1. Perencanaan Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap pergantian dinas Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan ketergantungan klien Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, intervensi dan kriteria evaluasi Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi : o Menyiakan format pencatatan o Menyiakan alat untuk pemantauan pasien o Menyiakan peralatan oba Mengikuti vissite dokter Menilaai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang ada Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara anggota tim Memberikan pertolongan segera pada klien dan kdaruratan Membuat laporan klien Melakukan ronde kperawatan bersama dengan karu Memberikan orientasi pada klien baru 2. Pengorganisasian Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan yaitu tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien secara profesional melaluai pembagian kerja yang tepat, pemamfaatan alat dan barang yang tersedia tampa mnyimpang dari prinsip tindakan. Melakukan pembagian tugas bersaaama kepala ruangan sesuai dengan perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawab nya. Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien dimana seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2 3 orang klien dan saling bekerja sama dengan perawat lain serta tidak mengabaikan klien yang bukan menjadi tanggung jawab nya Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada anggota kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil keputusan, wewenang dalam menggunakan sumber daya seperti sesama perawat, pasien termasuk keluarga pasien. Membuat rincian tugas meliputi : o Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana

o Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah di laksanakan. o Membuat laporan tentang keadaan klien dan asuhan keperawatan o Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah di berikan. o Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya. 3. Pengarahan Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim dalam waktu melakukan askep Memberikan petunjuk kepada anggota tim dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Memberikan teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melakukan tugas / berbuat kesalahan Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugasnya tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi klien. 4. Pengawasan Melaluai komunikasi Ketua tim mengawasi dan berkomunikasi langsung terhadap pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Melaluai supervisi o Secara langsung Melihat aatau mengawasi proses asuhan keperawatan yang di laksanakan oleh anggota o Secara tidak langsung Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa cover, membaca catatan perawat yang di buat selama proses keperawatan, mendengar laporan secara lisan dari anggota tim tentang tugas yang telah di lakukan. Melalui evaluasi o Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota tim o Meningkatkan kemampuan analisa ( pengetahauaan ) dan kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan pengarahan. o Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep yang di lakukan oleh anggota tim o Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang di lakukan 2.9.3 perawat pelaksana Defenisi Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan diruang rawat. Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat primer, sore dan malam. Mengikuti pre-conference / post conference dengan perawat primer. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada ditempatnya. Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh perawat primer. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi keperawatan yang ada diruangan. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik / laboratorium, pengobatan dan tindakan. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien / keluarga dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan, dan ramah tamah. Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat. Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawatan yang diperlukan sehingga siap pakai. Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala ruangan rawat. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat. Uraian tugas perawat pelaksana a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan proses kasih sayang. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan. Mencatat / melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada catatan keperawatan. b. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab Pemberian obat Pemeriksaan laboratorium Persiapan klien yang akan dioperasi. c. Memerhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual dari klien Memelihara kebersihan klien dengan lingkungan. Penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan. Pendekatan dan komunikasi teraupetik. d. Memepersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan / diagnosis

e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya f. Memeberikan pertolongan segera pada klien gawat/ sakratul maut. g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan / pulang secara administratif. Menyiapakan data klien baru meninggal / pulang misalnya : menyediaakn surat izin pulang,surat keterangan istirahat sakit, petunjuk diet, resep obat untuk dirumah jika diperlukan, kartu control, surat rujukan atau pemeriksaan ulang dan lain-lain. Sensus harian / formulir Rujukan harian / formulir. h. Mengatur dan menyiapkan ala-alat yang ada diruangan menurut fungsinya supaya siap pakai. i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan keindahan ruangan. j. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam/ hari libur secara bergantian sesuai harian tugas. k. Memeberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya (PKMRS) l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan/tulisan. m. Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan keperawatan dirumahnya, misalnya : perawatan luka, melatih anggota gerak. n. Melatih pasien untuk menggunakan alat Bantu yang dibutuhkan, seperti rodstool, tongkat penyangga, protesa. 2. Wewenang pelaksana Membina informasi dan petunjuk pada atasan Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga pasien sesuai kemampuan dan batas kewenangannya. Diposkan oleh NURSE di Senin, Januari 26, 2009 http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/01/laporan-akhir-praktek-manajemen.html

LAPORAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG OBSERVASI JINGGA B-1 RSUD SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkahlangkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Berdasarkan pengambilan data pada 22 responden (pasien yang akan KRS, dan telah 3 hari MRS) tanggal 05 oktober 2009 yang dilakukan oleh mahasiswa profesi S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI tentang kepuasa customer terhadap pelayanan rawat inap RSU Daerah Sidoarjo ruang observasi mawar jingga B1 diketahui sebesar 50% (11 klien) menilai sangat puas terhadap pelayanan rumah sakit, 32% (7 klien) menilai puas terhadap pelayanan rumah sakit, 9% (2 klien) cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit, 0% tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit. Hasil akhir desiminasi ke-2 kelompok A1 dan A2 yang telah melakukan praktek profesi keperawatan menejemen dengan menerapkan MAKP sesuai standart diketahui timbang terima (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), ronde keperawatan (71% baik, 22% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), sentralisasi obat (43% baik, 57% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), supervise (79% baik, 14% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), discart planning (79% baik, 21% cukup) dan dokumentasi (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik). Sedangkan berdasarkan observasi MAKP masih belum terlaksana dengan baik. Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan ruang Mawar Jingga B1 adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan dari metode ini adalah komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam,2008). Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan kembali MAKP sesuai standar di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo khususnya ruang observasi. MAKP yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan perawat ruangan. 1.2 Tujuan Tujuan Umum Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan. Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu : 1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan. 2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan. 3. Melakukan supervise keperawatan. 4. Melakukan ronde keperawatan. 5. Melakukan timbang terima keperawatan 6. Melakukan Discharge Planning. 7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model problem, intervensi, dan evaluasi. 8. Melakukan penerapan sentralisasi obat 9. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MAKP yang diterapkan.

1.3 Manfaat a. Bagi Mahasiswa 1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan. 2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di ruang mawar jingga B1. 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model MAKP di ruang mawar jingga B1. 4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi. 5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan profesional ruang mawar jingga B1. b. Bagi Perawat Ruangan 1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di ruang mawar jingga B1 yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP. 2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal. 3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. 4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat. c. Bagi Pasien dan Keluarga 1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan. 2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi. d. Bagi institusi dan pendidikan Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan model MAKP:Tim.

BAB 2 PENGKAJIAN Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah. 2.1 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RSUD Sidoarjo VISI Menjadi RS mandiri dengan pelayanan prima MISI Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mandiri melalui pendekatan sumber daya RS TUJUAN 1. Mewujudkan pelayanan yang bermutu, hemat dan manusiawi sebagai RS rujukan. 2. Terwujudnya SDM RS yang professional, akuntabel, dan berorientasi pelanggan. 3. Terwujudnya sarana dan prasarana RS sesuai standar. 4. Terwujudnya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi. MOTTO Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami FALSAFAH RSUD SIDOARJO Ikhlaskan diri untuk sehat, terawat dan penuh manfaat.

2.2 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan tanggal 5 11 Oktober 2009, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, BOR (Bed Occuption Rate), MAKP, sumber keuangan dan pemasaran (marketing). Data yang diperoleh, dianalisis dengan analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah. 2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN) Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.

a. Struktur Organisasi

b. Tenaga perawat Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo adalah sebagai berikut. Status Kepegawaian Pendidi kan PNS Kont rak Volun ter

No.

Nama

Jenis Kela min P

Jab ata n KA RU

Masa Kerja

Pendidikan yang Pernah Diikuti PPGD, BLS, ACLS, Manajemen Bangsal dan Mental, ECG, Remunerasi+Accountability, CI, Case Mix, Ina DRG, Rawat Luka Terkini, PBP VIII Bullou Drainage, SP2KP AKREDITASI, AIDS, Nosokomial/ DALIN, BLS, CI, ECG, Manajemen Bangsal dan Mental, Customer Service, Manajemen Laktasi, IMA BLS, Nasofaringeal, ECG, Rawat Luka ECU

1.

Puji Andayani, S.KM,S.Kep.Ns

S1 Kep

PNS -

24 th

2.

Sumberwati, Amd.Kep

D3 Kep

PNS

PER AW AT

27 th

3.

Ely Ariastutuik, Amd.Kep

D3 Kep

PNS

PER AW AT PER AW AT PER AW AT PER

8 th

4.

Dyah Ayu K. Amd Kep

D3 Kep

PNS

10 th

Nosokomial/ DALIN, BLS, ECG, HIV, Customer Service

5.

Miftahul Jannah, Amd.Kep

D3 Kep

PNS

6.

Cahyo Irawan,

D3 Kep

Amd.Kep

AW AT PER AW AT

7.

Andriyani, Amd.Kep

D3 Kep

8.

Latifa Erdiana, S.Kep.Ns

S1 Kep

PER AW AT

PPGD, Rawat Luka Terkini 2 th

9.

Rizki, Amd.Kep P D3 Kep V

PER AW AT

10.

Dewi Astutik, Amd.Kep

D3 Kep

PER AW AT

3,5 th

BLS, Rawat Luka Terkini, Nosokomial/ DALIN

11.

Dina Agustina, Amd.Kep

D3 Kep

PER AW AT

3,5 th

BLS, DALIN, HIV

12.

Terry Indra Kurniawan,Amd. Kep

D3 Kep

PER AW AT

2 th

PPGD, HIV, Rawat Luka Terkini

13.

Ika Kurniawati, Amd.Kep

D3 Kep

PER AW AT

2 th

ECU, Rawat Luka Terkini

14.

Fyrda Nurul Laily P D3 Kep V

PER AW AT

2 th

BLS

c. Tenaga non keperawatan Tenaga non keperawatan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo terdiri dari : No. 1. 2. 3. 4. Kualifikasi Tata Usaha (Medical record) Ahli gizi Helper Cleaning service Jumlah 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang SMA Jenis

d. Tenaga Medis Tenaga medis di ruang MJB1 RSUD Sidoarjo terdiri dari : No. 1 2 3 4 5 6 Kualifikasi Dokter bedah umum Dokter bedah syaraf Dokter urologi Dokter IPD Dokter Jantung Dokter Saraf Jumlah 4 1 1 1 1 1

e. Tenaga Mahasiswa Praktek Kualifikasi 1. S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners STIKES Bina Sehat PPNI Dokter Muda Univ. Wijaya Kusuma Jumlah 11 orang

2.

f. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas ( 1984 ). No. 1 KLASIFIKASI DAN KRITERIA Minimal Care (1-2 jam) 1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum. 2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan. 3. Observasi Tanda vital setiap shift. 4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil. 5. Persiapan prosedur pengobatan Intermediet Care (3-4 jam) 1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi. 2. Observasi tanda vital tiap 4 jam. 3. Pengobatan lebih dari 1 kali. 4. Pakai foley kateter. 5. Pasang infuse, intake out-put dicatat. 6. Pengobatan perlu prosedur. Total Care (5-6 jam) 1. Dibantu segala sesuatunya. 2. Posisi diatur. 3. Observasi tanda vital tiap 2 jam. 4. Pakai NG tube. 5. Terapi intravena, pakai suction. 6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan tingkat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan klien dibagi 3 kategori yaitu :

1. Perawat Minimal : 1-2 jam / 24 jam 2. Perawat Intermediet / Partial : 3-4 jam / 24 jam 3. Perawat Total : 5-6 jam / 24 jam Kebutuhan tenaga perawat di ruang Ruang Mawar Jingga B1 dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut : a. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 5 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien 3 6 8 17 Pagi 3x0,36=1,08 6x0,27=1,62 8x0,17=1,36 4,06 Sore 3x0,36=1,08 6x0,15=0,90 8x0,14=1,12 3,10 Malam 3x0,20=0,60 6x0,10=0,60 8x0,07=0,56 1,76

Total tenaga perawat Dinas pagi : 4 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah : 9 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x9 =2,77 (dibulatkan menjadi 3) Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober 2009 di Ruang Mawar Jingga B1 adalah 9 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 13 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi. Ruang Observasi Mawar JinggaB1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien 3 4 6 13 Pagi 3x0,36=1,08 4x0,27=1,08 6x0,17=1,02 3,18 Sore 3x0,36=1,08 4x0,15=0,60 6x0,14=0,84 2,52 Malam 3x0,20=0,60 4x0,10=0,40 6x0,07=0,42 1,42

Total tenaga perawat Dinas pagi : 3 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 1 orang Jumlah : 7 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x7 =2,16 (dibulatkan menjadi 2) Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober 2009 diruang observasi MJB1 adalah 7 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 10 orang. b. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 6 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Jumlah pasien 8 3 Pagi 8x0,36=2,88 3x0,27=0,81 Sore 8x0,36=2,88 3x0,15=0,45 Malam 8x0,20=1,60 3x0,10=0,30

Minimal care Total

6 17

6x0,17=1,02 4,71

6x0,14=0,84 4,17

6x0,07=0,42 2,32

Total tenaga perawat Dinas pagi : 5 orang Dinas siang : 4 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah : 11 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x11 =3,39 (dibulatkan menjadi 3) Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober 2009 diRuang Mawar Jingga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 15 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi. Ruang Observasi Mawar Jingga B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien 5 2 4 11 Pagi 5x0,36=1,80 2x0,27=0,54 4x0,17=0,68 3,02 Sore 5x0,36=1,80 2x0,15=0,30 4x0,14=0,56 2,66 Malam 5x0,20=1,00 2x0,10=0,20 4x0,07=0,68 1,88

Total tenaga perawat Dinas pagi : 3 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah : 8 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x8 =2,47 (dibulatkan menjadi 2) Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober 2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 8 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 12 orang. c. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 7 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien 4 7 1 12 Pagi 4x0,36=1,44 7x0,27=1,89 1x0,17=0,17 3,50 Sore 4x0,36=1,44 7x0,15=1,05 1x0,14=0,14 2,63 Malam 4x0,20=0,80 7x0,10=0,70 1x0,07=0,07 1,57

Total tenaga perawat Dinas pagi : 3 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah : 8 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x11 =2,47 (dibulatkan menjadi 2) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober 2009 diruang Mawar Jngga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 14 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.

