Anda di halaman 1dari 33

GURBERNUR KALIMANTAN TIMUR

KEPUTUSAN GURBERNUR KALIMANTAN TIMUR


NOMOR 26 TAHUN 2002
TENTANG

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA DALAM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR GUBERNUR KALIMANTAN TlMUR,

Menirnbang : a.

bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup clan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan pengendalia."l terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan; bahwa kegiatan industri mcmpunyai potensi menimbulkan pencernaran lingkungan hidup. oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan rnenetapkan Baku Mutu Limbah Cair bahwa untuk melaksanaka pengendalian pencemaran air, sebagairnana tersebut diatas, dipandang perlu diatur lebih lanjut tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dan usaha lainnya dalam Propinsi Kalimantan Timur dimaksud, dengan menetapkannya dalarn Keputusan Gubemur Kalimantan Tirnur. Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonnantie) Tahun 1926, Stbl Nomor 226. setelah diubah dan ditambah terakhir dengan Stbl. 1940 Nomor 14 dan Nomor 450; Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Otonomi Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Nomor 65 Tahun 1956; Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106); Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65; Tambahan Lembaran Negara Nornor 3046); Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nornor 22; Tambahan Lembaran Negara Nomor 1257); Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);

b.

c.

Mengingat :

1. 2.

3. 4. 5.

6. 7. 8. 9.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68 : Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran I. Negara Tahun 1991 Nomor 44; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59 ; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838 ); 12. Keputusan Presiden Nomor : 165/M Tahun 1998; Pengangkatan Suwarna AF. sebagai Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur; 13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MenLH/1995 tentang Baku mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri; 14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-52/MenLH/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel; 15.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09/MENLH/4/I997 tentang Perubahan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1996; 16. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 02 I Tahun 1992 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Kalimantan Timur (Lembaran Daerah Seri D Nomor 148 Tahun 1992); 17. Surat Keputusan Gubenur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 339 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Lingkungan Kalimantan Timur;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG BAKU MUTU LIMBAH .CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNY A DALAM PROPINSI KALIMANT AN TIMUR.

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Menteri adalah Menteri Negara Lingkungan Hidup; 2. Gubenur adalah Gubenur Kalimantan Timur; 3. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, terrnasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri; 4. Kegiatan usaha lainnya adalah kegiatan ekonomi di luar kegiatan industri yaitu kegiatan ekonomi lainnya yang dalarn melaksanakan usahanya menghasilkan limbah cair; 5. Baku Mutu Limbah Cair Industri adalah batas maksimum kadar, beban dan debit limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 5. Limbah Cair adalah limbah dalarn wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri atau kegiatan usaha lainnya yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. 6. Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemaran; 7. Debit maksimum adalah debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 8. Kadar Maksimum adalah kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 9. Beban Pencemaran Maksimum adalah beban tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang kelingkungan. 10. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya mahkluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. 11. Daya tampung beban pencemaran adalah kemarnpuan air pada sumber air penerima untuk Imenerima beban pencemaran tanpa mengakibatkan turunnya kualitas air sehingga melewati baku mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya.

BAB II BAKU MUTU LIMBAH CAIR


Pasal 2 (1) Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri dan usaha lainnya di Propinsi Kalimantan Timur sebagaimana tersebut dalam lampiran I yang meliputi : 1. Soda kostik/klor adalah jenis sebagaimana tersebut dalam lampiran 1.1 2. Pelapisan logam adalah sebagai ffiana tersebut dalam Lampiran 1.2 3. Penyamakan kulit adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.3 4. Minyak Sawit adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.4 5. Pulp dan kertas adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.5 6. Karet adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.6 7. Gula adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.7 8. Tapioka adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.8 9. Tekstil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.9 10. Pupuk urea/nitrogen adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.10 11. Ethanol adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.11 12. Methanol adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran 1.12 13. Melamine adalah sebagaimana tersebut dalam 1ampiran 1.13 14. Mono Sodium Glutamate (MSG) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.14 15. Kayu Lapis adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.15 16. Medium Density Fiberboard adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.16 17. Susu, makanan yang terbuat dari susu .adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.17 18. Minuman ringan adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.18 19. Sabun, detergen dan produk-produk minyak nabati adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1 20. Bir adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.20 21. Baterai kering adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.21 22. Cat adalah sebagaimana tersebut dalarn Lampiran 1.22 23. Farrnasi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.23 24. Pestisida adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.24 25. Hotel ada1ah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.25 26. Lem kayu lapis ada1ah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.26 2 27. Kegiatan Rurnah Sakit sebagaimana tersebut dalam lampiran 1.27 28. Kegiatan Explorasi dan Produksi Migas sebagaimana lampiran 1.28 29. Kegiatan pengilangan Minyak Bumi sebagaimana 1ampiran 1.29; 30. Kegiatan pengilangan LNG dan LPG terpadu sebagaimana lampiran 1.30 31. Kegiatan Instalasi, Depot dan Terminal Minyak sebagaimana 1ampiran 1.31 32. Kegiatan Pertambangan Batu Bara 1ampiran 1.32 33. Kegiatan pembuatan Tahu, Kecap dan Tempe Lampiran 1.33 34. Kegiatan Perternakan Sapi Perah dan Babi Lampiran 1.34 35. Kegiatan Rumah Potong Hewan Lampiran 1.35 36. Kegiatan Cold Storage Lampiran 1.36 37. Kegiatan Rurnah Tangga dan Komunal Lampiran 1.37

(2)

Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-jenis industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan berdasarkan beban pencemaran dan kadar, kecuali jenis industri farmasi dan industri pestisida formulasi pengemasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir 21 clan butir 22, ditetapkan berdasarkan kadar; Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini adalah merupakan standar untuk menentukan batas maksimal dari kualitas limbah cair yang dibuang ke lingkungan perairan ataupun laut; Perhitungan tentang debit limbah cair maksimum dan beban pencemaran maksimum adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Keputusan ini; Bagi kegiatan yang belum ditentukan baku mutu limbah caimya serta penambahan parameter lain diluar parameter yang telah ditentukan pada pasal 2 ayat (1) maka berlaku baku mutu lampiran II, penentuan golongan limbah dan parameter yang harus diukur ditentukan oleh Gubemur berdasarkan karakteristik limbah cair dari kegiatan tersebut serta mempertimbangkan peruntukan badan air penerima serta daya tampung badan air penerima. Baku mutu limbah cair sebagaimana di maksud dalam ayat (1), berlaku untuk limbah yang dibuang secara kontinyu, maupun limbah yang tidak dibuang secara kontinyu (batch); Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditinjau secara berkala sekurang - kurangnya sekali dalam lima tahun.

