Leher
5. 6. 7. 8.
Perut kembung, hepatomegali Neurologi Lethargi, kejang, irritable Muskuloskeletal : hipotomi Integumen Ikterus, turgor, kelembaban, sianosis.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium: Kultur darah, cairan liquor, urine, faeces (atas indikasi) 2. Laboratorium pendukung: - Darah lengkap & trombosit - Urine lengkap - crp 3. Fofo thorax 4. Pungsi lumbal ANALISA DATA DATA Bayi lethargi Malas mnm Muntah BB menurun Konjungtiva pct, - Ada secret dihdng - Suara ronchi peluru - RR Meningkat irama tak teratur - Suhu < 35,5 > 37,8 C - Kulit dingin - Pucat - Menggigil - Kulit kemerahan - RR meningkat - Nadi meningkat - Diare frekuensi BAB > 9x/hari cair - Penurunan BB - Kulit kering - Mukosa bibir kering - Turgor menurun - Transisi neonatus thd lingk ekstra uterus - Tdk efektifnya termoregulasi KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH - Intake yang tdk adekuat - Nutrisi<kebut
-ketidak efektifan
- Oliguri II. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan (dehidrasi) sehubungan dengan pengeluaran yang berlebihan melalui diare. 2. Ketidak efektifan termorgulasi sehubungan dengan transisi neonatus terhadap lingkungan ekstra uterus. 3. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan penumpukan secret. 4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan sehubungan dengan intake yang tidak adekuat. 5. Potensial kerusakan integritas kulit sehubungan dengan edema, imobilitas. 6. Kurang pengetahuan orang tua sehubungan dengan mis informasi.
III. PERENCANAAN 1. Diagnosa 1 Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan (dehidrasi) sehubungan dengan pengeluaran yang berlebihan melalui diare. Tujuan : Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan. Kriteria hasil : - Intake output seimbang - BB naik - Turgor baik - Mukosa bibir tidak kering - Frekuensi BAB < 9x/hari, lembek Intervensi : 1. Tingkatkan intake cairan R/ : Diare menyebabkan banyak kehilangan cairan, sehingga perlu ditambah masukan cairan untuk menggantikan cairan yang hilang. 2. Timbang BB tiap hari R/ : Dengan menambang BB setiap hari dapat mengetahui apakah terjadi penurunan atau peningkatan sehingga dapat dilakukan intervensi selanjutnya. 3. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan (Turgor, mukosa bibir, kelembaban kulit) R/ : Dengan mengetahui tanda-tanda kekurangan nutrisi dapat diketahui apakah masih terjadi dehidrasi sehingga dapat ditentukan intervensi. 4. Observasi frekuensi BAB, konsistensi R/ : Diare menimbulkan gejala BAB > 9x/hari dengan konsistensi cair. 5. Kolaborasi dengan tim medis emberian infuse Antibiotik R/ : Diare menyebabkan kehilangan cairan sehingga harus segera diganti. R : Antibiotik dapat membunuh kuman yang menyebabkan infeksi. 2. Diagnosa 2
1.
2.
3. 4. 5.
Ketidak efektifan thermoregulasi sehubungan dengan transisi neonatus terhadap lingkungan ekstra uterus. Intervensi : Kurangi atau hilangkan sumber kehilangan panas pada bayi (mandi dengan air hangat, hangatkan barang-barang untuk perawatan seperti stetoskop) R/ : Hipothermi/Hiperthermi dapat terjadi karena evaporasi, konveksi, konduksi, radiasi. Observasi suhu tubuh R/ : Dengan mengobservasi suhu tubuh dapat mengetahui apakah terjadi hipothermi/hipertermi sehingga dapat menentukan intervensi. Beri selimut ekstra bila hipothermi R/ : Ekstra selimut dapat memberikan panas melalui konduksi. Beri ekstra lampu bila hipothermi R/ : Ekstra lampu dapat memberikan panas. Gunakan pakaian tipis R/ : Pakaian tipis memudahkan mengurangi panas melalui evaporasi.
3. Diagnosa 3 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan penumpukan secret. Intervensi : 1. Bersihkan secret/suction bila terjadi penumpukan secret R/ : Adanya secret dapat menyumbat saluran nafas dan menganggu pernafasan sehingga harus dikeluarkan. 2. Pertahankan intake cairan yang adekuat R/ : Cairan yang adekuat dapat membuat secret lebih encer sehingga dapat menyumbat saluran nafas. 3. Observasi suara nafas R/ : Adanya sekret dapat menimbulkan ronchi, irama nafas tak teratur, frekuensi meningkat. 4. Kolaborasi dengan tim medis R/ : Antibiotik dapat membunuh kuman penyebab infeksi. 4. Diagnosa 4 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan sehubungan dengan intake yang tidak adekuat. Intervensi : 1. Berikan makan minum dalam porsi kecil tapi sering R/ : Kapasitas lambung bayi sedikit sehingga terus diberikan sedikit demi sedikit agar kebutuhan nutrisi tetapi tercukupi. 2. Timbang BB tiap hari R/ : Mengetahui perkembangan bayi sehingga dapat menentukan intervensi. 3. Obervasi tanda-tanda kekurangan nutrisi R/ : Mengetahui perkembangan untuk menentukan intervensi. 4. Kolaborasi dengan tim medis - Pemasangan sonde R/ : Sonde memasukkan makanan sehingga tetap tercukup karena bayi malas minum.
IV. PELAKSANAAN Prinsip pelaksanaan pada sepsis neonatorum 1. Mempertahankan nutrisi adekuat 2. Mempertahankan keefektifan bersihan jalan nafas 3. Mempertahankan keefektifan termoregulasi 4. Mempertahankan keseimbangan cairan 5. Mempertahankan integritas kulit 6. Memberi informasi kepada orang tentang proses penyakit dan tindakan yang harus dilakukan
V. EVALUASI ukur pencapaian tujuan andingkan data yang terkumpul dengan kriteria hasil Diposkan oleh prasetyo di 07.30 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Label: asuhan keperawatan Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
2013 (8) o April (6) o Maret (2) ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA ASUHAN KEPERAWATAN SEPSIS NEONATORUM 2011 (1)