Ruang Observasi Mawar Jingga B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien 4 3 0 7 Pagi 4x0,36=1,44 3x0,27=0,81 0x0,17=0 2,25 Sore 4x0,36=1,44 3x0,15=0,45 0x0,14=0 1,89 Malam 4x0,20=0,80 3x0,10=0,30 0x0,07=0 1,10

Total tenaga perawat Dinas pagi : 2 orang Dinas siang : 2 orang Dinas malam : 1 orang Jumlah : 5 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x5 =1,54 (dibulatkan menjadi 2) Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober 2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 5 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 8 orang. g. Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dengan skore 3, jawaban kadang-kadang dengan skore 2 dan jawaban tidak dengan skore Selanjutnya tingkat kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut : 1. Sangat Puas : 81 100 % 2. Puas :61 80% 3. Cukup Puas :41 60 % 4. Kurang Puas :21 - 40 % 5. Tidak Puas :0 - 20 % Berdasarkan penyebaran angket dari 22 klien pada tanggal 5-6 Oktober 2009 didapatkan hasil bahwa, 50 % (11 klien) dikategorikan sangat puas, 32% (7 klien) puas, 9% (2 klien) cukup puas, 9% (2 klien) kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Mawar Jingga B1. Kepuasan klien di Ruang Observasi Mawar Jingga B1 dari 13 klien didapatkan hasil 54 % (7 klien) dikategorikan sangat puas, 31% (4 klien) puas, 15% (2 klien) cukup puas, 0% kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Observasi Mawar Jingga B1. h. Jenis Penyakit Jumlah 10 penyakit terbanyak di Ruang Mawar Jingga B1 selama Bulan September 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jenis Penyakit Cidera Kepala NIDDM Vomiting Stroke HIL Combus Appendiks CKD BPH Jumlah Klien 6 81 63 52 14 7 16 10 39 Presentase 1,95% 26,29% 20,45% 16,88% 4,55% 2,27% 5,19% 3,25% 12,66%

10.

Ca Mammae Total

20 308

6,49% 100%

1. SARANA PRASARANA (M2-MATERIAL) 1. Lokasi dan denah ruangan Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa STIKES BINA SEHAT PPNI (PRODI S1 KEPERAWATAN) MOJOKERTO diruang Mawr Jingga B1 RSUD Sidoarjo dengan uraian sebagai berikut: 1. Timur : Mawar jingga D 2. Barat : Mawar ungu dan kuning 3. Selatan : Taman 4. Utara : Mawar jingga B2 Denah Ruang........ Keterangan : A : Gudang F : Nure station K : Gedung baru B : Nurse station mahasiswa G : R.Karu L : R. Mawar Kuning C : Nurse station H : R.Observasi D : Ruang tetanus i : R. combus E : R Bedah Umum j : R. Mawar Hijau. 2. BOR (Bed Occuption Rate) Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 9 Oktober 2009 diruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut : BOR keseluruhan di ruang Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo. Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 9 Oktober 2009 di dapatkan gambaran kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah pasien ruang MJB1 adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut : Tanggal : 5 Oktober 2009 RUANG MJB1 OBSERVASI BEDAH UMUM COMBUS TOTAL JUMLAH TOTAL 13 17 8 38 BED TERPAKAI 13 4 0 17 BED TIDAK TERPAKAI 0 13 0 13

Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar Jingga B1 tanggal 5 Oktober 2009: Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 13 bed tidak terpakai) Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100% Tanggal : 6 Oktober 2009 RUANG MJB1 OBSERVASI BEDAH UMUM COMBUS TOTAL JUMLAH TOTAL 13 17 8 38 BED TERPAKAI 11 6 0 17 BED TIDAK TERPAKAI 2 11 8 21

Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 6 Oktober 2009 Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 21 bed tidak terpakai) Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%

BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62% Tanggal : 7 Oktober 2009 RUANG MJB1 OBSERVASI BEDAH UMUM COMBUS TOTAL JUMLAH TOTAL 13 17 8 38 BED TERPAKAI 7 5 0 12 BED TIDAK TERPAKAI 6 12 8 26

Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 7 Oktober 2009 Jumlah bed : 38 Bed (12 bed ada pasien dan 26 bed kosong) Dengan BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 % BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 % 3. Peralatan dan fasilitas Fasilitas untuk pasien 1. Secara keseluruhan ruang Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur terdiri dari : Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur dengan rincian : Ruang bedah umum : 17 bed Ruang observasi : 13 bed Ruang combusio : 8 bed 2. Kursi : 15 buah 3. Bantal : 38 buah 4. Kipas angin : 6 buah 5. Kursi roda : 1 buah 6. Kamar mandi dan wc : 2 buah 7. Sketsel stenlis : 2 buah 8. Tempat sampah medis/non : 5/5 buah 9. Tempat cucian : 3 buah 10. Lampu : 6 buah 11. Wastafel : 1 buah 12. Jam dinding besar : 2 buah 13. Lemari pasien : 38 buah 14. Lampu emergency : 2 buah 15. Mika observasi : 38 buah 16. Urinal : 3 buah Fasilitas untuk petugas kesehatan 1. Letak ruang perawat : Ditengah ruang pasien 2. Kamar mandi dan wc : 1 kamar 3. Gudang : 1 Kamar 4. Ruang Kepala ruangan : 1 kamar 5. Ruang perawat administrasi : 1 kamar 6. Komputer : 1 buah 7. Telepon : 1 buah 8. Kipas angin : 2 buah 9. Kasur : 2 buah Alat medik No Nama Barang Keperawatan Alat Ruang Mawar Jingga B1 Tensimeter Stetoskop EKG Temometer Kursi Roda/ Beranggkat Jumlah Yang Tersedia Kondisi

1. 2. 3. 4. 5.

2 3 1 2 2/2

Baik Baik Baik Baik Baik

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Slym Saker WSD Ambubag putih Bak instrumen besar Bak instumen sedang Gunting perban status Tromol besar Tromol panjang kecil Tromol sedang Senter Nabulazer Urinal/pispot Bengkok Baskom Drassing care Korentang Bak injeksi Kom/tutup Tabung O2 Troli instrumen Manometer Gunting bulu mata Blas spuit Standart Infus Alat ukur BB

1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 1 1 10 1 5 1 1 11 1

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Alat tenun 1. Selimut dari pav : 2 buah 2. Sprei : 38 buah 3. Korden : 5 buah 4. Perlak B/K :3/2 buah 5. Sarung bantal : 38 buah 6. Stik laken : 30 buah 7. Sarung O2 : 3 buah 8. Handuk : 7 buah 9. Taplak meja B/K : 39 buah 10. Skort : 5 buah Administrasi Penunjang 1. Buku Injeksi 2. Lembar Observasi 3. Lembar Dokumentasi 4. Buku TTV 5. Buku Timbang Terima 6. SOP (Standart Operasional Prosedur) 7. SAK (Standart Asuhan Keperawatan) 8. SPM (Standart Pelayanan Minimal) 9. Buku Makanan 10. Buku Obat 11. Buku Inventaris 12. Buku Penerimaan Darah 13. Buku Pasien Pulang 14. Buku Registrasi 15. Buku Wajib Baca 16. Buku Rincian pasien pindah 3. METODE PEMBERIAN ASKEP (M3-METHODE) Penerapan Model Asuhan Keperawatan 1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP) Tabel Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang MJB1 Kriteria Frekuensi Prosentase

Baik Cukup Kurang Tidak baik Total

11 3 0 0 14

78,57 21,43 0 0 100

Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Dalam aplikasinya, RSUD Sidoarjo memiliki visi , misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak , bisa terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal. Selain itu RSUD Sidoarjo juga selalu mengadakan pelatihan untuk para perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen keperawatan serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal melalui program khusus. Di ruang MJB1 memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bedasarkan hasil observasi tanggal 5 7 Oktober 2009 di dapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang MJB1 adalah model Tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masingmasing perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore dan malam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat yang belum mencukupi dengan jumlah ketergantungan pasien yang diketahui melalui perhitungan BOR (Bed Occuption Rate). Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang MJB1 terdapat 2 perawat lulusan S1 Keperawatan dan 12 perawat lulusan D3 keperawatan. Berdasarkan penyebaran angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan MAKP diruang MJB1 termasuk kategori baik. 2. Dokumentasi Keperawatan Tabel dokumentasi di Ruang Mawar Jingga B1 Kriteria Baik Cukup Frekuensi 11 3 Prosentase 78,57 21,43

Kurang Tidak baik Total

0 0 14

0 0 100

Pendokumentasian yang berlaku di ruang Mawar Jingga B1 adalah system SOR (Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 17 status pasien, didapatkan pendokumentasian pada 13 status pasien (76%) telah diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 4 status pasien (24%) pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kondisi pasien diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar akep, format pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong. Pengisian catatan perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas, yaitu pada poin assesment dan planning hanya ditulis A: masalah teratasi sebagian dan P: intervensi dilanjutkan. Sedangkan berdasarkan penyebaran angket didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi ruang MJB1 termasuk kategori baik (79%) 3. Timbang Terima Tabel Timbang Terima di Mawar Jingga B1 Kriteria Baik Cukup Kurang Tidak baik Total Frekuensi 11 3 0 0 14 Prosentase 78,57 21,43 0 0 100

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan

berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002; 176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung. Berdasarkan hasil observasi tanggal 5-7 Oktober 2009, timbang terima di ruang MJB1 dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing masing shift. Hal itu juga diperkuat dengan hasil kuesioner yang telah disebarkan ,didapatkan hasil 79% perawat melaksanakan timbang terima dengan kategori baik. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien,diagnosis medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima. Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Mawar JinggaB1 selalu dipimpin oleh kepala ruangan terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and Priestly, 2006). 4. Ronde Keperawatan Tabel Ronde Keperawatan di Mawar Jingga B1 Kriteria Baik Cukup Kurang Tidak baik Total Frekuensi 10 3 1 0 14 Prosentase 71,43 21,43 7,14 0 100

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Berdasarkan penyebaran kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde keperawatan belum dilakukan di ruangan MJB1. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa ronde keperawatan pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Dari data sebelumnya diketahui bahwa 72% pelaksanaan ronde keperawatan di ruang MJB1 termasuk kategori baik.

5. Pengelolaan Sentrilisasi Obat Tabel Sentralisasi Obat di Mawar Jingga B1 Kriteria Baik Cukup Kurang Tidak baik Total Frekuensi 6 8 0 0 14 Prosentase 42,86 57,14 0 0 100

Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa di ruang MJB1 belum dilakukan sentralisasi obat dengan alasan tidak adanya kebijakan dari RSUD Sidorjo untuk melakukan sentralisasi obat, belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat, seperti tidak adanya Inform Consent sentralisasi obat, serta tidak adanya format khusus sentralisasi obat. Data yang kami peroleh di ruang MJB1 hanya ada buku penerimaan obat dan lembar observasi Obat. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa sentralisasi obat pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa yang praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan sentralisasi obat saat MAKP termasuk kategori baik sebanyak 43%. 6. Supervisi Keperawatan Tabel Supervisi di Mawar Jingga B1 Kriteria Baik Cukup Kurang Tidak baik Total Frekuensi 11 2 1 0 14 prosentase 78,57 14,28 7,14 0 100

Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57 %).

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004). Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa diruang MJ B1 belum dilakukan supevisi keperawatan yang sesuai dengan standart keperawatan. Namun supervisi yang dilakukan di Ruang MJB 1 hanya bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan dan tidak ada penjadwalan yang rutin tentang kegiatan supervisi sehingga tidak ada pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi. Diruang MJB1 telah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional Prosedur), selain itu terdapat tenaga yang berkompeten untuk menjadi supervisor. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan supervisi di ruang MJB1 termasuk kategori baik 79%. 7. Discharge Planning . Tabel Discharge Plannig di Mawar Jingga B1 Kriteria Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Total Frekuensi 11 3 0 0 14 Prosentase 78,57 21,43 0 0 100 Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57%)

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 79% perawat termasuk kategori baik dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang MJB1 selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang akan tetapi ruangan MJB1 belum memiliki format khusus tentang discharge planning.Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingg nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali liflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat. 4. PEMBIAYAAN (M4-MONEY) Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).

5. PEMASARAN (M5-MARKET) Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5-7 Oktober 2009 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo, yaitu : 1. Tanggal 5 Oktober 2009 BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100% 2. Tanggal 6 Oktober 2009 BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62% 3. Tanggal 7 Oktober 2009 BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 % BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 % BOR rata-rata Ruang MJB1 adalah 40,35 % BOR rata-rata Ruang Observasi adalah 74,36 %

STANDART KEPERAWATAN MINIMAL NO JENIS PELAYANAN Traksi/Reposisi INDIKATOR STANDART TARGET

1.

Waktu tunggu operasi Lama perawatan Waktu tunggu operasi Lama waktu perawatan post operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi

< 3 hari 1-2 hari <2% 3-5 hari

80% 80% 90% 80%

2.

Degloving

3.

Open fraktur

<8 jam 7-8 hari

80% 85%

4.

Gangren vasikuler

Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi

< 8 jam 3-4 hari

80% 80%

5.

Abses Osteomyelitis

Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi

1 hari 5-7 hari

80% 80%

6.

Aff plate/Gaglion

Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi

<5 hari 3-5 hari

80% 80%

7.

Trepanasi tumor otak superficial

Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Infeksi pasca operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Infeksi pasca operasi

4 hari 10-14 hari 0,5% 2 hari 4 hari 0,02 %

80% 80% 80% 80% 90%

Cranioplasty 8.

NO 1.