(3)

(4) (5)

(6) (7)

Pasal 3 Apabila analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan industri mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dari Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1), maka untuk kegiatan industri tersebut ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana yang dipersyaratkan oleh analisis mengenai dampak lingkungan. Pasal 4 Setiap penanggung jawab kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan ini wajib : a) melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan; b) membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup atau kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan; c) memasang alat ukur debit atau alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut; d) tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair; e) memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut da1am Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan atau ditentukan secara khusus dalam lampiran setiap jenis industri; f) memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan; g) melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya;

Pasa1 5 1) Semua industri atau kegiatan usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) di Kalimantan Timur dilarang membuang limbah cair sebelum mendapatkan izin terlebih dahulu dari Bupati atau Walikota; 2) Izin pembuangan limbah cair diberikan oleh Bupati atau Walikota atas permohonan penanggung jawab industri atau kegiatan usaha yang bersangkuran setelah memenuhi syarat - syarat dan ketentuan yang berlaku; 3) Pemegang ijin wajib mengikuti ketentuan - ketentuan yang diisyaratkan dan telah ditetapkan dalam kaitan dengan Baku mutu limbah Cair sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 keputusan ini; 4) Dalam memberikan izin pembuangan limbah cair ditetapkan kadar maksimum bagi setiap parameter dan beban limbah cair yang tidak boleh di lampaui dengan memperhitungkan kemampuan daya dukung sumber air penerima limbah serta tidak mengakibatkan penurunan kualitas sumber air sesuai dengan peruntukannya; 5) Bagi industri atau kegiatan yang telah menerapkan proses reuse dan recycle sehingga tidak ada lagi limbah cair yang dibuang (zero discharge) tidak diwajibkan memiliki izin pembuangan limbah cair; 6) Penilaian dan pembuktian terhadap kebenaran telah di1akukannya reuse dan recycle sehingga tidak ada lagi limbah cair yang dibuang (zero discharge) oleh suatu industri atau kegiatan usaha lainya dilakukan oleh tim yang terdiri dari perwakilan Bapedalda Propinsi, Bapedalda I Kabupaten / Kota serta instansi teknis yang membidangi jenis industri atau suatu kegiatan. 7) Penetapan beban limbah cair maksirnum tersebut pada ayat (I) pasal ini didasarkan pada produksi bulanan senyatanya dari industri atau kegiatan usaha yang bersangkutan; 8) Perhitungan beban limbah cair maksimum dan beban pencemaran maksimum ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III keputusan ini. 9) Metode analisis yang dicantumkan untuk setiap parameter adalah metode analisis minimal, metode ana1isis yang lebih canggih dapat digunakan dengan menyebutkan metode analisisnya.

h) .Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair produksi bulanan senyatanya sebagaimana dimaksud dalam huruf c, e, g sekurang-kurangnya satu bulan sekali kepada MenLH, Bapedalda Propinsi, Bapedalda Kabupaten I Kota, atau Dinas Lingkungan dan instansi teknis yang membidangi industri, dan instansi lain .yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III PENGAWASAN


Pasal 6 1) Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah, Gubernur / Bupati / Walikota dapat melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang limbah cair. 2) Untuk rnelakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur /Bupati / Walikota dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. Pasa1 7 1) Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil contoh air limbah, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi serta meminta keterangan dari Pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan/atau kegiatan. 2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dimintai keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)," wajib memenuhi permintaan petugas pengawas sesuai dengan ketentuan peraruran perundang undangan yang berlaku. 3) Setiap pengawas wajib memperhatikan surat tugas danIatau tanda pengenal serta wajib memperhatikan situasi dan kondisi tempat pengawasan tersebut. Pasal 8 Setiap penanggung jawab usaha danIatau kegiatan wajib : a) mengizinkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya clan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut; b) memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas; c) memberikan dokumen dan/atau data yang diperlukan.oleh pengawas d) mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambllan contoh air dan/atau lainnya yang diperlukan pengawas; dan e) mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan gambar dan/atau melakukan pemotretan di lokasi kerjanya.

BAB IV

KETENTUA N LAIN - LAIN


Pasal 9 Bagi kegiatan industri Dan usaha lainnya yang melebihi Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana diatur dalarn Keputusan ini, dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Gubenur Nomor 19 tahun 1997 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dan usaha lainnya dalam Propinsi Daerah Tingkar I Kalimantan Timur dinyatakan tidak berlaku .

BAB V KETENTUAN PENUTUP


Pasal ll Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang rnengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Timur. Ditetapkan di Samarinda Pada tanggal 30 Juli 2002 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

SUWARNA A.FI Diundangkan di Samarinda pada tanggal 30 Juli 2002 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI KALIMANTAN TIMUR,

H. SYAIFUL TETENG
LEMBARAN DAERAH PROFINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2002 NOMOR 18

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menteri Dalam Negeri di Jakarta; Menteri Negara Lingkungan Hidup di Jakarta ; Ketua DPRD Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda; Kepala Badan Pengawas Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda ; Bupati Walikotamadya se Kalimantan Timur; Kepala Bapedalda Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda; Kepala Bapedalda Kabupaten dan Kota se KalimantanTimur; Karo Humas Setda Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA DALAM

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR


1.