ANALISIS SWOT M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana Dan Ketenagaan) 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Adanya pembagian jam kerja/shift dan penanggung jawab shift 2. RS memberikan kesempatan kepada perawat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 kep) yang saat ini ada 2 orang 3. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan 4. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya. 5. RSUD Sidoarjo memberikan kesempatan untuk belajar manajemen keperawatan secara luas. 6. RSUD Sidoarjo merupakan tipe B non pendidikan. 7. RSUD Sidoarjo mendapatkan 16 Akriditasi 8. Terdapat administrasi penunjang. 9. Terdapat Nurse station. 10. Adanya tugas, peran, dan wewenang yang jelas. 11. Jenis ketenagaan S1 Keperawatan 2 orang dan D3 keperawatan 12orang, administrasi 1 orang, mahasiswa: 11 orang S1 keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI mojokerto,dokter PPDS 3 orang, dokter muda 10 orang, helper 1 orang dan cleaning servis 1 orang TOTAL

BOBOT

RATING

BXR

KET

0,1

0,3

0,1

0,3

S-W 3,152,60= 0,55

0,05

0,15

0,05

0,15

0,10

0,30

0,20 0,05 0,05

4 4 3 3 2 3

0,80 0,20 0,15 0,30 0,20 0,30

WEAKNESS 1. Ketidakseimbangan antara jumlah perawat dan pasien (minimal care, partial care dan total care) 2. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal. 3. Sebagian perawat belum memahami tentang peran dan fungsinya 4. Belum dipahaminya tanggung jawab dan tanggung gugat secara benar 5. Kurangnya disiplin pegawai TOTAL 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya dukungan kepala ruangan untuk melaksanakan manajemen (MAKP) secara baik dan benar sesuai dengan model MAKP (tim) 2. Adanya program pelatihan atau seminar khhusus tentang manjemen keperawatan 3. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang sedang praktik manajemen keperawatan 4. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa dengan perawat ruangan 5. adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat. TOTAL

0,10 0,10 0,10

3,15

0,20

0,60

0,20 0,20

3 3

0,60 0,60

0,20 THREATENED

0,40

1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukum 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 4. Persaingan antar rumah sakit semakin ketat 5. Rendahnya kesejahteraan perawat TOTAL

0,20 1

0,40 2,60

0,2

0,6

O-T 3,002,35= 0,65

0,20

0,60

0,25

0,75

0,15

0,45

0,30

0,6

3,00

0,30

0,60

0,20 0,15

3 3

0,60 0,45

0,15 0,20

2 2

0,30 0,40

1 2. M3 (METHODE) MAKP 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. RSUD Sidoarjo memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan 2. Ruang MJB1 menggunakan MAKP dengan metode Tim 3. Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien yang disebar pada tanggal 5-6 oktober 2009, didapatkan 50% sangat puas, 33 %, 9% cukup puas dan 0% tidak puas. 4. SDM sebagian besar tenaga keperawatan ruang mawar jingga B1 adalah lulusan D3 keperawatan yaitu sebesar 12,orang dan sebagian kecil lulusan S1 keperawatan yaitu 2 orang. 5. RS mengadakan pelatihan untuk para perawat dan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal. 6. Memiliki standart asuhan keperawatan (SAK),

2,35

0,20

0,8

S-W 3,352,30= 1,05

0,20

0,8

0,10

0,3

0,10

0,4

standart operasional prosedur(SOP), standart pelayanan minimal ( SPM). 7. Terdapat tenaga non keperawatan : 1 orang administrasi, 1 orang ahli gizi, 1 orang helper dan 2 cleaning service. 8. Dalam pengkajian didapatkan 43% penerapan MAKP dalam kategori baik, dan 57% cukup TOTAL

0,10

0,3

WEAKNESS 1. Adanya konflik peran atau peran ganda pada perawat yaitu merangkap sebagai administrasi pada shift sore dan malam hari. 2. Terdapat 12 orang lulusan D3 keperawatan sehingga belum memahami tentang manajemen MAKP 3. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan tidak didokumentasikan, yang paling sering didokumentasikan adalah tindakan kolaboratif. 4. Sentralisasi obat sudah dilakukan di ruangan bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan karena belum adanya kebijakan mengenai sentralisasi obat). 5. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 6. Perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang TOTAL

0,15

0,45

0,05

0,10

0,10

0,20

3,35

0,2

0,40

0,2 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya 10 orang mahasiswa S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI yang praktek profesi 0,2 manajemen keperawatan di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo 2. Ada Kerja sama yang baik antara mahasiswa STIKES dengan perawat yang ada diruangan mawar jingga B1 3. Ada kerja sama antara institusi STIKES PPNI dengan RSUD Sidoarjo 4. Terbukanya kesempatan melanjutkan 0,1 pendidikan pada program S1 keperawatan kelas khusus TOTAL THREATENED 1. Pembagian tugas, peran, dan wewenang sudah jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai karena terbatasnya tenaga perawat sehingga mempengaruhi MAKP 2. Persaingan antar RS yang semakin ketat 3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 5. Semakin tinggi pendapatan masyarakat sehingga tuntutan akan pelayanan RS yang profesional meningkat 6. Persaingan yang semakin ketat antar rumah sakit TOTAL

0,40

0,40

0,30

0,1

0,20

0,2 1

0,60 2,30

0,25

0,75

O-T

2,652,40= 0,25

0,20

0,40

0,15

0,30

0,40

1,2

2,65

0,30

0,60

0,15 0,15 0,10

3 3 3

0,45 0,45 0,30

0,20

0,40

0,10 1 3. DOKUMENTASI 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Tersedianya format pendokumentasian berupa resume keperawatan 2. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR 3. Dokumentasi keperawatan: Pengkajian menggunakan persistem Diagnosa keperawatan s/d evaluasi SOAP 4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan pendokumentasian (57%) 5. 76% dokumentasi telah diisi secara lengkap dan benar berdasarkan observasi pada status pasien 6. Adanya pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian 7. Adanya SAK dan SOP. TOTAL WEAKNESS 1. Rata-rata kebutuhan perawat per hari 12 orang 2. Data SOAP pada evaluasi keperawatan pasien kurang

0,20 2,40

0,20

0,80

0,20 0,10

3 3

0,60 0,30

S-W= 3,001,60= 1,40

0,10

0,30

0,20

0,60

0,10

0,30

jelas selain itu SOAP tidak dilakukan didepan pasien 3. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan belum didokumentasikan

0,10 1

0,10 3,00

TOTAL 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 0,30 1. Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antara perawat, dokter, ahli gizi dan mahasiswa 0,40 2. Adanya mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan sistem pendokumentasian TOTAL THREATENED 1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan Keluarga) akan pentingnya kesehatan 2. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan asuhan keperawatan profesional semakin meningkat 3. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan masyarakat TOTAL 0,30

1 1

0,30 0,40

0,90

1,60

0,50

1,00

O-T= 2,502,40= 0,10

0,50

1,50

2,50

0,35

1,40

0,35

0,70

0,30

0,30

1 4. RONDE KEPERAWATAN 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Ruang MJB1 memiliki Standart Pelayanan Minimal (SPM) 2. 48,4% penyakit terbanyak di MJB1 adalah cidera kepala yang kemungkinan besar bisa terjadi masalah keperawatan yang perlu diadakan ronde keperawatan 3. Ronde keperawatan dilakukan bersama-sama dengan tim keperawatan, tim medis dan ahli gizi 4. Tujuan dari dilakukan ronde keperawatan adalah meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi renpra dan menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesui dengan masalah

2,40

0,30

0,90

0,10

0,20

S-W= 2,102,30= -0,20

0,10

0,20

klien 5. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12 orang Lulusan D3 Keperawatan TOTAL

0,20

0,20

WEAKNESS 1. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen 0,20 (selebihnya tidak dilakukan) 2. Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan kurang optimal karena karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata (lebih banyak D3 keperawatan daripada S1 keperawatan) 3. Jumlah tenaga keperawatan dan jumlah tingkat 1 ketergantungan pasien tidak seimbang. TOTAL 0,30 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya pelatihan manajemen keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang manajemen 2. Tersedianya kesempatan untuk melaksanakan ronde keperawatan apabila ada mahasiswa praktek. 3. Adanya kerjasama yang baik antara perawat klinik dengan mahasiswa S1 Keperawatan TOTAL 0,30 THREATENED 1. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Asuhan Keperawatan semakin tinggi. 2. Persaingan dalam pemberian pelayanan semakin kuat TOTAL

0,60

2,10

0,90

0,40

0,80

0,60

2,30

0,30

0,60

O-P= 2,102,00= 0,10

0,30

0,30

0,40

1,20

2,10

0,40

0,80

0,60

1,20

1 5. SUPERVISI 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan 2. Memiliki SAK dan SPM 3. Adanya tenaga yang kompeten untuk menjadi supervisor (2 tenaga perawat S1 keperawatan) 4. Supervisi yang dilakukan diruang MJB1 bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan 5. Pelaksanaan supervisi diruang MJB1 termasuk cukup (86%) TOTAL WEAKNESS 1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi. 2. Belum mempunyai format dalam pelaksanaan supervisi 3. Belum adanya pendokumentasian kegiatan yang disupervisi 4. pelaksanaan supervisi menunjukkan 7% kurang baik TOTAL 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya 11 mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang praktik managemen keperawatan 2. Adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal kejenjang yang lebih tinggi TOTAL THREATENED 1. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan Asuhan Keperawatan profesional semakin meningkat 2. Mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan supervisi diruangan TOTAL 0,55 2

2,00

0,20

0,80

S-W= 2,902,95= - 0,15

0,10 0,20

2 2

0,20 0,40

0,20

0,60

0,30

0,90

2,90

0,20 0,35 0,25

1 4 3

0,20 1,4 0,75

0,20 1

0,6 2,95

0,45

1,35

O-T= 2,452,00= 0,45

1,10

2,45

0,40

0,80

0,60

1,20

2,00

6.

TIMBANG TERIMA 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal 2. Perawat terlibat secara aktif 3. Dilaksanakan oleh semua perawat, pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 64% kategori baik. 4. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi 5. Selain di lakukan di nurse station juga dilakukan kunjungan langsung ke ruang perawatan pasien. TOTAL

0,30

0,60

0,15 0,20

3 3

0,45 0,60

S-W= 2,502,20= 0.30

0,20

0,40

0,15 WEAKNESS 1. Tehnik TT masih belum optimal (belum ada format khusus timbang terima yang memudahkan parawat dalam melakukan timbang terima) 2. Pelaksanaan TT sore dan malam hari, biasanya tidak diikuti kunjungan langsung ke pasien berdasarkan hasil pengkajian terdapat 7% pelaksanaan yang kurang baik. 3. Data-data yang menunjang timbang terima masih kurang fokus, meskipun proses timbang terima telah dilakukan dengan baik 4. Masih banyak timbang terima yang lebih fokus pada masalah medis dari pada masalah keperawatan. 5. Saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. TOTAL 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 0,25 1. Adanya waktu khusus untuk timbang terima. 2. Timbang terima yang telah terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern. 3. Adanya aturan yang sudah baku tentang ketetapan 0,25 pelaksanaan timbang terima (protap timbang terima) 4. Adanya mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan. 0,15 TOTAL

0,45

2,50

0,15

0,60

0,20

0,40

0,25

0,50

0,45

THREATENED 1. Adanya tuntutan untuk mendapatkan pelayanan keperawatan profesional. 2. Meningkatnya tuntutan terhadap tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi askep. 3. Proses komunikasi saat timbang terima dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien, sebagai wujud profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat pada pasien. TOTAL

2,20

0,30 0,20

4 2

1,20 0,40

O-T= 2,902,40= 0,50

0,20

0,40

0,30

0,90

2,90

0,30

0,60

0,40

1,20

0,30

0,60

1 7. SENTRALISASI OBAT 1. Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Adanya lembar observasi pemberian obat 2. Adanya buku tentang Jumlah pemakaian atau sisa obat sudah tercatat 3. Adanya buku injeksi 4. Kepala ruangan mendukung sentralisasi obat TOTAL WEAKNESS 1. Belum adanya kebijakan dari RSUD Sidoarjo dalam sentralisasi obat untuk setiap ruangan 2. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat 3. Pasien yang mendapat terapi obat oral sering tidak di minum karena menunggu instruksi dari perawat 4. Sentralisasi obat dilakukan bila ada mahasiswa praktek manajemen selebihnya tidak di lakukan. 5. Jumlah ketergantungan pasien dengan tenaga perawat tidak seimbang. Total 0,20 2. Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa S1 STIKES BINA SEHAT PPNI praktek managemen 2. Pemberian obat yang tepat sesuai 5 T akan mempercepat kesembuhan 3. Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 4. Adanya rencana mahasiswa praktek menejemen mengadakan sentralisasi obat 4 1

2,40

0,30 0,20

2 1

0,60 0,20

S-W= 2,302,20= 0.10

0,40 0,10

3 3

1,20 0,30

2,30

0,30

0,30

0,30

0,60

0,10

0,20

0,80

0,10

0,30

2,20

Total THREATENED 1. Dengan obat yang berada ditangan pasien dapat memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan minum obat dan salah minum obat 2. Adanya tuntutan dari pasien untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional Total

0,20

0,40

0,20

0,40

O-T= 2,301,80= 0,50

0,30

0,60

0,30

0,90

2,30

0,60

0,60

0,40

1,20

1,80

8.

DISCHARGE PLANNING 1. Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga dengan baik (71%). 2. Discharge planning sudah di laksanakan 3. Adanya format discharge planning 4. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12orang. Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 1. Tidak tersedianya leaflet untuk pasien saat pulang 2. Pemberian pendidikan kesehatan di lakukan secara lisan setiap pasien atau keluarga 3. Discharge planing belum dilakukan sesui dengan alur TOTAL

0,30

0,90

S-W= 2,502,30= 0,20

0,20 0,30 0,20

3 2 2

0,60 0,60 0,40

2,30

0,40 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya dukungan dari pihak rumah sakit untuk melakukan discharge planning 2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktek manajemen keperawatan 0,30

2 2

0,80 0,60

0,30

0,90

TOTAL THREATENED 1. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan keperawatan 2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik 3. Masyarakat lebih kritis bertanya untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang sakit dan pengobatan yang diterima. TOTAL

2,30

0,60

1,80

O-T= 2,602,00= 0,60

0,40

0,80

2,60

0,45

0,90

0,25

0,50

0,30

0,60

2,00

EDITAN BARU SETELAH REVISI NO 1. ANALISIS SWOT M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana Dan Ketenagaan) 3. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 12. Adanya pembagian jam kerja/shift dan penanggung jawab shift 13. RS memberikan kesempatan kepada perawat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 kep) yang saat ini ada 2 orang 14. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan 15. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya. 16. RSUD Sidoarjo memberikan kesempatan untuk belajar manajemen keperawatan secara luas. 17. RSUD Sidoarjo merupakan tipe B BOBOT RATING BXR KET

0,1

0,3

0,1

0,3

S-W 3,152,60= 0,55

0,05

0,15

0,05

0,15

0,10

0,30

non pendidikan. 18. RSUD Sidoarjo mendapatkan 16 Akriditasi 19. Terdapat administrasi penunjang. 20. Terdapat Nurse station. 21. Adanya tugas, peran, dan wewenang yang jelas. 22. Jenis ketenagaan S1 Keperawatan 2 orang dan D3 keperawatan 12orang, administrasi 1 orang, mahasiswa: 11 orang S1 keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI mojokerto,dokter PPDS 3 orang, dokter muda 10 orang, helper 1 orang dan cleaning servis 1 orang TOTAL

0,20 0,05 0,05 0,10 0,10 0,10

4 4 3 3 2 3

0,80 0,20 0,15 0,30 0,20 0,30

WEAKNESS 6. Ketidakseimbangan antara jumlah perawat dan pasien (minimal care, partial care dan total care) 7. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal. 8. Sebagian perawat belum memahami tentang peran dan fungsinya 9. Belum dipahaminya tanggung jawab dan tanggung gugat secara benar 10. Kurangnya disiplin pegawai TOTAL

3,15

0,20

0,60

0,20 0,20

3 3

0,60 0,60

0,20 4. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 6. Adanya dukungan kepala ruangan untuk melaksanakan manajemen (MAKP) secara baik dan benar sesuai dengan model MAKP (tim) 7. Adanya program pelatihan atau seminar khhusus tentang manjemen keperawatan 8. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang sedang praktik manajemen keperawatan 9. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa dengan perawat ruangan 10. adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat. TOTAL THREATENED 6. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional 7. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukum 0,15

0,40

0,20 1

0,40 2,60

0,2

0,6

O-T 3,002,35= 0,65

0,20

0,60

0,25

0,75

0,45

0,30

0,6

8. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 9. Persaingan antar rumah sakit semakin ketat 10. Rendahnya kesejahteraan perawat TOTAL

3,00

0,30

0,60

0,20 0,15

3 3

0,60 0,45

0,15 0,20

2 2

0,30 0,40

1 2. M3 (METHODE) MAKP 3. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 9. RSUD Sidoarjo memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan 10. Ruang MJB1 menggunakan MAKP dengan metode Tim 11. Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien yang disebar pada tanggal 5-6 oktober 2009, didapatkan 50% sangat puas, 33 %, 9% cukup puas dan 0% tidak puas. 12. SDM sebagian besar tenaga keperawatan ruang mawar jingga B1 adalah lulusan D3 keperawatan yaitu sebesar 12,orang dan sebagian kecil lulusan S1 keperawatan yaitu 2 orang. 13. RS mengadakan pelatihan untuk para perawat dan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal. 14. Memiliki standart asuhan keperawatan (SAK), standart operasional prosedur(SOP), standart pelayanan minimal ( SPM). 15. Terdapat tenaga non keperawatan : 1 orang administrasi, 1 orang ahli gizi, 1 orang helper dan 2 cleaning service. 16. Dalam pengkajian didapatkan 43% penerapan MAKP dalam kategori baik, dan 57% cukup TOTAL

2,35

0,20

0,8

S-W 3,352,30= 1,05

0,20

0,8

0,10

0,3

0,10

0,4

0,10

0,3

0,15

0,45

0,05

0,10

0,10 WEAKNESS 7. Adanya konflik peran atau peran ganda pada perawat yaitu merangkap sebagai administrasi pada shift sore dan malam hari.

0,20

3,35

8. Terdapat 12 orang lulusan D3 keperawatan sehingga belum memahami tentang manajemen MAKP 9. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan tidak didokumentasikan, yang paling sering didokumentasikan adalah tindakan kolaboratif. 10. Sentralisasi obat sudah dilakukan di ruangan bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan karena belum adanya kebijakan mengenai sentralisasi obat). 11. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 12. Perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang TOTAL 4. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 5. Adanya 10 orang mahasiswa S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI yang praktek profesi manajemen keperawatan di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo 6. Ada Kerja sama yang baik antara mahasiswa STIKES dengan perawat yang ada diruangan mawar jingga B1 7. Ada kerja sama antara institusi STIKES PPNI dengan RSUD Sidoarjo 8. Terbukanya kesempatan melanjutkan pendidikan pada program S1 keperawatan kelas khusus TOTAL THREATENED 7. Pembagian tugas, peran, dan wewenang sudah jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai karena terbatasnya tenaga perawat sehingga mempengaruhi MAKP 8. Persaingan antar RS yang semakin ketat 9. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum

0,2

0,40

0,2

0,40

0,2

0,40

0,1

0,30

0,1

0,20

0,2 1

0,60 2,30

0,25

0,75

O-T 2,652,40= 0,25

0,20

0,40

0,15

0,30

0,40

1,2

2,65

0,30

0,60

10. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 11. Semakin tinggi pendapatan masyarakat sehingga tuntutan akan pelayanan RS yang profesional meningkat 12. Persaingan yang semakin ketat antar rumah sakit TOTAL

0,15 0,15 0,10

3 3 3

0,45 0,45 0,30

0,20

0,40

0,10 1 3. DOKUMENTASI 3. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 8. Tersedianya format pendokumentasian berupa resume keperawatan 9. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR 10. Dokumentasi keperawatan: Pengkajian menggunakan persistem Diagnosa keperawatan s/d evaluasi SOAP 11. Adanya kemauan perawat untuk melakukan pendokumentasian (57%) 12. 76% dokumentasi telah diisi secara lengkap dan benar berdasarkan observasi pada status pasien 13. Adanya pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian 14. Adanya SAK dan SOP. TOTAL WEAKNESS 4. Rata-rata kebutuhan perawat per hari 12 orang 5. Data SOAP pada evaluasi keperawatan pasien kurang jelas selain itu SOAP tidak dilakukan didepan pasien 6. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan belum didokumentasikan TOTAL 4. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 3. Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antara perawat, dokter, ahli gizi dan mahasiswa 4. Adanya mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan sistem pendokumentasian

0,20 2,40

0,20

0,80

0,20 0,10

3 3

0,60 0,30

S-W= 3,001,60= 1,40

0,10

0,30

0,20

0,60

0,10

0,30

0,10 1

0,10 3,00

0,30 0,40

1 1

0,30 0,40

0,30

0,90

1,60

0,50

1,00

O-T= 2,502,40= 0,10

0,50

1,50

TOTAL THREATENED 4. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan Keluarga) akan pentingnya kesehatan 5. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan asuhan keperawatan profesional semakin meningkat 6. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan masyarakat TOTAL 0,30 1 0,30 1 2,50

0,35

1,40

0,35

0,70

2,40

4.

RONDE KEPERAWATAN 1. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 6. Ruang MJB1 memiliki Standart Pelayanan Minimal (SPM) 7. 48,4% penyakit terbanyak di MJB1 adalah cidera kepala yang kemungkinan besar bisa terjadi masalah keperawatan yang perlu diadakan ronde keperawatan 8. Ronde keperawatan dilakukan bersama-sama dengan tim keperawatan, tim medis dan ahli gizi 9. Tujuan dari dilakukan ronde keperawatan adalah meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi renpra dan menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesui dengan masalah klien 10. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12 orang Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 4. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 5. Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan kurang optimal karena karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi

0,30

0,90

0,10

0,20

S-W= 2,102,30= -0,20

0,10

0,20

0,20

0,20

0,20

0,60

2,10

0,30

0,90

belum merata (lebih banyak D3 keperawatan daripada S1 keperawatan) 6. Jumlah tenaga keperawatan dan jumlah tingkat ketergantungan pasien tidak seimbang. TOTAL

0,40

0,80

0,30 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 4. Adanya pelatihan manajemen keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang manajemen 5. Tersedianya kesempatan untuk melaksanakan ronde keperawatan apabila ada mahasiswa praktek. 6. Adanya kerjasama yang baik antara perawat klinik dengan mahasiswa S1 Keperawatan TOTAL

0,60

2,30

0,30

0,60

O-P= 2,102,00= 0,10

0,30

0,30

THREATENED 3. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Asuhan Keperawatan semakin tinggi. 4. Persaingan dalam pemberian pelayanan semakin kuat TOTAL

0,40

1,20

2,10

0,40

0,80

0,60

1,20

1 5. SUPERVISI 3. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 6. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan 7. Memiliki SAK dan SPM 8. Adanya tenaga yang kompeten untuk menjadi supervisor (2 tenaga perawat S1 keperawatan) 9. Supervisi yang dilakukan diruang MJB1 bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan 10. Pelaksanaan supervisi diruang MJB1 termasuk cukup (86%) TOTAL

2,00

0,20

0,80

S-W= 2,902,95= - 0,15

0,10 0,20

2 2

0,20 0,40

0,20

0,60

0,30

0,90

WEAKNESS 5. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi. 6. Belum mempunyai format dalam pelaksanaan supervisi 7. Belum adanya pendokumentasian kegiatan yang disupervisi 8. pelaksanaan supervisi menunjukkan 7% kurang baik TOTAL 4. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 3. Adanya 11 mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang praktik managemen keperawatan 4. Adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal kejenjang yang lebih tinggi TOTAL THREATENED 3. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan Asuhan Keperawatan profesional semakin meningkat 4. Mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan supervisi diruangan TOTAL

2,90

0,20 0,35 0,25

1 4 3

0,20 1,4 0,75

0,20 1

0,6 2,95

0,45

1,35

O-T= 2,452,00= 0,45

0,55

1,10

2,45

0,40

0,80

0,60

1,20

1 6. TIMBANG TERIMA 3. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 6. Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal 7. Perawat terlibat secara aktif 8. Dilaksanakan oleh semua perawat, pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 64% kategori baik. 9. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi 10. Selain di lakukan di nurse station juga dilakukan kunjungan langsung ke ruang perawatan pasien. TOTAL WEAKNESS 6. Tehnik TT masih belum optimal 1 (belum ada format khusus timbang terima yang memudahkan parawat dalam melakukan 0,15

2,00

0,30

0,60

0,15 0,20

3 3

0,45 0,60

S-W= 2,502,20= 0.30

0,20

0,40

0,15

0,45

2,50

0,60

timbang terima) 7. Pelaksanaan TT sore dan malam hari, biasanya tidak diikuti kunjungan langsung ke pasien berdasarkan hasil pengkajian terdapat 7% pelaksanaan yang kurang baik. 8. Data-data yang menunjang timbang terima masih kurang fokus, meskipun proses timbang terima telah dilakukan dengan baik 9. Masih banyak timbang terima yang lebih fokus pada masalah medis dari pada masalah keperawatan. 10. Saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. TOTAL 4. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 5. Adanya waktu khusus untuk timbang terima. 6. Timbang terima yang telah terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern. 7. Adanya aturan yang sudah baku tentang ketetapan pelaksanaan timbang terima (protap timbang terima) 8. Adanya mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan. TOTAL

0,20

0,40

0,25

0,25

0,25

0,50

0,15

0,45

2,20

0,30 0,20

4 2

1,20 0,40

O-T= 2,902,40= 0,50

0,20

0,40

0,30 THREATENED 4. Adanya tuntutan untuk mendapatkan pelayanan keperawatan profesional. 5. Meningkatnya tuntutan terhadap tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi askep. 6. Proses komunikasi saat timbang terima dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien, sebagai wujud profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat pada pasien. TOTAL

0,90

2,90

0,30

0,60

0,40

1,20

0,30

0,60

1 7. SENTRALISASI OBAT 1. Internal factor (IFAS) STRENGTH 5. Adanya lembar observasi pemberian obat 6. Adanya buku tentang Jumlah pemakaian atau sisa obat sudah tercatat 7. Adanya buku injeksi 8. Kepala ruangan mendukung sentralisasi obat TOTAL WEAKNESS 6. Belum adanya kebijakan dari RSUD Sidoarjo dalam sentralisasi obat untuk setiap ruangan 7. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat 8. Pasien yang mendapat terapi obat oral sering tidak di minum karena menunggu instruksi dari perawat 9. Sentralisasi obat dilakukan bila ada mahasiswa praktek manajemen selebihnya tidak di lakukan. 10. Jumlah ketergantungan pasien dengan tenaga perawat tidak seimbang. Total 0,20 2. Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 5. Adanya mahasiswa S1 STIKES BINA SEHAT PPNI praktek managemen 6. Pemberian obat yang tepat sesuai 5 T akan mempercepat kesembuhan 7. Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 8. Adanya rencana mahasiswa praktek menejemen mengadakan sentralisasi obat Total THREATENED 0,60 3. Dengan obat yang berada ditangan pasien dapat memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan minum obat dan salah minum obat 4. Adanya tuntutan dari pasien untuk 0,40 1 2 0,30 1

2,40

0,30 0,20

2 1

0,60 0,20

S-W= 2,302,20= 0.10

0,40 0,10

3 3

1,20 0,30

2,30

0,30

0,30

0,60

0,10

0,20

0,20

0,80

0,10

0,30

2,20

0,40

0,20

0,40

O-T= 2,301,80= 0,50

0,30

0,60

0,30

0,90

2,30

0,60

1,20

mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional Total 1 1,80

8.