BAKU MUTU L1MBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SODA KOSTIK / KHLOR SODA KOSTIK BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 25 0.075 0,5 0.0015 1,0 0.003 0,8 0.0024 1,0 0.003 0,5 0.0015 1,2 0.0036 0,004 0.00012 6,0 9,0 3,0 per ton produk soda kostik KHLOR BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 0.085 0.0017 0.0034 0.0272 0.0034 0.0017 0.0408 0.0000136

PARAMETER TSS CI2 tersisa (Khlor) Tembaga (Cu) Timbal (Pb) Seng (Zn) Krom Total (Cr) Nikel (Ni) Raksa (Hg) pH Debit Limbah Maksimum

KADAR MAKSIMUM (mg/l)

METODE ANALISIS

Gravimetri Kolorimetri AAS AAS AAS AAS AAS AAS Elektrometri 3 3,4 m per ton CI2

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan da1am kilogram.parameter per ton produk soda kostik atau Khlor. 2. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRl PELAP/SAN LOGAM

PARAMETER TSS Sianida Total (CN) tersisa Krom Total (Cr) Krom Heksavalen (Cr-6) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Nikel (Ni) Kadmium (Cd) Timbal (Pb) Ph Debit Limbah Maksimum

KADAR MAKSIMUM (mg/l) 20 0,2 0,5 0,1 0,6 1,0 1,0 0,05 0,1

BEBAN PENCEMARAN METODE MAKSIMUM ANALISIS (kg/m2) 0,040 Gravimetri 0,004 Kolorimetri 0,010 AAS 0,002 Kolorimetri 0,012 AAS 0,020 AAS 0,020 AAS 0,001 AAS 0,002 AAS 6,0 9,0 Elektrometri 2 20 L per m produk pelapisan logam

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per m 2 produk pelapisan logam. .

3.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRJ PENYAMAKAN KULIT Proses Penyamakan Menggunakan Krom KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN (mg/l) MAKSIMUM (kg/ton) 50 2,0 110 4,4 60 2,4 0,060 0,024 50 0,20 10 0,40 0,5 0,02 0,8 0,032 6,0 9,0 40 m3 / ton bahan baku Proses Penyamakan Menggunakan Daun daun KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARA (mg/l) N MAKSIMUM (kg/ton) 70 2,8 180 7,2 50 2,0 0,010 0,004 5,0 0,20 15 0,60 0,50 0,02 0,50 0,02 6,0 9,0 40 m3 / ton bahan baku

PARAMETER

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri AAS Kolormetri Tetrimetri AAS Kolorimetri Elektrometri

BOD5 COD TSS Krom Total (Cr) Minyak dan Lemak Nitrogen Total (sebagai N) Amonia Total (sebagai NH3-N) Sulfida (sebagai H2S) PH Debit Limbah Maksimum

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah 2. Beban pencemran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg per ton bahan baku (penggaraman kulit mentah 4. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUTRI MINYAK SAWIT

PARAMETER BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Nitrogen Total (sebagai N) PH Debit Limbah Maksimum

KADAR MAKSIMUM (mg/l) 100 350 250 25 50


3

BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 0,25 0,88 0,63 0,063 0,125

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri Kolorimetrik Titrimetri Elektrometri

6,0 9,0 2,5 m / ton prouk minyak sawit (CPO)

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per lite air limbah 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di ata dinyatakan dalam kg parameter per ton produk minyak sawit (CPO) 3. Nitrogen Total adalah jumlah N organik + Amonia Total + NO 3 + NO2

5.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PULP KERTAS . PARAMETER COD Kadar Mak. (mg/l) Beban Pencemaran Mak. (kg/ton) 29,75 28,5 10,0 7,2 14,0 24,0 18,0 10,0 7,0 17,5 5,6 Kadar Mak. (mg/l)

BDO5 PROSES PRODUK DEBIT (m3/ton) Kadar Mak. (mg/l) 100 100 75 50 100 100 100 100 90 60 75 Beban Pencemaran Mak. (kg/ton) 8,5 9,5 3,75 3,0 7,0 8,0 6,0 5,0 3,6 10,5 2,6

TSS Beban Pencemaran Mak. (kg/ton) 8,5 9,5 3,0 4,5 7,0 8,0 6,0 5,0 3,2 7,8 2,8

A. PULP Kraf Dikelantang Pulp Larut Kraf yg tidak dikelantang Mekanik (CMP dan Groundwood) Semi Kimia Pulp Soda De-ink Pulp (dari kertas bekas) KERTAS Halus Kasar Karet Kertas lain yang dikelantang PH

85 95 50 60 70 80 60 50 40 175 35

350 300 200 120 200 300 300 200 175 100 160 6,0 9,0

100 100 60 75 100 100 100 100 80 45 80

Catatan : Penjelasan kategori proses di atas diberikan sebagai berikut : A. PULP 1. Proses kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah produksi pulp yang menggunakan cairan pemasok natrium yang alkalis dan natrium sulfida. Proses kraft yang dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas kasar lain yang berwarna. Pengelantangan adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti dengan ektraksi alkali untuk menghilangkan warna dari pulp, untuk suatu rentang produk kertas yang lengkap. 2. Proses pulp larut adalah produk pulp putih dan sangat murni dengan menggunakan pemasangan kimiawi yang kuat. Pulpnya digunakan untuk pembuatan rayon dan produk lain yang mensyaratkan hampir tidak mengandung lignin. 3. Proses groundwood adalah penggunaan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan menggunakan gerinda atau penghalus (refiners) dari batu. CMP (proses Pembuatan pulp kimia mekanis) menggunakan cairan pemasak kimia untuk memasak kayu secara parsial sebelum pemisahan serat secara mekanik. TMP (proses pembuatan pulp termo-mekanis) merupakan pemasakan singkat dengan menggunakan kukus dan kadang-kadang bahan kimia pemasak, sebelum tahap mekanis. 4. Proses semi kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulfic netral tanpa penggelantangan untuk menghasilkan produk kasar untuk lapisan dalam karton gelombang berwarna coklat. 5. Proses soda adalah produksi pulp menggunakan cairan pemasok natrium hidroksida yang sangat alkalis. 6. Proses penghilangan tinta (De-ink) merupakan salah satu proses pembuatan kertas yang menggunakan kertas bekas yang didaur ulang melalui proses penghilangan tinta dengan kondisi alkali clan kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp sekunder, sering kali berkaitan dengan proses konvensional. B. KERTAS 1. Kertas halus berarti produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak dan kertas tulis. 2. Kertas kasar berarti produksi kertas kasar berwarna coklat, seperti linerboard, kertas karton berwarna coklat atau karton. 3. Kertas lain berarti produksi kertas yang dikelantang selain yang tercantum dalam golongan halus, seperti kertas koran.