DISCHARGE PLANNING 1. Internal factor (IFAS) STRENGTH 5. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga dengan baik (71%). 6. Discharge planning sudah di laksanakan 7. Adanya format discharge planning 8. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12orang. Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 4. Tidak tersedianya leaflet untuk pasien saat pulang 5. Pemberian pendidikan kesehatan di lakukan secara lisan setiap pasien atau keluarga 6. Discharge planing belum dilakukan sesui dengan alur TOTAL

0,30

0,90

S-W= 2,502,30= 0,20

0,20 0,30 0,20

3 2 2

0,60 0,60 0,40

2,30

0,40 0,30

2 2

0,80 0,60

0,30 2. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya dukungan dari pihak rumah sakit untuk melakukan discharge planning 2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktek manajemen keperawatan TOTAL THREATENED 4. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan keperawatan 5. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik 6. Masyarakat lebih kritis bertanya untuk mendapatkan informasi

0,90

2,30

0,60

1,80

O-T= 2,602,00= 0,60

0,40

0,80

2,60

0,45

0,90

0,25

0,50

kesehatan tentang sakit dan pengobatan yang diterima. TOTAL 0,30 2 0,60

2,00

PRIORITAS MASALAH SCORING SKOR ANALISIS SWOT MASALAH IFAS DP MAKP Dokumentasi Ronde Keperawatan Supervisi Timbang Terima Sentralisasi obat PROBLEM PRIORITY SKOR ANALISIS SWOT NO 1 2 3 4 5 6 7 MASALAH IFAS Ronde Keperawatan Supervisi Sentralisasi obat DP Timbang Terima MAKP Dokumentasi -0,20 -0,15 0,10 0,20 0,30 1,05 1,40 EFAS 0,10 0,45 0,50 0,60 0,50 0,25 0,10 0,1 0,3 0,6 0,80 0,8 1,30 1,50 JUMLAH KONDISI 0,20 1,05 1,40 -0,20 -0,15 0,30 0,10 EFAS 0,60 0,25 0,10 0,10 0,45 0,50 0,50 0,80 1,30 1,50 0,1 0,3 0,8 0,6 JUMLAH

PRIORITAS MASALAH SKOR ANALISIS SWOT MASALAH IFAS Sentralisasi obat Timbang Terima 0,10 0,30 EFAS 0,50 0,50 Pertama Kedua JUMLAH KONDISI

Ronde Keperawatan Supervisi MAKP DP Dokumentasi

-0,20 -0,15 1,05 0,20 1,40

0,10 0,45 0,25 0,60 0,10

Pertama Kedua Kelima Keenam

Diagram Analisis SWOT M1-M2 O 1,0 M 1-M2 (0,55-0,65) WS

Diagram analisis SWOT MAKP 1,05 0,25 O MAK P (1,05 0,25)

w S
T

DIAG RAM LAYA NG ANAL ISA SWO T RUAN G MAW AR JINGG A B1

M1M2 MAKP DK RK SV TT DP

ANGKET TIMBANG TERIMA NO 1. PERNYATAAN PERSIAPAN 1. Sarana Prasarana 1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien 2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis 2. Perawat 1. Kedua kelompok dalam keadaan siap 2. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer PELAKSANAAN 1. Urutan pelaksanaan 1. Dilaksanakan setiap pergantian shift 2. Pelaksanaan dimulai dari nurse station 3. Timbang terima di lanjutkan melihat langhsung kondisi pasien 4. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift berikutnya 5. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien 6. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini 7. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus 8. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas DILAKUKAN TIDAK DI LAKUKAN

2.

2. Isi timbang terima 1. Perawat menyebutkan identitas pasien 2. Perawat menyebutkan diagniosa medis 3. Perawat menyebutkan data obyektif 4. Perawat menyebutkan data penunjang lain 5. Perawat menyebutkan masalah keperawatan yang belum dilaksanakan 6. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif 7. Perawat menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya 3. Post timbang terima 1. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung 2. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya 3. Mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh perawat primer atau ketua tim.

ANGKET TIMBANG TERIMA 1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah 2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Kedua tim dalam keadaan siap Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Dilaksanakan setiap pergantian shift Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Pelaksanaan dimulai dari nurse station Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift berikutnya Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

10. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 11. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 12. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 13. Perawat menyebutkan identitas pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 14. Perawat menyebutkan diagniosa medis Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 15. Perawat menyebutkan data obyektif Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 16. Perawat menyebutkan data penunjang lain

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 17. Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 18. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 19. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 20. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

ANGKET SUPERVISI NO 1. PERNYATAAN Pra supervisi 1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi 2. Supervisor menetapkan tujuan supervisi Pelaksanaan 1. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama ketua tim dan perawat pelaksana 2. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien 3. Supervisor mendapatkan halhal yang perlu di lakukan pembinaan 4. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan pembinaan 5. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada 6. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana Evaluasi 1. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan 2. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan perawat pelaksana Dilakukan TIDAK DILAKUKAN

2.

3.

ANGKET SPUPERVISI

1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. isor menetapkan tujuan supervisi Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama ketua tim dan perawat pelaksana Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu di lakukan pembinaan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan pembinaan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan perawat pelaksana Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

ANGKET SENTRALISASI OBAT

1. Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan ( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani) oleh keluarga / klien dalam buku masuk obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan / bila mana obat tersebut akan habis.

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

4. Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan obat.

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

5. Apakah obat obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

6. Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat, kegunaan, jumlah obat, dan efek samping.

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

7. Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua ruangan/ petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

8. Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

9. Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route pemberian obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus di lakukan perubahan dalam kartu sediaan obat

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusus obat

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah


ANGKET TINGKAT KEPUASAN PASIEN

1. Perawat disini memperkenalkaan diri kepada anda Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah 2. Perawat disini bersikap sopan dan ramah dalam melayani anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Saat pertama kali anda masuk rumah sakit perawat menjelaskan tata tertip rumah sakit Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Parawat menjelaskan tentang fasilitas yang tersedia di rumah sakit Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang pentiang untuk melancarkan perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll) Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Perawat disini menjelaskan tujuan perawatan pada anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Perawat atau kepala ruangan menunjukkan kepada anda tentang perawat yang bertanggung jawab atas diri anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Perawat disini memperhatikan keluhan anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

9. Perawat disini menanggapi keluhan anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang anda hadapi Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 11. Pertawat disini memberikan penjelasan sebelum melakukan tidakan keperawatan kepeda anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 12. Perawat meminta persetujuan kepada anda atau keluarga sebelum melakukan tindakan keperawatan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 13. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan tinndakan keperawatan kepada anda

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 14. Perawat menjelaskan bahaya suatu tindakan pada anda atau keluarga sebelum dilakukan tindakan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 15. Perawat memberikan penjelasan dengan lengkap dan jelas kepada anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 16. Perawat disini selalu memantau keadaan anda dan pasien lain secara rutin Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

17. Perawat ikut menjaga kebersihan ruangan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 18. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 19. Selam melakukan tindakan keperawatan perawat selalu berhati-hati Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 20. Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali kondisi anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah ANGKET MAKP TIM

1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim?

Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada pasien? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Anggota tim memberikan laporan? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Ketua tim membuat perencanaan? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah ANGKET DOKUMENTASI Berikan tanda cek list ( )pada pernyataan dibawah ini. 1. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian head to toe. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Pengkajian dilakukan secara komprehensif. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan berisi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Tanggal dan Nomer Register klien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, jam dan paraf perawat Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah 7. Setiap masalah yang di identifikasi di evaluasi minimal tiap 8 jam ( setiap pergantian jaga). Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

8. Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan evaluasi yang telah disusun berdasarkan SAK. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah ANGKET RONDE KEPERAWATAN 1. Apakah di ruanagan ini dilakukan ronde keperawtan? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Pemberian informe concent kepada klien atau keluarga Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Perawt primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi klie Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Perawat primer dan asosiasi menjelaskan masalah keperawatn utama Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Perawat primer menjelaskan intervensi yang akan dilakukan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Ronde keperawan dilakukan sesuai dengan langakah-langkah ronde keperawatan (langkah-langkah ronde keperawatan terlampir) Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Dalam pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

ANGKET DISCHARGE PLANNING 1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Kepala ruangan memimpin discherge planning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana berpengaruh pada asuhan keperawatan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge planning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah FORMAT SERAH TERIMA OBAT Nama pasien : Ruangan :

Umur : No. Reg : Tgl No Nama Obat Dosis Keterangan (Diterima/Diserahkan) Tanda Tangan/nama terang yang diserahkan

Ket

KARTU OBAT PASIEN (UNTUK PASIEN) Nama : Ruang : No. Reg : Nama obat No. Tgl Minum Suntik Jam pemberian TT Keluarga TT Perawat Ket

FORMAT KEPALA RUANGAN MAWAR JINGGA B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien

Pagi x 0,36= x 0,27= x 0,17= .....

Sore x 0,36= x 0,15= x 0,14= ......

Malam x 0,20= x 0,10= ....... x 0,07=......... ......

Total tenaga perawat Dinas pagi : orang Dinas siang : orang Dinas malam : orang Jumlah : orang Jumlah perawat lepas dinas per hari :

FORMAT KEPALA TIM RUANG MAWAR JINGGA B1 Nama Pasien Diagnosa Medis Kondisi Pasien Perawat Pelaksana (PP)

Perawat pelaksana (P

PENGELOAAN OBAT (SENTRALISASI OBAT)

I. Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002). II. Tujuan pengolaan obat Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi: 1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.

2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang sama. 3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba. 4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan. 5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum. 6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa. 7. Tidak menyediakan lamari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif. 8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas. 9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atua dicuri (Mc Mahon, 1999). III. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi) Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. 1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staaf yang ditunjuk. 2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. 3. Penerimaan obat. 1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima terima obat. 2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditandatangani) oleh karana keluarga atau pasien dalam buku masuk obat, keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian). 3. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat. 4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat (Nursalam, 2002). 4. Pembagian 1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat. 2. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien. 3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat obat, kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien. 4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam, 2002). 5. Penambahan obat baru 1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis dosis atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat, 2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002). 6. Obat khusus 1. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja. 2. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawt primer. 3. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat; kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2002). Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut ini: 1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf. 2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di dinding. 3. Adakan pertemuan staaf untuk membahas penyebab pemborosan obat, 4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat, 5. Aturlah kulliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf. 6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku famakologi sederhana di perpustakaan (Mc Mahonm 1999).

Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)

IV. Menyiapkan Persediaan Obat 1. Memeriksa Ulang atas kebernaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pasien (Pedoman, 1997). Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan (Mc Mahon, 1999). 2. Sistem kartu persediaan Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi dalam sistem kartu persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah. 3. Lemari obat Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin, periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuuk penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman, 1990). Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen farmasi yang sistematis karena obat sebagai bahan uatama dalam rangka mencapai misi utamanya sebagai Health Provider. Manajemen farmasi rumah sakit adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya suatu rumah sakit.. upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan standar obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian / saran / informasi tentang obat. Monitoring efek samping obat. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat dengan kualitas yang baik (Yogya, 2003). Obat yang baik akan memberi manfaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian biaya rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume, harus selalu mencukupi kebutuhan tanda ada efek samping seperti kadaluarsa dan rusak. Tujuan sistem manajemen obat dalah penggunaan obat yang tepat untuk pasien yang memerlukan pengobatan (Jurnal, 2004). Obat obatan dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan, oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat kepada bagian yang menggunakan obat-obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah yang diketahui: hal ini memungkinkan pemantauan (observasi) dan pengawasan penggunaan obat. Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi pengeluaran obat akan memungkinkan perawat mengetahui kapan

melakukan pemesanan ulang, mencocokkan pemakaian obat dengan pengobatan pasien, segera sadar akan ketidakcocokan dalam pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat (Mc Mahon, 1999).

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO RUANG MAWAR MERAH RSUD SIDOARJO

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Untuk : ( ) Diri sendiri ( ) Istri ( ) Suami ( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnya Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Ruang : No. Reg : Menyatakan (setuju / tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapatkan penjelasan tentnag sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur / dikoordinasi oleh perawat seseuai ketentuan dosisi yang diberikan dokter. Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut: Pasien / keluarga mengisi surat persertujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu. Obat dari apotek diserahkan kepada perawt. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan ditandatangani oleh keluarga / pasien dan perat yang menerima. Obat akan disimpan di kantor perawatan. Setiap hari perawt membagi obat sesuai dosis. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau habis sisa obat akan diberikan pada pasien / keluarga. Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas penyataan yang dibuat dan tidak akan melakukan tuntukan / gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut. Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. Sidoarjo, 2009 Perawat Yang Menerangkan, Yang Menyetujui,

(........................................)

(........................................)

Saksi 1 : ................................ (.............................................) Saksi 2 : ................................ (.............................................) NB : Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan *) Coret yang tidak perlu LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT Nama Pasien : Ruangan : Umur : No. Reg : Keterangan (diterima / diserahkan)

Tgl

No

Nama obat

Dosis

Tanda tangan / N yang Diserahkan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO No. Reg : Nama / umur : Kamar : Diagnosa Medik : Tgl MRS : Diagnosa KRS :

DISCHARGE PLANING

Diagnosa MRS :

Aturan aturan diet :

Obat obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Aktivitas dan istirahat :

Cara perawatan luka dirumah :

Tanggal / tempat kontrol :

Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG)

Dipulangkan dari RSUD Sidoarjo dengan keadaan : Sembuh Pulang paksa Meneruskan dengan obat jalan Lain lain :

Sidoarjo, 2009 Pasien / keluarga Perawat,

()

()

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO RESUME KEPERAWATAN : No. Reg : Nama / umur : Kamar : Diagnosa Medik : Tgl MRS :

1. Keadaan penderita ketika pulan atau pindah : Keadaan umum : Suhu : 0C, Nadi: x/menit, RR: x/menit, TD: / mmHg 2. Masalah selama dirawat Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Perubahan perfusi jaringan Anietas Intoleransi aktifitas Nyeri Gangguan pola tidur Gangguan keseimbangan cairan Resiko infeksi Dan elektrolit Resiko cedera Perubahan persepsi sensori Lain lain ..... Kerusakan komunikasi verbal Ketidak efektifan bersihan jalan nafas 3. Pengobatan Meneruskan obat : ya tidak 4. Nama obat & dosis :

5. Perawata luka : ya tidak 6. Pendidikan kesehatan Nutrisi : Makanan cair, sedikit tapi sering Aktivitas dan istirahat : Bebas sesuai kemampuan Cara perawatan luka : Lain-lain ... 7. Kontrol ulang (tanggal / tempat) :

8. Lain lain ......... ALUR DISCHARGE PLANNING Menyambut kedatangan pasien Orientasi ruangan , jenis pasien,peraturan dan dena ruangan Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan yang lain Melakukan pengkajian keperawatan Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain Melakukan asuhan keperawatan Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, control Perawat Docter Tim kesehatan lain Lain-lain Program HE: Pengobatan/ control Kebutuhan nutrisi Aktivitasdan istirahat Perawatan di rumah Perencanaan pulang Penteyelesaian administrasi Monitoring oleh petug as keseh atan & keluar ga

ALUR SUPE RVISI

ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

RENCANA PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN DIAGNOSA KEPERAWATAN (didukung data) DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF BELUM DILAKUKAN TELAH DILAKUKAN

MASALAH : 1. TERATASI. 2. BELUM TERATASI. 3. TERATASI SEBAGIAN. 4. MUNCUL MASALAH BARU

D DOCTER KLIEN/KELUARGA Surat Persetujuan Sentralisasi Obat dari perawat -Lembar serah terima obat Serah Terima/ Masuk Obat

-Buku KLIEN/KELUARGA PENGATURAN &PENGELOLAAN OLEH PERAWAT FARMASI/APOTEK KLIEN/KELUARGA PP/PERAWAT YANG MENERIMA

Pendekatan perawat IAGRAM RUTE/ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT

JOB DESKRIPTION KEPALA RUANGAN 1. Perencanaan. 1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masing-masing. 2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya. 3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM. 4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan. 5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan. 6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. 7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.

8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri. 9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan. 10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit. 2. Pengorganisasian. 1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan . 2. Merumuskan tujuan metode penugasan. 3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara jelas.

4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat. 5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll. 6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan. 7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek. 8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada ketua TIM. 9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien. 10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya. 11. Identifikasi masalah dan penanganannya. 3. Pengarahan. 1. 2. 3. 4. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan ASKEP pasien. 5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan. 6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. 7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain. 4. Pengawasan. 1. Melalui komunikasi. Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 2. Melalui Supervisi. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM. Audit keperawatan. KETUA TIM 1. Membuat perencanaan. 2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi. 3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. 4. Mengembangkan kemampuan anggota. 5. Menyelenggarakan konfrensi. ANGGOTA TIM 1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya. 2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM. 3. Memberikan laporan.

LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN DALAM RONDE KEPERAWATAN

PP Tahap Praronde

Proposal Penyajian masalah Penetapan pasien Persiapan pasien : -Inform consent -Hasil Pengkajian/intervensi data

Apa yang menjadi masalah Cross cek data yang ada Apa yang menyebabkan masalah tersebut Bagaimana pendekatan(proses, SAK, SOP)

Aplikasi analisa dan hasil diskusi Analisa data Diskusi karu, pp, perawat conselor Validasi data MASALAH TERATASI Tahap ronde pada bed pasien Tahap ronde pada bed pasien

URAIAN TUGAS POKOK TIAP SEKSI KELOMPOK PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

KETUA 1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan praktek klinik manajemen keperawatan. 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dalam manajemen keperawatan. 3. Mengembangkan hubungan antara organisasi ruangan dan pendidikan. 4. Menentukan berbagai kebijakan strategis dalam organisasi. 5. Memutuskan masalah yang berkaitan dengan organisasi. 6. Memimpin rapat organisasi. 7. Menandatangani surat keluar. 8. Mengupayakan penggembalian dana. 9. Memeriksa dan menandatangani buku kas umum. 10. Menyetujui pengeluaran kaaas organisasi. 11. Bertanggung jawab penuh terhadap laporan pelaksanaan kegiatan.

SEKRETARIS 1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi organisasi ( surat menyurat, dokumentasi kegiatan organisasi, lain-lain). 2. Merencanakan dan menyiapkan acara rapat pengurus. 3. Bertanggung jawab pada semua bentuk pelaporan. 4. Membuat surat untuk kepentingan keluar. 5. Membuka rapat, mendokumentasikan hasil rapat, dan menutup rapat. 6. Membuat laporan kegiatan organisasi. 7. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu keuangan. BENDAHARA 1. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara keseluruhan. 2. Bertanggungjawab terhadap pembukuan anggaran belanja organisasi dan mempertanggungjawabkannya kepada ketua. 3. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala. 4. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan dari ketua. 5. Membuat laporan keuangan. SIE INVENTARIS 1. Bertanggungjawab terhadap pengadaan kelengkapan berkas-berkas kegiatan. 2. Membantu kelancaran kegiatan. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE DOKUMENTASI 1. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pengumpulan data yang ada. 2. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang di lakukan. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE HUMAS 1. 2. 3. 4. 5. Bertanggungjawab terhadap kelancaran surat menyurat. Bertanggungjawab terhadap kelancaran diskusi, seminar, maupun diseminasi. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah ditetapkan kepada anggota. Menyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan keperawatan. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan orang lain.

SIE PKMRS 1. Membuat SAP sebelum penyuluhan. 2. Memberikan leaflat dan penyuluhan pada pasien yang KRS. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE ASKEP 1. Bertanggungjawab terhadap Asuhan Keperawatan yang di rencanakan. 2. Mengimplementasikan Asuhan Keperawatan yang telah di buat. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain. JOB DESCRIPTION MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL MAKP TIM RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

KEPALA RUANGAN 5. Perencanaan. 1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masing-masing. 2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya. 3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM. 4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan. 5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan. 6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. 7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk. 8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri. 9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan. 10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit.

6. Pengorganisasian. 1. 2. 3. 4. Merumuskan metode penugasan yang digunakan . Merumuskan tujuan metode penugasan. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara jelas. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat. 5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.

6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan. 7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek. 8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada ketua TIM. 9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien. 10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya. 11. Identifikasi masalah dan penanganannya. 7. Pengarahan. 1. 2. 3. 4. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan ASKEP pasien. 5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan. 6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. 7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

8. Pengawasan. 1. Melalui komunikasi. Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 2. Melalui Supervisi. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM. Audit keperawatan.

KETUA TIM 6. Membuat perencanaan. 7. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi. 8. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. 9. Mengembangkan kemampuan anggota. 10. Menyelenggarakan konfrensi.

ANGGOTA TIM 4. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya. 5. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM. 6. Memberikan laporan.

GANCHART/POA PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS S-1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2009

No

Kegiatan
Minngu 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Minggu 2 15 16 17 18

OKTOBER Minggu 3 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 2

Orientasi Pembuatan jadwal klompok Pembuatan organisasi klompok Analisis situasi ruangan Role play desiminasi awal Desiminasi awal MAKP Revisi Uji coba MAKP Pembuatan rencana sistem dok. Aplikasi MPKP 1 Aplikasi MPKP 2 Pelaksanaan timbang terima Pelaksanaan supervisi Pelaksanaan discharge planing Pelaksanaan dokumentsi Pelaksaanaan pengelolaan obat Pelaksanaan ronde kep. Evaluasi Penyusunan laporan untuk desiminasi akhir Desiminasi akhir Revisi Seminar

7 8 9

10 11 12

13

14

15

16

17

18 19

20 21 22

KETERANGAN :

Tidak dihadiri pembimbing akademik Pelaksanaan MAKP Dihadiri pembimbing klinik,pembimbing akademik dan medik Dihadiri pembimbing akademik Uji coba MAKP

1.TABULASI DOKUMENTASI No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pernyataan 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 1 2 2 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 7 2 2 2 2 2 1 2 2 2 8 2 2 0 2 2 0 1 2 2 9 0 2 2 2 2 1 2 1 2 10 2 2 2 1 2 0 2 1 2

10 11 12 13

2 2 2 2

2 1 0 1

2 2 2 2

2 2 2 0

2 1 2 1

2 2 2 2

2 2 0 2

2 2 2 1

2 1 2 1

0 2 0 0

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu : 2 Baik : B Cukup : 6 12 (2 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K Prosentase Dokumentasi: Baik : 11/13 x 100% = 84,6% Cukup : 2/13 x 100% = 15,4% Kurang : 0/13 x 100% = 2. DISCARD PLANNIG No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pernyataan 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 0 2 2 1 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 1 2 2 2 1 0 1 1 0 5 2 2 0 2 1 0 2 1 0 1 1 0 1 6 1 2 1 0 1 2 0 1 1 2 1 1 1 7 1 2 0 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 8 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 0 1 2 9 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 10 0 1 1 1 2 2 1 0 2 1 2 2 2

Sk

12

18

12

11

14

13

13

13

14

14

13

12

18

Kategori penilaian discharge plainning : Keterangan : Keterangan :

Baik : 13 -20 (9 Orang). Selalu : 2 Baik : B Cukup : 6 12 (4 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K Prosentase discharge plainning: Baik : 9/13 x 100% = 69,23% Cukup : 4/13 x 100% = 30,77% Kurang : 0/13 x 100% = 0% 3. TABULASI RONDE KEPERAWATAN No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pernyataan 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 5 2 2 0 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 6 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 0 1 1 7 2 2 0 2 1 1 2 1 2 1 0 2 1 8 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 9 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 0 10 2 1 2 2 1 1 1 2 2 0 0 2 0

Sk

20

18

16

20

14

15

14

15

14

12 9

15

11

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (10 Orang). Selalu : 2 Baik : B Cukup : 6 12 (3 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K Prosentase Dokumentasi: Baik : 10/13 x 100% = 76,92% Cukup : 3/13 x 100% = 23,07% Kurang : 0/13 x 100% = 0%

4. TABULASI SUPERVISI No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pernyataan 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 4 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 5 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 6 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 7 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 8 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 9 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 10 1 1 1 1 2 2 2 2 1 0 1 2 2

Sk

11

19

10

11

17

15

12

18

16

12

17

18

20

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu : 2 Baik : B Cukup : 6 12 (5 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K Prosentase Dokumentasi: Baik : 8/13 x 100% = 61,53% Cukup : 5/13 x 100% = 38,47% Kurang : 0/13 x 100% = 0%

5. TABULASI SENTRALISASI OBAT No Responden 1 2 Pernyataan 1 0 0 2 0 0 3 2 2 4 0 0 5 2 0 6 2 2 7 2 2 8 2 2 9 2 0 10 2 2

Sk

14

10

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2 0 0 0 0 2 1 2 2 1 1

2 0 0 0 0 2 2 1 2 2 2

2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2

2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2

2 0 0 0 0 1 2 2 2 2 2

2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2

2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0

2 2 0 0 2 1 2 2 2 2 2

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1

20

12

10

10 8

17

18

18

20

17

16

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu : 2 Baik : B Cukup : 6 12 (5 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K Prosentase Dokumentasi: Baik : 8/13 x 100% = 61,53% Cukup : 5/13 x 100% = 38,47% Kurang : 0/13 x 100% = 0%

6. TABULASI TIMBANG TERIMA

YATAAN 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 6 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 10 1 1 1 1 11 1 1 1 1 O 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 0 1 14 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 0 1 0 1 16 1 1 1 1 0 1 1 17 1 1 1 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 0 20 1 1 1 1 0 1 1

SKORE

20 20 20 19 12 18 18

O O 1 1 1 1

O O 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1

1 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 1

1 0 1 1 1 1

1 0 1 1 0 1

1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 0 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1

1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1

20 10 17 19 18 20

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (11 Orang). Dilakukan : 1 Baik : B Cukup : 6 12 (2 Orang). Tidak dilakukan : 0 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Kurang : K Prosentase Dokumentasi: Baik : 11/13 x 100% = 84,62% Cukup : 2/13 x 100% = 15,38% Kurang : 0/13 x 100% = 0%

7. TABULASI MAKP TIM No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pernyataan 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 0 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 5 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 6 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 7 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 8 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 9 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 10 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2

Sk

10

18

13

10

19

16

13

19

20

15

18

18

13

15

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu : 2 Baik : B Cukup : 6 12 (2 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup : C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K Prosentase Dokumentasi: Baik : 11/13 x 100% = 84,62% Cukup : 2/13 x 100% = 15,38% Kurang : 0/13 x 100% = 0%

1.DOKUMENTASI Kriteria Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 11 2 0 13 prosentase 84,6 15,4 0 100

Sebagian besar responden yaitu 11 responden (84,6%).

2.DISCARD PLANNIG Kriteria Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 9 4 0 13 prosentase 69,23 30,77 0 100

Sebagian besar responden yaitu 9 responden (69,23%).

3. RONDE KEPERAWATAN

Kriteria Baik Cukup Kurang Total

Frekuensi 10 3 0 13

prosentase 76,92 23,07 0 100

Sebagian besar responden yaitu 10 responden (76,92%).

4.SUPERVISI Kriteria Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 8 5 0 13 prosentase 61,53 38,47 0 100

Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

5. SENTRALISASI OBAT Kriteria Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 8 5 0 13 prosentase 61,53 38,47 0 100

Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

6. TIMBANG TERIMA Kriteria Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 11 2 0 13 prosentase 84,62 15,38 0 100

Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%).

7. MAKP Kriteria Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 11 2 0 13 prosentase 84,62 15,38 0 100

Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%).

PROPOSAL KEGIATAN PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO

1. Pendahuluan. Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah diberikan asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde keperawatan Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.

2. Pengertian Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik :

Pasien dilibatkan secara langsung Pasien merupakan fokus kegiatan. PA, PP dan konselor melakukan diskusi Konselor memfasilitasi kreatifitas Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum : Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien dapat diatasi. 1.3.2 Tujuan Khusus : Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan masalah keperawatan klien Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien Meningkatkan kemampuan validitas data pasien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan. Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

4. Manfaat 1.4.1 Bagi Pasien : 1. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan. 2. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien 3. Memenuhi kebutuhan pasien 1.4.2 Bagi Perawat : 1. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat. 2. Menjalin kerjasama tim 3. Menciptakan komunitas keperawatan profesional. 1.4.3 Bagi rumah sakit : Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

5. Pengorganisasian Kepala Ruangan : Hernowo Budi Setiawan, S.Kep Kepala Tim Pagi: Dia Metasari, S.Kep Kepala Tim Siang :Eka Dian Safitri, S.Kep Kepala Tim Malam : Didik Mardianto, S.Kep Tim Gizi : Nur Ittikafiah, S.Kep PA Pagi : Amar Akbar, S.Kep Eka Nur, S.Kep

ALUR RONDE KEPERAWATAN

6. Pelaksanaan : Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009 Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

7. Metode :
o o

Diskusi Demonstrasi

II.