C.METODE ANALISA BOD =Winkler 6. COD =Tetrimetri TSS = Gravimetri pH = Elektrometri

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDL!STRI KARET LATEKS PEKAT BEBAN KADAR PENCEMARAN MAKSIMUM MAKSIMUM (mg/l) (kg/ton) 100 4 250 10 100 4 15 0,6 25 1,0 KARET BENTUK KERING BEBAN KADAR PENCEMARAN MAKSIMUM MAKSIMUM (mg/l) (kg/ton) 60 2,4 200 8 100 4 5 0,2 10 0,4

PARAMETER

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri AAS Terimetri Elektrometri

BOD5 COD TSS Amonia Total (sebagai NH3-N) Nitrogen Total (sebagai N) PH

6,0 9,0 40 m3 per ton karet

6,0 9,0 40 m3 per ton produksi karet

Catatan: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk karet kering atau lateks pekat. 3. Nitrogen Tota1 adalah jumlah N organik + Amonia Total + NO 3 +NO2. 7. BAKU MUTU LIMBAH. CAIR UNTUK.INDUSTRI GULA PARAMETER BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Sulfida (sebagai H2S) PH Debit Limbah Maksimum KADAR BEBAN PECEMARAN MAKSIMUM (mg/l) MAKSIMUM (kg/ton) 60 0,3 100 0,5 50 0,25 5 0,025 0,5 0,0025 6,0 9,0 3 5,0 m per ton produk gula METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri Kolorimetri Kolorimetri Elektrometri

Catatan: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk gula. 3. Debit limbah cair maksimum tidak termasuk air injeksi dan air pendingin.

8.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TAPIOKA KADAR MAKSIMUM (mg/l) BEBAN PERENCANAAN MAKSIMUM (kg/ton) 150 4,5 300 9 100 3 0,3 0,009 6,0 9,0 3 30 m per ton produk tapioka

PARAMETER BOD5 COD TSS Sianida (CN) PH Debit limbah maksimum

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri Kolorimetri Elektrometri

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air lirnbah. 2. Beban pencemaran maksirnum untuk setiap parameter pada. tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk tapioka. 9. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TEKSTIL BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) Pencuci PerekatPengikisan Pemuc Pencelu an kapas, an Pemasakan, atan Merseris pan Pemitalan (sizing) (Klering, (Bleac asi (Dyeing Penenun Desizin Scouring) hing) ) an g 0,42 0,6 1,44 1,08 0,9 1,2 1,05 1,5 3,6 2,7 2,25 3,0 0,35 0,5 1,2 0,9 0,75 1,0 0,004 0,005 0,012 0,009 0,008 0,01 0,056 0,08 0,192 0,144 0,12 0,02 0,16

PARA METE R BOD5 COD TSS Fenol Total Krom Total (Cr) Amonia Total (NH3N) Sulfida (sebagai H2S) Minyak dan Lemak PH

KADA R MAKS. (mg/l) 60 150 50 0,5 1,0 8,0

Tekstil Terpad u 6 15 5 0,05 0,1 0,8

Penceta kan (printi ng) 0,36 0,9 0,3 0,003 0,006 0,002

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri Kolorimetri AAS AAS

0,3 3,0

0,03 0,3

0,002 0,021

0,003 0,03

0,007 0,07

0,005 0,54

0,005 0,045

0,006 0,06

0,002 0,018

Tetrimetri Kolorimetri

6,0 9,0 100 7 10 24 18 15 20 6

Elektrometr i

Debit Limbah maksimum (m3/ton produk)

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada. tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk tekstil.

10.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK . PUPUK NITROGEN LAIN BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 3,0 3,0 0,30 1,50 2,25 6,0 9,0 3 15 m per ton produk

PUPUK UREA PARAMETER BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 3,0 1,5 0,3 0,75 1,5 6,0 9,0 3 15 m per ton produk

AMONIAK BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 0,30 0,15 0,03 0,30

COD TSS Minyak dan Lemak Amonia Total (sebagai NH3-N) TKN PH* Debit limbah maksimum

6,0 9,0 15 m per ton produk


3

Catatan: 1. Pengukuran beban limbah cair dilakukan pada satu saluran pembuangan akhir. 2. Beban limbah cair (kg/ton produk) = Konsentrasi tiap parameter x debit limbah, 3. Beban limbah cair industri amoniak, berlaku pula untuk industri pupuk urea dan pupuk nitrogen lain yang memproduksi kelebihan amoniak. 4. Nilai pH diberikan toleransi = 0,5 dari standar yang ditetapkan dengan beban pencemaran untuk NH 3-N tidak boleh dilampaui Batas penggunaan toleransi adalah 5 tahun sejak keputusan ini ditetapkan.

11.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRl ETHANOL


BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 1,5 4,5 1,5 0,0075

PARAMETER BOD5 COD TSS Sulfida (sebagai H2S) PH

KADAR MAKSIMUM (mg/l) 100 300 100 0,5 6,0 9,0


3

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri Tetrimetri Elektrometri

Debit limbah maksimum

15 m per ton produk ethanol

Catatan: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton I produk ethanol,

12.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI METHANOL KADAR MAKSIMUM (mg/l) BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 100 0,5 200 1 150 0,75 100 0,5 10 0,05 6,0 9,0 5 m3 per ton produk methanol

PARAMETER BOD5 COD TSS Methanol Minyak dan Lemak pH Debit Limbah Maksimum

METODE ANALISA Winkler Tetrimetri Gravimetri Gas Chromatografi Gravimetri Elektrometri

Catatan : 1. kadar maksimum untuk setlap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk methanol. 13. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRl MELAMIN KADAR MAKSIMUM (mg/l) 200 200 10 75 150
3

PARAMETER COD TSS Minyak dan Lemak Amoniak Total (sebagai NH3-N) TKN pH Debit Limbah Maksimum

BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 1 1 0,05 0,375 0,75

METODE ANALISA Tetrimetri Gravimetri Gravimetri Nesler /Indofenol Blue Tetrimetri Elektrometri

6,0 9,0 5 m per ton produk melamin

Catatan: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk

melamine.