Materi : o Pengertian ronde keperawatan o Karakteristik o Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan o Peran masing-masing perawat (terlampir)

III.

Peserta :

Peserta ronde keperawatan meliputi :


o o o o o o o o o

Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai kepala ruangan. Perawat primer Perawat assosiate Pembimbing pendidikan Pembimbing lapangan Kepala ruangan Wakil kepala ruangan Perawat pelaksana Mahasiswa praktik lainnya (D 3 dan D. IV)

IV.

Alat Bantu : o Ruang perawatan sebagai sarana diskusi o Status klien o Alat bantu demonstrasi

V.

Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan : 1. Pra ronde


Menentukan kasus dan topik Menetukan tim ronde Membuat imformed konsent Membuat pre planing Diskusi Mencari sumber atau literatur

2. Ronde

Diskusi Demonstrasi

3. Pasca ronde

Evaluasi pelaksanaan ronde Revisi dan perbaikan

VI.

VII.

Evaluasi : o Persiapan ronde keperawatan o Pelaksanaan ronde keperawatan o Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan o tingkat kepuasan klien. Peran masing-masing tim : 1. Peran PA dan PP

Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien Menjelaskan masalah keperawatan utama Menjelaskan intervensi yang dilakukan. Menjelasakan hasil yang didapat

Menentukan tindakan selanjutnya Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

2. Peran Perawat konselor :


Memberikan justifikasi Memberikan reinforcement Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan. Mengarahkan dan koreksi Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Surabaya, 4 November 2002 Kepala Ruangan Perawat primer

RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CARDIOMYOPATI DI RUANG KARDIOLOGI KELAS II WANITA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Topik : Askpe klien dengan Cardiomyopati. Sasaran : Ny. S / tahun Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa D 3 Keperawatan dan Ners, Perawat ruangan Waktu : 60 menit

I.

Tujuan
o

Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.

Tujuan Khusus 1. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang belum teratasi 2. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah keperawatan klien 3. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai masalah klien 4. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah klien 5. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan keperawatan yang dilakukan.

II.

Sasaran

Ny. S umur tahun, pendidikan , pekerjaan : Ibu rumah tangga

III.

Materi
o o

Konsep dasar Cardiomyopati. Askep klien dengan Cardiomyopati. (terlampir).

IV.

Pelaksanaan

Hari / tanggal : Selasa, 5 November 2002 Tempat : Ruang Kardiologi kelas II Wanita RSUD Dr. Soetomo Surabaya. V. Metode : Diskusi

VI.

Media
o o o

Makalah Sarana diskusi Materi yang disampaikan secara lisan

VII.

Tim Ronde o Kepala Ruangan : Ridawati Sulaeman o PP : Siswanto, David A Mandala o PA : Rahayu Budi Utami, Subhan o Notulen : R. Khoiriyatul

VIII.

Proses Ronde Keperawatan 1.

Pra ronde 1. 2. 3. 4. 5.

Menentukan kasus dan topik Menentukan tim ronde Membuat inform consent Mencari literatur Diskusi

2.

Ronde 1. Diskusi

2.

Pemberian pendidikan kesehatan.

3.

Pasca Ronde 1. Evaluasi pelaksanaan ronde 2. Revisi dan perbaikan

IX.

Mekanisme Kegiatan

No Waktu

Kagiatan

Pemeran

Pasien

5 menit

Pembukaan :
o o

Ka. Ruangan Memberi salam Menyampaikan tujuan ronde keperawatan

Mendengarkan

Penyajian masalah : 2 10 menit


Menyampaikan masalah yang sudah terselesaikan Menentukan masalah yang belum terselesaikan Implimentasi yang sudah dilaksanakan.

Perawat Primer

Pasien & keluarga memperhatikan

Mengajarkan kepada keluarga pasien tentang penghitungan in take dan out put cairan

3 10 menit

Memberitahu pasien dan keluarga untuk membatasi makanan yang mengandung natrium Perawat Assosiate Diskusi dan tanya jawab

Keluarga mencoba apa yang sudah diajarkan

Penutup

Ucapan terima kasih Memberi salam Bertanya

4 Perawat konsuler 5 20 menit Ka. Ruangan 5 menit

Mendengarkan dan menjawab salam

X.

Evaluasi Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

PROPOSAL KEGIATAN PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO

8. Pendahuluan. Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah diberikan asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde keperawatan Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.

9. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum : Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien dapat diatasi.

1.3.2 Tujuan Khusus : Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan masalah keperawatan klien Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien Meningkatkan kemampuan validitas data pasien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan. Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

10. Manfaat 1.4.1 Bagi Pasien : 4. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan.

5. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien 6. Memenuhi kebutuhan pasien 1.4.2 Bagi Perawat : 4. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat. 5. Menjalin kerjasama tim 6. Menciptakan komunitas keperawatan profesional. 1.4.3 Bagi rumah sakit : Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

11. Pelaksanaan Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009 Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

12. Metode
o o

Diskusi Demonstrasi

13. Materi
o o o o

Pengertian ronde keperawatan Karakteristik Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan Peran masing-masing perawat (terlampir)

14. Peserta Peserta ronde keperawatan meliputi Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai : Kepala ruangan Kepala Tim pagi Kepala Tim siang Kepala Tim malal Tim Gizi (Role Play) Perawat Pelaksana 1.

o o o o o o

2. Pembimbing pendidikan 3. Pembimbing lapangan

15. Alat Bantu


o o o

Ruang perawatan sebagai sarana diskusi Status klien Alat bantu demonstrasi

16. Evaluasi :
o o o

Persiapan ronde keperawatan Pelaksanaan ronde keperawatan Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan 17. Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Hernowo Budi Setiawan, S.Kep Kepala Tim Pagi: Dia Metasari, S.Kep Kepala Tim Siang :Eka Dian Safitri, S.Kep Kepala Tim Malam : Amar Akbar, S.Kep Tim Gizi : Nur Ittikafiah, S.Kep PA Pagi : Didik Mardianto, S.Kep Deddy K, S.Kep

KONSEP DASAR RONDE KEPERAWATAN

VIII.

Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan : 4. Pra ronde


Menentukan kasus dan topik Menetukan tim ronde Membuat imformed konsent Membuat pre planing Diskusi Mencari sumber atau literatur

5. Ronde

Diskusi Demonstrasi

6. Pasca ronde

Evaluasi pelaksanaan ronde Revisi dan perbaikan

IX.

X.

Evaluasi : o Persiapan ronde keperawatan o Pelaksanaan ronde keperawatan o Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan o tingkat kepuasan klien. Peran masing-masing tim : 3. Peran PA dan PP

Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien Menjelaskan masalah keperawatan utama Menjelaskan intervensi yang dilakukan. Menjelasakan hasil yang didapat Menentukan tindakan selanjutnya Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

4. Peran Perawat konselor :


Memberikan justifikasi Memberikan reinforcement Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan. Mengarahkan dan koreksi Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Surabaya, 4 November 2002 Kepala Ruangan Perawat primer

Ridawati Sulaeman Siswanto RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CARDIOMYOPATI DI RUANG KARDIOLOGI KELAS II WANITA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Topik : Askpe klien dengan Cardiomyopati.

Sasaran : Ny. S / tahun Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa D 3 Keperawatan dan Ners, Perawat ruangan Waktu : 60 menit

XI.

Tujuan
o

Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.

Tujuan Khusus 1. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang belum teratasi 2. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah keperawatan klien 3. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai masalah klien 4. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah klien 5. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan keperawatan yang dilakukan.

XII.

Sasaran

Ny. S umur tahun, pendidikan , pekerjaan : Ibu rumah tangga

XIII.

Materi
o o

Konsep dasar Cardiomyopati. Askep klien dengan Cardiomyopati. (terlampir).

XIV.

Pelaksanaan

Hari / tanggal : Selasa, 5 November 2002 Tempat : Ruang Kardiologi kelas II Wanita RSUD Dr. Soetomo Surabaya. XV. Metode : Diskusi

XVI.

Media
o o o

Makalah Sarana diskusi Materi yang disampaikan secara lisan

XVII.

Tim Ronde o Kepala Ruangan : Ridawati Sulaeman o PP : Siswanto, David A Mandala o PA : Rahayu Budi Utami, Subhan o Notulen : R. Khoiriyatul

XVIII.

Proses Ronde Keperawatan 1.

Pra ronde 1. 2. 3. 4. 5.

Menentukan kasus dan topik Menentukan tim ronde Membuat inform consent Mencari literatur Diskusi

2.

Ronde 1. 2. Diskusi Pemberian pendidikan kesehatan.

3.

Pasca Ronde 1. Evaluasi pelaksanaan ronde 2. Revisi dan perbaikan

XIX.

Mekanisme Kegiatan

No Waktu

Kagiatan

Pemeran

Pasien

5 menit

Pembukaan :
o o

Ka. Ruangan Memberi salam Menyampaikan tujuan ronde keperawatan

Mendengarkan

Penyajian masalah : 2 10 menit


Menyampaikan masalah yang sudah terselesaikan Menentukan masalah yang belum terselesaikan Implimentasi yang sudah dilaksanakan.

Perawat Primer

Pasien & keluarga memperhatikan

Mengajarkan kepada keluarga pasien tentang penghitungan in take dan out put cairan

3 10

Memberitahu pasien dan keluarga untuk membatasi makanan yang mengandung natrium Perawat

Keluarga mencoba apa yang sudah diajarkan

menit

Assosiate

Diskusi dan tanya jawab

Penutup

Ucapan terima kasih Memberi salam Bertanya

4 Perawat konsuler 5 20 menit Ka. Ruangan 5 menit

Mendengarkan dan menjawab salam

XX.

Evaluasi Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

Konsep Dasar Ronde Keperawatan

1. Definisi Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu yang harus dilakukan oleh ketua tim dan atau konselor, kepala ruangan, perawat Asocciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,2002). 2. Karakteritis 1. 2. 3. 4. 5. Pasien dilibatkan secara langsung Pasien merupakan Fokus kegiatan PA,KATIM, KARU dan seluruh anggota tim kesehatan lain melakukan diskusi bersama Konselor mempasilitasi kreativitas Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, dan KATIM dalam meningkatkan kemampuan dalam melakukan kemampuan mengatasi masalah.

3. Kriteria klien 1. 2. 3. 4. Penyakit kronis Penyakit dengan komplikasi Penyakit akut Masalah keperawatan belum teratasi

4. Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah. Meningkatkan validitas data klien. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah klien. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

5. Peran 1. Katim dan perawat associate menjelaskan keadaan diagnosis medis dan data umum penderita, menjelaskan masalah keperawatan penderita, menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilaksanakan, menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil. 2. Katim dan konselor memberikan justifikasi dan reinforcement, menilai kebenaran dari suatu masalah intervensi keperwatan serta tindakan yang rasional, mengarahkan dan koreksi, mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

Gambar 3.3 : Alur ronde keperawatam

6. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan 1. Persiapaan ronde keperawatan 1. Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde. 2. Pemberian informed concent pada penderita / keluarga. 2. Pelaksanaan

1. Penjelasan tentang penderita oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan atau telah dilaksankaan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan. 2. Diskusi antar anggota tim kasus tersebut. 3. Pemberian justifikasi oleh katim atau kepala ruangan tentang masalah penderita serta rencana kegiatan yang akan dilakukan. 4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan. 3. Pasca ronde Mendiskusikan hasil temuan pada penderita tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan

Persiapan Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Penanggung jawab : Dia Metasari, S.Kep. Didik Mardiyanto, S.Kep.

Pembimbing klinik : Puji Andayani, SKM. S.Kep,Ns. Pembimbing akademik : Dwi Basuki, S.Kep,Ns. Ifa Roifah, S.Kep,Ns. Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan oleh mahasiswa STIKES Bina Seat PPNI Mojokerto, ruang observasi mawar jingga B1 mampu menerapkan prosedur ronde keperawatan secara optimal. Waktu pelaksanaan : Kamus, 29 Okteber 2009 Pengorganisasian Peran Kepala ruangan : Chaterina Janes, S.Kep. Katim Pagi : Dia Metasari, S.Kep. Perawat pelaksana : Didik Mardiyanto, S.Kep. Deddy Kurniawan, S. Kep. Katim Siang : Eka Dian Safitri, S. Kep. Katim Malam : Nur Ittikafiah, S. Kep. Rencana strategis : 1. 2. 3. 4. Menentukan penderita yang akan dijadikan subyek ronde keperawatan Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan, termasuk menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan. 5. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf keperawatan. 6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan. Kriteria hasil: 1. Struktur :

Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan. Menetapkan kasus yang akan di rondekan. Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (klien yang akan dirondekan, informed concent, menghubungi konsultan, dll). Pembagian peran : Karu, Katim, PA.

2. Proses

Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Penjelasan tentang klien oleh ketua tim dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut. Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah klien tersebut.

3. Hasil

Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.