14.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MONO SODIUM GLUTAMATE (MSG) KADAR MAKSIMUM (mg/l) BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 80 9,6 150 18,0 100 12,0 6,0 9,0 120 m3 per ton produk MSG METODE ANALISA Winkler Tetrimetri Gravimetri Elektrometri

PARAMETER BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk MSG. 15. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRJ KAYU L4PIS PARAMETER KADAR MAKSIMUM (mg/l) 100 125 150 10 0,25 4 BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 0,03 0,045 0,03 0,003 0,000075 0,0012 METODE ANALISA

BOD5 COD TSS Formaldehide Fenol Amonia Total (sebagai NH3-N) pH Debit Limbah Maksimum

Winkler Tetrimetri Gravimetri Spektrofotometri Kolorimetri AAS Elektrometri

6,0 9,0 0,30 m per ton produk kayu lapis


3

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per m 3 produk kayu l lapisan 3. 1000 m2 produk = 3.6 m3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter.

16.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MEDIUM DENSITY FIBER BOARD BEBAN PENCEMAR AN MAKSIMUM (kg/ton) 22,5 37,5 15 1.5 0,08 1,2

PARAMETER

KADAR MAKSIMUM (mg/l) 75 125 150 5 0,25 4


3

METODE ANALISA

BOD5 COD TSS Formaldehide Fenol Amonia Total (sebagai NH3-N) Ph Debit Limbah Maksimum

6,0 9,0 0,30 m per ton produk MDF

Winkler Tetrimetri Gravimetri Spektrofotometri Spektrofotometri AAS Elektrometri

Cataran : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per m3 produk MDF. 17. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDU'STRI SUSU MAKANAN YANG TERBUAT DARI SUSU KADAR MAKSIMUM (mg/l) 40 100 50 BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM PABRIK SUSU PABRIK SUSU DASAR (kg/ton) DASAR (kg/ton) 0,08 0,06 0,20 0,15 0,10 0,075 6,0 9,0 6,0 9,0 2,0 L per kg total 1,5 per kg produk padatan susu METODE ANALISA Winkler Tetrimetri Gravimetri Elektrometri

PARAMETER BOD5 COD TSS Ph Debit Limbah Maksimum

Catatan : 1. Pabrik susu dasar menghasilkan susu cair dan krim, susu kental manis dan atau susu bubuk. 2. Pabrik terpadu : menghasilkan produk susu seperti keju, mentega dan es krim. 3. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas, dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 4. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton I total padaran susu atau produk susu.

18.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRl MINUAN RlNGAN BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/l) DENGAN DENGAN TANPA TANPA PENCUCIAN PENCUCIAN PENCUCIAN PENCUCIAN BOTOL DAN BOTOL DAN BOTOL DAN BOTOL DAN DENGAN DENGAN DENGAN DENGAN PEMBUATAN PEMBUATAN PEMBUATAN PEMBUATAN SIROP SIROP SIROP SIROP 175 140 85 60 105 84 51 36 21 17 10,2 7,2 6,0 9,0 3,5 L per L produk minuman 6,0 9,0 2,8 L per L produk minuman 6,0 9,0 1,7 L per L produk minuman 6,0 9,0 1,2 L per L produk minuman

PARAMET ER

KADAR MAKSIMUM (mg/l)

METODE ANALISA

BOD5 50 TSS 30 Minyak dan 6 Lemak Ph Debit Limbah Maksimum

Winkler Gravimetri Kolorimetri Elektrometri

Cataran: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per liter produk minuman ringan yang dihasilkan. 19. BAKU MUTU LMBAH CAIR UNTUK INDUSTR1 SABUN DETERGEN DAN PRODUK - PRODUK MINYAK NABATI KADAR MAKSIMUM (mg/l) 75 180 60 15 2 3 BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) MINYAK SABUN DETERGEN NABATI 0,60 1,88 0,075 1,44 0,48 0,120 0,016 0,024
3

PARAMETER BOD5 COD TSS

METODE ANALISA Winkler Tetrimetri Gravimetri Kolorimetri Kolorimetri Kolorimetri Elektrometri

4,50 1,50 0,375 0,05 0,075

0,180 0,06 0,015 0,002 0,003 1 m3 per ton produk detergen

Minyak dan Lemak Fospat ( PO4) MBAS PH Debit Limbah Maksimum

6,0 9,0 8 m per ton 25 m3 per ton produk sabun produk minyak nabati

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah, 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk sabun, minyak nabati dan detergen,

20.

BAKU MUTU L1MBAH CAIR UNTUK INDUSTRI BIR PARAMETER KADAR MAKSIMUM ( mg/l) BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ hektoliter) 40 24,0 100 60,0 40 24,0 6,0 9,0 6 hektoliter per hektoliter Bir METODE ANALISIS

BOD5 COD TSS Ph Debit Limbah Maksimum

Winkler Tetrimetri Gravimetri Elektrometri

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air lirnbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di alas dinyatakan dalam kilogram parameter per hektoliter Bir. 21. BAKU MUTU L1MBAH CAIR INDUTRI BATERAI KERING PARAMETER ALKALINE - MANGAN KADAR BEBAN MAKSIMUM (mg/l) PENC EMA RAN MAK SIMU M (mg/k g produ k) 8 12 2 3,0 0,2 0,01 0,3 0,06 0,4 0,3 0,015 0,45 0,09 0,6 KARBON - SENG KADAR BEBAN MAKSIMUM (mg/l) PENCEM ARAN MAKSIM UM (mg/kg produk) METODE ANALISIS

COD TSS NH3 Total Minyak dan Lemak Seng (Zn) Mercuri (Hg) Mangan (Mn) Krom (Cr) Nikel (Ni) Ph Debit Limbah Maksimum

15 10 1 4 0,3 0,01 0,01 -

3,75 2,5 0,25 1,0 0,075 0,0025 0,075 -

Tetrimetri Gravimetri AAS Kolorimetri AAS AAS AAS AAS AAS Elektrometri

6,0 9,0 1,51 per kg baterai

6,0 9,0 0,251 per kg baterai

Catatan: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per kg produk Baterai

22.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI.CAT PARAMETER KADAR MAKSIMUM (mg/l) BEBAN PENCEMAR AN MAKSIMUM (gram/m3) 40 25 0,005 0,50 0,15 0,40 0,10 0,20 0,04 0,10 5 METODE ANALISIS

BOD5 TSS Mercuri (Hg) Seng (Zn) Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Krom Heksavalen (Cr) Titanium (Ti) Kadmium (Cd) Fenol Minyak dan lemak PH Debit limbah maksimum

80 50 0,01 1,0 0,30 0,80 0,20 0,40 0,08 0,20 10

6,0 9,0 0,5 L per L produk cat water base Zero Desharge untuk cat solvent base

Winkler Gravimetri AAS AAS AAS AAS Kolorimetri AAS Kolorimetri Kolorimetri Elektrometri

Catatan : 1. Solvent-Based Cat hams Zero disharge: semua limbah cair yang dihasilkan harus ditampung atau diolah kembali dan tidak boleh dibuang di perairan umum. 2. Kadar maksimum unruk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 3. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada cabel di atas dinyatakan dalam gram parametr per m 3 produk Cat. 23. BAKU,MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI PROSES PEMBUATAN BAHAN FORMULA (mg/l) 100 300 100 30 1,0 6,0 9,0 FORMULASI (PENCAMPURAN) (mg/l) 75 150 75 6,0 9,0

PARAMETER BOD5 COD TSS Nitrogen Total (sebagai N) Fenol PH

METODE ANALISIS Winkler Tetrimetri Gravimetri Tetrimetri Kolorimetri Elektrometri

Catatan : Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.

24.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PESTISIDA PEBUATAN PESTISIDA TEKNIS PARAMETER KADAR MAKSIMUM (mg/l) BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton produk) 30 0,60 100 2,00 25 0,50 2 0,40 0,1 0,002 0,1 0,002 0,8 0,016 1,0 0,02 1,0 0,02 1,0 0,02 6,0 9,0 20 m3 per ton produk FORMULASI / PENGEMASAN KADAR MAKSIMUM (mg/l) 15 50 15 1,5 0,05 6,0 9,0 METODE ANALISA

BOD5 COD TSS Fenol Bensena Toluena Total CN Tembaga (Cu) Total NH3 Bahan Aktif Total Ph Debit limbah maksimum

Winkler Tetrimetri Gravimetri Kolorimetri Spekrofotometri Kolorimetri AAS AAS Elektrometri -

Catatan: 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalarn miligrarn parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton produk Pestisida. 25. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN HOTEL PARAMETER BOD5 COD TSS PH KADAR MAKSIMUM (mg/l) 100 150 100 6,0 9,0 METODE ANALISA Winkler Tetrimetri Gravimetri Elektrometri

Catatan : Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligrarn parameter per liter air limbah.

26.

BAKU MUTU LIMBAH CAlR UNTUK INDUSTRI LEM KAYU LAPIS KADAR MAKSIMUM (mg/l) 150 150 0,2 10 6,0 10 BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton produk 0,0075 0,0075 0,00001 0,0005 0,0003 0,0005 6,0 9,0 0,05 m3/ton produk lem

PARAMETER COD TSS Fenol Formaldehide Amonia Total (sebagai NH3-N) Minyak dan Lemak Ph Debit limbah maksimum

METODE ANALISA Tetrimetri Gravimetri Kolorimetri Spekrofotometri AAS Kolorimetri Elektrometri -

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton produksi Lem. 27. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGlATAN RUMAH SAK/T PARAMETER FISIKA Suhu KIMIA PH BOD5 COD TSS Amonia Bebas (NH3-N) Fospat Total (PO4) MIKROBOLOGIK MPN, Kuman Golongan Koli /100 ml RADIO AKTIVITAS 32 P 33 S 43 Ca 31 Cr 67 Ga 83 Sr 99 Mo 113 Sn 123 I 131 I 192 Ir 201 Ti KADAR MAKSIMUM 30C 6-9 50 mg/L 100 mg/L 100 mg/L 0,5 mg/L 2 mg/L 10000 7 x 102Bq/L 2 x 103Bq/L 3 x 102Bq/L 7 x 104Bq/L 1 x 103Bq/L 4 x 103Bq/L 7 x 103Bq/L 3 x 103Bq/L 1 x 101Bq/L 7 x 101Bq/L 1 x 104Bq/L 1 x 103Bq/L METODE ANALISA Elektrometri Elektrometri Winkler Tetrimetri Gravimetri AAS Kolorimetri Pencacahan Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter Geiger Counter

Catatan: Bagi Rumah Sakit yang tidak menggunakan bahan radioaktif dalam pengobatan atau kegiatan operasional lainnya, maka parameter radioaktif tidak diberlakukan

28.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGlATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS PARAMETER COD Minyak dan Lemak Sulfida (sebagai H2S) Amonia (sebagai NH3-N) Phenol Temperatur pH KADAR MAKSIMUM (mg/L) DARAT PESISIR LAUT 200 25 50 60 0,5 1 5 10 2 45 6-9 METODE ANALISA Tetrimetrik Gravimetri Kolorimetri Kolorimetri Spektrofluorimetrik Elektrometri Elektrometri

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram per liter air limbah. 2. Darat : Daerah yang tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut. 3. Pesisir: Daerah yang terpengaruh oleh pasang surut hingga batas 3 meter kedalarnan pasang surut terendah, termasuk daerah estuari. 4. Laut : Daerah mulai 3 m kedalarnan saat surut terendah. 29. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGlLANGAN MINYAK BUM1 KADAR MAKSIMUM (mg/L) 100 200 25 1 10 1 BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton produk 100 200 25 1 10 1

PARAMETER BOD5 COD Minyak dan Lemak Sulfida terlarut Amonia (sebagai NH3-N) Phenol Total Temperatur PH Debit limbah maksimum

METODE ANALISA Winkler Tetrimetri Kolorimetri Kolorimetri AAS Spekrofotometri Elektrometri Elektrometri

45C 6,0 9,0 1000 m3 per 1000 m3 bahan baku minyak

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalarn kilogram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas. dinyatakan dalam kilogram parameter per m 3 bahan baku Minyak.