Perawat dapat :

Menumbuhkan cara berfikir yang kritis. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis. Meningkatkan kemampuan validitas data klien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan, Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

praktIk PROFESI manajemen keperawaTAN program studi S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI di ruang OBSERVASI MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

No. : 002/KEL BI-2/STIKES PPNI/2009 Hal : Undangan Lampiran : -

Kepada :. Yth. Bapak/Ibu/Saudara.......... Di Tempat

Dengan hormat, Sehubungan dengan pelaksanaan praktik profesi Manajemen Keperawatan Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO, maka dengan ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada : Hari/tanggal : Kamis / 29 Oktober 2009 Pukul : 09.00 WIB Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo. Acara : Sosialisasi Ronde Keperawatan Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Sidoarjo, 28 Oktober 2009

Ketua

Sekretaris

Amar Akbar, S.Kep NIM : 200511003

Eka Dian Safitri, S.Kep NIM : 200511021

Mengetahui, Kepala Ruang Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo

Puji Andayani, S.KM,S.Kep.Ns NIP : 19650422 198501 2 002 DAFTAR HADIR PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009

NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

NAMA

TANDA TANGAN

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

STRATEGI PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

1. PRE KONFERENS Job Discription Kepala ruangan : Membuka dan fasilitator Katim : - Menjelaskan ronde keperawatan - Menjelaskan data. - Intervensi yang sudah dilakukan. - Validasi data. Pasien : An. R

NURSE STATION Kepala ruangan : Assalamualaikum, sebelum kita melakukan ronde keperawatan marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Karena dengan karuniaNYA kita dapat berkumpul disini. Pada pagi hari ini akan dilakukan ronde keperawatan pada pasien An. R dengan diagnosa medis POST LAPARATOMI DAN COLOSTOMI. Kepada katim dipersilahkan menjelaskan kondisi pasien.

Katim Pagi : Assalamualaikum. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan kondisi An. R. Kondisi An. R saat ini post op laparatomi dan colostomi, pasien mengatakan masih terasa nyeri pada luka bekas operasi. Demikian yag dapat saya sampaikan tentang kondisi An. R Kepala ruangan : Terima kasih untuk katim pagi yang telah menyampaikan kondisi dari An. R, mungkin ada yang menambahkan dari tim lain untuk validasi data. Kalau tidak ada yang menambahkan mari kita langsung saja ke pasien. 2. KONFERENS Kepala ruangan : Assalamualaikum... Bagaimana keadaan Romi pagi ini? Apakah masih terasa nyeri pada luka bekas operasi nya?. Sesuai dengan janji yang kita sepakati kemarin, bahwa hari ini akan dilakukan ronde keperawatan. Tujuan ronde keperawatan ini adalah menyelesaikan masalah kesehatan Romi yang belum terselesaikan. Perkenalkan kepada katim pagi yaitu ada perawat Meta dengan perawat pelaksana mas Didik dan Mas Dedy, katim siang yaitu perawat Dian, katim malam ada perawat Nur, tim gizi mbak dewi. Katim pagi : Bapak, Ibu.. dari tim kami akan melakukan ronde keperawatan. Ronde keperawata itu sendiri adalah menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien yang belum terselesaikan saat ini. Apa yang jadi keluhan romi saat ini? Px danromi keluarga : Nyeri pada luka bekas operasi (wajah menyeringai kesakitan sambil memegang luka post op). Kenapa luka bekas opersinya tidak kering-kering ya.. mbak?. Katim pagi : Iya Bu, masalah tersebut merupakan masalah yang muncul pada Romi. Luaka bekas operasi pada tidak kering- kering disebabkan terjadinya infeksi yang ditandai dengan adanya nanah (gangguan intregitas kulit) Pasien : Ko bisa.. kenapa?. Katim pagi : Kondisi ini memang mudah terjadi pada pasien-pasien yang setelah operasi seperti Romi ini, hal ini bisa disebabkan nutrisi atau makanan yang masuk kurang, kurang minum, kebersihan diri dan perawatan luka, aktivitas yang kurang. Apakah Romi mengalami hal itu? Keluarga pasien : Iya mbak, apakah ada makanan khusus yang harus dimakan oleh Romi? Atau makanan pantangannya?. Katim pagi : Pada dasarnya tidak ada makanan pantangan untuk Romi, maka dari itu untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dari tim gizi. Tim gizi :Romi boleh makan semua jenis makanan yang ada, misalnya putih telur, daging, ikan kutuk boleh makan daging itu sangat baik untuk pencernaan karena mengandung banyak protein. Romi tadi sudah makan apa belum, apakah makanannya tadi dimakan sampai habis? Misalnya makanan yang Romi makan dalam satu porsi tadi tidak habis jangan langsung dibuang sisanya karena itu bisa dimakan lagi nanti. Kondisi Romi saat ini kan masih sakit, maka dari itu secara langsung tidak bisa menghabiskan makanan itu seperti orang yang sehat. Makanan tadi bisa dimakan dalam 3 kali. Romi boleh makan semua makanan tetapi untuk sementara ini Romi tidak boleh makan-makanan yang keras karena dapat menyebabkan gas lambung dan perut menjadi kembung. Misalnya makanan yang pedas dari cabe, jahe, merica. Untuk sementara jangan dulu. Jika ibu memasak yang bumbunya seperti yang saya katakan tadi sedikit saja. Kalau dari sayur-sayuran itu yang tidak boleh dimakan dulu adalah dari sayur sawi, tewel, rebung, gubis karena makanan itu bisa menyebabkan gas lambung juga perut jadi kembung dan sulit dicerna serta termasuk makanan yang kasar. Jika dari buah-buahan yang tidak boleh dimakan dulu seperti buah nanas dan durian karena sangat panas dan dapat meningkatkan gas lambung sehinga tidak bagus dalam proses penyembuhan. Akan tetapi semua makanan boleh dimakan agar proses dari penyembuhan luka juga bisa cepat sembuh. Romi, boleh makan buah-buahan pepaya atau pisang dan juga susu jika karena banyak mengandung vitamin. Jika ada ikan kutuk boleh dimasak dengan cara dikukus lalu di ambil dari sari tetesan ikan terebut dan diberi sedikit kunyit agar tidak terasa amis saat dimakan. Ikan kutuk tersebut kalau bisa jangan sampai digoreng ibu. Saat Romi sudah ada dirumah nanti pak jangan lupa makan makanan apa yang boleh di makan dan makanan apa yang harus dihindari selama masa proses penyembuhan luka Romi.

Katim pagi : Bagaimana bapak / ibu apakah sudah jelas dengan apa yang telah disampaikan tim gizi kami ? Keluarga pasien :Iya, saya sudah jelas mbak. Katim pagi : Mungkin ada lagi pertanyaan lain yang belum jelas karena Romi akan pulang, selama Romi menjalani perawatan di rumah yang banyak berperan adalah keluarga karena perawat tidak ada di rumah. Silahkan ibu, bapak jika ada hal yang perlu didiskusikan sebelum kita mendiskusikan tentang perawatan luka. Keluarga pasien : Apakah Romi boleh minum banyak mbak ? Katim psgi : Iya, boleh ibu. Tetapi minum air putih dan susu yang banyak dulu untuk sementara ini. Bagaimana, apakah ada yang ditanyakan lagi? Keluarga pasien : Tidak ada mbak, sudah cukup jelas. Katim pagi : Jika tidak ada pertanyaan, apakah ibu bisa menyebutkan kembali apa yang telah saya sampaikan tadi, bisakah ibu mengulangi makanan apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan oleh Romi selama proses penyembuhan luka. Keluarga pasien : Semua makanan boleh dimakan dan tidak ada pantangannya kecuali makanan yang pedaspedas tidak boleh dulu, yang masam-masam dan makanan yang mengandung gas yang bisa menyebabkan perut jadi kembung misalnya sayur rebung, kubis, tewel, sawi. Katim pagi : selain itu juga, Tadi ada beberapa makanan yang di anjurkan, apakah ibu bisa menyebutkannya. Keluarga pasien : Iya, mbak tadi makanan yang dianjurkan adalah putih telur, daging, juga ikan kutuk tetapi cara memasaknya tidak boleh digoreng dan bisa di rebus ikannya. Katim pagi : iya Bagus ibu, berarti ibu sudah mengerti, sementara ini tolong dihindari dulu ya makanan yang terlalu pedas, masam dan yang mengandung gas. Baiklah Jika tidak ada pertanyaan lagi, dari tim perawat kami akan melakukan rawat luka pada romi yang akan dilakukan oleh perawat Didik dan perawat Dedy, Ibu tolong diperhatikan karena yang akan melakukan rawat lukanya Romi saat sudah pulang nanti adalah ibu atau keluarga yang lain. Rawat luka bisa dimulai, mas Didik dan mas Dedi kami persilahkan. Perawat pelaksana : Terimakasih, Romi........permisi ya saya akan melakukan rawat luka sekarang. Jika dalam pelaksanaan rawat luka ada pertanyaan, Romi, bapak dan ibu boleh langsung bertanya pada kami. Tidak perlu menunggu rawat luka sampai selesai. Katim pagi : Saya akan menjelaskan secara singkat prosedur dari rawat luka, yaitu sebelum melakukan rawat luka perwawat harus menyiapkan peralatan untuk rawat luka , setelah itu perawat cuci tangan dulu. Kemudian memakai sarung tangan yang steril dan bersih, baru mulai rawat luka begtiu pula setelah rawat luka harus cuci tangan. Silahkan mas Didik dengan mas Dedi dilanjutkan! Perawat pelaksana : Ibu,diperhatikan ya! Setelah semua alat siap kemudian mencuci tangan,memakai sarung tangan dan kita mulai rawat luka diawali dengan membuka penutup luka yang lama. Bukanya seperti ini ya bu,.. sakit sedikit Rom, tolong ditahan ya. Pasien : Iya, karena saya ingin cepat sembuh dan cepat pulang untuk bertemu dengan teman-teman dan kembali bersekolah. Perawat primer : Romi sabar ya, ibu untuk mencucinya seperti ini ibu, di usapkan searah begini caranya bu.agar nanah yang ada didalam bisa keluar kita harus menekan-nekan luka jahitannya, menekannya seperti ini ibu, karena jika nanahnya tidak kita keluarkan maka lukanya tidak bisa segera sembuh dan nanahnya juga akan bertambah banyak. Mungkin dari sini ada pertanyaan, atau ada yang belum jelas, tidak apa-apa ditanyakan saja.. Keluarga pasien : Tidak ada mas. Perawat pelaksana : Ibu kalau sudah ditutup kasa seperti ini, langsung diplester saja. Plesternya agak banyak, ya sekiranya tetap merekat meski dipakai aktivitas oleh Romi.

Katim pagi : Ibu jangan lupa untuk aktifitasnya Romi, untuk latihan gerak miring kanan-kiri dulu, setengah duduk, kalau bisa jangan takut untuk bergerak ataupun duduk, semua bisa dilatih secara bertahap ya bu selanjutnya Romi juga bisa berlatih berjalan nanti. Keluarga pasien : Iya mas, mbak, saya juga ingin Romi cepat pulih seperti sedia kala dan sekolah kembali. Katim malam : Iya saya doakan agar Romi bisa cepat sembuh kembali. Bagaimana apakah ada hal yang harus didiskusikan lagi ibu ? Mungkin ada obat atau ada hal yang belum dimengerti oleh Romi, bapak dan ibu saat ini Keluarga pasien : Iya mbak, bagaimana dengan lukanya Romi sekarang. Dan perkiraan Romi bisa pulang kapan mbak? Katim : Untuk lukanya saat ini sudah mulai membaik nanahnya sudah mulai berkurang banyak, untuk kepulangan Romi, kami harus melihat kemajuan kondisi Romi terlebih dahulu. Keluarga pasien : Iya mbak......... Katim : Sekarang bagaimana perasaan Romi, apakah Romi sudah mulai merasa enak lukanya setelah dirawat tadi. Pasien : Iya mbak saya merasa sudah agak berkurang sakitnya Katim : Ibu, lukanya romi sekarang sudah selesai dirawat. Mungkin ada yang perlu didiskusikan lagi? Jika tidak ada lagi, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama bapak dan ibu dalam menyelesaikan masalah yang dialami Romi, semoga cepat sembuh buat Romi. Dan jangan lupa setelah tiba dirumah nanti kontrol di rumah sakit yang terdekat dengan rumah ibu saat kontrol jangan lupa semua foto-fotonya dibawa Keluarga pasien : Sementara ini tidak ada mbak,saya ucapkan terima kasih juga sudah mau membantu permasalahan kami. Katim : Baiklah kalau begitu saya kembalikan lagi kepada kepala ruangan, untuk memimpin jalanya ronde keperawatan. Karu : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu didiskusikan kembali? Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mengikuti ronde keperawatan pada An R cepat sembuh ya Romi ya! Wassalamualaikum wr. Wb. (sambil berjabat tangan dengan semua anggota ronde keperawatan sambil meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke nurse station). . 3. POST KONFERENS Karu : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan ronde keperawatan pada An R, saya berharap dengan adanya ronde keperawatan ini masalah yang ada pada An R terselesaiakan dengan baik. Katim : Iya bu,,,,,,dari sini kita bisa tahu kondisinya AnR. Ahli gizi : Makanan AnR juga harus dengan ekstra Protein agar proses penyembuhan luka segera membaik. Katim : Iya,,,,, Karu : Terima kasih atas kerjasamanya dari katim, ahli gizi, dan para semua staf-staf yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi ronde keperawatan dari AnR semoga apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing. Demikian acara Ronde keperawatan hari ini, saya akhiri sampai disini, Wassalamualaikum wr,wb.............

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : . Umur : . Alamat : . Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien : Nama : . Umur : . Alamat : .

Ruang : . No. RM : . Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Sidoarjo, 2009 Perawat yang menerangkan Penanggung jawab . Saksi-saksi : Tanda tangan 1. . 2. .............

168 Collected By :Ns.Amar akbar.S.Kep.

Kegiatan ronde keperawatan diikuti oleh pembimbing klinik dan akademik, konselor (perawat dan ahli gizi), ketua tim dan Perawat pelaksana. Setelah dilakukan validasi data ke pasien, pada tahap ronde dilanjutkan dengan diskusi antara tim untuk membahas masalah yang terjadi pada pasien. Dan dapat disimpulkan intervensi unutuk mengatasi masalah pasien adalah dengan meningkatkan nutrisi pasien, dan peningkatan tehnik aseptik dan septik dalam setiap tindakan. 1. Hambatan Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya penguasaan materi tentang kasus yang akan dilakukan ronde keperawatan. 2. pasien yang di lakukan ronde keperawatan telah direncanakan pulang dari rumah sakit. 2. Dukungan Kegiatan ronde keperawatan memperoleh dukungan dari kepala ruangan Mawar Jingga B1 dan disambut baik oleh Tim kesehatan lain seperti ahli gizi.

JOB DESCRIPTION

Anda mungkin juga menyukai