30.

BAKU MUTU LIMBAH CAlR BAGI KEGlATAN PENGILANGAN LNG DAN LPG TERPADU'. KADAR MAXIMUM UNIT INSTALASI LIMBAH AIR PENGELOHAN AIR PENDINGIN LIMBAH KILANG 69 6 9 **) 25 25 2 2 0,005 0,1 150 300 45 *) -

PARAMETER PH Minyak mineral Khlorine bebas (Cl2) Raksa (Hg++) Sulfida (H2S) BOD5 COD Temperatur

SATUAN

METODE ANALISA Elektrometri Gravimetri Colorimetri AAS Titrimetri Winkler Oven Refluks Elektrometri

Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L C

Catatan: *) Temperarur maksimum di Muara Kanal dan diukur pada kedalaman 0 - 1 m dari permukaan pada saat surut. **) Terrnasuk limbah dari netralisasi. 31. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INSTALASI DEPOT DAN TERMINAL MINYAK PARAMETER Minyak dan lemak PH SATUAN Mg/L 6,0 9,0 KADAR MAKSIMUM 25 METODE ANALISA Kolorimetri Elektrometri

Catatan: Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per lite air limbah. 32 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI PERTMBANGAN BATU BARA a. Dari proses pencucian batubara PARAMETER TSS Besi Total (Fe) Mangan Total (Mn) PH Debit limbah cair maksimum KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) (mg/L) 300 0,6 10 0,02 5 0,1 6,0 9,0 2 m3 per ton batu bara METODE ANALISA Gravimetri AAS AAS Elektrometri

b. Dari surface run off atau lubang tambang PARAMETER TSS Besi Total (Fe) Mangan Total (Mn) PH KADAR MAKSIMUM (mg/L) 400 10 5 6,0 9,0 METODE ANALISA Gravimetri AAS AAS Elektrometri

Catatan: 1. Bila nilai TSS terlampaui yang disebabkan pengaruh alam (hujan) maka perusahaan wajib memberikan penjelasan / keterangan yang disertai data curah hujan. 2. Pemantauan / sampling minimum dilakukan 2 kali per minggu untuk parameter TSS. 3. Parameter pH harus diukur setiap hari. 4. Parameter Fe dan Mn harus diukur minimal setiap bulan.

33.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN INDUSTRJ TAHU DAN KECAP/TEMPE . KADAR MAKSIMUM (mg/L) 150 300 100 6,0 9,0 Tahu 20 m3 / ton kedelai BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton kedelai) Tahu Tempe/Kecap 3 1,5 6 3,0 2 1,0 Kecap / Tempe 10 m3 / ton kedelai

PARAMETER BOD5 COD TSS pH Debit limbah maksimum per satuan bahan baku 34.

METODE ANALISA Winkler Tetrimetrik Gravimetrik Elektrometrik

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN PETERNAKAN SAPI PERAH DAN BABI PARAMETER BOD5 COD TSS NH3-N Sulfida (H2S) PH Debit limbah maksimum per satuan produk KADAR MAKSIMUM (mg/L) 100 200 100 1 0,06 Sapi dewasa 1 m3 / hari BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton ) Sapi Babi 100 50 200 100 100 50 1 0,5 0,06 0,03 6,0 9,0 Babi dewasa 0,5 m3 / hari METODE ANALISA Winkler Tetrimetrik Gravimetrik AAS Kolorimetri Elektrometri

35.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH) PARAMETER BOD5 COD TSS Minyak dan lemak NH3-N PH Debit limbah maksimum per satuan bahan baku KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton ) (mg/L) 100 0,35 250 0,875 100 0,35 25 0,0875 25 0,0875 6,0 9,0 3,5 m3 / ton berat hidup METODE ANALISA Winkler Tetrimetrik Gravimetrik Kolorimetri AAS Elektrometri

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton. 3. RPH juga termasuk tempat pemotongan hewan

36.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN COLD STORAGE KADAR MAKSIMUM (mg/L) BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton ) 100 5 200 10 100 5 30 1,5 6,0 9,0 50 m3 / ton Bahan baku

PARAMETER BOD5 COD TSS Minyak dan lemak PH Debit limbah maksimum per satuan bahan baku 37.

METODE ANALISA Winkler Tetrimetrik Gravimetrik Kolorimetri Elektrometri

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN RUMAH TANGGA DAN KOMUNAL

PARAMETER BOD5 COD TSS NH3-N PH

KADAR MAKSIMUM (mg/L) 100 150 150 10 6,0 9,0 METODE ANALISA Winkler Tetrimetrik Gravimetrik AAS Elektrometri

Caratan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Limbah cair domestik dari suatu industri termasuk dalam kategori limbah cair komunal.

Samarinda, 30 Juli 2002 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

SUWARNA A.F

- 15 28. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGlATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS KADAR MAKSIMUM (mg/L) PARAMETER COD Minyak dan lemak Sulfida (sebagai H2S) Amonia (sebagai NH3-N) Phenol Temperatur pH DARAT 200 25 0,5 5 2 45 6-9 PESISIR 50 1 10 LAUT 60 METODE ANALISA Tetrimetrik Gravimetri Kolorimetri Biru Indofenol Spektrofluorimetrik Elektrometri Elektrometri

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada. tabel di atas dinyatakan dalam miligram per liter air limbah. 2. Darat: Daerah yang tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut. 3. Pesisir: Daerah yang terpengaruh oleh pasang surut hingga batas 3 meter kedalaman saat surut terendah, termasuk daerah estuari. 4. Laut : Daerah mulai 3 m kedalaman saat surut terendah. 29. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGILANGAN MINYAK BUMI PARAMETER BOD5 COD Minyak dan Lemak Sulfida terlarut Amonia (sebagai NH3-N) Phenol Total Temperatur PH Debit limbah maksimum KADAR MAKSIMUM (mg/L) 100 200 25 1 10 1 BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton ) 100 200 25 1 10 1 45C 6,0 9,0 1000 m3 per 1000 m3 bahan baku minyak METODE ANALISA Winkler Tetrimetrik Kolorimetri Kolorimetri AAS Spekrofotometri Elektrometri Elektrometri

Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada Label diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk seriap parameter pada Label diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per m 3 bahan baku Minyak.

LAMPIRAN II

: KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA DALAM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAKU MUTU LIMBAH CAIR NO 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 PARAMETER FISIKA Temperatur Zat padat terlarut Zat padat tersuspensi KIMIA PH Besi terlarut (Fe) Mangan terlarut (Mn) Barium (Ba) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Krom Heksavalen (Cr+6) Krom Total (Cr) Cadimum (Cd) Raksa (Hg) Timbal (Pb) Stanum (Sn) Arsen (As) Selenum (Se) Nikel (Ni) Koblat (Co) Sianida (CN) Sulfida (H2S) Fluorida (F) Klorin bebas (CI2) Amoniak bebas (NH3-N) Nitrat (NO3-N) Nitrit (NO2-N) BOD5 COD Senyawa aktif biru metilen Fenol Minyak nabati Minyak mineral Radioaktifitas **) SATUAN Der. C Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L GOLONGAN BAKU LIMBAH CAIR I II 38 2000 200 6,0 sampai 9,0 5 2 2 2 5 0,1 0,5 0,05 0,002 0,1 2 0,1 0,05 0,2 0,4 0,05 0,05 2 1 1 20 1 50 100 5 0,5 5 10 10 5 3 3 10 0,5 1 0,1 0,005 1 3 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,1 3 2 5 30 3 150 300 10 1 10 50 40 4000 400

Catatan : 1) Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut kadar parameter limbah tidak diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air yang secara langsung diambil dari sumber air. Kadar parameter limbah tersebut adalah kadar maksimum yang di perbolehkan. 2) Kadar radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku. 3) Golongan baku mutu limbah cair golongan I digunakan untuk limbah cair yang dibuang pada perairan kelas I dan II sedangkan golongan II digunakan untuk limbah cair yang dibuang keperairan kelas III clan IV Samarinda, 30 juli 2002 GURBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

H. SUWARNA. AF

LAMPIRAN III:

KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMAN TIMUR. NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA DALAM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------PENJELASAN TENTANG PERHITUNGAN DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM DAN BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM UNTUK MENENTUKAN MUTU LIMBAH CAIR.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Debit Limbah Cair Maksimum Penetapan baku mutu limbah cair pada pembuangan limbah cair melalui penerapan debit lirnbah cair maksimum, sebagaimana tercantum dalan Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 untuk masing-masing jenis industri, didasarkan pada tingkat produksi bulanan yang sebenamya. Untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut :

DM = Dm X Pb
Keterangan: DM Dm Pb = Debit limbah cair maksimum yang dibolehkan bagi setiap jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam m3/bulan. = Debit limbah cair maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Lampiran I.l s/d Lampuan 1.36 yang sesuai dengan jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam m 3 limbah cair per satuan produk. = Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai dengan yang tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran I.36d untuk jenis industri yang bersangkutan.

Debit limbah cair yang sebenamya dihitung dengan cara sebagai berikut:

DA = Dp x H
Keterangan : DA = Debit limbah cair maksimum dinyatakan dalam m 3/bulan. Dp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m 3/hari. H = jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan. Dengan demikian penilaian debit adalah: DA tidak boleh lebih besar dari DM.

2. Beban Pencemaran. Penerapan baku mutu limbah cair pada pembuangan limbah cair melalui penetapan beban pencemaran maksimum sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 untuk masing - masing jenis industri didasarkan pada jumlah unsur pencemar yang terkandung dalam aliran limbah cair untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut : a. BPM = (CM) x Dm x f Keterangan: BPM = beban pencemaran Maksimum per satuan produk, dinyatakan dalam kg parameter per satuan produk. (CM)j = Kadar maksimum unsur pencemar j, dinyatakan dalam mgil. Dm = Debit limbah cair maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Lampiran 1.1 s/d lampiran 1.36 yang sesuai dengan jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam m3 limbah cair per satuan produk. F = faktor konversi = 1 kg 1.000.000 mg x 1000 I m3 = 1/1.000

Beban pencemaran maksimum sebenarnya dihitung dengan cara sebagai berikut :

BP A =
Keterangan : BPA = (CA)j = DA = Pb = F =

(CA)j x DA/Pb x f

beban pencemaran sebenarnya, dinyatakan dalam kg parameter per satuan produk. kadar sebenarnya unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/l. debit limbah cair sebenarnya, dinyatakan dalam m3/bulan. Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai dengan yang tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 unruk jenis industri yang bersangkutan. faktor konversi = 1/1.000

b. BPMi
Keterangan: BPMi = Pb =

BPM x Pb/H

Beban pencemaran maksimum perhari yang diperbolehkan bagi jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam kg parameter per hari. produksi sebenarnya dalarn sebulan, dinyatakan dalarn satuan produk yang sesuai dengan yang tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 untuk industri yang bersangkutan:

Beban pencemaran maksimum yang sebenarnya dihitung dengan cara sebagai berikut :

BPAi
Keterangan : BPAi = (CA)j = Dp = F =

(CA)j x Dp x f

Beban pencemaran per hari yang sebenarnya, dinyatakan dalarn kg parameter per hari. kadar sebenarnya unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/l. hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m3/hari. faktor konversi = 1/1.000

Dengan demikian penilaian beban pencemaran adalah: BPA tidak boleh lebih besar dari BPM. BPA tidak boleh lebih besar dari BPMi.

Samarinda, 30 Juli 2002 GURBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

H. SUWARNA AF

Anda mungkin juga menyukai